Saluran Pengalir Saluran Masuk Saluran Penambah

Wisnu Anjaswara : Perancangan Dan Pembuatan Poros Turbin Air Francis Yang Berdaya 950 Kw Dan Putaran 300 Rpm Dengan Proses Pengecoran Logam, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 4.4. Bentuk dan Ukuran Cawan tuang.

4.3.3. Saluran Pengalir

Saluran pengalir menghubungkan antara saluran turun dengan saluran masuk. Ukuran saluran pengalir disesuaikan dengan perbandingan sebagai berikut: Luas saluran turun Ast : Luas pengalir Ap = 1 : 1,5-2 dipilih 1 : 1,5 Dengan demikian dapat diperoleh luas pengalir adalah sebagai berikut: 4 , 796 5 , 1 39 4 5 , 1 2 = × = = π ST P A A 2 mm ….. lit 10 hal 71 Bentuk pengalir yang akan digunakan direncanakan berbentuk trapezium dengan perbandingan ukuran seperti pada gambar 4.4 berikut: Gambar 4.5. Penampang pengalir 6d 0,5d d d 1,5d Wisnu Anjaswara : Perancangan Dan Pembuatan Poros Turbin Air Francis Yang Berdaya 950 Kw Dan Putaran 300 Rpm Dengan Proses Pengecoran Logam, 2009. USU Repository © 2009 Dari gambar dapat dihitung ukuran penampang pengalir adalah sebagai berikut: 4 , 796 3 3 2 1 = + + − × = A A A A P 2 mm 2 A = 796,4 2 mm A = 28,22 mm. ≈ 28 mm Dari tabel 2.1 untuk pengalir dengan A = 40 panjang pengalir adalah 2000 mm Maka untuk A = 28 mm, panjang pengalir = 2000 × 2840 = 1400 mm

4.3.4. Saluran Masuk

Saluran masuk adalah saluran diaman logam-logam cair dari saluran turun dimasukkan kedalam rongga cetakan. Ukuran saluran masuk ditentukan berdasarkan ukuran –ukuran saluran turun. Perbandingan antara ukuran saluran masuk dengan ukuran saluran turun untuk baja cor adalah sebagai berikut: Luas saluran turun Ast : Luas saluran masuk Asm = 1:2-4, dipilih 1:3. Luas saluran turun adalah: 2 4 ST ST d A × = π = 2 39 4 × π = 1194,6 2 mm Maka luas saluran masuk total adalah: 3 1 = total SM A ST A Wisnu Anjaswara : Perancangan Dan Pembuatan Poros Turbin Air Francis Yang Berdaya 950 Kw Dan Putaran 300 Rpm Dengan Proses Pengecoran Logam, 2009. USU Repository © 2009 = 3 6 , 1194 = 398,2 2 mm Jumlah saluran masuk yang direncanakan adalah 4 empat buah. Maka luas dari masing-masing saluran masuk SM A adalah: 4 2 , 398 = SM A = 99,55 2 mm Saluran pengalir yang direncanakan berbentuk bujur sangkar, maka ukuran sisi-sisi dari saluran masuk adalah: SM SM A S = = 55 , 99 = 9,97 mm

4.3.5. Saluran Penambah

Selama masa terjadinya pembekuan logam cair dalam rongga cetakan akan terjadi penyusutan. Untuk mengimbangi penyusutan tersebut, maka diperlukan tambahan logam cair kedalam rongga cetakan dan harus membeku lebih lambat dari coran. Banyaknya penambah tergantung pada tebal dan panjang coran. Kalau penambah terlalu besar, maka persentase terpakai akan dikurangi dan kalau penambah terlalu kecil akan terjadi rongga penyusutan. Oleh karena itu penambah harus mempunyai ukuran yang cocok. Penambah digolongkan menjadi dua macam, penambah samping dan penambah atas. Penambah samping diletakkan disamping coran dan langsung dihubungkan dengan saluran turun dan pengalir. Penambah macam ini sangat Wisnu Anjaswara : Perancangan Dan Pembuatan Poros Turbin Air Francis Yang Berdaya 950 Kw Dan Putaran 300 Rpm Dengan Proses Pengecoran Logam, 2009. USU Repository © 2009 efektif dipakai untuk coran ukuran menengah dan besar. Penambah atas dipasang diatas coran yang biasanya berbentuk silinder dan mempunyai ukuran kecil. Pada pengecoran poros turbin ini, tebal coran yang paling besar adalah pada poros tingkat II dengan diameter 200,04 mm. Dengan menyesuaikan grafik Hubungan antara Tebal Coran T dan Jarak Isi dari Penambah JP, maka diperoleh jarak pengisian JP = 483,4 mm. Banyaknya penambah untuk masing- masing tingkat poros dapat dihitung sebagai berikut: 1. Poros tingkat I 1 54 , 4 , 483 2 00 , 518 2 1 = = × = × = JP p l n buah …. lit 10 hal 81 2. Poros tingkat II 1 64 , 4 , 483 2 60 , 619 2 1 = = × = × = JP p l n buah 3. Poros tingkat III 1 75 , 4 , 483 2 20 , 721 2 1 = = × = × = JP p l n buah Sebelum menghitung perbandingan volume penambah dengan volume coran maka harus terlebih dahulu dihitung factor bentuk yaitu: Faktor bentuk = T L P + .... lit 10 hal 81 Dimana: P = Panjang coran Panjang coran adalah panjang pola yang digunakan Wisnu Anjaswara : Perancangan Dan Pembuatan Poros Turbin Air Francis Yang Berdaya 950 Kw Dan Putaran 300 Rpm Dengan Proses Pengecoran Logam, 2009. USU Repository © 2009 L = Lebar coran T = Tebal Coran, dimana penambah harus dipasangkan lebar dan tebal coran adalah diameter dari poros itu Volume penambah Volume coran ditentukan dari kurva dibawah ini. Gambar 4.6 Kurva Pellini Sumber : Prof. Ir. Tata Surdia M. S Met E, Prof. Dr. Kenji Chijiiwa, Teknik Pengecoran Logam, Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1986  Untuk poros tingkat I 8 , 3 72 , 179 72 , 179 518 = + = + T L P Maka sesuai dengan kurva Pellini : 8 , = coran Volume penambah Volume Volume penambah p l p d V p 1 2 1 4 8 , × × × = π = 518 72 , 179 4 8 , 2 × × × π = 10.512.413,81 3 mm Wisnu Anjaswara : Perancangan Dan Pembuatan Poros Turbin Air Francis Yang Berdaya 950 Kw Dan Putaran 300 Rpm Dengan Proses Pengecoran Logam, 2009. USU Repository © 2009 = 10.512,41 3 cm Dengan menganggap diameter saluran adalah d maka tinggi saluran penambah adalah d h 2 , 5 , 1 ± = . Pada perancangan ini dipilih h = 1,4d. d d V p 4 , 1 4 2 × × = π 10.512,41 = 3 1 , 1 d d = 3 1 , 1 10.512,41 diameter penambah = 21,22 cm Tinggi saluran penambah: h = 1,4d = 1,4 x 21,22 = 29,71 cm.  Untuk poros tingkat II 10 , 4 04 , 200 04 , 200 60 , 619 = + = + T L P Maka sesuai dengan kurva Pellini : 77 , = ⋅ ⋅ coran Volume penambah Volume Volume penambah p l p d V p 2 2 2 4 77 , × × × = π = 60 , 619 04 , 200 4 77 , 2 × × × π = 14.994.283,14 3 mm = 14.994,28 3 cm d d V p 4 , 1 4 2 × × = π Wisnu Anjaswara : Perancangan Dan Pembuatan Poros Turbin Air Francis Yang Berdaya 950 Kw Dan Putaran 300 Rpm Dengan Proses Pengecoran Logam, 2009. USU Repository © 2009 14.994,28 = 3 1 , 1 d d = 3 1 , 1 14.994,8 diameter penambah = 23,89 cm Tinggi saluran penambah: h = 1,4d = 1,4 x 23,89 = 33,45 cm.  Untuk poros tingkat III Karena pada poros tingkat III diameternya sama dengan poros tingkat I maka tinggi saluran penambah yang digunakan adalah sama dengan tinggi penambah poros tingkat I yaitu 29,71 cm.

4.4. Pemberat