Nurhikmah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, “Kelurahan Aek Kota Batu,Kec Na-Ix-X, Kab.Labuhan Batu Utara”, 2009.
USU Repository © 2009
Kurva Konsumsi Dengan MPC Menurun
Pada saat tingkat pendapatan Y1, Y2 dan Y3, MPC masing-masing digambarkan oleh garis singgung a, b, c. Makin mendatarnya sudut kemiringan garis singgung-garis
singgung tersebut menunjukkan MPC yang makin kecil pada saat pendapatan disposibel meningkat
Gejala diatas mempunyai implikasi bahwa jika negara makin makmur dan adil, porsi pertambahan pendapatan yang digunakan untuk konsumsi makin berkurang.
Sebaliknya kemampuan menabung maningkat. Dengan demikian kemampuan perekonomian dalam negeri untuk menyediakan dana investasi yang dibutuhkan dalam
rangka pembangunan ekonomi jangka panjang juga meningkat.
c. Kecenderungan Mengkonsumsi Rata-rata Average Propensity to Consumption
Kecenderungan mengkonsumsi rata-rata Average Propensity to Consumption = APC adalah rasio antara konsumsi total dengan pendapatan disposabel total.
APC = Yd
C ………………………………………………..2.3
Karena besarnya MPC ≤ 1, maka APC ≤ 1. Selanjutnya jika kita melengkapi tabel 2.1
dengan konsep MPC dan APC seperti tabel 2.2 terlihat bahwa nilai APC mula-mula lebih besar daripada MPC, tetapi semakin lama semakin menurun diagram 2.3
Table 2.2 Hubungan Antara
Pendapatan Disposible dan Konsumsi, MPC dan APC Pendapatan
Disposibel Konsumsi
Pendapatan Disposible
Konsumsi MPC
APC
Nurhikmah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, “Kelurahan Aek Kota Batu,Kec Na-Ix-X, Kab.Labuhan Batu Utara”, 2009.
USU Repository © 2009
1.000 2.000
3.000 4.000
5.000 200
1000 1800
2600 3400
4200 -
1000 1000
1000 1000
1000 -
800 800
800 800
800 -
0,80 0,80
0,80 0,80
0,80 -
1,00 0,90
0,87 0,85
0,84
Catatan : MPC = Konsumsi Pendapatan Disposibel
APC = Konsumsi Pendapatan Disposibel
Diagram 2.3 Kurva MPC dan APC
d. Hubungan Konsumsi dan Tabungan
Pendapatan disposibel yang diterima rumah tangga sebagian besar digunakan untuk konsumsi, sedangkan sisanya ditabung. Dengan demikian kita dapat menyatakan
Yd = C + S..............................................................................2.4 Dimana:
S = Tabungan saving
Nurhikmah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, “Kelurahan Aek Kota Batu,Kec Na-Ix-X, Kab.Labuhan Batu Utara”, 2009.
USU Repository © 2009
Kita juga dapat menyatakan setiap tambahan penghasilan disposibel akan dialokasikan untuk menambah konsumsi dan tabungan. Besarnya tambahan pendapatan
disposabel yang menjadi tambahan tabungan disebut kecenderungan menabung marjinal Marginal Propensity to Save= MPS. Sedangkan rasio antara tingkat tabungan dengan
pendapatan disposibel disebut kecenderungan menabung rata-rata Average Propensity to Save = APS
MPC dan MPS
Jika setiap tambahan pendapatan disposibel dialokasikan sebagai tambahan konsumsi dan tabungan, maka:
S C
Yd ∂
+ ∂
= ∂
………………………………………...2.5 Jika kedua sisi persamaan kita bagi dengan
Yd ∂
, maka
Yd S
Yd C
Yd Yd
∂ ∂
+ ∂
∂ =
∂ ∂
…………………………………….2.6
1 = MPC + MPS……………………………………….2.7 Atau
MPS = 1- MPC Dari presentase metematika sederhana ini dapat disimpulkan bahwa nilai total
MPC ditambah MPS sama dengan satu. Pada saat pendapatan disposibel masih rendah, setiap unit tambahan pendapatan sebagian besar dialokasikan untuk konsumsi. Nilai MPC
mendekati satu. Nilai MPS mendekati nol. Hal ini dapat menjelaskan mengapa di negara- negara miskin kemampuan menabungnya sangat rendah, sehingga bila mereka ingin
melakukan investasi terpaksa meminjam dari luar negeri. Umumnya dana pinjaman
Nurhikmah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, “Kelurahan Aek Kota Batu,Kec Na-Ix-X, Kab.Labuhan Batu Utara”, 2009.
USU Repository © 2009
tersebut berasal dari negara kaya, yang nilai MPC nya sudah makin mengecil sementara MPS nya makin besar.
Nilai total APC ditambah dengan APS juga sama dengan satu. Pernyataan tersebut dengan mudah dibuktikan degnan menggunakan matematik sederhana dibawah
ini:
Yd = C + S
Yd S
Yd C
Yd Yd
+ =
……………………………………………..2.8
1 = APC + APS…………………………………………..2.9
Hubungan antara MPC dengan MPS maupun APC dengan APS secara numeric dapat dilihat jika tabel 2.2 lebih dilengkapi lagi dengan memasukkan konsep MPS dan
APS, seperti tampak dalam tabel 2.3 berikut ini. Perhatikanlah, bila pendapatan disposibel sudah melebihi bats pendapatan minimal dimana konsumsi sama dengan pendapatan,
maka baik MPC + MPS maupun APC + APS sama dengan satu.
Tabel 2.3 Hubungan Antara MPC dan MPS, APC dan APS
Pendapatan Disposibel
Konsumsi Tabungan Pendapatan
Disposibel Konsumsi Tabungan MPC MPS APC APS
1000 200
1000 -200
- 1000
- 800
- -
- 0,8
- -
- 1,00
-
Nurhikmah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, “Kelurahan Aek Kota Batu,Kec Na-Ix-X, Kab.Labuhan Batu Utara”, 2009.
USU Repository © 2009
2000 3000
4000 5000
1800 2600
3400 4200
200 400
600 800
1000 1000
1000 1000
800 800
800 800
200 200
200 200
0,8 0,8
0,8 0,8
0,2 0,2
0,2 0,2
0,90 0,87
0,85 0,84
0,10 0,13
0,15 0,16
Catatan: MPS = Tabungan Pendapatan Disposible APS = Tabungan Pendapatan Disposible
2.4.2. Teori Pendapatan Permanen Permanent Income Hyphothesis
Alternative lain untuk menjelaskan polaperilaku konsumen adalah Teori Pendapatan Permanen Permanent Income Hypyphothesi, disingkat PIH, yang diajukan
oleh Milton Friedman. Sama seperti teori-teori lain, teori pendapatan permanen juga meyakini bahwa pendapatanlah faktor dominan yang mempengaruhi tingkat konsumsi.
Perbedaannya terletak pada pendapatan PIH yang menyatakan bahwa tingkat konsumsi mempunyai hubungan proporsional dengan pendapatan permanen pemanent income
C =
λ
Yp.........................................................................2.10 Dimana :
C = Konsumsi
Yp = Pendapatan Permanen
= Faktor Proporsi, 0
Nurhikmah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, “Kelurahan Aek Kota Batu,Kec Na-Ix-X, Kab.Labuhan Batu Utara”, 2009.
USU Repository © 2009
Yang dimaksud dengan pendapatan permanen adalah tingkat pendapatan rata-rata yang diekspektasidiharapkan dalam jangka panjang. Sumber pendapatan itu berasal dari
pendapatan upahgaji dan nonupahnongaji. Pendapatan permanen akan meningkat bila individu menilai kualitas dirinya makin baik, mampu bersaing dipasar. Dengan keyakinan
tersebut ekspektasinya tentang pendapatan upahgaji makin optimistik. Ekspektasi tentang pendapatan permanen juga akan meningkat jika individu menilai kekayaannya
meningkat. Sebab dengan kondisi seperti itu pendapatan nonupah diperkirakan juga meningkat.
Pendapatan saat ini tidak selalu sama dengan pendapatan permanen. Kadang- kadang pendapatan saat ini lebih besar dari pada pendapatan permanen. Kadang-kadang
sebaliknya. Hal yang menyebabkannya adalah adanya pendapatan tidak permanen, yang besarnya berubah-ubah. Pendapatan ini disebut pendapatan transitori transitory income
Yd = Yp + Yt.............................................................................2.11
Dimana :
Yd = Pendapatan disposible saat ini Yp = Pendapatan permanen
Yt = Pendapatan transitori
Dari persamaan 3.11 terlihat bila Yt bernilai positif, pendapatan disposibel saat ini meningkat. Begitu juga sealiknya. Hanya saja, seperti yang telah dikemukakan diawal
pembahasan tentang teori pendapatan permanen, faktor yang paling berpengaruh terhadap konsumsi bukanlah pendapatan disposibel saat ini, melainkan pendapatan permanen.
Sedangkan pendapatan transitori hanya berpengaruh kecil, sebab rumah tangga
Nurhikmah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, “Kelurahan Aek Kota Batu,Kec Na-Ix-X, Kab.Labuhan Batu Utara”, 2009.
USU Repository © 2009
menggunakan pendapatan permanen sebagai pertimbangan utama dalam mengambil keputusan mengkonsumsi barang dan jasa.
2.4.3. Teori Pendapatan Relatif Relative Income Hypothersis
Teori Konsumsi pendapatan permanen memberikan tekanan tentang pengaruh pendapatan jangka pendek dan jangka panjang. Sebenarnya ada sebuah teori yang lebih
awal dari pada teori pendapatan permanen, dalam memberikan penjelasan tentang pengaruh pendapatan disposibel jangka pendek dan jangka panjang. Teori itu adalah
Teori Pendapatan Relatif Relative Income Hypothesis yang dikembangkan oleh James Duessenberry. Kendatipun mengakui pengaruh dominan pendapatan terhadap konsumsi,
teori ini lebih memeperhatikan aspek psikologis rumah tangga dalam menghadapi perubahan pendapatan. Dampak perubahan pendapatan disposibel dalam jangka pendek
akan berbeda dibanding dalam jangka panjang. Perbedaan ini pun dipengaruhi oleh jenis perubahan pendapatan yang dialami. Karena itu, rumah tangga memiliki dua
preferensifungsi konsumsi, yang disebut fungsi konsumsi jangka pendek dan fungsi konsumsi jangka panjang. Diagram 2.4 berikut ini menunjukkan hal tersebut.
Diagram 2.4
Nurhikmah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, “Kelurahan Aek Kota Batu,Kec Na-Ix-X, Kab.Labuhan Batu Utara”, 2009.
USU Repository © 2009
Model Konsumsi Pendapatan Relatif Relative Income Hypothesis Model
Kurva LC adalah kurva konsumsi jangka panjang, sedangkan Cso dan Cs
1
adalah kurva konsumsi jangka pendek. Sudut kemiringan kurva konsumsi jangka pendek lebih
landai dibandingkan kurva konsumsi jangka panjang. Maknanya adalah dampak perubahan pendapatan disposibel terhadap konsumsi lebih terasaterlihat dalam tenggang
waktu yang lebih panjang. Atau dengan kata lain, dalam jangka pendek pengaruh perubahan pendapatan disposibel terhadap perubahan konsumsi lebih kecil dibanding
dalam jangka panjang Misalnya, Y
adalah tingkat pendapatan disposibel tertinggi yang pernah dicapai oleh rumah tangga. Denga demikian tingkat konsumsi menurut fungsi jangka pendek dan
jangka panjang adalah di titik a. Tiba-tiba karena kelesuan ekonomi, terjadilah penurunan pendapatan disposibel dari Y
dan Y
2
. Menurut teori pendapatan relatif , konsumsi tidak akan menurun ke titik b sesuai dengan jalur C
L
, melainkan ke titik c yang berada dijalur Cso. Sebab, secara psikologis rumah tangga tidak ingin bila konsumsinya menurun
drastis. Untuk memenuhi kebutuhan akan konsumsi sesuai dengan titik c, bila perlu rumah tangga mengorek tabungannya atau menjual aset-aset yang dimilikinya.
Jika kemudian keadaan ekonomi pulih kembali lagi, bahkan mungkin karena begitu baiknya pemulihan, pendapatan disposibel bergerak ke tingkat Y
1
. Apa yang terjadi dengan konsumsi? Ternyata konsumsi tidak bergerak ke titik d yang berada dalam
jalur Cso, melainkan ke titik e jalut C
L
dan C
S1
, dimana pertambahan konsumsi da tabungan adalah proporsional.Seandainya resesi terulang lagi dan pendapatan disposibel
menurun dari T
1
ke Y , maka konsumsi menurun ke titik f jalur Cs
1
dan bukan ke titik a
Nurhikmah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, “Kelurahan Aek Kota Batu,Kec Na-Ix-X, Kab.Labuhan Batu Utara”, 2009.
USU Repository © 2009
jalur C
L
. Penjelasan yang sama seperti pada penjelasan resesi yang pertama, dimana pendapatan disposibel menurun dari Y
ke Y
2
. Jadi, menurut teori pendapatan permanen, tingkat konsumsi masyarakat
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan disposibel dimasa yang lalu, terutama tingkat pendapatan tertinggi yang pernah dicapai, kerena pola konsumsi saat ini masih
dipengaruhi konsumsi yang lalu pada saat pendapatannya tinggi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan Aek Kota Batu, Kec NA-IX-X, Kab. Labuhan Batu Utara.
3.2. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer Data primer dalam penulisan skripsi ini adalah data-data yang diperoleh langsung
dari masyarakat Kelurahan Aek Kota Batu, Kec. NA-IX-X Kab. Labuhan Batu
Nurhikmah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, “Kelurahan Aek Kota Batu,Kec Na-Ix-X, Kab.Labuhan Batu Utara”, 2009.
USU Repository © 2009
Utara melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner yang telah dipersiapkan.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Kantor Camat Kelurahan Aek Kota Batu, Kec NA- IX-X, Kab. Labuhan Batu Utara, studi perpustakaan, internat serta bacaan lain
yang berhubungan dengan penelitian
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi yang dipilih oleh penulis yaitu masyarakat yang bertempat tinggal di Kelurahan Aek Kota Batu, Kec NA-IX-X, Kab. Labuhan Batu Utara yang telah
berkeluarga yang berjumlah 1085 rumah tangga pada tahun 2007. Dalam menetukan sampel, penulis menggunakan metode random sampling dengan menggunakan rumus
Taro Yamane yang dikutip dari Jamaluddin 2002 : 82 yaitu:
n =
1
2
+ Nd
N
Keterangan: n
= Jumlah sample N
= Popilasi d
= Presisi 100 maka:
n =
1 1
, 1085
1085
2
+
n =
85 ,
11 1085
Nurhikmah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, “Kelurahan Aek Kota Batu,Kec Na-Ix-X, Kab.Labuhan Batu Utara”, 2009.
USU Repository © 2009
n = 91,56 dibulatkan menjadi 92
Dalam penelitian ini peneliti mengampil sample sebanyak 92 rumah tangga yang ditetapkan sebagai responden.
3.4. Teknik Pengumpulan Data