Profil Arus Pelangi GAMBARAN UMUM LEMBAGA ARUS PELANGI
                                                                                52
capacity  building  untuk  anggota-anggota  Arus  Pelangi  di  luar  kota,  dan juga ada pelatihan keamanan untuk LSM yang membela HAM L.G.B.T. di
beberapa kota. Serta menjadi nara sumber tamu dalam diskusi dan seminar di  universitas-universitas  lain.  Sasaran  yang  dituju  adalah  untuk
memberikan pengetahuan pada L.G.B.T dan masyarakat umum. 3.Pengorganisasian:  Agenda  dari  pengorganisasian  adalah  mengajak  kaum
heteroseks  maupun  homoseks atau L.G.B.T yang  belum  menjadi anggota Arus Pelangi untuk menjadi anggota, selain me-maintain menjaga kader
yang  sudah  ada  Arus  Pelangi  juga  memperluas  jaringan  keanggotaan. Terdapat  dua  jenis  keanggotaan  dalam  Arus  Pelangi  yaitu  anggota  luar
biasa  anggota  Arus  Pelangi  yang  bergabung  dalam  organisasi  atau anggota yang memberikan donasi secara rutin ke dalam lembaga tersebut
dan anggota reguler atau anggota yang mengikuti program dan binaan dari Arus Pelangi secara rutin.
4.Kampanye:  Setiap  kegiatan  kampanye  sifatnya  incidental,  jika  terdapat suatu  isu  yang sedang  marak atau terbaru dan  berkaitan dengan  visi-misi
yang  di  usung  oleh  Arus  Pelangi  maka  tujuan  yang  diserukan  dalam kampanye tersebut akan dilakukan oleh Arus Pelangi.
BAB IV
POLA PENANGANAN KONFLIK  LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT  ARUS PELANGI DENGAN FRONT PEMBELA ISLAM
DAN HIZBUT TAHRIR INDONESIA A.
Latar Belakang Timbulnya Homophobia pada Masyarakat
Sejak zaman dahulu masalah seksualitas maupun orientasi seksual tidak pernah  diperbincangkan  secara  lugas  dan  penuh  dengan  pengetahuan  tentang
homoseksualitas  serta  seksualitas  yang  dibutuhkan  sebagai  pengetahuan  dini.
72
Bagi orang Indonesia kedua hal tersebut merupakan  hal tabu dan bersifat pribadi sehingga  tidak  ada  yang  membicarakannya  secara  terbuka  baik  di  ranah  publik
maupun dalam kelompok pergaulan tertentu. Seperti dikatakan Ferenczi di dalam kebudayaan  manusia  yang  sangat  dipengaruhi  oleh  heteroseksualitas  yang
kompulsif  manusia  telah  menumbuhkan  tabu  bahkan  pada  persahabatan  yang akrab dengan jenis kelaminnya sendiri wanita dengan wanita, pria dengan pria.
Masyarakat  tidak  toleran  pada  perilaku-perilaku  dansifat  homoseksualitas,  hal tersebut boleh saja dilakukan tetapi tidak memperlihatkan tindakan-tindakan atau
adegan-adegan homoseksualitas di ruang publik
73
. Banyak  pula  kalangan  masyarakat  yang  mendapatkan  informasi  tidak
benar dan subjektif tentang kedua pembahasan ini. Sebagian besar mengumpulkan informasi tersebut secara diam-diam, tidak berasal dari sumber akurat sehingga
53
72
Hasil wawancara dengan Soe Tjen Marching, Jakarta 30 September 2010.
73
Rich Fromm, Cinta, Seksualitas, Matriarki, Gender, Yogyakarta: Jalasutra, 2002. H. 219.
timbul  persepsi  keliru  yang  pada  akhirnya  menimbulkan  ketakutan-ketakutan tanpa alasan.
Salah  satunya  adalah  ketakutan  pada  kaum  homoseksual  yang  juga  disebut homophobia.  Menurut  salah  satu  pendiri  Arus  Pelangi  istilah  homophobia
digunakan  untuk  masyarakat  yang  merasa  takut  pada  kaum  homoseksual  dan terkadang  merupakan  ketakutan-ketakutan  yang  irrasional,  reaksi  yang
dikeluarkan  dapat  berupa  sikap  yang  antipati,  persangkaan-persangkaan,  hinaan, serta  juga  dapat  berupa  tindak  diskriminasi  baik  secara  fisik  maupun  mental
berdasarkan orientasi seksualnya.
74
Homophobia  merupakan  sebuah  istilah  yang  digunakan  kepada masyarakat  yang  menolak  homoseksualitas  dan  hal  tersebut  terbentuk  dari
ketakutan  yang  irrasional.  sikap  ini  ditunjukkan  dengan  sikap  bermusuhan  atau tidak ramah kepada homoseksual, sebagaimana yang disebutkan oleh Gregory M.
Herek:
75
“Homophobia, a term often used to describe hostile reactions to lesbian and gay men, implies unidimensional construct of attitudes as expressions of irrasional fears.
”
Namun  demikian  definisi  tersebut  tidaklah  cukup  untuk  menjabarkan apa  sebenarnya  homophobia.  Phobia  sendiri  adalah  sebuah  ketakutan  pada
sesuatu,  misalnya  phobia  pada  ruang  sempit,  phobia  pada  ular,  phobia  pada ketinggian,  phobia  pada  keramaian,  phobia  pada  orang  baru,  phobia  pada  warna
tertentu,  termasuk  pula  di  dalamnya  homophobia  dan  masih  banyak  phobia
74
Hasil wawancara dengan Co-Founder Arus Pelangi King Oey, 10 April 2010.
75
John P. De Cecco, Homophobia: An Overview  New York: The Haworth Press, 1984, h. 1.
                                            
                