Pembuatan Pola PERENCANAAN POROS

Fransiskus Purba : Pengecoran Logam Perancangan Poros Turbin Air Yang Dapat Meneruskan Daya 710 Kw Pada Putaran 330 Rpm Dan Perencanaan Pengecoran Serta Simulasinya, 2009. USU Repository © 2009 PERENCANAAN CETAKAN Dalam tulisan ini poros turbin akan dibuat dengan cara pengecoran. Cara pengecoran dipilih karena menggunakan teknologi yang lebih sederhana, jumlah produk yang dibuat sedikit, dan biaya produksi lebih murah dibanding dengan cara-cara yang lain. Pengecoran dilakukan sesuai dengan permintaan konsumen. Ukuran dan bentuk produk yang akan dibuat telah ditentukan oleh konsumen terlebih dahulu. Jadi dalam pengecoran ini yang dilakukan adalah membuat cetakan serta prosesnya. Untuk pengecoran Poros turbin digunakan bahan baku Baja cor anti karat, dengan kekuatan tarik 90 Kg mm 2 , dan coran yang mengalami cacat atau disebut baja sekrap reject, yang mencakup sekrap dari luar dan return sisa proses serta serpih geram. Dalam membuat cetakan poros turbin juga dibutuhkan pasir. Dalam hal ini pasir yang digunakan adalah pasir silika. Pasir cetak harus betul-betul bersih dari segala jenis kotoran. Ukuran butir pasir yang digunakan pada pengecoran ini bervariasi antara 0,05 – 2 mm dan pasir ini dapat dipakai barulang ulang.

4.1 Pembuatan Pola

Pola yang akan dipergunakan direncanakan dibuat dari bahan kayu dengan jenis pola pejal, karena bentuk dari poros adalah simetris. Poros yang telah dicetak sebelum digunakan harus difinishing dulu untuk keperluan permesinan ukuran dari pola harus disesuaikan dengan standart yang ada dan penyusutan dari bahan yang dicetak. Fransiskus Purba : Pengecoran Logam Perancangan Poros Turbin Air Yang Dapat Meneruskan Daya 710 Kw Pada Putaran 330 Rpm Dan Perencanaan Pengecoran Serta Simulasinya, 2009. USU Repository © 2009 Karena coran menyusut pada saat pembekuan dan pendinginan maka perlu dipersiapkan penambahan untuk penyusutan. Besarnya penyusutan sering tidak isotropis, sesuai dengan bahan coran, bentuk, tempat, tebal atau ukuran coran, dan kekuatan inti. Tabel berikut memberikan harga-harga angka penambahan penyusutan. Tabel 4.1. Tambahan penyusutan yang disarankan Tambahan penyusutan Bahan 8 1000 Besi cor, baja cor tipis 9 1000 Besi cor, baja cor tipis yang banyak menyusut. 10 1000 Sama dengan atas dan Aluminium 12 1000 Paduan aluminum, bronze, baja cor tebal 5-7 mm 14 1000 Kuningan kekuatan tinggi, baja cor. 16 1000 Baja cor tebal lebih dari 10 mm 20 1000 Coran baja yang besar 25 1000 Coran baja besar dan tebal Sumber: surdia dan chiijiwa 1986 Tempat dimana diperlukan penyelesaian mesin setelah pengecoran harus dibuat dengan kelebihan tebal seperlunya. Kelebihan tebal penambah ini berbeda menurut bahan, ukuran, arah kup dan drag serta keadaan pekerjaan mekanik seperti ditunjukkan pada gambar berikut. Fransiskus Purba : Pengecoran Logam Perancangan Poros Turbin Air Yang Dapat Meneruskan Daya 710 Kw Pada Putaran 330 Rpm Dan Perencanaan Pengecoran Serta Simulasinya, 2009. USU Repository © 2009 Sumber: surdia dan chiijiwa 1986 Gambar 4.1 Tambahan penyelesaian mesin untuk coran baja Maka untuk pembuatan pola perlu dipertimbangkan beberapa hal. Langkah-langkah yang diperlukan untuk merancang pola adalah : 1. Menenentukan permukaan pisah untuk kup dan drag. 2. Menentukan letak pola, agar pola mudah dilepas dari rongga cetak. 3. Menentukan tambahan dimensi untuk mengatasi penyusutan. 4. Menentukan tambahan dimensi untuk mengatasi proses permesinan bila diperlukan. Dimensi dari pola yang akan digunakan dihitung sebagai berikut : Untuk poros tingkat I : • Diameter d 1 p = 150 + 1000 16 x 150 + 2 + 5 = 159,4 mm. • Panjang l 1 p = 700 + 1000 16 x 700 + 3 + 10 = 724,2 mm. Fransiskus Purba : Pengecoran Logam Perancangan Poros Turbin Air Yang Dapat Meneruskan Daya 710 Kw Pada Putaran 330 Rpm Dan Perencanaan Pengecoran Serta Simulasinya, 2009. USU Repository © 2009 Untuk poros tingkat II : • Diameter d 2 p = 170 + 1000 16 x 170 +2 +5 = 179,72 mm. • Panjang l 2 p = 400 + 1000 16 x 400 + 3 + 10 = 419,4 mm. Untuk poros tingkat III : • Diameter d 3 p = 150 + 1000 16 x 150 +2 +5 = 159,4 mm. • Panjang l 3 p = 350 + 1000 16 x 350 + 3 + 10 = 368,4 mm. Berdasarkan perhitungan diatas maka bentuk pola dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 4.2 Dimensi Pola Fransiskus Purba : Pengecoran Logam Perancangan Poros Turbin Air Yang Dapat Meneruskan Daya 710 Kw Pada Putaran 330 Rpm Dan Perencanaan Pengecoran Serta Simulasinya, 2009. USU Repository © 2009

4.2 Persiapan cetakan