Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh
Darussalam, 2009. USU Repository © 2009
D. Program-program Tabungan Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil
Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1963 tentang Pembelanjaan Kesejahteraan Pegawai Negeri menetapkan adanya 2 dua jenis program yang
diperuntukkan bagi Pegawai Negeri. Pelaksanaan kedua program tersebut yang mengatur hak dan kewajiban peserta ditentukan dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 10 tahun 1963 tentang Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Taspen dan Peraturan No. 11 tahun 1963 tentang Dana Kesejahteraan Pegawai Negeri
Dasperi. Namun, pada tahun 1975 Dasperi dibubarkan. Tabungan Asuransi Sosial Pegawai Negeri Taspen dibentuk untuk memberikan jaminan ada masa
pensiun, asuransi kematian, dan nilai tunai asuransi sebelum pensiun dengan memberikan suatu jumlah sekaligus lump sum kepada peserta atau ahli warisnya,
disamping pembayaran bulanan dari pensiunnya. Program ini diperluas dengan pensiun hari tua, ahli waris, dan cacat untuk Pegawai Negeri Sipil berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1981. meskipun baru ditetapkan pada tahun 1963, tetapi iuran wajib telah berlaku sejak tanggal 1 Juli 1961. program
Kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil yang dikelola PT Taspen Persero terdiri dari Program Tabungan Hari Tua dan Program Pensiun.
1. Program Tabungan Hari Tua
Program Tabungan Hari Tua yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1981, merupakan program asuransi yang sepenuhnya didanai dari
Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh
Darussalam, 2009. USU Repository © 2009
iuran Pegawai Negeri Sipil, tanpa adanya iuran dari negara atau pemerintah sebagai pemberi kerja.
Dalam penjelasan resmi Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1981 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Tabungan Hari Tua adalah
Asuransi Hari Tua. Asuransi Hari Tua ini diterima pada saat yang bersangkutan berhenti karena pensiun, meninggal dunia atau berhenti tanpa hak pensiun selain
dari itu sebagai tambahan diberikanpula Jaminan Asuransi Kematian bagi peserta dan keluarganya.
Program Tabungan Hari Tua diselenggarakan PT Taspen Persero sejak tahun 1963. Program Tabungan Hari Tua itu merupaan Program Asuransi terdiri
dari Asuransi Dwiguna yang dikaitkan dengan usia pensiun, ditambah dengan Asuransi Kematian. Dalam penjelasan pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 5
tahun 1981 disebutkan tentang Pengertian Asuransi Dwiguna adalah suatu jenis asuransi yang memberikan jaminan keuangan bagi peserta pada saat mencapai
usia pensiun bagi ahli warisnya pada waktu peserta meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun.
Dengan demikian yang dimaksud dengan Dwiguna adalah guna kegunaan, yaitu di satu pihak apabila peserta meninggal dunia pada masa aktif, maka ahli
warisnya menerima sejumlah uang atas usang asuransi. Di pihak lain, bila peserta tersebut mencapai usia pensiun maka berhak untuk mendapat sejumlah uang
asuransi. Mulai tahun 1975 Program Tabungan Hari Tua ditambah dengan Asuransi
Kematian yang merupakan suatu jenis asuransi yang memberikan jaminan keuangan kepada peserta apabila isterisuamianak meninggal dunia atau kepada
Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh
Darussalam, 2009. USU Repository © 2009
ahli waris peserta yang meninggal dunia, kecuali bagi jandaduda Pegawai Negeri Sipil itu yang sudah menikah lagi. Bagi anak Pegawai Negeri Sipil, program ini
merupakan program asuransi berjangka yang dibatas dengan usia anak, yaitu elum mencapai usia 21 tahun, atau belum mencapai usia 25 tahun jika masih sekolah,
dan belum berpenghasilan
45
a. Meninggal dunia sebelum pensiun dan memiliki masa iuran
minimal 6 enam bulan berturut-turut; .
Program Tabungan Hari Tua merupakan tabungan dengan jaminan keuangan di masa pensiun dengan nyaman, sejahtera, bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil dan keluarganya dengan memberikan jaminan keuangan pada waktu mencapai usia pensiun atau bagi ahli
warisnya suamiisterianakorangtua pada waktu peserta meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun.
Program Tabungan Hari Tua Tabungan Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil dapat berupa Tabungan Hari Tua dan Asuransi Kematian, sehingga hak
Pegawai Negeri Sipil adalah : 1. Hak atas Tabungan Hari Tua THT.
Hak Tabungan Hari Tua diberikan dalam hal peserta :
b. Pensiun dan memiliki masa iuran minimum 6 enam bulan
berturut-turut; c.
Berhenti bukan karena meninggal dunia atau bukan karena pensiun dan memiliki masa iuran 6 enam bulan berturut-turut dan usia
45
Drs. Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta, 2000, hal. 181.
Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh
Darussalam, 2009. USU Repository © 2009
minimum 50 tahun, jumlah masa iuran berturut-turut ditambah dengan usia minimum 65 tahun
46
Diluar dari ketentuan tersebut, maka peserta hanya mempunyai Hak Nilai Tunai dari Tabungan Hari Tua. Hak atas Nilai Tunai dari Tabungan Hari Tua
diberikan dalam hal : .
a. Peserta meninggal dunia sebelum pensiun dan memiliki masa
iuran kurang dari 6 enam bulan berturut-turut; b.
Peserta pensiun dan memiliki masa iuran kurang dari 6 enam bulan berturut-turut;
c. Peserta berhenti bukan karena meninggal dunia dan bukan karena
pensiun dan tidak memenuhi ketentuan usia minimum 50 tahun dan masa iuran 6 enam bulan berturut-turut serta jumlah masa
iuran berturut-turut ditambah dengan usia minimum 65 tahun; d.
Tenaga bulanan yang berasal dari pensiunan peserta yang diberhentikan sebagai tenaga bulanan, baik karena meningga l
dunia maupun karena sebab-sebab lain
47
2. Hak atas Asuransi Kematian Hak atas Asuransi Kematian hanya akan diberikan dalam hal :
.
a. Peserta meninggal dunia dengan ketentuan :
1. Peserta berhenti karena pensiun dan memiliki masa iuran
minimum 6 enam bulan berturut-turut; 2.
Peserta berhenti karena meninggal dunia pada masa aktif dan memiliki masa iuran minimum 6 enam bulan berturut-turut;
46
Pedoman Kerja Pelaksanaan Pembayaran Tabungan Hari Tua THT PT Taspen Persero
47
Ibid, hal. 13.
Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh
Darussalam, 2009. USU Repository © 2009
3. Peserta berhenti bukan karena pensiun atau bukan karena
meninggal dunia dengan usia minimum 50 tahun dan memiliki masa iuran 6 enam bulan berturut-turut, serta jumlah masa
iuran berturut-turut ditambah dengan usai minimum 65 tahun; 4.
Peserta yang telah pensiun sejak akhir Januari 1975 dan kemudian diangkat menjadi tenaga bulanan.
b. Suami isteri Peserta meninggal dunia dengan ketentuan :
1. Suamiisteri yang terdaftar dan mendapat tunjangan dalam
daftar kepegawaian instansi peserta yang pernikahannya dilakukan sebelum peserta berhenti menjadi pegawai;
2. Bagi suami yang memiliki isteri lebih dari satu dan terdaftar
dalam daftar kepegawaian instansi peserta; 3.
Untuk satu bulan penghasilan, hanya berhak untuk satu Hak Asuransi Kematian suamiisteri peserta;
4. Dalam hal suamiisteri kedua-duanya menjadi peserta maka hak
Asuransi Kematiannya dihitung atas dasar penghasilan dalam kedudukannya sebagai peserta.
c. Anak Peserta meninggal dunia dengan ketentuan :
1. Anak-anak peserta yang terdaftar dan atau tertunjang dalam
daftar kepegawaian instansi peserta dan belum mencapai usia 21 tahun atau ke-25 tahun apabila masih sekolah, belum pernah
menikah dan belum mempunyai penghasilan sendiri;
Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh
Darussalam, 2009. USU Repository © 2009
2. Anak peserta aktif yang dilahirkan dalam keadaan hidup;
3. Asuransi Kematian anak peserta diberikan maksimum untuk 3
tiga orang anak. Hak atas Asuransi Kematian ini dapat hilang dikarenakan hal-hal sebagai
berikut : a.
Peserta berhenti bukan karena pensiun atau meninggal dunia dan memiliki masa iuran kurang dari 6 enam bulan berturut-turut;
b. Jandaduda peserta menikah lagi;
c. Status anak :
- Tidak terdaftar dalam administrasi kepegawaian dan instansi peserta;
- Telah berusia 25 tahun, tidak sekolahkuliah aau telah menikah dan
berpenghasilan sendiri; -
Anak yang dilahirkan dalam keadaan meninggal dunia; -
Isterisuamianak dari pensiunan pejabat negara; -
Anak yang lahir dari pernikahan antara pensiunan dengan peserta aktif dan tidak terdaftar di instansi peserta.
2. Program Pensiun
Pada hakikatnya program pensiun merupakan program pembayaran tunai berkala anuitas berjangka panjang bahkan bisa sampai seumur hidup. Menurut
ketentuan Pasal 10 Undang-undang No. 8 Tahun 1974, bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan berhak atas
pensiun.
Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh
Darussalam, 2009. USU Repository © 2009
Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 11 Tahun 1969 pensiun adalah penghasilan yang diterima sebagai jaminan hari tua dan penghargaan atas jasa-
jasa Pegawai Negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas Pemerintah. Pengertian pensiun ini lebih diperjelas lagi pada Pasal 1 Butir 4 Peraturan
Pemerintah No. 25 Tahun 1981 yang menentukan bahwa pensiun adalah penghasilan yang diterima oleh penerima pensiun setiap bulannya berdasarkan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan Undang-undang Nomor 11 tahun 1969 disebutkan bahwa
sifat pensiun adalah sebagai jaminan hari tua dan penghargaan atas jasa-jasa Pegawai Negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam Dinas Pemerintah.
Selanjutnya dalam penjelasan disebutkan bahwa pemberhentian dengan hormat merupakan syarat yang mutlak untuk mendapatkan hak pensiun. Hal ini sesuai
dengan sifatnya bahwa pensiun sebagai penghargaan atas jasa-jasa Pegawai Negeri Sipil selama bekerja dalam Dinas Pemerintah dan penting untuk membina
dan memelihara kesetiaan pegawai terhadap negara. Maka tidaklah pada tempatnya untuk memberikan pensiun kepada pegawai yang diberhentikan dengan
tidak hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Dengan kata lain, walaupun persyaratan lainnya yaitu masa kerja dan usia telah memenuhi syarat dan
kewajibannya sebagai peserta yaitu telah membayar iuran, maka persyaratan diberhentikan dengan hormat adalah mutlak.
Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri berhak menerima pensiun jikalau ia pada saat pemberhentiannya sebagai
Pegawai Negeri Sipil :
Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh
Darussalam, 2009. USU Repository © 2009
a. Telah mempunyai usia sekurang-kurangnya 50 tahun dan mempunyai
masa kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 20 tahun; b.
Oleh badan atau pejabat yang ditunjuk oleh Departemen Kesehatan berdasarkan peraturan tentang pengujian kesehatan Pegawai Negeri Sipil,
dinyatakan tidak dapat bekerja dalam jabatan apapun juga karena keadaan jasmani atau rohani yang disebabkan oleh dan karena ia menjalankan
kewajiban jabatannya; c.
Mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 4 tahun dan oleh Badan atau Pejabat yang ditunjuk oleh Departemen Kesehatan berdasarkan peraturan
tentang pengujian kesehatan Pegawai Negeri Sipil dinyatakan tidak dapat lagi bekerja dalam jabatan apapun juga karena keadaan jasmani atau
rohani yang tidak disebabkan oleh dan karena ia menjalankan kewajiban jabatannya.
Salah satu kewajiban peserta program pensiun Pegawai Negeri Sipil sebagaimana yang diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 8 tahun 1977 jo.
Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1981 adalah membayar iuran yang dipotong setiap bulan sebesar 4,75 persen dari penghasilan dan ini merupakan
salah satu sumber pendanaan program pensiun Pegawai Negeri Sipil. Adapun yang berhak mendapatkan pensiun menurut pasal 10 Peraturan
Pemerintah Nomor 25 tahun 1981 ialah : a.
Peserta; atau b.
Jandaduda dari peserta, dan jandaduda dari penerima pensiun; atau c.
Yatim piatu dari peserta, dan yatim piatu dari penerima pensiun; atau
Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh
Darussalam, 2009. USU Repository © 2009
d. Orangtua dari peserta yang tewas yang tidak meninggalkan
jandadudaanak yati piatu yang berhak menerima pensiun.
Berdasarkan ketentuan pasal 11 Undang-undang Nomor 11 tahun 1969 dinyatakan bahwa besarnya pensiun pegawai sebulan adalah 2,5 persen dari dasar
pensiun untuk tiap-tiap tahun masa kerja dengan ketentuan bahwa pensiun pegawai sebulan adalah sebanyak-banyaknya 75 dan sekurang-kurangnya 40
dari dasar pensiun serta tidak boleh kurang dari gaji pokok terendah menurut Peraturan Pemerintah tentang gaji dan pangkat yang berlaku bagi Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan. Sedangkan besarnya pensiun jandaduda sesuai dengan ketentuan Pasal 17 Undang-undang Nomor 11 tahun 1969 adalah 36 dari dasar
pensiun dan tidak boleh kurang dari 75 dari gaji pokok terendah. Apabila Pegawai Negeri Sipil tewas, maka besarnya pensiun jandaduda adalah 72 dari
dasar pensiun dan tidak boleh kurang dari gaji pokok terendah dengan ketentuan apabila terdapat lebih dari seorang isteri yang berhak menerima pensiun janda
maka besarnya bagian janda untuk masing-masing isteri dibagi rata antara isteri- isteri itu. Khusus bagi pegawai negeri sipil yang tewas tetapi belum memiliki
keluarga, maka bagian pensiunnya diberikan kepada orangtuanya sebesar 20 dari pensiun pokok tewas.
Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh
Darussalam, 2009. USU Repository © 2009
BAB IV PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI