Gravity Thickener Lokasi Penelitian Bahan dan Peralatan

........2.5 2.3.1.2 Sedimentasi Batch Besarnya nilai koefisien Drag CD bergantung pada pola aliran sekitar partikel, apakah laminar atau turbulen. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai CD sebagai fungsi dari nilai bilangan Reynolds Nre. = Aliran laminar Nre 2.100, Aliran Transien 2.100 Nre 4.000 dan Aliran Turbulen Nre 4.000. 2.3.2 Model Pengendapan Salah satu indikator yang berpengaruh dalam menentukan kecepatan pengendapan adalah sludge level. Percobaan untuk pengendapan sederhana secara bacth menunjukkan bahwa sludge level dapat menentukan kecepatan pengendapan. Dalam pengembangannya percobaan juga perlu dilakukan untuk menunjukkan analisa yang lebih detail untuk menunjukkan pengaruh sludge level pada pengendapan tipe hindered dan memperkirakan banyaknya supernatant yang terpisahkan dari padatannya pada sebuah gravity thickener Gladman dkk, 2006.

2.4 Gravity Thickener

Gravity thickener adalah scale down dari clarifier. Prosesnya identik tetapi dalam perancangannya gravity thickener didesain untuk sludge yang lebih pekat dan 14 Universitas Sumatera Utara alirannya rendah http:www.ragsdaleandassociates.com, 2011 . Gravity thickener, clarifier dan classifier adalah alat-alat yang digunakan pada proses sedimentasi. Penentuan dalam pemilihan alat-alat sedimentasi ini tidak efektif sebelum dilakukan pengujiaan pada laboratorium dan pilot plant Brian, 2006. Karakteristik performance dari beberapa alat sedimentasi ini disajikan pada Tabel 2.4. Gravity thickener digunakan untuk menangani campuran padatan cairan yang ukuran partikel padatannya sedang, clarifier untuk menangani campuran yang ukuran partikel padatannya halus sedangkan classifier digunakan untuk menangani campuran yang ukuran partikel padatannya kasar. Dalam aplikasinya gravity thickener biasanya digunakan untuk proses penanganan limbah cair, clarifier digunakan untuk proses pemurnian dan pengolahan air sedangkan classifier digunakan umumnya pada industri pertambangan. Seperti yang diperlihatkan pada Tabel 2.4 bahwa dalam operasionalnya gravity thickener tidak begitu banyak membutuhkan biaya dan juga perawatan. Tabel 2.4 Karakteristik Performance Alat-alat Sedimentasi Stanley M. Walas dkk, 2005 Product Parameter Feed conditions favouring use Solid in liquid Liquid in solid Solid consentration Solid dense Partikel size Gravity thickener Good Poor Medium Dense Medium Clarifier Good Poor Low Medium dense Fine Classifier Poor Poor medium dense coars Universitas Sumatera Utara BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Biogas PLTBg LPPM Pusdiklat USU Medan .

3.2. Bahan dan Peralatan

Dalam penelitian ini bahan utama yang digunakan adalah LCPKS yang berasal dari PKS Adolina PTP Nusntara IV. Bahan pendukung adalah Natrium bikarbonat NaHCO 3 , Amonium bikarbonat NH 4 HCO 3 , Larutan logam FeCl 2 , NiCl.6H 2 O dan CoCl 2 .6H 2 O. Peralatan yang digunakan adalah gravity thickener terbuat dari carbon steel seperti disajikan pada Gambar 3.1. Proses analisa menggunakan oven, desikator, cawan penguap, timbangan elektrik, penjepit tabung dan furnace. Prosedur Percobaan dilaksanakan pada suatu rangkaian peralatan yang secara skematik disajikan pada Lampiran D. LCPKS segar dimasukkan ke dalam tangki umpan kemudian ditambahkan NaHCO 3 dan larutan logam FeCl 2 4H 2 O, NiCl 2 6H 2 O, CoCl 2 6H 2 O. Umpan kemudian dipompakan ke mixing tank selanjutnya dipompakan ke dalam fermentor untuk difermentasi, gas yang terbentuk dialirkan ke drain tank 16 Universitas Sumatera Utara untuk pemisahan gas dari uap air. Gas kemudian dialirkan ke tangki desulfurization untuk menghilangkan gas H 2 S selanjutnya disimpan dalam balon gas. Biogas yang dihasilkan dikompresikan menggunakan kompresor kedalam tabung gas. Pada akhirnya gas digunakan untuk menggerakkan generator listrik guna menghasilkan energi listrik. Keluaran fermentor tidak langsung dibuang begitu saja, tetapi di- recycle kembali ke mixing tank setelah terlebih dahulu dilakukan pengendapan pada gravity thickener. Sedangkan overflow dialirkan ke tangki penampungan limbah untuk seterusnya diolah menjadi pupuk cair. Percobaan dilakukan dengan pH pada kisaran 6,5 sampai dengan 7,8 dan M- alkalinity dijaga ≥3.000 mgl serta penambahan NaHCO 3 sebanyak 2,5 gL LCPKS. Penambahan NaHCO 3 adalah untuk mempertahankan pH pada 6,8 sampai dengan 7,2 dan kandungan M-alkalinity ≥3.000 mgl. Gravity thickener yang digunakan terbuat dari carbon steel yang dilengkapi dengan 5 buah keran yang berfungsi sebagai tempat pengambilan sampel percobaan. Jarak antara satu keran dengan keran lainnya adalah 20 cm. Secara skematik tentang gravity thickener tanpa anulus dan dengan anulus seperti pada Gambar 3.2 dan Gambar 3.3 dapat dilihat bahwa gravity thickener yang digunakan berbentuk silinder dengan alas kerucut dan dilengkapi dengan strirer pengaduk dan anulus berdiameter 203 mm. Jarak gravity thickener dari lantai 500 mm, tinggi kerucut 300 mm dan tinggi silinder 1.800 mm dengan tinggi total tangki 2.300 mm. Universitas Sumatera Utara

3.3. Tahapan Penelitian