PENDAHULUAN TEKNIK DALAM SENI PANAHAN JEPANG 28 KESIMPULAN DAN SARAN 40

iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

1 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Batasan Masalah 3 1.3 Metode Penulisan 4 1.4 Landasan Teori 4 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG SENI PANAHAN JEPANG 5 2.1 Sejarah Dan Perkembangan Seni Panahan Jepang 5 2.1.1 Masa Pra Sejarah 5 2.1.2 Masa Kuno 7 2.1.3 Masa Feudal 11 2.1.4 Masa Transisi 14 2.1.5 Zaman Modern 17 2.2 Peralatan Dan Aksesoris Seni Panahan Jepang 18 2.2.1 Busur Jepang Yumi 18 2.2.2 Bowstring Tsuru 19 2.2.3 Mengikat Tsuru 20 2.2.4 Panah Ya 21 2.2.5 Kepala Panah Yajiri Yanone 21 2.2.6 Nock Hazu 22 2.2.7 Bulu Hane 23 2.2.8 Sarung Tangan Yugake 24 2.3 Keseragaman Latihan Keiko-Gi 25 2.3.1 Mengikat Obi 26 2.3.2 Mengikat Hakama 27

BAB III TEKNIK DALAM SENI PANAHAN JEPANG 28

3.1 Ashibumi kaki 28 3.2 Dozukuri Memperbaiki Postur 29 3.3 Yugamae Mempersiapkan Busur 30 2.3.1 Torikake 31 2.3.2 Tenouchi 31 Universitas Sumatera Utara iv 2.3.3 Monomi 32 3.4 Uchiokoshi Mengangkat Busur 33 3.5 Hikiwake Menarik Busur 34 3.6 Kai Menyelesaikan Penarikan 35 3.7 Hanare Melepaskan 36 3.8 Zanshin Kelanjutan 38

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 40

4.1 Kesimpulan 40 4.2 Saran 41 LAMPIRAN 42 DAFTAR PUSTAKA 54 Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Kyudo adalah seni memanah jepang yang merupakan salah suatu olahraga tradisional jepang yang meliputi semangat, kemurnian, dan konsentrasi. Pada zaman Jomon dan Yayoi penduduk Jepang, yang menjalankan budaya berburu dan pengumpul makanan disebut Jomon 7.000 sebelum masehi hingga 250 sebelum masehi, bergantung pada penggunaan busur. Sementara sangat dimungkinkan bahwa mereka menggunakan busur untuk kesejahteraan sukunya, dan kemungkinan juga untuk keperluan ritual yang terutama digunakan untuk berburu. Peralatan dan Aksesoris yang digunakan dalam seni pahanan jepang Kyudo adalah sebagai berikut : 1. Busur 2. Bowstring 3. Panah 4. Nock 5. Bulu 6. Sarung tangan 7. Obi 8. Hakama Ada 8 teknik yang digunakan dalam seni panahan jepang Kyudo yaitu : 1. Ashibumi Kaki Ashibumi adalah dasar dimana tahapan dari hassetsu dimulai. Tanpa itu, kaki yang stabil dengan panahan yang baik akan sangat sulit diperoleh.Sangat imperatif dibandingkan ketika anda mengembangkanya melalui pemahaman ashibumi . Universitas Sumatera Utara 2. Dozukuri Memperbaiki postur Setelah kaki ditempatkan maka anda harus mengalihkan perhatian anda kepada postur bagian atas tubuh anda. Perhatian khusus harus ditujukan dengan apa yang disebut hubungan tiga silang, dimana bahu, pinggul dan kaki adalah sebaris satu dengan yang lain, sejajar dengan lantai. Agar postur ini bekerja dengan benar, maka bahu harus diturunkan kearah punggung dan punggung leher diregangkan. 3. Yugamae Mempersiapkan busur Ada dua gaya yugamae dalam Kyudo modern. Pertama disebut shomen no kamae , busur yang tetapi di depan tubuh. Dalam posisi kedua disebut Shamen no Kamae, busur dipertahankan pada sisi kiri. Kedua cara ini melibatkan gerakan persiapan yang dikenal sebagai Torikake mempersiapkan sarung tangan, Tenouchi memegang busur dan Monomi melihat target. 4. Uchiokoshi Mengangkat Busur Dalam Uchiokoshi anda bersiap memanah dengan membiarkan semangat anda melintasi hingga ke ujung busur dan panah sehingga akan menjadi bagian dari tubuh anda. Anda kemudian mengangkat busur dalam dua cara : Shomen Uchiokoshi , dimana busur diangkat lurus di depan tubuh anda, atau Shamen Uchiokoshi, dimana busur diangkat pada posisi Shamen sebelah kiri. 5. Hikiwake Menarik busur Busur Jepang ini ditarik dalam dua langkah. Pertama disebut Daisan, yaitu gerakan pendahuluan yang membuat tarikan. Daisan ini diikuti oleh penarikan Universitas Sumatera Utara sendiri. Tahapan kedua dari Hikiwake, menarik busur secara aktual, dimulai ketika dan menarik nafas. 6. Kai Menyelesaikan penarikan Kai berarti Pertemuan . Ini berasal dari pengajaran Buddha bahwa setiap pertemuan diikuti oleh perpisahan. Dalam Kyudo ini berarti bahwa setiap tahapan memanah sebelumnya mengarah pada kai , dan bahwa pelepasan adalah hasil alami dari pertemuannya. Sehingga, keberhasilan atau kegagalan dari memanah tidak ditentukan setelah pelepasannya, ini ditentukan dalam Kai. 7. Hanare Melepaskan Bila Kai telah menjadi hal penting dalam Kyudo, maka Hanare itu mengungkapkan misterinya. Hanare adalah sesuatu yang lebih besar, ini terletak pada sisi pemahaman dan akibatnya tidak ada cara yang cukup untuk menjelaskannya kecuali melalui analogi. 8. Zanshin Kelanjutan Di dalam Kyudo , memanah tidak diakhiri dengan pelepasan panah, ini berakhir dengan Zanshin. Zanshin berarti menyisakan tubuh. definisi ini digunakan untuk menjelaskan periode setelah pelepasan ketika anda terus menahan posisi anda dan mengirimkan kekuatan anda ke depan bahkan setelah panah mencapai target. Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN