Pengertian Asuransi TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI DAN TABUNGAN

Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh Darussalam, 2009. USU Repository © 2009

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI DAN TABUNGAN

ASURANSI PEGAWAI NEGERI SIPIL

A. Pengertian Asuransi

Dalam Hukum Asuransi kita mengenal bermacam-macam istilah. Ada yang mempergunakan istilah hukum pertanggungan atau hukum asuransi. Dalam bahasa Belanda disebut dengan verzekering recht dan dalam istilah bahasa Inggris disebut Insurance Law. Sedangkan dalam praktek, sejak zaman Hindia Belanda sampai sekarang banyak dipakai istilah assuransie assurantie. Sebelum penulis membahas lebih lanjut mengenai asuransi ini, ada baiknya dikemukakan beberapa pengertian umum mengenai asuransi. 1. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Berdasarkan ketentuan pasal 1774 ayat 2 KUHPerdata, perjanjian asuransi dimasukkan menjadi salah satu jenis dari perjanjian untung-untungan kans overeenskomst, disamping lijfrente bunga cagak hidup dan pertaruhan atau perjudian. Penggolongan perjanjian asuransi ke dalam kans overeenskomst adalah kurang tepat 12 12 Djoko Prakoso, SH, 1997, op. cit. hal. 22. , sebab didalam kans overeenskomst itu secara sengaja atau sadar para pihak didalam perjanjian menjalani suatu kesempatan atau kemungkinan untung-untungan dimana prestasi secara timbal balik tidak seimbang. Kiranya hanyalah tepat apabila penggolongan perjanjian asuransi dalam jenis kans overeenskomst itu menurut pasal 1774 KUHPerdata tersebut ditafsirkan di dalam pengertian bahwa pelaksanaan kewajiban penanggung di dalam perjanjian asuransi itu adalah bergantung pada suatu peristiwa yang masih Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh Darussalam, 2009. USU Repository © 2009 akan terjadi dan terjadinya itu juga belum tentu terjadi. Diantara keduanya terdapat perbedaan yang sangat penting, terutama mengenai akibat hukum, karena terhadap pertaruhan dan perjudian undang-undang tidak memberikan suatu akibat hukum, namun hanya timbul suatu naturlijke verbintenis dari pertanggungan timbul suatu perikatan sempurna volledige cicele verbintenis. 2. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang Menurut ketentuan Pasal 246 KUHD : “Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin diderita akibat peristiwa tak tertentu.” Berdasarkan pengertian asuransi atau pertanggungan diatas, dapat diuraikan unsur-unsur yuridis dari suatu asuransi atau pertanggungan adalah sebagai berikut : 1. Adanya pihak tertanggung pihak yang kepentingannya diasuransikan 2. Adanya pihak penanggung pihak perusahaan asuransi yang menjamin akan membayar ganti rugi 3. Adanya perjanjian asuransi antara penanggung dengan tertanggung 4. Adanya pembayaran premi oleh tertanggung kepada penanggung 5. Adanya kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang diderita oleh tertanggung 6. Adanya suatu peristiwa yang tidak pasti terjadinya. Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh Darussalam, 2009. USU Repository © 2009 Salah satu unsur penting dalam peristiwa asuransi yang terdapat dalam rumusan pasal 246 KUHD adalah ganti kerugian 13 Pasal 41 New York Insurance Law menyebutkan . Unsur tersebut hanya menunjuk kepada asuransi kerugian loss insurance yang objeknya adalah harta kekayaan. Asuransi jiwa life insurance tidak termasuk ke dalam rumusan pasal 246 KUHD, karena jiwa manusia bukanlah harta kekayaan. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa ketentuan pasal 246 KUHD hanya mencakup bidang asuransi kerugian, tidak termasuk asuransi jiwa. 3. Menurut New York Insurance Law 14 Terjemahan bebasnya adalah : perjanjian asuransi merupakan suatu kesepakatan atau transaksi lainnya dimana satu pihak yang biasa disebut dengan penanggung, berkewajiban untuk membayar atas kepentingan bermanfaat yang dinilai dengan uang kepada pihak lain yang biasa disebut dengan tertanggung atau ahli warisnya, tanggungan atas kejadian yang tidak dapat dipastikan terjadinya : “The insurance contract is any agreement or other transaction where by one party herein called the insurer, is obligated to confer benefit of pecuniary value upon another party herein called the insured or beneficiary, dependent up on the happening of a fortuitous event in which the insured or beneficiary has, or expected to have at the time of such happening a material interest which will be adversely affected by the happening of such event. A fortuitous event is any occurrence or failure to occur which is, or is assumed by the parties to be, to a substantial extend beyond the control of either party.” 13 Abdulkadir Muhammad, SH, 2006, op. cit. hal. 8. 14 Ibid, hal 10 . Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh Darussalam, 2009. USU Repository © 2009 yang dialami oleh tertanggung atau ahli warisnya, atau sesuatu yang disangka pada waktu tertentu dapat terjadi atas kepentingan benda yang akan mengalami kerugian yang tidak dapat dipastikan terjadinya. Suatu peristiwa yang tidak dapat dipastikan terjadinya merupakan suatu peristiwa atau kelalaian yang terjadi, atau diperkirakan oleh satu pihak akan terjadi, penting untuk disampaikan diluar pengawasan pihak lain. Definisi dalam pasal 41 New York Insurance Law meliputi asuransi kerugian dan asuransi jumlah yang lebih luas daripada rumusan Pasal 246 KUHD. Dalam definisi tersebut digunakan kata-kata “to confer benefit of pecuniary value,” tidak digunakan kata-kata “to confer indemnity of pecuniary”, sebab pengertian “benefit” tidak hanya meliputi ganti kerugian terhadap harta kekayaan, tetapi juga meliputi pengertian “yang ada manfaatnya” bagi tertanggung. Jadi, termasuk juga pembayaran sejumlah uang pada asuransi jiwa. 4. Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian Dalam ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, dikatakan bahwa : “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh Darussalam, 2009. USU Repository © 2009 suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.” Rumusan tersebut lebih luas dibandingkan dengan rumusan didalam KUHD karena tidak hanya meliputi asuransi kerugian, tetapi juga asuransi jiwa 15 Menurut Abdul Muis, SH, MS, bahwa dalam garis besarnya menurut pembahagian klasik ada dua jenis asuransi yaitu asuransi sejumlah uang sommen verzekering dan asuransi ganti kerugian schade verzekering. Tetapi dengan perkembangan usaha perasuransian muncul satu jenis asuransi lagi yaitu asuransi varia varia verzekering . Hal ini dapat diketahui dari kata-kata bagian akhir rumusan yaitu :”untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.” Dengan demikian, objek asuransi tidak hanya meliputi harta kekayaan, tetapi juga jiwa dan raga manusia. Rumusan pasal ini juga memiliki kesesuaian dengan rumusan pasal 41 New York Insurance Law.

B. Jenis-jenis Asuransi Terdapat bermacam-macam jenis-jenis asuransi yang kita kenal saat ini,