Sedimentasi Pengendapan Sedimentasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk memisahkan

seperti gas metan CH 4 dan karbon dioksida CO 2 . Kedua gas ini sebenarnya adalah biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Penelitian pemaanfaatan LCPKS untuk menghasilkan biogas saat ini menjadi perhatian banyak pihak. Selain sebagai sumber energi, teknologi biogas ini juga dapat mengurangi dampak emisi gas rumah kaca yang berbahaya bagi lingkungan Litbang Deptan, 2006. Lang dan Ling 2007 dalam penelitiannya menghasilkan metana sebesar 50- 80 dan karbondioksida 20-50. Tetapi secara umum rentang komposisi biogas dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Komposisi Biogas Hermawan dan Beni, 2007 Komponen Metana CH 4 55-75 Karbon dioksida CO 2 25-45 Hidrogen sulfida H 2 S 0-3 Dalam aplikasinya biogas digunakan sebagai gas alternatif untuk menghasilkan energi listrik. Biogas dengan volume 250 liter bertekanan 8 bar di dalam kompresor dapat digunakan untuk menghidupkan mesin sekaligus menggerakkan generator selama 30 menit dan menghasilkan listrik sebesar 500 Ampere. Energi listrik yang dihasilkan telah berhasil dicoba untuk menyalakan lampu Irvan dkk., 2011.

2.3 Sedimentasi Pengendapan Sedimentasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk memisahkan

mengendapkan zat-zat padat atau tersuspensi non koloidal dalam air. Pengendapan 11 Universitas Sumatera Utara dapat dilakukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Cara yang sederhana adalah dengan membiarkan padatan mengendap dengan sendirinya. Setelah partikel - partikel mengendap maka air yang jernih dapat dipisahkan dari padatan yang semula tersuspensi di dalamnya. Cara lain yang lebih cepat dengan melewatkan air pada sebuah bak dengan kecepatan tertentu sehingga padatan terpisah dari aliran air tersebut dan jatuh ke dalam bak pengendap. Kecepatan pengendapan partikel yang terdapat di air tergantung pada berat jenis, bentuk dan ukuran partikel, viskositas air dan kecepatan aliran dalam bak pengendap Garrido dkk, 2000. Klasifikasi sedimentasi didasarkan pada konsentrasi partikel dan kemampuan partikel untuk berinteraksi. Klasifikasi ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: 1. Discrete free settling. Partikel mengendap bebas secara individu dan tidak ada interaksi antar partikel. Sebagai contoh untuk pemisahan lumpur kasar pada bak prasedimentasi pengolahan air permukaan. Pengendapan terjadi karena adanya interaksi gaya-gaya disekitar partikel, yaitu gaya drag dan gaya impelling. 2. Flocculent. Terjadi interaksi antar partikel sehingga ukuran meningkat dan kecepatan pengendapan bertambah. Selama dalam operasi pengendapan, ukuran partikel flokulent bertambah besar sehingga kecepatannya juga meningkat. 3. HinderedZone settling. Pengendapan partikel dengan konsentrasi yang lebih pekat, dimana antar partikel secara bersama-sama saling menahan 12 Universitas Sumatera Utara ........2.1 ........2.2 ........2.3 pengendapan partikel lain disekitarnya. Karena itu pengendapan terjadi secara bersama-sama sebagai sebuah zona dengan kecepatan yang konstan. Pada bagian atas zona terdapat interface yang memisahkan antara massa partikel yang mengendap dengan air jernih. Kompresi pemanpatan massa partikel mengakibatkan konsentrasi lumpur makin tinggi. Sebagai contoh pemisahan lumpur biomassa untuk recycle Stanley M. Walas dkk., 2005. 2.3.1 Jenis-jenis Sedimentasi 2.3.1.1 Sedimentasi Kontinu Pada proses sedimentasi kontinu waktu detensi t adalah sebesar volume basin v dibagi dengan laju alir Q. = Overflow rate Vo menggambarkan besarnya kecepatan pengendapan adalah fungsi dari laju alir Q dibagi dengan luas permukaan basin Ap. = Laju linier V mengambarkan besarnya kecepatan horizontal adalah fungsi dari laju alir Q dibagi dengan luas area tegak lurus aliran. = 2 ℎ Ketinggian tangki sedimentasi H adalah: H = V .t …....2.4 13 Universitas Sumatera Utara ........2.5 2.3.1.2 Sedimentasi Batch Besarnya nilai koefisien Drag CD bergantung pada pola aliran sekitar partikel, apakah laminar atau turbulen. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai CD sebagai fungsi dari nilai bilangan Reynolds Nre. = Aliran laminar Nre 2.100, Aliran Transien 2.100 Nre 4.000 dan Aliran Turbulen Nre 4.000. 2.3.2 Model Pengendapan Salah satu indikator yang berpengaruh dalam menentukan kecepatan pengendapan adalah sludge level. Percobaan untuk pengendapan sederhana secara bacth menunjukkan bahwa sludge level dapat menentukan kecepatan pengendapan. Dalam pengembangannya percobaan juga perlu dilakukan untuk menunjukkan analisa yang lebih detail untuk menunjukkan pengaruh sludge level pada pengendapan tipe hindered dan memperkirakan banyaknya supernatant yang terpisahkan dari padatannya pada sebuah gravity thickener Gladman dkk, 2006.

2.4 Gravity Thickener