xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan menyediakan informasi yang handal, relevan, dan tepat waktu kepada para manajer, investor, serta kreditor sehingga sumber
daya dapat dialokasikan ke perusahaan paling efisien. Laporan keuangan yang sering disajikan ialah neraca, laporan rugi laba, laporan arus kas dan laporan
perubahan ekuitas, namun laporan pokok yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan adalah neraca dan rugi laba. Bukan berarti bahwa laporan
yang lain, seperti laporan arus kas dan perubahan ekuitas tidak penting. Kedua laporan tersebut merupakan bagian dari laporan keuangan yang tidak bisa
dipisahkan, namun ada laporan yang lebih bisa menggambarkan kondisi riil perusahaan seperti laporan rugi laba dan neraca.
Walaupun dalam laporan keuangan sendiri memiliki sejumlah keterbatasan, diantaranya laporan keuangan berisi tentang peristiwa dimasa
lalu yang dilaporkan pada periode yang berakhir sekarang. Walaupun tidak cukup menjawab akan pentingnya informasi yang up to date, namun laporan
keuangan menjadi acuan atau gambaran bagaimana keberlangsungan hidup going consept
perusahaan. Apabila selama beberapa periode terdapat pertumbuhan laba yang cukup signifikan, maka dapat diperkirakan prospek
perusahaan ke depan dan akan memiliki siklus hidup lebih panjang walaupun hal tersebut tidak menjanjikan atau pasti. Sebaliknya apabila laba perusahaan
xvii terus mengalami penurunan, maka perusahaan perlu mengambil kebijakan
strategis untuk mengatasi penurunan tersebut dengan cara melakukan peninjauan kembali apakah terjadi penyimpangan dalam alokasi pengeluaran
perusahaan dan perlu memangkas biaya-biaya yang tidak memberikan kontribusi bagi perusahaan.
Di Swiss, Jerman, Korea, Jepang dan negara-negara lain sebagian besar modal disediakan oleh bank-bank besar. Kreditor memiliki ikatan yang sangat
erat dengan perusahaan dan bisa mendapatkan informasi secara langsung dari perusahaan. Hal tersebut dilakukan semata-mata, karena terjadi saling
ketergantungan yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak, bagi perusahaan sendiri dengan adanya pinjaman dari kreditor membantu
perusahaan dalam hal penyediaan dana segar dan sebagai kontraprestasi bagi kreditor diberikan deviden sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati
kedua belah pihak, maka sudah selayaknya kreditor mendapatkan kemudahan dalam perolehan informasi yang up to date dari perusahaan.
Tujuan dari pelaporan keuangan berbeda diantara berbagai negara. Secara tradisional tujuan utama akuntansi dibanyak negara Eropa Daratan dan
Jepang adalah ketaatan terhadap hukum, sebaliknya negara Kanada, Inggris, Belanda dan kebanyakan negara lain mengikuti pandangan Amerika Serikat
bahwa tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi bagi investor. Para investor melakukan penilaian untuk mengurangi kerugian
atau resiko yang tidak diharapkan. Resiko dalam berinvestasi pasti ada, namun
xviii bagaimana caranya agar tetap berinvestasi dengan resiko yang dapat
diminimalkan. Hal itulah yang membuat para investor mencari sumber informasi untuk
membuat suatu penilaian dan keputusan tentang investasi mana yang akan dipilih, karena informasi merupakan unsur penting bagi para pelaku bisnis
dalam menilai suatu investasi. Hal terpenting dari informasi tersebut yang harus diketahui oleh para pelaku bisnis, yaitu bagaimana kinerja suatu
perusahaan yang akan dijadikan pilihan untuk berinvestasi karena salah satu keberhasilan investasi seorang investor ditentukan oleh baik buruknya kinerja
suatu perusahaan. Semakin baik kinerja perusahaan, maka kemungkinan akan semakin baik pula investasi seorang investor.
Pentingnya pelaporan keuangan tidak bisa dianggap remeh. Bagi sebagian besar pengambil keputusan, bagian dari laporan keuangan seringkali
lebih berguna dari laporan keuangan secara keseluruhan. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, investor dan kreditor berkepentingan dalam
meramalkan jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian laba serta arus kas masa depan.
Laporan rugi laba terdiri dari informasi pendapatan, beban, laba dan pajak. Karena unsur-unsur laporan rugi laba ditampilkan dalam rincian yang
memadai dan dapat dibandingkan dengan data tahun-tahun sebelumnya, maka pengambil keputusan akan lebih mampu menilai laba dan arus kas masa
depan.
xix Pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan bukan
hanya pihak perusahaan, investor dan kreditor saja. Dalam hal ini pemerintah juga turut memiliki berkepentingan, karena perusahaan berada berdomisili
sangat berkepentingan dalam hal: a penentuan besarnya pajak yang menjadi tanggungan perusahaan, b pengumpulan data statistik pada Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Biro Pusat Statistik yang selanjutnya akan dijadikan sebagai dasar perencanaan pemerintah.
Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara. Pajak penghasilan PPh merupakan salah satu bentuk pajak yang dipungut di
Indonesia. Pajak penghasilan atas badan tergantung dari besarnya laba kena pajak pada suatu periode fiskal. Di banyak negara pelaporan keuangan dibuat
atas dasar yang sama seperti untuk SPT pajak, sedangkan di Indonesia sendiri laporan rugi laba dan neraca periode yang bersangkutan dilampirkan dalam
pelaporan SPT perusahaan. Hal itu sebagai acuan pemeriksaan apakah sudah sesuai besarnya pajak yang dibayar oleh perusahaan dengan laba kena pajak
yang diperoleh. Pada penelitian ini peneliti ingin menguji pengaruh pendapatan dan
beban terhadap pajak dengan menggunakan laba sebagai variabel intervening dengan sampel perusahaan yang masuk klasifikasi LQ45 di BEI yang
dianggap cukup menarik karena semua orang mengetahui pengertian masing- masing variabel, namun belum ada studi empiris yang membahas tentang tema
tersebut. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pendapatan dan Beban terhadap Pajak melalui Laba sebelum
xx
Pajak sebagai Variabel Intervening” dengan studi empiris pada perusahaan
LQ45.
B. Perumusan Masalah