Pendirian Al-diwan Kebijakan-kebijakan Politik Umar Dalam Mewujudkan Kesejahteraan

orang-orang kaya dan diperuntukan bagi orang-orang miskin dan mendirita di dalam masyarakat. 79 Secara umum, harta umat di Baitul mal digunakan untuk penyebaran Islam, gerakan pendidikan dan kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuaan, pembangunan infrastruktur, pembangunan armada perang dan keamanan. Kebijakan politik Khalifah Umar bin Khattab dalam mendistribusikan pendapatan-pendapatan negara, sangat mirip dengan kebijakan-kebijakan pokok yang harus ada dalam sistem negara kesejahteraan modern modern welfare state system. Karena pendapatan negara oleh Khalifah Umar digunakan untuk menciptakan skema-skema yang mengarah pada terwujudnya kesejahteraan sosial. Walaupun masalah- masalah yang dihadapi oleh pemerintahan yang dipimpin Khalifah Umar tidak serumit permasalahan yang dihadapi oleh negara-negara modern saat ini. Akan tetapi secara cita-cita dan nilai-nilai pemerintahan Khalifah Umar telah mengarah pada model negara kesejahteraan.

2. Pendirian Al-diwan

Selain Bitul mal, Khalifah Umar juga membentuk sebuah al-diwan yaitu sebuah lembaga pemerintahan yang memiliki fungsi untuk mengatur tunjangan-tunjangan untuk tentara dan pensiunannya, sekaligus sebagai perealisasian salah satu fungsi negara Islam, yakni fungsi jaminan sosial. 79 Ibid., h. 171-172. Pembentukan al-diwan oleh Khalifah Umar, dilatar belakangi oleh peristiwa ketika Abu Hurairah, yang ketika itu menjabat sebagai gubernur Bahrain, membawa harta hasil pengumpulan pajak kharaj sebesar 500.000 dirham ke Madinah. Peristiwa ini terjadi pada tahun 16 H. Kemudian beberapa sahabat menuntut bagiannya masing-masing. Bahkan mereka mencoba untuk membagi-bagi sendiri. Agar pendapatan negara itu bisa didistribusikan dengan baik, maka Khalifah Umar, berinisiatif untuk mengaturnya, dan atas usulan Khalid bin Walid yang telah melihat konsep diwan di Syam, maka Umar menganggap perlu untuk mengikuti usulan Khalid bin Walid untuk membentuk al-diwan. 80 Agar lembaga al-diwan berfungsi dengan baik, maka Khalifah Umar mengeluarkan kebijakan politik untuk membentuk komite Nassab ahli sejarah dan keturunan, yang terdiri dari Aqil bin Abi Thalib, Mahzam bin Naufal, dan Jabir bin Mut’im untuk membuat laporan sensus penduduk Madinah sesuai dengan tingkat kepentingan dan golongannya. Daftar tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut: 81 a. Orang-orang yang memiliki hubungan kekerabatan dengan Rasulullah Saw. b. Para sahabat yang ikut berperang dalam perang Badar dan Uhud. c. Para imigran ke Abysinia dan Madinah. d. Para pejuang perang Qadisiyyah atau orang-orang yang menghadiri perjanjian Hudaibiyah. 80 PSIK Universitas Paramadina, Negara Kesejahteraan dan Globalisasi, h. 59. 81 Azwar, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, h. 62-63. e. Kaum wanita, anak-anak dan para budak juga mendapat tunjangan sosial. Jumlah tunjangan yang diberikan kepada masing-masing golongan untuk setiap tahunnya berbeda-beda. Secara umum, jumlah tunjangan yang diberikan kepada mereka adalah sebagai berikut: 82 1. Aisyah dan Abbas ibn Abdul Muthalib, mendapatkan tunjangan dari pemerintahan Khalifah Umar, masing-masing sebesar 12.000 dirham. 2. Para istri Rasulullah Saw. selain Aisyah, mendapatkan tunjangan dari pemerintahan Khalifah Umar, masing-masing sebesar 10.000 dirham. 3. Ali, Hasan, Husein, dan para pejuang perang Badar, mendapatkan tunjangan dari pemerintahan Khalifah Umar, masing-masing sebesar 5.000 dirham. 4. Para pejuang perang Uhud dan orang-orang yang migrasi ke Abysinia, mendapatkan tunjangan dari pemerintahan Khalifah Umar, masing-masing sebesar 4.000 dirham. 5. Kaum Muhajirin sebelum peristiwa Fathul Makkah, mendapatkan tunjangan dari pemerintahan Khalifah Umar, masing-masing sebesar 3.000 dirham. 6. Putra-putra para pejuang perang Badar, orang-orang yang memeluk Islam ketika terjadi peristiwa Fathul Makkah, anak- 82 Ibid., h. 63. anak kaum Muhajirin dan Anshar, para pejuang perang Qadisiyyah, Uballa, dan orang-orang yang menghadiri perjanjian Hudaibiyah. Mereka mendapatkan tunjangan dari pemerintahan Khalifah Umar, masing-masing sebesar 2.000 dirham.

B. Model Negara Kesejahteraan Islam Periode Umar