Pasir Cetak 1. Syarat-syarat Pasir Cetak Pembuatan Cetakan 1. Pembuatan Cetakan Dengan Tangan

Fransiskus Purba : Pengecoran Logam Perancangan Poros Turbin Air Yang Dapat Meneruskan Daya 710 Kw Pada Putaran 330 Rpm Dan Perencanaan Pengecoran Serta Simulasinya, 2009. USU Repository © 2009 Sumber :.Surdia dan chijiiwa 1986 Gambar 2.15. Kurva Pellini Tinggi penambah h ditentukan berdasarkan diameter penambah d sesuai dengan persamaan berikut: H = 1,5 ± 0,2 x D untuk penambah bentuk silinder H = 2,0 ± 0,2 x jari-jari kecil untuk penambah bentuk ellips 2.5. Pasir Cetak 2.5.1. Syarat-syarat Pasir Cetak Pasir cetak yang baik harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut : 1. Mempunyai sifat mampu bentuk sehingga mudah dalam pembuatan dengan kekuatan yang diinginkan , sehingga cetakan yang dihasilkan tidak rusak karena digeser, tahan menahan logam cair yang dituang kedalamnya. Fransiskus Purba : Pengecoran Logam Perancangan Poros Turbin Air Yang Dapat Meneruskan Daya 710 Kw Pada Putaran 330 Rpm Dan Perencanaan Pengecoran Serta Simulasinya, 2009. USU Repository © 2009 2. Permeabilitas yang ditentukan. Udara yang ada dalam cetakan waktu penuangan harus dikeluarkan melalui rongga – rongga diantara butir – butir pasir. 3. Distribusi besar butiran pasir yang direncanakan. 4. Tahan terhadap temperatur logam yang dituang. 5. Komposisi yang cocok. Dalam pasir cetak diharapkan tidak terkandung bahan – bahan lain yang mungkin menghasilkan gas atau larut dalam logam. 6. Mampu dipakai kembali. 2.6. Pembuatan Cetakan 2.6.1. Pembuatan Cetakan Dengan Tangan Pembuatan cetakan dengan tangan dari pasir basah dilakuka n denganurutan sebagai berikut : 1. Papan cetakan diletakkan pada lantai yang rata dengan pasir yang tersebar rata. 2. Pola dan rangka cetakan untuk drag diletakkan diatas papan cetakan. Usahakan ketebalan pasir 30 – 50 mm. letak saluran turun ditentukan lebih dahulu. 3. Pasir muka yang telah diayak ditaburkan untuk menutupi permukaan pola dalam rangka cetak. Lapisan pasir muka dibuat setebal 30 mm Gbr.1. 4. Pasir cetak ditimbun diatasnya dan dipadatkan dengan penekanan. Setelah pasir padat, cetkan diangakat bersama poladari papan cetakan Gbr.2. Fransiskus Purba : Pengecoran Logam Perancangan Poros Turbin Air Yang Dapat Meneruskan Daya 710 Kw Pada Putaran 330 Rpm Dan Perencanaan Pengecoran Serta Simulasinya, 2009. USU Repository © 2009 5. Cetakan dibalik dan diletakkan pada papan cetakan, dan setengah pola lainnya bersama-sama cetakan untuk kup dipasang diatasnya, kemudian bahan pemisah ditaburkan dipermukaan pisah dan dipermukaan pola Gbr.3. 6. Batang saluran turun atau pola untuk penambah dipasang, kemudian pasir muka dan pasir cetak dimasukkan didalam rangka cetakan dan dipadatkan Gbr.4. Selanjutnya kup disahkan dari drag dan diletakkan mendatar pada papan cetakan Gbr.5. 7. Pengalir dan saluran, dibuat dengan mempergunakan spatula. Pola untuk pengalir dan saluran, dipasang yang sebelumnya bersentuhan dengan pola utama, jadi tidak perlu dibuat dengan spatula Gbr.6. Pola diambil dari cetakan, dengan jarak inti yang cocok pada rongga cetakandan kemudian kup dan drag ditutup Gbr.7. Gambar 2.16. Proses Pembuatan Cetakan dengan Tangan Fransiskus Purba : Pengecoran Logam Perancangan Poros Turbin Air Yang Dapat Meneruskan Daya 710 Kw Pada Putaran 330 Rpm Dan Perencanaan Pengecoran Serta Simulasinya, 2009. USU Repository © 2009

2.6.2 Bentuk standar dan ukuran coran

Ukuran coran harus ditentukan sedemikian sehingga coran mudah dibuat. Dinding yang sangat tipis membuat coran yang tidak baik, maka tebal minimum harus dipilih sesuai dengan bahannya. Pada Tabel 2.2 menunjukkan tebal minimum dari coran pasir. Lubang berinti dari suatu coran harus diperhatikan mengenai bentuk, ukuran dan panjangnya. Untuk lubang yang sempit dan panjang, inti akan terpanaskan lanjut dan terjadi fusi, maka gas dari pasir akan membentuk rongga udara. Oleh karena itu lubang inti sebaiknya tidak terlalu panjang dan sempit. Tabel 2.2. Ketebalan dinding minimum dari pengecoran pasir Bahan Ukuran Coran mm Kurang dari 200 200 – 400 400 – 800 800 – 1250 1250 – 2000 2000 – 3200 Besi cor kelabu 3 4 5 8 8 10 Besi cor mutu tinggi 4 – 5 5 – 6 6 – 8 8 – 10 10 – 12 12 – 16 Besi cor bergrafit bulat 5 – 6 6 – 8 8 – 10 10 – 12 12 – 16 16 – 20 Baja cor 5 6 8 10 12 16 Baja tahan karat 8 10 12 16 20 25 Brons kuningan 2 2,5 3 4 5 6 Kuningan tegangan tinggi 3 4 5 6 8 10 Paduan aluminium 2 – 3 2,5 – 4 3 – 5 4 – 6 5 – 8 6 – 10 Sumber :.Surdia dan chijiiwa 1986 Fransiskus Purba : Pengecoran Logam Perancangan Poros Turbin Air Yang Dapat Meneruskan Daya 710 Kw Pada Putaran 330 Rpm Dan Perencanaan Pengecoran Serta Simulasinya, 2009. USU Repository © 2009 2.6.3 Ketelitian ukuran coran 2.6.3.1. Toleransi Ukuran dan Tebal Dinding Ukuran coran akan menyimpang oleh karena adanya penyimpangan dari pola pada pembuatan cetakan, ketidaktelitian pada pemasangan inti dan variasi penyusutan volume dari coran dan sebagainya. Oleh karena itu ukuran coran akan mempunyai kesalahan sampai tingkat tertentu yang harus diperkenankan dengan satu pembatasan toleransi. Pada Tabel 2.3 menunjukkan toleransi ukuran untuk coran besi kelabu dan coran dengan cetakan pasir. Tabel 2.3 Toleransi tebal dinding pengecoran pasir Bahan Mutu Ketebalan Dinding mm Kurang dari 5 5 – 10 10 – 20 20 – 30 30 – 40 40 – 80 80 – 160 Coran besi cor Teliti 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 4,0 Sedang 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 4,0 5,0 Coran baja Teliti __ 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 4,0 Sedang __ 2,0 2,5 3,0 4,0 5,0 6,0 Sumber :.Surdia dan chijiiwa 1986

2.6.3.2. Toleransi Untuk Ukuran Panjang

Ukuran yang mempunyai hubungan antara kup dan drag atau cetakan utama dengan inti cenderung untuk menyimpang lebih daripada kalau hanya mempunyai hubungan dengan kup dan drag saja. Tetapi perencanaan menghendaki ketelitian tanpa mempertimbangkan keadaan tersebut. Tabel 2.4 menunjukkan toleransi ukuran untuk pengecoran pasir dan harga-harga tersebut harus dipakai dlam setiap hal tanpa permintaan khusus. Fransiskus Purba : Pengecoran Logam Perancangan Poros Turbin Air Yang Dapat Meneruskan Daya 710 Kw Pada Putaran 330 Rpm Dan Perencanaan Pengecoran Serta Simulasinya, 2009. USU Repository © 2009 Tabel 2.4 Toleransi ukuran pengecoran pasir Bahan Mutu Toleransi Ukuran mm Kurang dari 100 100 – 200 200 – 400 400 – 800 800 – 1600 1600 – 3150 Coran besi cor Teliti 1,0 1,5 2,0 3,0 4,0 5,0 Sedang 1,5 2,0 3,0 4,0 5,0 7,0 Coran baja Teliti 1,5 2,0 3,0 4,0 6,0 10,0 Sedang 2,5 3,0 5,0 8,0 10,0 16,0 Sumber :.Surdia dan chijiiwa 1986

2.6.3.3. Lapisan Cetakan

Setelah pola ditarik dari cetakan, grafit atau bubuk mika yang dicampur air dioleskan atau disemprotkan kepermukaan cetakan, dengan tujuan : • Mencegah fusi dan penetrasi logam. • Mendapatkan permukaan coran yang halus. • Membuang pasir inti dan pasir cetak dengan mudah pada waktu pembongkaran. • Menghindari cacat akibat pasir. Untuk mencapai maksud diatas bahan berlapis harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: a. Sifat tahan panas untuk dapat menerima temperatur penuangan. b. Pelapis setelah kering harus kuat, tidak rusak karena logam. c. Tebal pelapis yang cukup agar mencegah penetrasi logam. d. Gas yang ditimbulkan harus sedikit. Fransiskus Purba : Pengecoran Logam Perancangan Poros Turbin Air Yang Dapat Meneruskan Daya 710 Kw Pada Putaran 330 Rpm Dan Perencanaan Pengecoran Serta Simulasinya, 2009. USU Repository © 2009

2.7. Perlengkapan Cetakan 1. Pemberat