Ketentuan Hukum Ketentuan Fatwa MUI Tentang Penyembelihan Hewan di Indonesia 1. Ketentuan Umum

a Stunning hanya menyebabkan hewan pingsan sementara, tidak menyebabkan kematian serta tidak menyebabkan cedera permanen; b Bertujuan untuk mempermudah penyembelihan; c Pelaksanaannya sebagai bentuk ihsan, bukan untuk menyiksa hewan; d Peralatan stunning harus mampu menjamin terwujudnya syarat a, b, c, serta tidak digunakan antara hewan halal dan nonhalal babi sebagai langkah preventif; e Penetapan ketentuan stunning, pemilihan jenis, dan teknis pelaksanaannya harus dibawah pengawasan ahli yang menjamin terwujudnya syarat a, b, c, dan d. 31 4 Melakukan penggelonggongan hewan, hukumnya haram g. Ketentuan Rumah Potong Hewan 1 Harus mempekerjakan jagal yang beragama Islam dan terlatih dalam proses penyembelihan sesuai dengan syariat Islam memiliki sertifikat penyembelih 2 Lokasi penyembelihan jauh dari tempat peternakkan dan pemotongan babi. 3 Menerapkan standar pelaksanaan penyembelihan sesuai dengan syariat Islam. 32 31 LP POM MUI, Panduan Umum Sistem Jaminan Halal,. 64. 32 LP POM MUI, Pedoman Mendapatkan Sertifikat Halal, Jakarta: LP POM MUI, 2010, h.4. Dengan demikian ketentuan fatwa MUI tentang penyembelihan hewan adalah sesuai dengan ketentuan hukum Islam, baik menyangkut syarat dan rukun penyembelihan. Adapun tata cara penyembelihan yang sesuai dengan fatwa MUI adalah 1. Memutus jalan nafas hulqum 2. Memutus jalan makanan mar’i 3. Memutus dua urat nadi wadajain 4. Membaca basmalah Teknik penyembelihan dapat dilakukan dengan pemingsanan atau tanpa pemingsanan terlebih dahulu. Apabila hewan potong sebelum disembelih dipingsankan terlebih dahulu maka pemingsanannya dilakukan sesuai dengan fatwa MUI. 57

BAB IV SISTEM PENYEDIAAN DAGING HALAL YANG COCOK

DITERAPKAN DI JEPANG

A. Masalah Makanan Non Islam Bagi Kaum Islam di Jepang 1. Masalah Budaya Konsumsi Babi

Memang karunia yang amat besar jika sejak dahulu kala Allah mengharamkan manusia makan babi dan memanfaatkan lemaknya untuk berbagai keperluan. Dalam pengharaman ini Allah telah jelas melarang mengkonsumsi daging babi, yaitu dalam QS al-Baqarah 173:  “” •– —˜™ “š ›œ  žŸ — ¡¢— £ ¤ “” ¥  —˜   ¦§ ¨ ›©¡¥ ¦§ ™ ª«¬­¥   —® ¦§ ¯°± ²³ ´ µ¶ —· ¥ ¸   ¹ “”¡ º ™ » ¼  ¦µ¶ ½¾  ¿  — ´ ÀÁ ¦§    — à ÄÅ ¡ º ¨ › Æ – ³žŸ — à  Ç – È  É Ê˽¾ Ì ¤š É ÍÎ ÏÐ Ñ ﻟ ا ة ﺮ ﻘ ﺒ 2 : 173 Artinya : Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang ketika disembelih disebut nama selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa memakannya sedang dia tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. al-Baqarah [2]: 173 Keharaman makan daging babi dimaksudkan supaya manusia terhindar dari penyakit-penyakit tertentu yang timbul karena makan daging babi. Salah satunya adalah trichinellosis yang gejalanya adalah muntah- muntah, diare, penyusutan saluran pencernaan, penyakit usus, demam, tumor 69 dan sesak nafas, yang menyebabkan kematian karena komplikasi berupa pembengkakkan paru-paru atau rendahnya denyut jantung. 1 Dapat dipastikan bahwa babi adalah binatang yang paling kotor, karena hidupnya selalu berada dalam lingkungan yang kotor, najis dan merupakan sarang penyakit. 2 Kalau seseorang berjalan jarak kurang lebih 200 meter dari kandang babi, orang tersebut sudah menutup hidung karena baunya busuk. Dengan keadaan kandang seperti itu biasanya segala jenis cacing senang bertempat tinggal disitu sudah barang tentu cacing-cacing tersebut langsung masuk dalam tubuh babi lewat makanannya maupun langsung masuk tubuh lewat pori-pori kulit babi. 3 Walaupun babi makan rumput atau dedaunan, tetapi ia sering makan bangkai dan memakan kotorannya sendiri sampai kotoran manusia. Secara psikis babi memiliki tabiat yang malas, tidak menyukai matahari, sangat suka makan dan tidur, memiliki sifat tamak, dan tidak memiliki kehendak dan daya juang, bahkan untuk membela diri sekalipun. 4 Dalam tinjauan ilmu pangan, binatang babi khususnya manfaat lemaknya ternyata memang mempunyai banyak manfaat. Misalnya, lemak babi dipergunakan untuk mencampuri bahan penyedap rasa sehingga 1 Mahmud Ahmad Najib, Pemeliharaan Kesehatan dalam Islam, Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1990. Cet. I, h. 24. 2 Abdurrahan Al-Baghdad, Babi Halal Babi Haram,. Jakarta: Gema Insani Press, 1994, Cet.V, h. 22. 3 Wagino Ali Mashuni, Kebersihan dan Kesehatan dalam Ajaran Islam, Pasuruan: PT. Garoeda Buana Indah, 1994, Cet. III, h. 98. 4 www.google.com . Bahaya Daging Babi Bagi Kesehatan. Artikel: Maulana Nusantara, September 21, 2008. menambah lezat, atau bisa dipergunakan untuk mencampuri makanan kecil snack agar tetap renyah. 5 Lemak babi ini cukup luas pemanfaatannya dikalangan masyarakat non muslim. Lemak juga biasa digunakan sebagai kaldu pada masakkan tertentu. Dalam produk olahan, lemak babi bisa diubah menjadi shortening yang banyak digunakan dalam pembuatan roti, kue, cake, dan biskuit agar teksturnya menjadi renyah dan rasanya gurih. 6 Kenyataan yang terjadi di Jepang kebanyakan masakkan dan makanan yang ada di Jepang mengandung daging babi. Hal ini disebabkan karena masalah selera dan ekonomi daging babi yang lebih disenangi karena lebih murah dari pada daging sapi. 7 Apalagi semenjak kasus sapi gila pada tahun 2001 Orang-orang akan takut pada daging sapi sehingga mendorong konsumsi babi. Pengaruhnya meluas sampai zat-zat makanan seperti minyak, gelatin agar-agar, kaldu, dialihkan menggunakan bahan dari babi. Karena didorong oleh kebutuhan keamanan makanan. 8 Di Jepang sering ada yang disebut dengan Convinience Store semacam alfa mart atau mini mart 24 jam, di dalamnya menjual berbagai produk makanan yang berrmacam-macam. Seperti yang penulis tandai dengan 5 Thobieb Al-Asyha, Bahaya Makanan Haram, Jakarta: PT. Al-Mawardi Prima, 2002, Cet.I, h. 205. 6 LP POM MUI, Halal Sebagai Tema Da’wah, Pustaka Jurnal Halal, 2008, h. 25. 7 Wawancara pribadi dengan Prof. Hideomi Muto, Wakil Ketua Japan Muslim Association, juga selaku Profesor di Takushoku University, Tokyo, Jepang. 22 September 2009. 8 Wawancara pribadi dengan Prof. Hideomi Muto