Jenis-jenis Asuransi Terdapat bermacam-macam jenis-jenis asuransi yang kita kenal saat ini,

Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh Darussalam, 2009. USU Repository © 2009 suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.” Rumusan tersebut lebih luas dibandingkan dengan rumusan didalam KUHD karena tidak hanya meliputi asuransi kerugian, tetapi juga asuransi jiwa 15 Menurut Abdul Muis, SH, MS, bahwa dalam garis besarnya menurut pembahagian klasik ada dua jenis asuransi yaitu asuransi sejumlah uang sommen verzekering dan asuransi ganti kerugian schade verzekering. Tetapi dengan perkembangan usaha perasuransian muncul satu jenis asuransi lagi yaitu asuransi varia varia verzekering . Hal ini dapat diketahui dari kata-kata bagian akhir rumusan yaitu :”untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.” Dengan demikian, objek asuransi tidak hanya meliputi harta kekayaan, tetapi juga jiwa dan raga manusia. Rumusan pasal ini juga memiliki kesesuaian dengan rumusan pasal 41 New York Insurance Law.

B. Jenis-jenis Asuransi Terdapat bermacam-macam jenis-jenis asuransi yang kita kenal saat ini,

maka untuk kepentingan tulisan ini penulis perlu meninjau tentang penjenisan asuransi yang didapat dari berbagai sumber. 16 15 Ibid, hal. 11. 16 H. Abdul Muis, SH,MS., Op. cit. hal 11. . Menurut beliau bahwa dalam asuransi sejumlah uang sommen verzekering, besarnya uang asuransi sudah ditentukan sebelumnya tanpa perlu ada suatu hubungan antara kerugian yang diderita dengan besarnya jumlah uang yang diberikan penanggung kepada tertanggung harus seimbang Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh Darussalam, 2009. USU Repository © 2009 dengan kerugian yang diderita dan kerugian itu adalah akibat dari peristiwa untuk mana asuransi itu diadakan. Sedangkan asuransi varia atau disebut juga dengan asuransi campuran merupakan campuran kombinasi unsur-unsur yang ada dalam asuransi sejumlah uang dan asuransi ganti kerugian. Timulnya ganti rugi yang akan dibayar oleh penanggung tidak lagi digantungkan pada besar kecilnya kerugian tetapi sudah ditentukan besarnya jumlah uang. Dalam hukum asuransi adakalanya premi yang dibayar tertanggung pada suatu masa tertentu akan dikembalikan kepada tertanggung. Menurut Abdul Muis, SH, MS, maka asuransi dapat dibedakan menjadi : 1. Asuransi murni. Jenis asuransi seperti ini uang premi yang dibayar tertanggung tidak mungkin dikembalikan kepada tertanggung kecuali kalau terjadi premi restorno 2. Asuransi tidak murni. Dalam jenis asuransi ini terkandung unsur menabung. Jadi, walaupun tidak terjadi onzekker voorval peristiwa yang tidak pasti yang menjadi objek asuransi, penanggung dalam jangka waktu tertentu aakan membayar sejumlah uang yang sudah diperjanjikan kepada tertanggung. Asuransi jenis ini biasanya kita jumpai dalam asuransi sejumlah uang seperti misalnya asuransi jiwa dwi guna, tri guna, dan sebagainya. Dalam pasal 247 KUHD merinci asuransi dalam lima jenis, yaitu : 1. Asuransi kebakaran 2. Asuransi yang mengancam hasil-hasil pertanian di sawah Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh Darussalam, 2009. USU Repository © 2009 3. Asuransi jiwa 4. Asuransi di lautan dan perbudakan 5. Asuransi pengangkutan darat dan di sungai-sungai serta di perairan- perairan pedalaman. Pembagian ini kalau kita bandingkan dengan perkembangan asuransi itu sendiri tentu saja sudah tidak rasional lagi dan ketinggalan zaman 17 1. Asuransi kerugian schadeverzekering. , karena sekarang sudah banyak dikenal jenis-jenis asuransi yang tidak disebutkan didalam pasal diatas. Hanya saja pembuat Undang-undang tidak menutup kemungkinan munculnya jenis-jenis asuransi lain di kemudian hari, yang ditandai dengan awal kalimat “pertangungan-pertanggungan antara lain dapat mengenai pokok… dan seterusnya.” Namun pada umumnya secara yuridis asuransi dibagi menjadi dua golongan, yaitu : Asuransi kerugian adalah suatu perjanjian asuransi yang berisikan ketentuan bahwa penanggung mengikatkan dirinya untuk melakukan prestasi berupa memberikan ganti kerugian kepada tertanggung seimbang dengan kerugian yang diderita oleh pihak tertanggung. Asuransi yang termasuk kepada penggolongan asuransi kerugian adalah semua jenis asuransi yang kepentingannya dapat dinilai dengan uang, misalnya asuransi pencurian theft insurance, asuransi pembongkaran burglary insurance, asuransi perampokan robbery insurance, asuransi kebakaran fire insurance dan asuransi terhadap bahaya yang mengancam hasil pertanian crop insurance. 17 Abdul muis. Op cit. hal. 13 Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh Darussalam, 2009. USU Repository © 2009 Menurut Abdulkadir Muhammad, asuransi kerugian dibagi atas asuransi kebakaran, asuransi laut dan asuransi tanggung jawab 18 Menurut Emmy Pangaribuan Simanjuntak . 19 2. Asuransi Jumlah sommenverzekering , penggolongan asuransi kerugian, yaitu asuransi kebongkaran, kecelakaan buruh, accident insurance, kendaraan bermotor, kaca etalase, cash in safe insurance, cash in transit insurance, aviation hull insurance, machinery insurance, asuransi hasil industri, contractors all risk insurance, loss of profit insurance asuransi kerugian usaha, erection insurance, boiler insurance, asuransi kredit, theft insurance, dan lain-lain. Asuransi jumlah adalah suatu perjanjian asuransi yang berisi ketentuan bahwa penanggung terikat untu melakukan prestasi berupa pembayaran sejumlah uang yang besarnya sudah ditentukan sebelumnya. Beberapa ciri dari asuransi jumlah, antara lain kepentingannya tidak dapat dinilai dengan uang, sejumlah uang yang akan dibayarkan oleh penanggung setelah ditentukan sebelumnya, jadi tidak berlaku prinsip indemnitas seperti halnya dalam asuransi kerugian serta tidak berlaku pula subrogasi. Sebagai contoh asuransi jumlah adalah asuransi jiwa, asuransi sakit apabila prestasi penanggung sudah ditentukan sebelumnya, asuransi kecelakaan apabila prestasi penanggung berupa pembayaran sejumlah uang besarnya sudah ditentukan sebelumnya. Emmy Pangaribuan Simanjuntak 20 1. asuransi dwi guna, , membagi bidang asuransi jumlah menjadi: 18 Abdulkadir Muhammad, op cit hal 147 19 Emmy Pangaribuan Simanjuntak, 1980. “Hukum Pertanggungan dan Perkembangannya”. Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta, hal. 32-33 20 Ibid Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh Darussalam, 2009. USU Repository © 2009 2. asuransi dwi guna dengan bonus khusus, 3. asuransi dwi guna suami isteri, 4. asuransi dwi guna bertahap, 5. asuransi dwi guna hari tua, 6. asuransi eka warsa, 7. asuransi jangka warsa, 8. asuransi dana bea siswa, 9. asuransi dana bea siswa ideal, 10. asuransi aneka guna, 11. asuransi bea asuhan, 12. asuransi kumpulan, 13. asuransi bekal dewasa, 14. asuransi dana haji, 15. asuransi kelangsungan pelajar, 16. asuransi jiwa mahasiswa, 17. asuransi hari tua, 18. asuransi kesehatan, 19. asuransi ABRI Asabri, 20. asuransi tabungan asuransi pensiun, 21. asuransi jiwa kredit credit life insuance, 22. asuransi pinjaman perumahan housing loan insurance, 23. asuransi tri jaya perseorangan, 24. asuransi dwi jaya perseorangan, 25. asuransi tri bakti perseorangan, Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh Darussalam, 2009. USU Repository © 2009 26. asuransi dwi paralaya, 27. dan lain-lain. Dengan perkembangan usaha perasuransian muncul satu jenis asuransi lagi yaitu : 3. Asuransi Varia Varia Verzekering 21 Asuransi varia yang disebut juga dengan asuransi campuran, karena merupakan campuran kombinasi unsur-unsur yang ada dalam asuransi sejumlah uang dan asuransi ganti kerugian. Timbulnya ganti rugi yang akan dibayar oleh penanggung tidak lagi digantungkan kepada besar kecilnya kerugian, tetapi sudah ditentukan besarnya jumlah uang. Emmy Pangaribuan Simanjuntak 22 1. cash in safe insurance, membagi asuransi varia menjadi: 2. cash in transit insurance, 3. machinery insurance, 4. contractors all risk insurance, 5. boiler insurance, 6. asuransi kredit credit insurance, 7. theft insurance, 8. robbery insurance, 9. burglary insurance, 10. fraudality insurance 11. dan lain-lain. 21 Abdul Muis, Op. Cit. Hal 11 22 Emmy Pangaribuan Simanjuntak. Op. cit Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh Darussalam, 2009. USU Repository © 2009 Menurut pasal 3 Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian disebutkan, bahwa usaha asuransi terdiri dari : 1. Usaha asuransi kerugian yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. 2. Usaha asuransi jiwa yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seserang yang dipertanggungkan. 3. Usaha reasuransi yang memberikan jasa pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh Perusahaan Asuransi Kerugian dan atau Perusahaan Asuransi Jiwa. Menurut Emmy Pangaribuan Simanjuntak 1980 : 38 23 1. Asuransi Jiwa life insurance , di bidang praktek asuransi di Indonesia dikenal penggolongan besar asuransi, yaitu : 2. Asuransi Pengangkutan Laut Marine Insurance 3. Asuransi Kebakaran Fire Insurance 4. Asuransi Varia. Adapun yang dimaksud dengan asuransi varia adalah semua golongan asuransi yang tidak termasuk pada asuransi jiwa, asuransi kebakaran dan asuransi pengangkutan laut. H. Gunanto menggolongkan asuransi menjadi : 1. Asuransi Kerugian 23 Man Suparman Sastrawidjaja, 1997. “Aspek-aspek Hukum Asuransi dan Surat Berharga”. Penerbit Alumni, Bandung, hal 82 Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh Darussalam, 2009. USU Repository © 2009 Terdiri atas asuransi muatan kapal, rangka kapal, penerbangan, kebakaran, kontraktor, pemasangan mesin, kerusakan mesin, uang dalam khazanah dan uang dalam perjalanan, kendaraan bermotor, kecelakaan diri orang, tanggung gugat, biaya masuk rumah sakit, dan asuransi satelit. 2. Asuransi Jiwa 24 Menurut beliau bahwa kedua jenis asuransi ini tidak boleh diusahakan bersama oleh satu perusahaan. Menurut jangka waktunya, asuransi dapat digolongkan menjadi : 1. Asuransi Jangka Pendek 2. Asuransi Jangka Panjang. Asuransi jiwa pada umumnya merupakan asuransi jangka panjang dan asuransi kerugian merupakan asuransi jangka pendek. Namun ada asuransi jiwa yang berjangka waktu lebih pendek daripada asuransi kerugian. Di Amerika dikenal penggolongan asuransi dalam garis besar, yaitu : 1. Life Insurance; 2. Fire and Marine Insurance; 3. Casualty Insurance. Menurut Emmy P. Simanjuntak 25 24 H. Gautama, 1984. “Asuransi Kebakaran di Indonesia”. Tira Pustaka, Jakarta hal. 18 25 Prof. Emmy P. op. cit. hal. 38-39. casualty insurance adalah golongan asuransi yang termuda dan ruang lingkupnya terutama adalah mencakup semua bentuk-bentuk pertanggungan baru. Untuk memberikan suatu defenisi yang pas memang agak sulit karena luas dan bermacam-macam jenis kebutuhan atau kepentingan yang menjadi dasar timbulnya asuransi ini. Asuransi varia yang Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh Darussalam, 2009. USU Repository © 2009 dikenal dalam praktek di Indonesia menurut Emmy P. Simanjuntak tidak berbeda dengan pengertian Casualty Insurance. Jika kita meninjau dari unsur persesuaian kehendak, asuransi dapat kita bedakan menjadi : 1. Asuransi Sukarela Voluntary Insurance atau Free Voluntary Insurance. Para pihak dalam jenis asuransi ini didalam mengadakan perjanjian bebas atau tidak ada paksaan dari pihak luar atau pihak lawan. Penanggung secara sukarela dengan persetujuannya sendiri mengikatkan diri untuk memikul resiko, sedang pihak tertanggung juga dengan sukarela membayar premi sebagai imbalan memperlihatkan resikonya kepada pihak penanggung. Jenis asuransi ini memang merupakan salah satu usaha untuk mencari keuntungan, oleh sebab itu asuransi ini selalu juga disebut Commercial Insurance. Tetapi asuransi yang tidak hanya mencari keuntungan dan biasanya bertujuan sekedar memberi perlindungan kepada anggota-anggota masyarakat tertentu sebagai suatu perkumpulan, walaupun menutup asuransi ini bersifat sukarela disebut dengan nama “Cooperative Insurance.” 2. Asuransi Wajib Compulsary Insurance. Asuransi ini ada unsur paksaan bagi pihak tertanggung karena diwajibkan oleh suatu peraturan. Pihak yang mewajibkan ini biasanya ialah pihak pemerintah, tetapi tidak selalu dimonopoli oleh pemerintah sebab bisa saja pemerintah menunjuk badan swasta sebagai penanggung. Tujuan pemerintah mewajibkan masuk asuransi ini dengan pertimbangan melindungi golongan lemah dari bahaya-bahaya yang bakal menimpanya Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh Darussalam, 2009. USU Repository © 2009 atau dengan perkataan lain untuk memberikan jaminan sosial sebagai suatu sosial insurance atau social government insurance. Sebenarnya dengan adanya asuransi wajib ini tujuan lain dapat juga dicapai oleh pemerintah yaitu pengumpulan dana dari masyarakat yang diperoleh dari pembayaran premi yang akan dipergunakan untuk kegiatan ekonomi dan pembangunan. Asuransi Pegawai Negeri Sipil termasuk ke dalam golongan asuransi wajib compulsory insurance. Berdasarkan tujuannya, maka asuransi dapat digolongkan menjadi : 1. Asuransi Komersial commercial insurance Pada umumnya, asuransi komersial diadakan oleh perusahaan asuransi sebagai suatu bisnis, sehingga tujuan utamanya adalah untuk memperoleh keuntungan.oleh karena itu, segala sesuatu yang berkaitan dengan perjanjian ini, misalnya besarnya premi, besarnya ganti kerugian, didasarkan pada perhitungan- perhitungan ekonomis. Semua jenis asuransi yang diatur dalam KUHD merupakan asuransi komersial, dan memang pada dasarnya asuransi komersial merupaan asuransi sukarela. 2. Asuransi Sosial Social Insurance Asuransi sosial diselenggarakan tidak dengan tujuan memperoleh keuntungan, tetapi bermaksud untuk memberikan jaminan sosial social security kepada masyarakat atau sekelompok masyarakat. Sebagai contoh adalah asuransi Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Tabungan Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil, dan lain sebagainya. Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh Darussalam, 2009. USU Repository © 2009 Sedangkan berdasarkan sifat dari penanggung, maka asuransi dapat digolongkan menjadi : 1. Asuransi Premi premieverzekering Asuransi premi merupakan suatu perjanjian asuransi antara penanggung dan masing-masing tertanggung dan antara tertanggung satu dengan yang lainnya tidak ada hubungan hukum. Dalam perjanjian asuransi ini, setiap tertanggung mempunyai kewajiban untuk membayar premi kepada penanggung. 2. Asuransi Saling Menanggung onderlingeverzekering Dalam asuransi saling menanggung terdapat suatu perkumpulan yang terdiri dari para tertanggung sebagai anggota. Jadi dibentuknya perkumpulan tersebut karena antara para anggota terdapat suatu hubungan hukum dan mempunyai tujuan yang sama. Setiap anggota tidak membayar premi, tetapi membayar semacam iuran tetap kepada perkumpulan tersebut. Apabila terdapat anggota yang mengalami kerugian karena suatu peristiwa yang sejak semula belum dapat dipastikan, perkumpulan aan memberikan pembayaran sejumlah uang kepada yang bersangkutan. Asuransi saling menanggung mempunyai sifat kerjasama cooperatief karakter, tujuannya bukan untuk memperoleh keuntungan melainkan saling membagi resiko. Didalam hukum asuransi adakalanya premi yang dibayar tertanggung pada suatu masa tertentu akan dikembalikan kepada tertanggung. Jika kita tinjau dari sudut ini, maka asuransi dapat dibedakan menjadi 26 1. Asuransi murni : 26 Abdul Muis, op. cit, hal 19 Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh Darussalam, 2009. USU Repository © 2009 Jenis asuransi seperti ini uang premi yang dibayar tertanggung tidak mengkin dikembalikan kepada tertanggung, kecuali kalau terjadi premi restorno. 2. Asuransi tidak murni Jenis asuransi ini terkandung unsur menabung. Jadi, walaupun tidak terjadi onzekkervoorval peristiwa yang tidak menjadi objek asuransi, penanggung dalam jangka waktu tertentu akan membayar sejumlah uang yang sudah diperjanjikan kepada tertanggung. Asuransi jenis ini biasanya dijumpai dalam asuransi jumlah, seperti asuransi jiwa, dwiguna, triguna, dan sebagainya. Sedangkan penggolongan mutakhir jenis asuransi kerugian yang dianut oleh MEE dari tahun 1973 terdiri dari 27 1. asuransi kecelakaan : 2. asuransi kesehatan 3. asuransi alat angkut darat kecuali kereta api; 4. asuransi kereta api; 5. asuransi kapal terbang; 6. asuransi kapal; 7. asuransi pengangkutan barang; 8. asuransi kebakaran dan musibah alamiah; 9. asuransi kerusakan lain pada barang, akibat turunnya salju, jalan, atau lainnya; 10. asuransi tanggung gugat kendaraan bermotor; 27 Abdul Muis, op. cit, hal 15 Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh Darussalam, 2009. USU Repository © 2009 11. asuransi tanggung gugat pesawat udara; 12. asuransi tanggung gugat kapal; 13. asuransi tanggung gugat umum; 14. asuransi kredit, termasuk asuransi kebangkrutan, kredit ekspor, kredit cicilan, hipotik, kredit usaha tani; 15. asuransi jaminan 16. asuransi aneka kerugian keuangan, yakni asuransi tanggung gugat, kecelakaan perburuhan, tidak cukupnya penghasilan, cuaca buruk, hilangnya keuntungan, pengeluaran umum yang terus menerus, pengeluaran niaga yang tak terduga, merosotnya harga pasaran, hilangnya sewa atau pemasukan, kerugian niaga tak langsung. Dari uraian-uraian diatas tampak bahwa terdapat kaitan yang erat antara golongan-golongan asuransi sehingga dapat dibuat sistematika sebagai berikut : 1. Asuransi Komersial dapat merupakan asuransi kerugian atau asuransi jumlah, bersifat sukarela, dapat diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta; 2. Asuransi Sosial dapat mengandung unsur asuransi kerugian dan asuransi jumlah, bersifat wajib, diselenggarakan oleh pemerintah dan sebagai asuransi premi; 3. Asuransi Saling Menanggung dapat merupakan asuransi kerugian atau asuransi jumlah bersifat sukarela. Dewi Novita Tarigan : Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh Darussalam, 2009. USU Repository © 2009

C. Gambaran Umum tentang Tabungan Asuransi Sosial Pegawai Negeri