Sarung Tangan Peralatan Dan Aksesoris Seni Panahan Jepang

24

2.2.8 Sarung Tangan

Yugake Pada awal pertama panahan Jepang, busur itu selalu ditarik dengan ibu jari dan jari tengah yang disebut dalam Gaya Pinch yang diketahui oleh setiap anak yang bermain dengan busur dan panah. Sekitar tujuh abad, Jepang mengadopsi gaya China utara dalam menarik busur dengan ibu jari. China menggunakan ring ibu jari yang terbuat dari tanduk atau batu untuk menarik senar.Masih diragukan bahwa Jepang pernah menggunakan ring, yang lebih suka menggunakan band ulit . Dengan sarung tangan yang dapat digunakan, tetapi mengesampingkannya pada ibu jari dimana tidak lagi membutuhkan sarung tangan khusus karena pemanah dapat menggunakan pedangnya sendiri. Sarung tangan seperti yang digunakan dengan ibu jari dan pergelangan yang dibuat keras terlihat setelah perang Onin 1467 – 1477 yang berakhir pada penekanan ke target panahan. Sarung tangan ini dibuat dari kulit rusa dengan tanduk dan kayu. Disain ini meningkatkan kemampuan pemanah untuk menahan tarikan panjang waktu dan memungkinkannya untuk mempelajari hubungan diantara dirinya dan panahan. Pada dasarnya ada tiga jenis Yugake yang biasa digunakan dewasa ini : Mitsugake sarung tangan tiga jari, Yotsugake sarung tangan empat jari dan Morogake sarung tangan lima jari. Sarung tangan ini adalah bertangan kanan karena pemanah Jepang selalu menghadap Kamiza k etika memanah. Terlepas dari jumlah jari, juga ada perbedaan bagaimana sarung tangan itu dibuat. Ibu jari yotsugake misalnya adalah dibuat dengan sudut yang lebih rendah dari Mitsugake . Universitas Sumatera Utara 25 Akibatnya, sekolah tertentu atau guru akan lebih menyukai satu jenis sarungan ini dibandingkan dengan yang lainnya. Morogake misalnya, digunakan oleh mereka yang berlatih Ogasawara Ryu sementara eksponen Heki Ryu lebih suka menggunakan Mitsugake ketika memanah dari jarak dekat . Yotsugake, pada sisi lain adalah dirancang dan digunakan untuk kompetisi memanah jarak jauh di Sanjusangendo Kyoto . beberapa peserta pelatihan lebih suka menggunakan Yotsugake untuk panahan jarak dekat karena membutuhkan sedikit usaha untuk menarik dan memegang busur dengan Yotsugake . 2.3 Keseragaman Latihan Keiko – Gi Untuk melihat pemanah berpengalaman menembak dalam Kimono Remsi dan Hakama pakaian Jepang klasik adalah melihat Kyudo pada kecantikannya. Namun, Kimono yang baik adalah sangat mahal, seringkali membentuk ratusan dollar atau lebih. Akibatnya, sebagian orang hanya memakai kimono pada kesempatan tertentu. Seragam praktek standar terdiri dari Kimono Kyudo-gi dengan pakaian belahan Hakama , kaos kaki belahan pada jari kaki Tabi , dan juga tali pinggang kain Obi . Wanita memakai pelindung dada dari kulit Muneate . Ada beberapa perbedaan seragam yang digunakan oleh laki-laki dan perempuan. Hakama laki-laki misalnya, memiliki bagian punggung yang kaku sementara pada wanita tidak. Ini Universitas Sumatera Utara 26 terutama karena wanita pada dasarnya memakai Hakama mereka lebih tinggi pada pergelangan tangan dibandingkan dengan laki-laki. Di Jepang, Zen Nihon Kyudo Renmei mempersyaratkan agar semua pemanah menguji hingga kelima dan memakai kyudo-gi putih dan Tabi putih. Laki-laki harus memakai Hakama belakang, sementara perempuan diperkenankan memakai belakang atau Hakama biru. Pemanah menguji dan ke lima yang dibutuhkan untuk memakai anggota yang mengikuti standar yang sama untuk praktek sehari-hari tetapi tentu dengan anggota lawan yang memakai Kyudo-gi putih atau Kimono. Setiap saat seragam Kyudo ini harus tetap bersih dan dipres rapi. Tidak ada noda karena keindahan Kyudo lebih dari sekedar orang yang bersih dari kotoran. Sebagian besar Kyudo-gi adalah terbuat dari katun atau bahan sintesis dan mudah dicuci dan disetrika. Hakama juga harus dilipat rapi setelah digunakan untuk menjaga kerapiannya. Semuanya ini bersifat biasa, tetapi tentu bila seseorang tidak mengabaikannya dan disiplin untuk mempertahankan permintaan yang lebih besar dari praktek Kyudo untuk membuatnya.

2.3.1 Mengikat