Suatu Kaidah Ushul Fiqih

lembaga ini, akan ditentukan oleh masyarakat pengguna. Namun kini pada kenyataanya “kepercayaan” umat kepada LP POM MUI telah dapat dibina. Karena itu muncul Visi kedua yang lebih mendunia, yaitu: “Membudidayakan umat Islam untuk mengkonsumsi produk halal dan mengajarkan seluruh pelaku usaha untuk berproduksi halal” 11 Sedangkan misi dari LP POM MUI adalah: a. Membuat dan mengembangkan standar sistem pemeriksaan halal. b. Melakukan sertifikasi halal untuk produk-produk halal yang beredar dan dikonsumsi masyarakat. c. Mendidik dan menyadarkan masyarakat untuk senantiasa mengkonsumsi produk halal. d. Memberikan informasi yang lengkap dan akurat mengenai kehalalan produk dari berbagai aspek. 12 Dilihat dari visi dan misi LP POM MUI, sangatlah jelas bahwa lembaga ini merupakan lembaga yang khusus dalam menangani kehalalan keseluruhan makanan, obat serta kosmetik di Indonesia. 11 Aisjah Girindra, Dari Sertifikasi Menuju Labelisasi Halal, h. 114. 12 LP POM MUI. Indonesia Halal Directory, h. 10.

B. Sejarah Kasus dan Penetapan Fatwa Tentang Daging Halal dan Haram 1. Memakan Kepiting

Masalah kepiting membuat masyarakat mempertanyakan kehalalan memakannya. Untuk itu, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, dalam rapat komisi bersama dengan pengurus Harian MUI dan Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia LP POM, pada hari Sabtu, 4 Rabiul Akhir 1423 H15 Juni 2002 memutuskan fatwa tentang kepiting. Fatwa tersebut diambil setelah kalangan umat Islam Indonesia mulai mempertanyakan status hukum mengkonsumsi kepiting. Fatwa tersebut menetapkan, bahwa kepiting adalah halal untuk dikonsumsi sepanjang tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia. 13 Dalil-dalil yang berkaitan dengan fatwa tersebut adalah sebagai berikut:  +, -. 0  1.  2  3456  7  8  9  :  ; =  ?   A B  6  C  D  + E  FG HI  J   K  7  ?L MN JO =P  K  Q  J  R  6  S  T  ? U  J  V  W 1   ? G -   ﻟ ا ة ﺮ ﻘ ﺒ 2 : 168 Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” QS. al-Baqarah [2]: 168 13 Bagian Proyek Sarana dan Prasarana Produk Halal, Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Jakarta: Departemen Agama RI, 2003, h. 306.