Statistik Deskriptif Pembahasan Hasil Penelitian

Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada tahun 2007 perusahaan yang mempunyai perputaran persediaan tertinggi adalah PT Hero Supermarket Tbk yaitu sebanyak 8,15 kali dan yang terendah adalah PT Tigaraksa Satria Tbk yaitu sebanyak 0,66 kali. Untuk rentabilitas ekonomis, perusahaan yang mempunyai rasio tertinggi adalah PT Triwira Insan Lestari Tbk yaitu 21,35 dan yang terendah adalah PT Kokoh Inti Arebama Tbk yaitu 3,15. Perusahaan yang mempunyai tingkat perputaran persediaan dan rentabilitas ekonomis tertinggi berbeda dengan tahun 2005 dan 2006. Perusahaan yang mepunyai tingkat perputaran persediaan terendah berbeda dengan tahun 2004 dan 2005, yaitu PT Tigaraksa Satria Tbk untuk tahun 2007 untuk tingkat perputaran persediaan terendah. Perusahaan yang mempunyai tingkat rentabilitas ekonomis terendah sama dengan tahun 2005 dan 2006 yaitu PT Kokoh Inti Arebama Tbk.

B. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, nilai standar deviasi dari variabel- variabel independen dan variabel dependen. Tabel 4.5 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 ITO 39 .32 11.90 5.7908 2.82913 RE 39 .99 24.68 9.5051 5.96995 Valid N listwise 39 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa baik variabel perputaran persediaan dan rentabilitas ekonomis memiliki nilai minimum, nilai maksimum dan nilai rata- rata yang positif karena baik perputaran persediaan dan rentabilitas ekonomis nilainya adalah positif. Berikut ini adalah perincian data deskriptif yang telah diolah: 1. Variabel perputaran persediaan memiliki nilai minimum sebesar 0.32, nilai maksimum sebesar 11.90, nilai rata-rata sebesar 5.7908, dan standar deviasi sebesar 2.82913 dengan jumlah sampel sebanyak 39. 2. Variabel rentabilitas ekonomis memiliki nilai minimum sebesar 0.99, nilai maksimum sebesar 24,68, nilai rata-rata sebesar 9.5051, dan standar deviasi sebesar 5.96995 dengan jumlah sampel sebanyak 39.

C. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dengan membuat hipotesis: H0 : Data residua l berdistribusi normal H1 : Data residual tidak berdistribusi normal Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima dan sebalikny jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak atau H1 diterima. Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 39 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 5.68161272 Most Extreme Differences Absolute .191 Positive .191 Negative -.101 Kolmogorov-Smirnov Z 1.195 Asymp. Sig. 2-tailed .115 Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 Sumber: Data yang diolah penulis,2009 Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal karena data residual lebih besar dari 0.05 yang berarti H0 diterima. Setelah data terdistribusi secara normal, maka dilanjutkanlah uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini dilampirkan grafik hitogram dan grafik plot data yang telah berdistribusi normal: Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 4.1 Histogram Sumber: Data yang diolah penulis, 2009 Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot Sumber: Data yang diolah penulis, 2009 Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009

2. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variable dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Dalam model regresi dinyatakan telah terjadi heterokedastisitas apabila titik-titik yang ada tidak membentuk pola yang teratur. Dalam model regresi tidak terjadi heterokedastisitas apabila titik-titik yang ada tidak membentuk pola yang tertentu dan teratur dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angkanol pada sumbu Y. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heterokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar: Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Sumber: Data yang diolah penulis, 2009 Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga layak dipakai untuk memprediksi rentabilitas ekonomis pada perusahaan dagang dengan variable independen perputaran persediaan.

3. Uji Autokorelasi

Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 Pengujian aotukorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dengan model regresi. Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada data yang tersusun, baik berupa data cross sectional atau time series. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson DW. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Ghozali 2005: 96 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 4.7 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi No decision dl ≤ d ≤ du Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 positif Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 − dl d 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 − du ≤ d ≤ 4 − dl Tidak ada korelasi, positif atau negatif Tidak ditolak du d 4 − du Berikut ini hasil uji Durbin Watson dengan menggunakan program SPSS versi 16: Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .307 a .094 .070 5.75788 2.259 a. Predictors: Constant, ITO b. Dependent Variable: RE Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistic Durbin Watson Dw sebesar 2.259, nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5, jumlah sample n = 39, dan jumlah variable independen k = 1, maka berdasarkan tabel Durbin Watson didapat nilai batas atas du sebesar 1.540 dan nilai batas bawah dl sebesar 1.433. Oleh karena itu, nilai Dw lebih besar dari 1.540 dan lebih kecil dari Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 4-1.540 du d 4 – du. Dengan demikian, dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi baik positf maupun negatif.

D. Analisis Regresi

Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak dilakukan analisis regresi.

1. Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan bebeapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh perputaran persediaanX 1 1 terhadap rentabilitas ekonomis Y. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.9 Analisis Hasil Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 1 Constant 13.257 2.123 6.246 .000 ITO -.648 .330 -.307 -1.962 .057 1.000 1.000 a. Dependent Variable: RE Model regresi berdasarkan hasil analisis di atas adalah sebagai berikut: Y = + 1 X + e Rentabilitas Ekonomis = + 1 ITO + e Dengan : konstanta = 13.257 1 koefisien regresi = - 0.648 Maka diperoleh persamaan: Rentabilitas Ekonomis = 13.257 – 0.648 ITO + e Interpretasi dari persamaan di atas adalah sebagai berikut: a. = 13.257 Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel ITO X=0, maka rentabilitas ekonomis yang terbentuk adalah 13.257 b. 1 = - 0.648 Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 Koefisien regresi 1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel ITO meningkat sebesar satu satuan, maka rentabilitas ekonomi menurun sebesar 0.648 satuan atau 64,8.

2. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tabel 4.10 Hasil Analisis koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .307 a .094 .070 5.75788 a. Predictors: Constant, ITO Sumber: Data yang diolah penulis, 2009 Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar 0.307 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel rentabilitas ekonomis dengan variabel independennya ITO adalah lemah dengan didasarkan pada nilai R yang berada di bawah 0.5. Angka koefisien determinasi Adjusted R square adalah 0.070. Hal ini berarti 7 variasi dari perubahan rentabilitas ekonomis dipengaruhi oleh variasi variabel independen ITO, sedangkan sisanya 93 lagi dijelaskan oleh variasi atau faktor lainnya.

3. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t t test. Adapun hipotesis untuk uji t adalah sebagai berikut: Ha : Perputaran Persediaan ITO mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis. Uji t ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan: Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 − Jika t hitung t tabel pada 0.05, maka Ha ditolak. − Jika t hitung t tabel pada 0.05, maka Ha diterima. Tabel 4.11 Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 13.257 2.123 6.246 .000 ITO -.648 .330 -.307 -1.962 .057 a. Dependent Variable: RE Sumber: Data yang diolah penulis, 2009 Dari uji t yang telah dilakukan, maka diperoleh nilai signifikansi untuk variabel independen yaitu perputaran persediaan ITO adalah 0.057 yang berarti bahwa Ha ditolak. Selain itu, dari uji t di atas, diperoleh nilai t hitung untuk ITO adalah -1.962. Sementara itu, t tabel yang dihitung dengan ketentuan = 5 dan derajat kebebasan n - 2 = 37 menghasilkan t α2 n – 2 = t 0, 025 37 = 2.026192447. Nilai t hitung -1.962 ini lebih kecil daripada t tabel 2.026192447. Dengan demikian dapat disimpulkann bahwa Ha Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 ditolak atau perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomis.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan secara statistik dengan menggunakan program SPSS ver 16.0 maka dapat dilihat bahwa perputaran persediaan Inventory Turn OverITO tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis, hal ini didasarkan pada hasil analisis koefisien korelasi antara perputaran persediaan dan rentabilitas ekonomis dengan Standardized Coefficients sebesar -0.307 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antar variabel rentabilitas ekonomis RE dengan varibel independennya ITO adalah hubungan yang negatif atau berbanding terbalik dengan tingkat hubungan yang lemah, hal tersebut menunjukkan apabila nilai perputaran persediaan mengalami peningkatan maka nilai rentabilitas ekonomis akan mengalami sedikit penurunan. Begitu juga sebaliknya, jika perputaran persediaan mengalami penurunan maka nilai rentabilitas ekonomis akan mengalami sedikit peningkatan. Sementara hasil analisis koefisien determinasi Adjusted R square dengan nilai 0.070 yang berarti 7 variasi dari rentabilitas ekonomis dijelaskan oleh variasi dari variabel independen yaiu perputaran persediaan, sedangkan sisanya 93 dijelaskan oleh variasi atau faktor lainnya. Maka dalam hal ini dapat dikatakan bahwa perputaran persediaan hanya memberi pengaruh yang kecil terhadap rentabilitas ekonomis. Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 Berdasarkan hasil analisis regresi maka diketahui bahwa koefisien regresi 1 sebesar -0,648 dan konstanta sebesar 13.257. Dengan demikian persamaan regresi yang mencerminkan bentuk hubungan kedua variabel tersebut adalah Y = 13.257 – 0.648 X + e. Koefisien Regresi sebesar -0,648 berarti penurunan setiap satu kali pada variabel X perputaran persediaan akan menyebabkan kenaikan pada variabel Y rentabilitas ekonomis sebesar 64,8 begitu juga sebaliknya. Sedangkan nilai sebesar 13.257 mencerminkan konstanta yang berarti jika nilai perputaran persediaan variabel X ada pada nilai nol X=0 maka nilai rentabilitas ekonomis variabel Y adalah sebesar 13,257. Selanjutnya, hasil penelitian ini diperkuat lagi dengan hasil pengujian hipotesis dengan uji t dimana variabel perputaran persediaan ITO mempunyai nilai signifikansi 0.057, nilai ini lebih besar dari nilai probabilitas sebesar 0.05 dan nilai t hitung yang lebih kecil daripada t tabel yang berarti bahwa Ha hipotesis bahwa perputaran persediaan berpengaruh signfikan terhadap rentabilitas ekonomis ditolak. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

18 94 84

Pengaruh perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di bursa efek indonesia (bei)

7 125 98

Pengaruh Perputaran Piutang dan Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Dagang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

15 110 86

Pengaruh Perputaran piutang dan Perputaran persediaan Terhadap Rentabilitas ekonomis Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

20 278 94

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 3 106

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN DAGANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

10 68 112

BAB II - Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 19

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMIS PADA PERUSAHAAN DAGANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 2 11

Pengaruh perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di bursa efek indonesia (bei)

1 5 12

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN DAGANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 22