Ketentuan Sanksi Pidana KETENTUAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU

BAB IV KETENTUAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU

PENGANGKATAN ANAK SECARA ILEGAL DAN BEBERAPA CONTOH

A. Ketentuan Sanksi Pidana

Beberapa tahun terakhir, kejahatan dan pelanggaran hukum terhadap anak- anak diindikasikan semakin meningkat dan memprihatikan, padahal anak merupakan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan, sehingga pelanggaran hukum dan tindak kekerasan terhadap anak harus memperoleh perhatian serius dari pemerintah. 32 32 Ahmad Kami dan Fauzan, op.cit., hal. 88 Undang-undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak telah menegaskan bahwa pertanggungjawaban orang tua, keluarga, masyarakat, pemerinta dan negara merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara terus-menerus demi terlindunginya hak-hak anak. Rangkaian tersebut harus berkelanjutan dan terarah guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik, mental, spiritual maupun sosial. Tindakan ini dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan terbaik bagi anak yang diharapkan sebagai penerus bangsa yang potensial, tangguh, memiliki jiwa nasionalisme yang dijiwai oleh akhlak mulia dan nilai Pancasila, serta berkemauan keras menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Upaya perlindungan anak perlu dilaksanakan sedini mungkin, yakni sejak dari janin dalam kandungan sampai anak berumur 18 delapan belas tahun. Hal ini bertitik tolak dari konsepsi perlindungan anak yang utuh, Universitas Sumatera Utara menyeluruh, dan komprehensif. 33 1. Pengangkatan anak hanya dapat dilakukan untuk kepentingan yang terbaik bagi anak dan dilakukan berdasarkan adat kebiasaan setempat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu Pelaku tindak kriminal terhadap anak harus dihukum pidana seberat-beratnya. Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, telah mengatur secara tegas dan atau anak angkat, mulai pasal 77 sampai dengan pasal 90. Lembaga atau perorangan yang akan melakukan pengangkatan anak harus terlebih dahulu mengetahui sanksi pidana yang akan diterapkan apabila terjadi tindakan-tindakan yang termasuk dalam kategori tindak pidana terhadap anak angkat dikemudian hari, karena sanksi hukumnya cukup berat. Khusus sanksi pidana yang berkaitan dengan pengangkatan anak yang ilegal, telah diatur dalam pasal 79 UUPA yangmenyatakan bahwa: “ setiap orang yang melakukan pengangkatan anak yang bertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pasal 39 ayat 1, ayat 2, dan ayat 4, dipidanan dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun danatau denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 seratus juta rupiah Pasal 39 Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak 2. Pengangkatan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, tidak memutuskan hubungan darah antara anak yang diangkat dan orang tua kandungnya 3. Calon orang tua angkat harus seagama dengan agama yang dianut oleh calon anak angkat. 33 Ibid., hal. viii-ix Universitas Sumatera Utara 4. Pengangkatan anak oleh warga negra asing hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir. 5. Dalam hak asal-usul anak tidak diketahui, maka agama anak disesuaikan dengan mayoritas penduduk setempat. Pengangkatan anak yang dimaksudkan dalam kategori ilegal dan harus dijatuhi sanksi berdasarkan pasal 39 tersebut dapat dirincikan sebagai berikut: 1. Pengangkatan anak yang dilakukan bukan untuk kepentingan yang terbaik bagi anak, tetapi untuk kepentingan pribadi seseorang, dan dilakukan tidak berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 2. Pengangkatan anak yang memutuskan hubungan nasab dengan orangtua kandung anak angkat; 3. Calon orang tua angkat ternyata tidak seagama dengan anak yang diangkatnya; 4. Pengangkatan anak oleh warga negara asing yang telah ternyata telah bahwa pengangkatan anak bukan merupakan upaya yang terakhir, karena masih ada upaya lain Pasal 83 Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak menyatakan “Dan setiap orang yang memperdagangkan, menjual atau menculik anak untuk diri sendiri atau untuk dijual, dipidana dengan dipidana penjara paling lama dengan pidana penjara 15 lima belas tahun dan paling singkat 3 tiga tahun dan dendan paling banyak Rp. 300.000.000,00 Tiga ratus juta rupiah dan paling sedikit Rp. 60.000.000,00 enam puluh juta rupiah”. Universitas Sumatera Utara Pasal 90 menyatakan dalam hal tindak pidana yang dilakukan oleh pelaku terhadap anak berupa pengangkatan anak yang bertentangan dengan hak-hak anak, pengangkatan anak yang berlainan agama serta bertentangan dengan hukum adat dan peraturan perundang-undangan, tindak pidana tersebut dilakukan oleh koorporasi, maka pidana dijatuhkan kepada pengurus danatau korporasinya. Adapun pidana yang dijatuhkan kepada koorporasi hanya berupa pidana denda dengan ketentuan pidana denda yang dijatuhkan ditambah 13 sepertiga pidana denda. Kemudian terhadap penggelapan asal-usul anak juga dapat dijerat dengan Pasal 277 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP yang berbunyi, “Barangsiapa dengan suatu perbuatan sengaja menggelapkan asal-usul seseorang, diancam karena penggelapan asal-usul dengan pidan penjara paling lama enam tahun.” Perbuatan mengurus akta kelahiran bayi yang bersangkutan di kantor catatan sipil setempat yang mengakibatkan asal-usul bayi tersebut menjadi tidak jelas adalah tindak pidana 34 Dalam hal Tindak Pidana memberikan keterangan palsu dalam akta kelahiran bayi. Pasal 264 KUHP menyatakan “Barangsiapa menyuruh menempatkan keterangan palsu kedalam suatu akta otentik tentang suatu kejadian yang kebenarannya harus dinyatakan oleh akta itu, dengan maksud akan menggunakan atau menyuruh orang lain menggunakan akta itu seolah-olah keterangannya itu cocok dengan hal sebenarnya, jika penggunaannya dapat mendatangkan kerugian, dapat dihukum penjara maksimum tujuh tahun” . Pasal 34 http:www.hukumonline.comklinikdetaillt4b0ed6c50 “adopsi “diakses pada hari selasa, tanggal 16 Februari 2009, Pkl. 15.45 WIB Universitas Sumatera Utara ini diberikan dapat dikenakan terhadap pihak-pihak yang memberikan keterangan palsu kepada Pegawai Catatan Sipil untuk dimasukkan kedalam akta kelahiran bayi tersebut. Dalam Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang adopsi ilegal diatur dalam Pasal 5 yang mengatakan “setiap orang yang melakukan pengangkatan anak dengan menjanjikan sesuatu atau memberikan sesuatu dengan maksud untuk dieksploitasi dipidana dengan pidana penjara palin lama 3 tiga tahun dan paling lama 15 lima belas tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 120.000.000,00 seratus dua puluh juta rupiah dan paling banyak Rp. 600.000.000,00 enam ratus juta rupiah.

B. Contoh-Contoh Kasus Dan Penyelesaian Dalam Kasus