Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial Social Disclosure Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
Corporate Sustainability Reporting terbagi menjadi 3 kategori yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial.
.
3. Pengungkapan Sosial Social Disclosure Dalam Laporan Tahunan
Menurut Murtanto 2006 dalam Media Akuntansi, pengungkapan kinerja perusahaan seringkali dilakukan secara sukarela voluntary disclosure oleh
perusahaan. Adapun alasan-alasan perusahaan mengungkapkan kinerja sosial secara sukarela antara lain:
a. Internal Decision Making : Manajemen membutuhkan informasi untuk menentukan efektivitas informasi sosial tertentu dalam mencapai tujuan sosial
perusahaan. Walaupun hal ini sulit diidentifikasi dan diukur, namun analissis secara sederhana lebih baik daripada tidak sama sekali.
b. Product Differentiation : Manajer perusahaan memiliki insentif untuk membedakan diri dari pesaing yang tidak bertanggung jawab secara sosial kepada
masyarakat. Akuntansi kontemporer tidak memisahkan pencatatan biaya dan manfaat aktivitas sosial perusahaan dalam laporan keuangan, sehingga perusahaan
yang tidak peduli sosial akan terlihat lebih sukses daripada perusahaan yang peduli. Hal ini mendorong perusahaan yang peduli sosial untuk mengungkapkan
informasi tersebut sehingga masyarakat dapat membedakan mereka dari perusahaan lain.
c. Enlightened Self Interest : perusahaan melakukan pengungkapan untuk menjaga keselarasan sosialnya dengan para stakeholder karena mereka dapat
mempengaruhi pendapatan penjualan dan harga saham perusahaan.
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial Social Disclosure Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
Pelaporan pengungkapan sosial dalam laporan tahunan merupakan voluntary disclosure, artinya pengungkapan ini bersifat sukarela dan belum diatur
secara tegas dalam PSAK. Namun dengan kondisi saat ini, stakeholder mulai menganggap pengungkapan tanggungjawab sosial itu menjadi salah satu yang
penting. Menurut Belkaoui Karpik 1989 dalam Anggraini 2006, perusahaan melakukan pengungkapan informasi sosial dengan tujuan untuk membangun
image pada perusahaan dan mendapatkan perhatian dari masyarakat. Perusahaan memerlukan biaya dalam rangka untuk memberikan informasi sosial, sehingga
laba yang dilaporkan dalam tahun berjalan menjadi lebih rendah. Ketika perusahaan menghadapi biaya kontrak dan biaya pengawasan yang rendah dan
visibilitas politis yang tinggi akan cenderung untuk mengungkapkan informasi sosial. Jadi pengungkapan informasi sosial berhubungan positif dengan kinerja
sosial, kinerja ekonomi dan visibilitas politis dan berhubungan negatif dengan biaya kontrak dan pengawasan
Stakeholder teori menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beropreasi untuk kepentingannya sendiri, namun juga harus memeberi
manfaat bagi stakeholdernya pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis, dan pihak lain . Para stakeholder mulai melihat
perusahaan, apakah bertanggungjawab atau tidak atas dampak operasi usahanya. Pengungkapan sosial pun mulai menjadi bahan pertimbangan bagi investor untuk
berinvestasi di suatu perusahaan. Investor perlu mengetahui tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan, untuk menghindari dampak yang timbul dikemudian
hari sebagai akibat kurangnya tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial Social Disclosure Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
lingkungan disekitarnya. Gray,Kouhy dan Adams 1994, p.53 dalam Chairiri 2008 menyatakan:
kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada stakeholder, dan dukungan tersebut harus dicari, sehingga aktivitas perusahaan adalah
untukmencari dukungan tersebut. Makin powerfull stakeholder, makin besar usahan perusahaan untuk beradaptasi .Pengungkapan sosial dianggap
sebagai media komunikasi antara perusahaan dengan stakeholdernya. Teori legitimasi menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa
aktivitas dan kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat. Perusahaan menggunakan laporan tahunan mereka untuk menggambarkan kesan tanggung
jawab lingkungan, sehingga mereka diterima oleh masyarakat. Dengan adanya penerimaan dari masyarakat tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai
perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan. Hal tersebut dapat mendorong atau membantu investor dalam melakukan pengambilan keputusan
investasi. Menurut Mathews 1993 dalam Kirana 2009, Teori legitimasi mengandung pengertian bahwa aktivitas berupa tanggung jawab sosial perusahaan
merupakan suatu usaha yang berkenaan dengan tekanan dari lingkungan sekitar, misalnmya tekana politis, social ataupun ekonomi. Pihak manajemen berusaha
untuk mencari kesepahaman diantara sudut pandang orang lain terhadap nilai social yang dimilikinya serta apa yang dianggap oleh masyarakat sebagai
dorongan social yang paling sesuai. Praktik pengungkapan sosial bagi perusahaan di Indonesia yang ingin mengungkapkan laporan pengungkapan sosialnya dapat
berpedoman kepada standar yang telah dikeluarkan dan diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia, dimana secara implisit telah mengakomodasi hal tersebut.
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial Social Disclosure Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.