Nurhikmah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, “Kelurahan Aek Kota Batu,Kec Na-Ix-X, Kab.Labuhan Batu Utara”, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Secara garis besar konsumsi rumah tangga dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kebutuhan pokok primer kebutuhan penunjang sekunder. Yang tergolong kebutuhan
primer adalah sandang, pangan dan perumahan. Sedangkan kebutuhan sekunder meliputi kelompok kebutuhan yang tidak selalu menuntut kebutuhan.
Bertolak dari teori ekonomi dimana rata-rata nilai konsumsi primer sub kelompok makanan dan bahan makanan relatif lebih kecil dibanding dengan non makanan, dan
persentasenya cenderung menurun antar tahun. Sebaliknya konsumsi non makanan cenderung meningkat khususnya konsumsi pendidikan dan jasa kesehatan.
Masing-masing rumah tangga mempunyai perilaku konsumsi yang berbeda-beda mencakup apa saja yang dikonsumsi. Berapa banyak yang akan dikonsumsi dan
bagaimana mengkonsumsinya. Hal yang sangat wajar bila rumah tangga yang berpendapatan besar akan melakukan komsumsi lebih banyak dibanding yang
berpendapatan rendah Pracoyo, 2005 : 39 . Tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga dapat dilihat dari besarnya konsumsi atau
pengeluaran yang dikaluarkan oleh rumah tangga, peningkatan konsumsi atau pengeluaran rumah tangga, terutama pengeluaran untuk bukan makanan, menunjukkan
adanya peningkatan kesejahteraan rumah tangga yang bersangkutan. Rumah tangga dengan pendapatan rendah akan mendahulukan pengeluaran untuk kebutuhan makanan
dibanding dengan kebutuhan non makanan. Pada kelompok masyarakat seperti ini terlihat bahwa sebagian besar pendapatannya digunakan untuk konsumsi makanan. Seiring
Nurhikmah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, “Kelurahan Aek Kota Batu,Kec Na-Ix-X, Kab.Labuhan Batu Utara”, 2009.
USU Repository © 2009
dengan meningkatnya pendapatan, maka akan terjadi pergeseran pola konsumsi pengeluaran. Lambat laun akan terjadi penurunan porsi pendapatan yang akan
dibelanjakan untuk makanan dan sebaliknya terjadi peningkatan pada pengeluaran konsumsi bukan makanan, pergeseran komposisi atau pola pengeluaran tersebut terjadi
karena elastisitas permintaan terhadap makanan pada umumnya rendah sementara elastisitas permintaan terhadap barang bukan makanan pada umumnya tinggi. Keadaan
akan semakin jelas pada kelompok penduduk yang tingkat konsumsi makanannya sudah mencapai titik jenuh, sehingga peningkatan pendapatan sebagian besar akan digunakan
untuk barang bukan makanan, ditabungkan atau bahkan diinvestasikan. Rumah tangga dapat memutuskan satu dari dua pilihan atas pendapatnnya :
membelanjakan untuk konsumsi atau menyimpannya. Jika rumah tangga memutuskan seberapa banyak digunakan pada satu penggunaan, secara otomatis ia memutuskan
seberapa banyak pada penggunaan lain. Rumah tangga membeli barang yang tidak tahan lama non durable untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sedangkan untuk barang tahan
lama durable hanya sebagai pelengkap atau pendukung. Sehingga permintaan barang tahan lama lebih volatile dibandingkan barang tidak tahan lama. Misbach, 2003 : 30 .
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kec. NA-IX-X 2007 Penduduk Kelurahan Aek Kota Batu, Kec NA-IX-X Kab. Labuhan Batu Utara yang memiliki wilayah seluas 31,30
km
2
, dengan jumlah penduduk sebesar 5.286 jiwa serta 1085 rumah tangga. Masing- masing rumah tangga memiliki pendapatan dan pengeluaran yang berbeda-beda.
Sebagian besar penduduk bekerja dibidang pertanian yaitu sekitar 2.250 jiwa, bidang industri sekitar 200 jiwa, bekerja pada pegawai pemerintah sekitar 130 jiwa dan lain-lain
sekitar 111 jiwa. Besarnya pendapatan penduduk sesuai dengan pekerjaannya. Banyaknya kebutuhan penduduk dilihat dari besar kecilnya pendapatan yang mereka peroleh.
Nurhikmah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, “Kelurahan Aek Kota Batu,Kec Na-Ix-X, Kab.Labuhan Batu Utara”, 2009.
USU Repository © 2009
Penduduk yang memiliki pendapatan tinggi, lebih banyak menggunakan pendapatannya pada kebutuhan konsumsi non makanan seperti pengeluaran untuk
penerangan, bahan bakar, pendidikan, pakaian, kesehatan, transportasi, perbaikan rumah, kegiatan sosial, pajak serta pembelian barang-barang pribadi dan barang-barang mewah.
Sedangkan untuk kebutuhan konsumsi makanan seperti beras, lauk pauk, susu, teh, gula dan sebagainya, tetap mereka konsumsi. Pada kebutuhan konsumsi makanan ini
masyarakat tidak menguranginya sama sekali, karena menurut masyarakat kelurahan tersebut kebutuhan konsumsi makanan yang paling penting dalam memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari. Jumlah pengeluaran rumah tangga yang memiliki pendapatan tinggi jauh lebih besar
dibandingkan dengan jumlah pengeluaran rumah tangga yang berpendapatan rendah. Baik untuk pengeluaran makanan maupun non makanan. Rumah tangga yang memiliki
pendapatan tinggi dapat menggunakan pendapatannya dengan berbagai macam keperluan yang mereka inginkan.
Walapun demikian rumah tangga yang berpendapatan tinggi tidak lupa menyisihkan uangnya untuk di tabung. Karena menurut penduduk tersebut tabungan sangat penting,
selain untuk kebutuhan dimasa depan, tabungan bisa diambil jika ada kebutuhan yang mendesak. Sedangkan bagi penduduk yang berpendapatan rendah biasanya menggunakan
pendapatannya untuk pengeluaran kebutuhan minimum saperti makanan dan pakaian. Kesulitan-kesulitan kecil biasanya dapat menyebabkan krisis keuangan sehingga
kadangkala rumah tangga tersebut terpaksa mengambil kredit untuk mempertahankan hidup keluarga, seringkali harus mengambil pinjaman. Adakalanya untuk keperluan besar
sering kali harus meminjam. Biasanya rumah tangga yang berpendapatan rendah ini tidak memiliki tabungan.
Nurhikmah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, “Kelurahan Aek Kota Batu,Kec Na-Ix-X, Kab.Labuhan Batu Utara”, 2009.
USU Repository © 2009
Penduduk Kelurahan Aek Kota Batu, Kec NA-IX-X, Kab. Labuhan Batu Utara mamiliki jumlah tanggungan dalam satu keluarga sekitar 2-6 orang anak. Banyaknya
jumlah tanggungan dalam rumah tangga akan mengakibatkan banyaknya pengeluaran. Dengan banyaknya tanggungan dalam rumah tangga pengeluaran konsumsi juga akan
lebih besar. Apalagi dengan kemajuan jaman dan hasil-hasil teknologi modern juga terus manerus
menciptakan kebutuhan baru yang sulit dielakkan. Barang-barang yang ditawarkan sekarang sebagian besar sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Bagi rumah tangga yang
berpenghasilan yang cukup besar dapat membiayai kebutuhan hidupnya. Namun hal tersebut sulit dicapai, karena kebutuhan dan keinginan berkembang sedemikian cepatnya,
sehingga berapapun besarnya penghasilan akan selalu tidak cukup untuk memenuhi segala kebutuhan dan keinginan tersebut.
Tanggungan keluarga merupakan salah satu indikator ekonomi yang menunjukkan kecenderungan semakin tinggi jumlah tangungan keluarga semakin berat ekonomi yang
harus ditanggung. Hal ini disebabkan biaya konsumsi semakin tinggi sehingga sebagian besar pendapatan keluarga digunakan untuk makan dan memenuhi kebutuhan pokok
sehingga sangat kecil kemungkinan dapat menabung. Jumlah tanggungan keluarga menunjukkan banyaknya orang yang ditanggung oleh kepala keluarga. Adapun orang
yang ditanggung adalah istri, anak, orang tua, saudara dan orang lain yang tinggal serumah atau di luar rumah tetapi menjadi tanggungan kepala keluarga.
Tingkat konsumsi yang tinggi memaksa sebagian penduduk Kelurahan Aek Kota Batu, Kec. NA-IX-X, Kab. Labuhan Batu Utara menginvestasikan uangnya dengan
membuka usaha sendiri di sekitar rumah mereka. Besar kecilnya penghasilan itu sangat relatif dan tidak bisa dipakai sebagai ukuran
yang pasti untuk makmur tidaknya suatu keluarga. Keadaan ekonomi rumah tangga yang
Nurhikmah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, “Kelurahan Aek Kota Batu,Kec Na-Ix-X, Kab.Labuhan Batu Utara”, 2009.
USU Repository © 2009
sehat tidak semata-mata ditentukan oleh banyaknya penghasilan melainkan kemampuan keluarga untuk mengelola keuangan dan mengendalikan pengeluarannya.
Pengeluaran masyarakat Kelurahan Aek Kota Batu, Kec. NA-IX-X, Kab. Labuhan Batu Utara sebagian besar dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan yang bersifat
konsumtif. Usaha-usaha kearah pembentukan modal dalam bentuk tabungan, yang diperoleh dari selisih pendapatan setelah pemenuhan kebutuhan tersebut. Oleh karena itu,
Jumlah pengeluran rumah tangga berpendapatan tinggi jauh lebih besar dibanding dengan pengeluaran rumah tangga berpendapatan rendah, baik untuk pengeluaran pengan
maupun non pangan. Aspek yang terkait dengan pendapatan adalah tingkat pengeluaran masyarakat.
Dari uraian diatas, Penulis merasa tertarik untuk membahas masalah tersebut dalam
sebuah karya tulis berbentuk skripsi dengan judul “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Studi kasus : Kelurahan
Aek Kota Batu, Kec. NA-IX-X, Kab. Labuhan Batu Utara”
1.2 Perumusan Masalah