Pendirian Baitul Mal Kebijakan-kebijakan Politik Umar Dalam Mewujudkan Kesejahteraan

hilangnya kesejahteraan rakyat. Fenomena kebijakan-kebijakan politik para penguasa negara saat ini tidak selalu berpihak pada rakyat-rakyat lemah atau miskin, melainkan lebih memihak kepada kelompok-kelompok kepentingan para pemilik modal, elit-elit politik, dan lain sebagainya. Pada sub bab ini penulis, ingin mencoba menjelaskan secara rinci mengenai kebijakan-kebijakan politik Khalifah Umar bin Khattab dalam memimpin negara Madinah. Karena banyak kebijakan-kebijakan politik Khalifah Umar yang pada masa Nabi Muhammad dan Abu Bakar belum pernah diterapkan, dan kebijakan-kebijakan politik ini lebih kepada kebijakan-kebijakan dalam mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat yang berada di bawah pemerintahannya. Kemudian lewat kebijakan-kebijakan politik Khalifah Umar bin Khattab, negara Madinah yang dipimpinnya telah menjadi sebuah model negara kesejahteraan yang sangat penting untuk diaktualisasikan.

1. Pendirian Baitul Mal

Batul mal merupakan lembaga yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan harta kekayaan negara yang diperoleh dari sumber- sumber pendapatan negara, dan digunakan untuk kepentingan kesejahteraan sosial umat. Harta yang di simpan di Baitu mal adalah milik negara bukan milik individu, walaupun demikian, pemimpin negara dan gubernur bisa mengambil bagian dari harta Baitul mal untuk mencukupi kebutuhan pribadinya. Baitul mal dalam konteks ketatanegaraan di abad modern, terutama di Indonesia, bisa kita identikan dengan departemen keuangan, karena lembaga tersebut memiliki tugas untuk mengatur dan menggelola keuangan atau kekayaan negara, dan semua pemasukan dan pengeluaran negara dicatat di lembaga tersebut. Hal ini, bisa dilihat dari tugas dan fungsi departemen keuangan, yaitu: 75 1. Tugas • Membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan di bidang keuangan dan kekayaan negara. 2. Fungsi • Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksana, dan kebijakan teknis di bidang keuangan dan kekayaan negara. • Pelaksana urusan pemerintahan di bidang keuangan dan kekayaan negara. • Pengelolaan barang milik kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya. • Pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidang keuangan dan kekayaan negara. • Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang keuangan dan kekayaan negara kepada Presiden. Nabi adalah “kepala negara” pertama yang memperkenalkan konsep di bidang keuangan negara di abad ke-7, yaitu Baitul mal. Fungsi Baitul mal adalah menjamin kebutuhan hidup dan kesejahteraan sosial 75 Departemen Keuangan Republik Indonesia, Artikel diakses pada tanggal 16 November 2008 dari situs http:www.depkeu.go.idIndOrganizationTugasFungsi.htm minimum bagi setiap orang Muslim dan non-Muslim yang hidup dalam pemerintahan Islam. 76 Pada masa Pemerintahan Khalifah Umar ibn Khattab Baitul mal semakin dikembangkan fungsinya, sehingga menjadi lembaga yang reguler dan permanen. Baitul mal pada masa Umar juga tidah hanya ada di Ibu kota negara Madinah, seiring dengan luasnya wilayah kekuasaan pemerintahan Islam, ia menetapkan kebijakan politik untuk membangun cabang-cabang baitul mal di Ibu kota provinsi. Untuk mengawasi lembaga tersebut agar berjalan dengan baik, Khalifah Umar menunjuk Abdullah ibn Irqam sebagai bendahara negara dengan Abdullah ibn Ubaidah Al-Qari dan Muayqab sebagai wakilnya. Hal itu dilakukan Umar agar kesejahteraan sosial warga negara yang berada di bawah kekuasaan pemerintahan Islam tercipta secara merata. Pembangunan institusi Baitul mal yang dilengkapi dengan sistem administrasi yang tertata baik dan rapih merupakan kontribusi terbesar yang diberikan oleh Khalifah Umar bin Khattab kepada dunia Islam dari segi ketatanegaraan. 77 Dalam pengelolaan Baitul mal, Khalifah Umar dan para amil hanya sebagai pemegang amanah. Sedangkan pengelolaan Biatul mal di tingkatan cabang-cabang atau provinsi dilakukan oleh para pejabat setempat, dan tidak bertanggungjawab pada gubernur. Pejabat-pejabat Baitul mal di tingkatan cabang memiliki otoritas penuh dalam mengelola harta umat serta bertanggung jawab kepada pemerintah pusat. Oleh sebab itu negara 76 Tim Peneliti PSIK Universitas Paramadina, Negara Kesejahteraan dan Globalisasi: Pengembangan Kebijakan Dan Perbandingan Pengalaman Jakarta: PSIK Universitas Paramadina, 2008, h. 51. 77 Azwar, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, h. 59-60. memiliki tangunggjawab untuk menyediakan makanan bagi para janda, anak-anak yatim, serta anak-anak terlantar, membiayai penguburan orang- orang miskin, membayar hutang-hutang orang yang bangkrut, membayar diyat untuk kasus-kasus tertentu, seperti membayar diyat perajurit Shebani yang membunuh orang Kristiani untuk menyelamatkan nyawanya, serta memberikan pinjaman tanpa bunga untuk tujuan komersial. Tanggung jawab negara pada masa Khalifah Umar di atas merupakan salah satu peranan negara dalam menghadirkan jaminan-jaminan sosial bagi orang-orang yang lemah atau miskin. Untuk mendukung distribusi harta umat yang ada di Baitul mal, Khalifah Umar bin Khattab menetapkan kebijakan politik untuk mendirikan beberapa departemen yang dianggap perlu, seperti: a. Departemen Pelayanan Militer. Departemen ini berfungsi untuk mendistribusikan dana bantuan kepada orang-orang yang terlibat dalam peperangan. Besarnya jumlah dana bantuan ditentukan oleh jumlah tanggungan keluarga setiap penerima dana. b. Departemen Kehakiman dan Eksekutif. Departemen ini bertanggung jawab terhadap pembayaran gaji para hakim dan para pejabat eksekutif. Besarnya gaji ini ditentukan oleh dua hal, yaitu jumlah gaji yang diterima harus mencukupi kebutuhan keluarganya agar terhindar dari praktik suap dan jumlah gaji yang diberikan harus sama dan kalaupun terjadi perbedaan, hal itu tetap dalam batas-batas kewajaran. c. Departemen Pendidikan dan Pengembangan Islam. Departemen ini mendistribusikan bantuan dana bagi penyebar dan pengembang ajaran Islam beserta keluarganya, seperti guru dan juru dakwah. Semua orang yang terlibat di dalam penyebaran dan pengembangan ajaran Islam akan diberikan sumbangan uang dari Baitul mal setiap tahunnya. Meskipun pengabdian ini dilandasi karena Allah Swt. dan atas kemauan sendiri, maka hal ini dianggap merupakan tanggung jawab negara untuk memberikan santunan kepada keluargannya sehingga mereka tidak akan terlantar kebutuhan hidupnya. 78 d. Departemen Jaminan Sosial. Departemen ini berfungsi untuk mendistribusikan dana bantuan kepada seluruh fakir miskin dan orang-orang yang menderita. Kemudian departemen ini juga memiliki daftar bantuan untuk mereka fakir yang menderita dan miskin. Tujuan dari departemen ini adalah agar tidak seorang pun di negara yang dipimpin oleh Khalifah Umar itu terabaikan kebutuhan hidupnya. Semua orang yang sakit, lanjut usia, cacat, yatim piatu, janda atau orang-orang yang tidak mampu memperoleh penghidupan sendiri diberi bantuan keuangan secara tahunan dari Baitul mal. Badan ini dibentuk oleh khalfiah Umar bin Khattab, atas dasar ayat-ayat Al- Qur’an mengenai sadaqah dan zakat, serta sabda Rasulullah Saw. secara eksplisit menyatakan bahwa sadaqah harus dikumpulkan dari 78 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, dengan judul asli buku “Economic Doctrines of Islam,” Jilid 1 Yogyakarta: P.T Dana Bhakti Wakaf, 1995, h. 171. orang-orang kaya dan diperuntukan bagi orang-orang miskin dan mendirita di dalam masyarakat. 79 Secara umum, harta umat di Baitul mal digunakan untuk penyebaran Islam, gerakan pendidikan dan kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuaan, pembangunan infrastruktur, pembangunan armada perang dan keamanan. Kebijakan politik Khalifah Umar bin Khattab dalam mendistribusikan pendapatan-pendapatan negara, sangat mirip dengan kebijakan-kebijakan pokok yang harus ada dalam sistem negara kesejahteraan modern modern welfare state system. Karena pendapatan negara oleh Khalifah Umar digunakan untuk menciptakan skema-skema yang mengarah pada terwujudnya kesejahteraan sosial. Walaupun masalah- masalah yang dihadapi oleh pemerintahan yang dipimpin Khalifah Umar tidak serumit permasalahan yang dihadapi oleh negara-negara modern saat ini. Akan tetapi secara cita-cita dan nilai-nilai pemerintahan Khalifah Umar telah mengarah pada model negara kesejahteraan.

2. Pendirian Al-diwan