Masa Pra Sejarah Sejarah Dan Perkembangan Seni Panahan Jepang

5

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG SENI PANAHAN JEPANG

2.1 Sejarah Dan Perkembangan Seni Panahan Jepang

Sejarah seni pahanan Jepang terus menjadi subjek pembahasan para sarjana. Asal usul Kyudo disertai dengan mitos dan legenda, dan catatan ini disimpan oleh berbagai kaum atau suku yang kadangkala bersifat contradiksi, menggambarkan sejumlah bias familial. Semua hal ini menimbulkan kesulitan yang luar biasa untuk merangkai gambar sejarah yang benar. Namun demikian kesamaan yang cukup diperoleh dalam berbagai uraian kuno yang memungkinkan sejarahwan untuk memadukan bersama catatan sejarah tentang Kyudo . Menurut Hideharu Onuma 2013:11 Perkembangan seni panahan Jepang dapat dibagi ke dalam lima tahapan sejarah : periode pra sejarah dari 7.000 sebelum masehi hingga 330 sesudah masehi, masa kuno 330 – 1192, masa feodal 1192 – 1603, masa tradisional 1603-1912 dan masa modern 1912 hingga saat ini.

2.1.1 Masa Pra Sejarah

Bukti arkeologi memperlihatkan bahwa pada awalnya telah diketahui bahwa penduduk Jepang, yang menjalankan budaya berburu dan pengumpul makanan disebut Jomon 7.000 sebelum masehi hingga 250 sebelum masehi,bergantung pada Universitas Sumatera Utara 6 penggunaan busur. Sementara sangat dimungkinkan bahwa mereka menggunakan busur untuk kesejahteraan sukunya,dan kemungkinan juga untuk keperluan ritual yang terutama digunakan untuk berburu. Busur itu dalam kenyataannya adalah alat yang terbaik yang dimiliki oleh orang-orang Jepang pada awalnya. Periode yang mengikutinya,dari 250 sebelum masehi hingga 330 sesudah masehi adalah didominasi oleh budaya Yayoi. Ini merupakan permulaan zaman besi di Jepang dan kehidupan di pedesaan yang berubah secara dramatis. Yayoi menghabiskan banyak waktu untuk bekerja di pedesaan dibandingkan dengan Jomon, dan ini membantu memperkuat pengertian komunitas diantara penduduk kampung. Juga para sejarahwan meyakini bahwa keluarga yang memiliki kemauan akan mulai mendapatkan upeti dari penduduk kampung, sehingga memulai sistem politik dan kontrol ekonomi pada keseluruhan masyarakat. Penduduk kampung sekarang ini dipaksa untuk menghabiskan waktu untuk memancing dan bertani dan memiliki sedikit waktu untuk berburu guna memenuhi permintaan atas mereka. Akibatnya, pertama dari serangkaian transformasi dalam cara pemakaian busur adalah dapat terjadi, kemudian berevolusi dari alat berburu ke dalam simbol dan instrumen dari kekuatan politik. Tanggal yang pasti dari pembentukan sistem pemerintahan yang terusak ini masih belum diketahui. Legenda mengatakan bahwa Kaisar Jimmu naik tahta di tahun 660 sebelum masehi, tetapi lebih banyak sejarahwan yang telah menjadikan tanggal ini sebagai mitos. Mengutip sumber China dan Korea, mereka meyakini bahwa negara pertama Jepang didirikan tidak lebih awal dari abad ketiga atau keempat. Apa Universitas Sumatera Utara 7 yang lebih terbentuk dalam pemikiran terakhir adalah keraguan terhadap keyakinan bahwa Jimmu adalah kaisar Jepang yang pertama. Pertanyaan tentang keberadaan Jimmu ini adalah merupakan subjek di luar ruang lingkup buku ini, tetapi akan sangat menarik untuk dicatat bahwa dalam melukis dan menjelaskan kehidupannya, Jimmu selalu digambarkan dengan busur yang panjang dan panah. Ini jelas mengilustrasikan dalam tahap perkembangan awal dari negara Jepang bahwa busur itu digunakan sebagai simbol otoritas dan kesatuan politik.

2.1.2 Masa Kuno