Contoh-Contoh Kasus Dan Penyelesaian Dalam Kasus

ini diberikan dapat dikenakan terhadap pihak-pihak yang memberikan keterangan palsu kepada Pegawai Catatan Sipil untuk dimasukkan kedalam akta kelahiran bayi tersebut. Dalam Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang adopsi ilegal diatur dalam Pasal 5 yang mengatakan “setiap orang yang melakukan pengangkatan anak dengan menjanjikan sesuatu atau memberikan sesuatu dengan maksud untuk dieksploitasi dipidana dengan pidana penjara palin lama 3 tiga tahun dan paling lama 15 lima belas tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 120.000.000,00 seratus dua puluh juta rupiah dan paling banyak Rp. 600.000.000,00 enam ratus juta rupiah.

B. Contoh-Contoh Kasus Dan Penyelesaian Dalam Kasus

1. kasus Tristan alias Erwin Tristan sebenarnya adalah anak suryani, warga tegal, jawa tengah yang merupakan seorang buruh pabrik yang PHK akibat krisis moneter tahun 1997. tristan lahir pada tanggal 26 juni 2001 dari hasil hubungan luar nikah. Sejak masih dalam kandungan erwin sudah ditawar agar bisa diasuh oleh rosdiana. Sebagai gantinya , biaya persalinan ditanggung oleh rosdiana. Sejak kelahiran sibayi, suryani tak pernah menyusui bayinya. Pada tahun 2005 departemen sosial dan polda metro jaya berhasil membongkar jaringan penjualan anak internasional yang melibatkan oknum- Universitas Sumatera Utara oknum Ditjen Imigrasi dan Departemen Luar negeri serta warga negara amerika serikat. Terbongkarnya jaringan penjualan anak manusia trafficking oleh Departemen Sosial dan Polda Metro Jaya bermula dari pasangan suami istri asal Irlandia, Joseph Dowse menelantarkan tristan alias Erwin di panti asuhan Imanuel-Bogor, Dowse meminta pembatalan persetujuan pembatalan persetujuan adopsi Tristan alias Erwin kepada pemerintah irlandia namun ditolak, bahkan kasus ini menjadi isu nasional di Irlandia. Akibatnya, Perdana Menteri Irlandia memerintahkan duta besar Irlandia di singapura untuk melacak keberadaan bayi tristan, yang rencana akan dialihkan pengasuhannya kepada warga negara amerika serikat. Dari perkembangan kasus ini, diperoleh informasi dari Rosdiana bahwa mereka telah melakukan perdagangangan bayi yang berkedok adopsi berkisar antara 60-80 bayi yang sudah dijual ke warga negara asing, delapan anak telah dijadikan alat bukti dan kini berada di PSAB Cipayung. Saat diadopsi, bayi yang kemudian diberi nama tristan tersebut berumur 2 dua. Proses adopsi tersebut dilakukan oleh pasangan suami-istri Joseph Dowse Warga Negara Irlandia, melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Proses adopsi tersebut telah mendapatkan persetujuan dari dinas adopsi irlandia pada tanggal 17 september 2001 sehingga bayi yang bernama Tristan alias Erwin resmi menjadi warga negara irlandia dan mendapat paspor negara itu. Tahun 2002, isteri joseph Dowse hamil dan kembali ke Azerbaijan, bayi Tristan ditelantarkan dipanti asuhan Imanuel Bogor. Bayi tersebut dijul dengan harga sekitar RP. 25.000.000,00 dua puluh lima juta rupiah – Rp. 50.0000.000,00 lima puluh juta Universitas Sumatera Utara rupiah itu sudah termasuk surat-surat agar bayi bisa keluar. Sedangkan buat sang ibu hanya sekitar Rp. 250.000.000.,00 dua ratus lima puluh ribu rupiah – Rp. 500.000.000,00 ribu rupiah. Rosdiana bertugas mencari bayi dikalangan masyarakat miskin. Bahkan ibu-ibu miskin yang sedang mengandung sudah didekati dengan cara memberikan kebutuhan makanan dan minuman calon bayi. Adopsi ilegal itu sudah menerapkan sistem ijon.. Analisa kasus Sehubungan dengan kasus perdagangan bayi yang berkedok adopsi yang dilakukan Joseph Dowse, Warga Negara Irlandia terhadap anak WNI atas nama Tristan telah dilakukan penangkapan terhadap Rosdiana dan Maretha anak perempuan Rosdiana , sedang pelaku lain Erik Anak laki-laki Rosdiana, Joseph Dowse Orang Tua adopsi Tristan. Juniarti Worten Warga Negara Amerika berperan sebagai pengantara yang menghubungkan peminat bayi dengan Rosdiana. Mencermati beberapa ketentuan Dalam Surat Edaran Mahkamah Agung No. 6. Tahun 1983 dan Peraturan Menteri Sosial No. 13HUK1993 tentang Pentunjuk Pelaksanaan Pengangkatan Anak Beberapa hal yang termasuk ilegal dalam kasus ini adalah: 1. Dokumen yang digunakan untuk mengajukan permohonana palsu 2. Anak yang akan diadopsi tidak melalui yayasan atau organisasi sosial yang diberikan izin oleh pemerintah Universitas Sumatera Utara 3. Orang tua adoptan mengadopsi anak yang masih dalam rahim Warga Negara Indonesia dan Ibu yang hamil tersebut di bantu dalam hal biaya persalinan seterusnya ketika lahir anak langsung diambil oleh Joseph Dowse tanpa sempat dilihatkan dan diberi susu oleh ibunya 4. Tidak surat penyerahan dari orang tua kandung, Dinas Sosial untuk seterusnya diserahkan kepada Yayasan atau Organisasi Sosial yang ditunjuk oleh pemerintah 5. Dalam Proses adopsi, calon orang tua angkat harus mengasuh sementara foster care minimal selama 6 enam bulan dalam masa itu akan dilihat oleh pekerja sosial apakah mereka bisa mengadopsi anak atau tidak. Dalam kenyataannya anak baru seminggu sudah disahkan untuk diadopsi 6. Tidak ada laporan sosial dari Pekerja sosial yang ditunjukkan oleh Pemerintah sebagai refrensi atau rujukan Pengadilan dalam mengambil keputusan 7. Tidak ada pengajuan tertulis oleh pemerintah. Maka dapat dikatakan bahwa Rosdiana dan Maretha terbukti melakukan adopsi ilegal terhadap Tristan. Maka tersangka dapat dijerat Pasal 83 UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Pengadilan Negeri Tangerang Pada Tanggal 26 Desember 2005 membacakan vonisnya terhadap Rosdiana dan Marietha, Pengadilan menyatakan bahwa keduanya terbukti secara sah bersalah telah melakukan Tindak Pidana Universitas Sumatera Utara Bersama-sama melakukan perdagangan anak. Keduanya di jerat Pasal 83 UU No. 23 Tentang Perlindungan Anak junto Pasal 55 1 KUHP. Dengan Hukuman Penjara selama 9 Tahun terhadap Rosdiana dan Hukuman penjara selama 8 Tahun terhadap Maretha dan dikenakan Hukuman Denda uang senilai Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah 35 Kemudian Mahkamah Agung Dublin, Irlandia, memerintahkan orang tua angkat Tristan Joseph Dowse membiayai kehidupannya sampai berumur 18 Tahun. Sesuai dengan putusan pengadilan, Tristan akan menerima konpensasi sebesar 20.000 Euro atau sekitar Rp. 222.0000.000,00 dua ratus dua puluh dua juta rupiah kemudian mendapatkan tunjangan bulanan sebesar 350 Euro atau sekitar Rp. 3.800.000,00 tiga juta delapan ratus ribu rupiah setiap bulannya sampai usia 18 Tahun. Tristan kini berstatus Warga Negara Irlandia akibat adopsinya. Josep Dowse, Warga Negara Irlandia, dan Lala oleh Jaksa Agung dinyakan bersalah karena telah menyerahkan Tristan ke panti asuhan dan dianggap gagal menunaikan kewajiban mereka untuk merawat dan memelihara Tristan yang telah mereka adopsi. Tristan dikembalikan kepada Ibu kandungnya, dan Tristan tetap dibawah perwalian Mahkamah Agung Irlandia, dan oleh Dewan Adopsi dan Menteri Urusan Luar Negeri Irlandia Dermot Ahern, memastikan putusan itu akan melindungi masa depan Tristan 35 http:www.arsip.netidlink.php?lh=VwIABwZVAVpS “Penjual bayi dituntut 10 tahun dan 9 tahun penjara, diakses hari selasa, tanggal 16 Februari 2009, Pkl. 15.40 WIB Universitas Sumatera Utara 2.Muhammad Adhar Muhammad Adhar adalah Putra dari Siti Fatimah,warga Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, bayi yang lahir dari melalui bedah cesar pada pertengahan Desember 2008 di Rumah Sakit Umum dr. Subandi, Kabupaten Jember Pada 5 Januari 2009 dirinya diperbolehkan pulang, namun bayinya ditahan oleh Rumah Sakit Umum dr.Subandi karena belum melunasi seluruh biaya perawatan selama menjalani proses persalinan di rumah sakit tersebut. Ketika akan dilunasi, Muhammad Adhar sudah tidak ada ditempat dan telah diadopsi oleh keluarga Syaiful dan Tutik Asih, warga Desa Sabrang, Kecamatan Mabulu.Mendapat protes dari Fatimah, Pihak Rumah Sakit Umum dr. Subandi mengambil bayi itu dari keluarga Syaiful dan Tutik Asih untuk dikembalikan kepada Fatimah. Menurut Wakil Direktur Keuangan Rumah Sakit Umum dr. Subandi, Damunhuri tidak mengetahui tentang persoalan adopsi Muhammad Adrar kepada Syaiful. Bayi tersebut sudah dikembalikan kepada orang tua kandungnya Siti Fatimah, dan pihak Rumah Sakit Umum dr. Subandi akan mengembalikan biaya adopsinya. Syaiful yang mengadopsi Muhammad adhar, mengaku sudah membayar sebesar Rp. 11.000.000,00 kepada Rumah Sakit Umum dr. Subandi dengan rincian Rp. 5.000.000,00 untuk perawatan dan obat, Rp. 1000.000,00 untuk administrasi adopsi, dan pengeluaran lain-lain sebesar Rp. 5.000.000,00. 36 36 http:www.antara.co.idview?i=1231960326c=NASs =, “RSUD Subandi Dituduh Lakukan Adopsi Ilegal” diakses pada hari Sabtu, tanggal 13 Februari 2009, Pkl 20.50 WIB Universitas Sumatera Utara Polisi akhirnya menahan tiga pegawai Rumah Sakit Umum dr Soebandi Jember yaitu Kepala Ruang Nifas, Riningsih; Kepala Ruang Perinatologi, Rinidri; dan pegawai adminsitrasi ruang prenatologi, Sri Rahayu Niwidadi Analisa Kasus Penyidik Polre s jember, Sri Rahayu dan Rini Dri di jemput petugas penyidik sekitar pukul 17.00 Wib dirumahnya masing-masing. Sementara Riningsih dijemput petugas ditempat praktiknya di jalan Piere Tendean, KleurahanKecamatan Sumbersari. Mencermati beberapa ketentuan Dalam Surat Edaran Mahkamah Agung No. 6. Tahun 1983 dan Keputusan Menteri Sosial RI No. 41HUKKEPVII1984 tentang pengangkatan Anak: 1. pengangkatan anak antar warga negara dapat dilakukan secara langsung antara orangtua kandung denagna orang tua kangkata tanpa pengadilan. Namun kenyataannya dalam kasus ini tidak ada proses persetujuan dan penyerahan anak oleh orang tua kandung kepada orang tua angkat. 2. dalam hal pengangkatan anak harus ada pengajuan kepada pengadilan setempat. Namun dalam hal ini tidak terjadi pengajuan permohonan kepada pengadilan. 3. Tidak adanya surat Izin Dari Departemen Sosial 4. Tidak adanya surat keterangan, tidak adanya laporan sosial, pernyataan-pernyataan. Universitas Sumatera Utara 5. Pengangkatan anak harus dilakukan oleh yayasan atau organisasi sosial yang mendapatkan izin dari pemerintah. Sedangkan dalam hal ini tidak dilakukan oleh yayasan atau organisasi sosial yang mendapatkan izin dari pemerintah. Maka dapat dikatakan bahwa adopsi tersebut ilegal. Maka Riningsih Rinidri, Sri Rahayu Niwidadi, dapat menjadi terdakwa kasus dugaan praktek adopsi ilegal. Ketiganya telah melanggar ketiganya telah melanggar Pasal 83 primer dan Pasal 79 subsider Undang-Undang Perlindungan Anak UUPA No 23 tahun 2002. “Ketiga terdakwa melakukannya secara bersama-sama,” 37 37 Dalam pasal Pasal 83 Undang-Undang Perlindungan Anak UUPA No 23 tahun 2002 dinyatakan bahwa “Setiap orang yang memperdagangkan, menjual, atau menculik anak untuk diri sendiri atau untuk dijual, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 lima belas tahun dan paling singkat 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 enam puluh juta rupiah. Sedangkan pasal Pasal 79 menyatakan “Setiap orang yang melakukan pengangkatan anak yang bertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat 1, ayat 2, dan ayat 4, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun danatau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 seratus juta rupiah”. http:www.surya.co.id20091013adopsi-ilegal-tiga-pegawai-rsud-diadili.html “adopsi ilegal tiga pegawai rusd diadili” diakses pada hari Selasa, tanggal 16 Februari 2009, Pkl 15.30 WIB Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN