Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009.
USU Repository © 2009
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
”Apakah perputaran persediaan berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan dagang di Bursa Efek Indonesia?”
C. Batasan Penelitian
Agar tujuan peneitian dapat tercapai maka peneliti membuat batasan penelitian. Adapun yang menjadi batasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: 1.
Objek Penelitian ini adalah industri perdagangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2005-2007 dan melaporkan laporan keuangan
selama periode tersebut. 2.
Periode penelitian yang diamati adalah tahun 2005 sampai dengan tahun 2007.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh perputaran persediaan terhadap rentabilitas
ekonomis pada perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009.
USU Repository © 2009
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:
1. Bagi penulis, untuk menambah dan mengembangkan wawasa
pengetahuan penulis khususnya mengenai pengaruh perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomis.
2. Bagi pihak yang berkepentingan, diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan, khususnya hubungan perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomis.
3. Bagi pihak lain, sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian
selanjutnya, khususnya penelitian yang berhubungan dengan pengaruh perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomis sehingga hasilnya
lebih baik dan dapat diterapkan secara operasional di lapangan.
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009.
USU Repository © 2009
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1.
Perputaran Persediaan
Setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang industri dan perdagangan tentunya memiliki persediaan. Persediaan merupakan
komponen terpenting dalam perusahaan. Sebelum mengetahui definisi perputaran persediaan, maka sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu
segala sesuatu yang berhubungan dengan persediaan. Persediaan mewakili barang yang diproduksi atau ditempatkan untuk
produksi dalam perusahaan manufaktur, sedangkan dalam perusahaan dagang, persediaan mewakili barang-barang yang tersedia untuk dijual. Definisi
barang yang diklasifikasikan sebagai persediaan berbeda sesuai dengan lingkup aktivitas dalam operasi perusahaan yang secara berkesinambungan
dibutuhkan, diganti atau dijual kembali. Persediaan secara umum dapat ditujukan untuk barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan dagang baik
usaha grosir maupun retail. Persediaan didefinisikan secara berbeda oleh beberapa ahli, oleh karena itu, perlu kiranya memperhatikan beberapa
definisi yang dikemukakan oleh para ahli sehingga memberikan definisi yang jelas tentang persediaan. Berikut ini adalah definisi persediaan yang
dikemukakan oleh beberapa ahli :
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2004:14.2 : “ Persediaan adalah aktiva:
a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan supplies untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa .” Skousen dan Stice 2004:654 mengatakan bahwa :
“ Persediaan atau persediaan barang dagangan secara umum ditujukan untuk barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan dagang , baik berupa
usaha grosir maupun retail, ketika barang-barang tersebut telah dibeli dan ada kondisi siap untuk dijual. Kata Bahan Baku raw material, Barang Dalam
Proses Work In Process, dan Barang Jadi Finished Good untuk dijual ditujukan untuk persediaan di perusahaan manufaktur .”
Sedangkan, Mardiasmo 2000:31 dalam bukunya Akuntansi Keuangan Dasar mengemukakan bahwa :
“ Persediaan adalah barang-barang berwujud yang dimiliki oleh perusahaan dengan maksud untuk:
- Dijual Barang dagangan dan barang jadi
- Masih dalam proses pengolahan untuk diselesaikan kemudian dijual
Barang Dalam Proses -
Akan dipakai untuk memproduksi barang jadi yang akan dijual Bahan Baku dan Bahan Pembantu .”
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dinyatakan bahwa persediaan itu meliputi persediaan bahan baku, barang dalam proses, barang jadi maupun
barang dagang. Dalam perusahaan industri persediaan berupa persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi sedangkan dalam
perusahaan dagang persediaan hanya berupa barang dagang.
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Soemarso 2002: 384 bahwa : “ Persediaan barang dagang Merchadise Inventory adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk
dijual kembali .” Persediaan diperlukan untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan
dalam memenuhi permintaan konsumen setiap waktu. Karena persediaan merupakan unsur terbesar dalam aktiva dan berkaitan langsung dengan
kegiatan utama perusahaan, terutama dalam perusahaan industri jika tidak tersedia salah satu jenis persediaan maka proses produksi akan terganggu.
Bagi perusahaan dagang persediaan harus cepat terjual, karena jika tidak cepat terjual akan mengurangi laba baik karena persediaan yang terlalu tinggi juga
ada kemungkinan barang menjadi rusak, oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan perputaran persediaannya untuk mendapatkan laba yang
maksimal. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai perputaran persediaan,
beberapa ahli telah mengemukakan pendapatnya tentang perputaran persediaan, diantaranya : Menurut Munawir 2002: 77 “ Turn over persediaan
adalah merupakan ratio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki perusahaan .”
Menurut Sundjaja 2002:112 “ Perputaran persediaan mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan .”
Menurut Horngren, et. al 2000: 250 “ Perputaran persediaan adalah rasio antara harga pokok penjualan terhadap persediaan rata-rata yang menunjukkan
seberapa cepat persediaan tersebut dapat dijual .”
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009.
USU Repository © 2009
Assauri 2004:203 mendefinisikan bahwa : “Perputaran persediaan inventory turn over merupakan angka yang menunjukkan kecepatan
penggantian persediaan dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun.” Berdasarkan definisi diatas maka rasio perputaran persediaan dapat
digunakan untuk mengukur efisiensi operasional yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen yang mengontrol modal yang ada dalam
persediaan. Pendapat yang berbeda dikemukakan Husnan 2002: 76 bahwa : “Rasio
perputaran persediaan mengukur berapa lama rata-rata barang berada digudang. Pemikirannya adalah bahwa kenaikan persediaan disebabkan oleh
peningkatan aktivitas atau karena perubahan kebijakan persediaan.” Menurut Sugiyarso dan Winarni 2006: 39 : “Rasio perputaran persediaan
mengukur berapa kali persediaan perusahaan telah dijual selama periode tertentu.”
Jika tidak diketahui data harga pokok penjualan maka perputaran persediaan dapat dihitung dari penjualan bersih. Dalam hal ini bila
perhitungan dilakukan dengan harga pokok penjualan maka persediaan rata- rata barang dagang juga dihitung berdasarkan harga pokok. Sedangkan bila
cara yang digunakan dengan harga jual maka rata-rata persediaan barang dagang dihitung berdasarkan harga jual.
Dari beberapa definisi yang telah diuraikan oleh para ahli, maka perputaran persediaan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009.
USU Repository © 2009
Persediaan awal + Persediaan akhir Rata-rata persediaan =
2 Harga pokok penjualan
Perputaran persediaan = Rata-rata persediaan
Munawir 1995 : 79
Berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa tingkat perputaran persediaan mengukur kemampuan perusahaan dalam
memutarkan barang dagangannya dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang atau mengimbangi tingkat penjualan yang
telah ditentukan, serta efisiensi persediaan dapat dilihat dari tingkat perputaran persediaan. Perputaran persediaan merupakan salah satu ukuran efisiensi
perusahaan dalam penggunaan aktiva terutama aktiva lancar. Semakin cepat perputaran persediaan maka akan semakin efisien penggunaan persediaan
dalam suatu persediaan.
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009.
USU Repository © 2009
2. Rentabilitas Ekonomis
Untuk mengetahui kemajuan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan perusahaan tersebut. Adanya perubahan yang
terjadi dalam laporan keuangan tersebut dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan penilaian atau analisa terhadap perusahaan
yang bersangkutan. Dalam menilai dan menganalisa posisi keuangan dan potensi ataupun kemajuan perusahaan, rentabilitas merupakan salah satu
faktor yang dapat diketahui dan perlu untuk dipertimbangkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil suatu keputusan.
Rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba secara teratur. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi modal
dalam suatu perusahaan dengan membandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak
menjamin atau bukan ukuran bahwa perusahaan tersebut rentabel, dengan demikian yang harus diperhatikan oleh manajemen atau pihak-pihak lain, ialah
tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba tetapi yang lebih penting ialah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya
. Untuk mendapatkan laba yang baik maka perusahaan harus meningkatkan
efisiensi atas penggunaan modal yang dimiliki perusahaan, seperti yang dikemukakan oleh Riyanto 2001: 29, yaitu :
“ Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode waktu tertentu dan umumnya dirumuskan dengan L M x
100 , dimana L adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu dan M adalah modal atau aktiva yang dihasilkan untuk menghasilkan laba
tersebut .”
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009.
USU Repository © 2009
Sedangkan Rahardjo 2005: 122 mengatakan bahwa : “Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam didalamnya. Rentabilitas sering dikelompokkan dengan profitabilitas atau kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dari penjualan barang dan jasa yang dihasilkan.”
Rentabilitas suatu perusahaan diukur dari kemajuan perusahaan dan kemampuannya dalam menggunakan aktivanya secara produktif. Dengan
demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan
jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Modal yang dimiliki oleh perusahaan terdiri atas modal sendiri dan modal
asing, sehubungan dengan adanya dua modal tersebut menurut maka
rentabilitas suatu perusahaan dapat dihitung dengan dua cara, yaitu : 1.
Rentabilitas ekonomis menunjukkan persentase perbandingan antara laba operasi dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan.
Yang dirumuskan sebagi berikut :
Laba operasi RE =
x 100 Modal asing + modal sendiri
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009.
USU Repository © 2009
2. Rentabilitas modal sendiri return on equity menunjukkan persentase
perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik laba setelah pajak dengan modal sendiri. Yang dirumuskan sebagi berikut:
Laba bersih RMS = x 100
Modal sendiri
Kedua rentabilitas tersebut mempunyai hubungan yang erat, sehingga dapat dipakai untuk mengambil keputusan yaitu :
1. Apabila rentabilitas ekonomis lebih kecil dari tingkat bunga modal
asing, maka lebih baik menggunakan modal sendiri, sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besar dibandingkan apabila menggunakan
modal asing. 2.
Apabila rentabilitas ekonomis lebih besar dibandingkan dengan tingkat bunga modal asing, maka lebih baik menggunakan modal asing.
Karena rentabilitas modal asing akan lebih besar dibandingkan apabila menggunakan modal sendiri.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel rentabilitas ekonomis, maka perlu diketahui beberapa definisi rentabilitas ekonomis yang
dikemukakan oleh para ahli, diantaranya :
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Sugiyarso dan Winarni 2006:118 : “ Rentabilitas ekonomis menunjukkan persentase perbandingan antara laba operasi =EBIT dengan
modal sendiri dan modal asing yang digunakan =total Aktiva .” Sementara itu, Munawir 2002: 33
mengatakan bahwa :
“Perbandingan antara laba usaha dengan seluruh modal yang digunakan
modal sendiri dan modal asing disebut dengan rentabilitas ekonomis .” Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Harahap 2006:305 mengatakan
bahwa : “ Rasio Basic Earning Power menunjukkan kemampuan perusahaan
memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio semakin baik .”
Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomis hanyalah modal yang bekerja di dalam perusahaan operating capital asset.
Demikian pula dengan laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomis hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan,
yaitu yang disebut laba usaha net operating income. Dengan demikian maka laba yang diperoleh dari usaha di luar perusahaan atau dari efek misalnya
deviden, kupon, dan lain-lain tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Munawir 2000: 87 yang mengatakan bahwa : “ Operating asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka
panjang dan aktiva lain-lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha untuk memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.”
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009.
USU Repository © 2009
Pendapat yang sejalan juga dikemukakan oleh Wild 2001:65, yaitu : “Pengembalian suatu perusahaan dapat dinilai dari perspektif dasar
pendanaan keseluruhan, yaitu kewajiban ditambah ekuitas atau total aktiva. Pengembalian atas total aktiva merupakan ukuran efisiensi yang relevan. Nilai
ini mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh aktiva pendanaan yang diberikan pada perusahaan .”
Rentabilitas ekonomis dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut ini adalah
faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya rentabilitas ekonomis:
1. Profit margin, yaitu perbandingan antara net operating income laba
opearsi dengan net sales penjualan bersihyang dinyatakan dalam persentase. Dimana semakin tinggi profit margin maka semakin tinggi
rentabilitas ekonomis.
2. Turn Over of Operating Asset Tingkat perputaran aktiva usaha, yaitu
kecepatan berputarnya operating asset aktiva usaha dalam suatu periode tertentu, yang diperoleh dengan membandingkan penjualan
dengan total aktiva. Dimana semakin tinggi perputaran aktiva maka semakin tinggi rentabilitas ekonomis. Riyanto, 2001.
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomis, maka dapat diketahui perkalian antara suatu ratio keuangan dengan ratio keuangan lainnya
yang membentuk rasio rentabilitas ekonomis, yaitu:
RE = Profit Margin x Turn Over of Operating asset
Net Operating Income Net sales
= x
Net Sales Operating Asset
Net Operating Income
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009.
USU Repository © 2009
= Operating Asset
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah diuraikan maka rentabilitas ekonomis dapat diformulasikan sebagai berikut :
Laba sebelum bunga dan pajak RE =
x 100 Total Aktiva
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menilai dan menganalisa posisi keuangan dan potensi ataupun kemajuan perusahaan,
rentabilitas merupakan salah satu faktor yang perlu diketahui dan dipertimbangkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil
suatu keputusan. Rentabilitas ekonomis merupakan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba atas seluruh modal modal asing dan modal sendiri yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, sehingga laba yang
digunakan dalam perhitungan adalah laba usaha dan modal yang digunakan adalah modal sendiri dan modal asing atau sama dengan total aktiva.
3. Hubungan antar Variabel
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan, maka dapat diketahui bahwa persediaan itu meliputi persediaan bahan baku, barang dalam proses,
barang jadi maupun barang dagang. Dalam perusahaan industri persediaan berupa persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi. Dalam
perusahaan dagang, persediaan hanya berupa persediaan barang dagang. Kesalahan dalam penetapan persediaan akan berpengaruh langsung
terhadap keuntungan perusahaan. Jika persediaan tidak cukup maka volume penjualan akan turun dibawah tingkat yang seharusnya dapat tercapai dan
juga membuat perusahaan harus membeli persediaan dalam jumlah-jumlah kecil yang tidak efisien.
Di sisi lain, persediaan yang terlalu banyak menghadapkan perusahaan pada biaya penyimpanan, asuransi, pajak, keusangan dan kerusakan fisik.
Persediaan yang terlalu besar juga menggunakan dana yang mungkin dapat digunakan secara lebih menguntungkan ditempat lain, oleh karena itu,
perusahaan perlu mengetahui tingkat perputaran persediaan untuk mengatasi masalah tersebut
Perputaran persediaan menunjukkan kecepatan penggantian persediaan dalam suatu periode tertentu. Perputaran persediaan merupakan salah satu
ukuran efisiensi perusahaan dalam penggunaan aktiva terutama aktiva lancar. Perputaran persediaan diperoleh dengan membagi harga pokok penjualan
dengan rata-rata persediaan. Perputaran persediaan biasanya dihitung untuk satu tahun periode dan nilai
harga pokok yang relevan adalah jumlah pada tahun tersebut. Rata-rata
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009.
USU Repository © 2009
persediaan dihitung dari persediaan awal dan persediaan akhir. Tingkat perputaran persediaan yang tinggi lebih disukai daripada perputaran
persediaan yang rendah. Suatu peningkatan dalam tingkat perputaran biasanya menunjukkan laba yang lebih tinggi.
Pada umumnya tujuan operasional perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang maksimal. Dengan volume penjualan yang baik perusahaan
memperoleh perputaran persediaan yang tinggi dan perusahaan akan memperoleh laba. Namun laba ternyata bukanlah hal yang harus selalu
dipertanyakan bagaimana untuk meningkatkannya tetapi yang lebih penting adalah bagaimana untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan efisiensi dan efektivitas
dalam penggunaan aktiva usaha perusahaan. Oleh karena itu dengan tingkat perputaran persediaan yang tinggi efisien diharapkan dapat menambah
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu disebut dengan rentabilitas.
Rentabilitas terdiri dari dua macam, yakni rentabilitas modal sendiri dan rentabilitas ekonomis. Rentabilitas modal sendiri diperoleh dengan
membandingkan antara laba dengan modal sendiri yang ditanam dalam perusahaan, sedangkan rentabilitas ekonomis diperoleh dengan
membandingkan laba dengan seluruh modal modal sendiri + modal asing yang digunakan dalam memperoleh laba tersebut.
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009.
USU Repository © 2009
Tinggi rendahnya rentabilitas ekonomis dipengaruhi oleh profit margin dan perputaran aktiva usaha. Profit margin merupakan perbandingan antara
laba operasi dengan penjualan yang dinyatakan dalam persentase, sedangkan tingkat perputaran aktiva usaha merupakan perbandingan antara penjualan
dengan total aktiva dalam suatu periode tertentu. Persediaan merupakan bagian dari aktiva yaitu aktiva lancar. Perputaran persediaan diharapkan
memberi kontribusi terhadap rentabilitas ekonomis pada suatu perusahaan. Pengaruh dari perubahan perputaran persediaan terhadap rentabilitas
ekonomis secara teoritis dapat dikatakan bahwa makin tinggi atau cepat tingkat perputaran persediaan maka makin tinggi rentabilitas ekonomis dengan
asumsi adanya peningkatan penjualan dan menghasilkan peningkatan laba yang teratur dan normal.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
1. Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan hubungan perputaran persediaan dengan rentabilitas ekonomis telah dilakukan oleh Dian Hesti
Pratiwi 2007 dengan judul “Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomis pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar
di BEI”, dengan data penelitian berupa data sekunder yang berasal dari laporan keuangan dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2005. Sampel
yang digunakan ada 14 perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009.
USU Repository © 2009
perputaran persediaan tidak mempunyai pengaruh terhadap rentabilitas ekonomis.
2. Penelitian terdahulu juga dilakukan oleh Siti Kania 2006 dengan judul “Pengaruh Tingkat Perputaran Persediaan Barang Jadi terhadap Tingkat
Rentabilitas pada PT Pindad Persero Bandung” , dengan data penelitian yang diambil dari laporan keuangan perusahaan dari tahun 1997 sampai
tahun 2004. hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dari tingkat perputaran persediaan barang jadi terhadap tingkat rentabilitas.
3. Penelitian yang berkaitan dilakukan juga oleh Belu 2007 dengan judul “Pengaruh Perputaran Persediaan Bahan Baku terhadap laba Kotor
Perusahaan Otomotif dan Komponennya Studi Empiris pada Perusahaan yang Go Public di BEI. Peneliti menggunakan 42 sampel. Hasilnya
menunjukkan antara perputaran persediaan bahan baku dan laba kotor memiliki pengaruh yang signifikan.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis