Oleh karena itu terlepas dari siapapun yang hendak mengadopsi dan dengan alasan apapun hendak mengasuh dan mengadopsi anak harus sesuai
dengan prosedur yang diatur dalam hukum. Hal ini untuk mencegah terjadinya Traffiking anak sebab trafficking bukan saja persoalan penjualan anak untuk
eksploitasi baik seksual maupun tenaga, tetapi juga penjualan bayi yang masih dalam kandungan, dan anak-anak dengan dalih adopsi.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini, dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut: 1.
Bagaimana peraturan hukum mengenai pengangkatan anak adopsi dan prosedur pengangkatan anak?
2. Bagaimana implementasi hak anak dalam hukum nasional?
3. Bagaimana sanksi pidana bagi pelaku pengangkatan anak secara ilegal?
C. Tujuan dan Pemanfaatan Penulisan
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan adalah seagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai peraturan hukum mengenai
pengangkatan anak adopsi dan proses pengangkatan anak 2.
Untuk mengetahui dan menjelaskan apa yang menjadi hak-hak anak
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan sanksi hukum bagi pelaku
pengangkatan anak secara ilegal adopsi Ilegal
D. Keaslian Penulisan
Penulisan skripsi ini berjudul: “KAJIAN HUKUM PIDANA TERHADAP PENGANGKATAN ANAK SECARA ILEGAL” belum pernah ditulis di Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah murni hasil pemikiran
dari penulis yang dikaitkan dengan teori-teori hukum yang berlaku maupun dengan kondisi dan fenomena dalam pelaksanaan pengangkatan anak yang ada
melalui refrensi buku-buku, media elektronik, dan bantuan berbagai pihak. Dalam rangka melengkapi Tugas akhir dan memenuhi syarat guna memperoleh gelar
sarjana Hukum Di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, dan apabila ternyata dikemudian hari terdapat judul dan permasalahan yang sama, maka
penulis akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap skripsi ini.
E. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Anak
1. pengertian anak menurut Undang-undang dasar 1945
Pengertian anak adalah kedudukan yang ditetapkan dalam pasal 34. pasal ini mempunyai makna khusus terhadap pengertian dan status anak dalam bidang
politik, karena yang menjadi esensi dasar kedudukan anak dalam kedua pengertian ini yaitu anak adalah subjek hukum dai sistem hukum nasional, yang harus
Universitas Sumatera Utara
dilindungi, dipelihara, dan dibina untuk kesejahteraan anak. Pengertian menurut Undang-undang dasar 1945 dan pengertian politik melahirkan atau menonjolkan
hak-hak yang harus diperoleh anak dari masyarakat, bangsa, dan negara atau dengan kata yang tepat pemerintah dan masyarakat dan lebih bertanggung jawab
terhadap masalah sosial, yuridis dan politik yang ada pada seorang anak
2. Pengertian menurut hukum perdata
Pengelompokan anak menurut pengertian hukum perdata di bangun dari beberapa aspek keperdataan yang ada pada anak sebagai seorang subjek hukum
yang tidak mampu. Aspek-aspek tersebut sebagai berikut; 1.
Status belum dewasa batas usia sebagai subjek hukum 2.
Hak-hak anak dalam hukum Dalam hukum perdata khususnya pasal 330 ayat 1, mendudukan anak
sebagai berikut “belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur 21 tahun dan tidak lebih dahulu telah kawin....dst” dalam pasal 330 ayat 3,
mendudukkan anak sebagai berikut “seorang yang belum dewasa yang tidak berada dibawah kekuasaan orang tua akan berada dibawah perwalian....dst”
pengertian anak disini disebut sebagai istilah “belum dewasa’ dan mereka yang berada dalam pengasuhan orang tua dan perwalian. Pengertian yang dimaksud
sama halnya dengan pengaturan yang terdapat dalam Undang-undang No1 tahun 1974 tentang perkawinan, yurisprudensi, hukum adat, dan hukum islam
pengertian anak ditetapkan sama makna dengan mereka yang belum dewasa dan
Universitas Sumatera Utara
seseorang yang belum mencapai usia batas legitimasi hukum sebagai hukum atau layak subjek hukum normal yang ditentukan oleh perundang-undangan perdata
7
3. pengertian anak menurut hukum pidana
Menurut Undang-Undang No 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan undang-undang mengklasifikasikan anak kedalam pengertian berikut ini:
1. Anak pidana adalah anak yang berdasarkan putusan pengadilan menjalani
pidana di LAPAS Anak paling lama berumur 18 tahun 2.
Anak negara adalah anak yang berdasarkan putusan pengadilan diserahkan kepada negara untuk dididik dan ditempatkan di LAPAS paling aman
sampai berumur 18 tahun 3.
Anak sipil adalah anak yang atas permintaan orangtua atau walinya memperoleh ketetapan pengadilan untuk dididik di LAPAS anak paling
lama sampai berumur 18 tahun.
Menurut Undang-Undang Peradilan Anak No. 3 Tahun 1997:
Batas usia Anak yang diatur dalam peradilan anak adalah 8 hingga 18 tahun. Pelaku tindak pidana anak di bawah usia 8 tahun diatur dalam Undang-
Undang Peradilan Anak: “Akan diproses penyidikannya, namun dapat diserahkan kembali pada ortunya atau bila tidak dapat dibina lagi diserahkan pada
Departemen Sosial.“
7
Maulana Hassan Wadong, Advokasi dan Perlindungan Anak, Grasindo, Jakarta, 2000, hal. 17
Universitas Sumatera Utara
Menurut Undang-Undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan AnakAnak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang
masih dalam kandungan.
4. Pengertian anak menurut Undang-Undang No 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia Ruang lingkup pengertian anak dalam Hukum Tata Negara memiliki
makna yang tidak jauh berbeda dengan makna yang ditetapkan oleh undang- undang dasar 1945 dan yang ditentukan anak dalam pengertian politik dan atau
dari pengertian hukum perdata. Dalam makna tata negara anak berhak untuk mendapatkan status atas perlindungan dari kewajiban-kewajiban hukum baik baik
untuk dipelihara atau direhabilitasi dari perbuatan pidana atau perbuatan melanggar hukum lainnya. Pengertian anak menurut ketentuan HTN dapat
meliputi hak-hak orangtua yang menajdi PNS dan atau ABRI seperti berikut; a. hak untuk memperoleh tunjangan
b. hak untuk memperoleh askes, tunjangan kepegawaian, dll.
2. Pengertian Pengangkatan Anak
Pengertian adopsi dapat dibedakan dari dua sudut pandangan yaitu secara etimologi; adopsi bersalah dari kata ”adoptie” bahasa Belanda, atau ”adopt”
adoption bahasa Inggris yang berarti pengangkatan anak. Dalam bahasa arab disebut ’tabbani’ yang menurut Mahmud yunus diartikan sebagai ”mengambil
Universitas Sumatera Utara
anak angkat” sedangkan dalam kamus Munjid diartikan ”ittihadzahu Ibnan’ yaitu menjadikannya sebagai anak.
8
Menurut Hilman Hadi Kusuma, dalam bukunya hukum perkawinan adat: anak angkat adalah anak orang lain yang dianggap anak sendiri oleh orangtua angkat
dengan resmi menurut hukum adat setempat, dikarenakan tujuan untuk kelangsungan keturunan dan atau pemeliharaan atas harta kekayaan rumah
tangga Pengertian dalam bahasa Belanda menurut kamus hukum, berarti
”pengangkatan seorang anak untuk sebagai anak kandungnya sendiri” jadi disini penekanannya pada persamaan status anak angkat dari hasil pengangkatan anak
sebagai anak kandung. Ini adalah pengertian secara literlijk yaitu adopsi diover kedalam bahasa indonesia menjadi anak angkat atau pengangkatan anak.
Secara terminologi, para ahli mengemukakan beberapa rumusan tentang adopsi, antara lain;
9
Adopsi mengangkat anak adalah suatu perbuatan pengambilan anak orang lain kedalam keluarga sendiri sedemikian rupa, sehingga antara orang yang
mememungut anak dan anak yang dipungut itu timbul suatu hukum kekeluargaan yang sama, seperti yang ada antara orang tua dengan anak kandungnya sendiri
. Menurut Surojo Wignjodipuro, dalam bukunya “pengantar dan asas-asas
hukum adat memberikan batasan sebagai berikut;
10
8
Muderis Zaini, Adopsi: Suatu Tinjauan Dari Tiga Sistem Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 1999, hal. 4
9
Ibid., hal. 5
10
Surojo Wignojodipuro, Pengangtar dan Asas-asas Hukum Adat, PT. Toko Gunung Agung, Jakarta Hal.4
.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian Mahmud Syaltut, seperti yang dikutip secara ringkas oleh Factur Rachman dalam bukunya ahli waris, beliau membedakan dua macam arti anak
angkat yaitu
11
; Pertama; penyatuan seseorang terhadap anak yang diketahuinya. bahwa ia
sebagai anak orang lain kedalam keluarganya. Ia diperlakukan sebagai anak dalam segi kecintaan, pemberiaan nafkah, pendidikan, dan
pelayanan dalam segi kebutuhannya, bukan diperlakukan sebagai anak nasabnya sendiri.
Kedua; yakni yang dipahamkan dari perkataan “tabanni” mengangkat anak secara mutlak menurut syariat adat dan kkebiasaan yang berlaku pada
manusia tabanni ialah memasukkan anak yang diketahuinya sebagai oranglain kedalam keluarganya, yang tidak ada pertalian nasab kepada
dirinya, sebagaimana anak yang sah, tetapi mempunyai hak dan ketentuan hukum sebagai anak.
Dalam pasal 1 angka 9 Undang-Undang Perlindungan Anak , UU No 23 Tahun 2002 memberi pengertian pengangkatan anak ;
Pengangkatan anak adalah suatu perbuatan hukum yang mengalihkan seorang anak dari lingkungan kekuasaan-kekuasaan keluarga orangtua yang sahwalinya
yang sahorang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan, dan membesarkan anak tersebut ke dalam lingkungan kekuasaan kekeluargaan
orangtua angkat berdasarkan putusanpenetapan pengadilan negeri Pengertian lain adopsi adalah suatu perbuatan hukum yang memberikan
kedudukan kepada seseorang anak orang lain yang sama seperti anak sah.
11
Muderis Zaini, loc.cit., hal. 5
Universitas Sumatera Utara
3. Pengertian pengangkatan anak secara ilegal
Pengangkatan anak yang dimasukkan dalam kategori ilegal, berdasarkan pasal 39 UU No 23 tahun 2003 dapat dirincikan sebagai berikut:
1. Pengangkatan anak yang dilakukan bukan untuk kepentingan yang terbaik
bagi anak, tetapi untuk kepentingan pribadi seseorang, dan dilakukan tidak berdasarkan adat kebiasaan setempat dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku . 2.
Pengangkatan anak yang memutuskan hubungan nasab dengan orangtua kandung anak angkat.
3. Calon orang tua kandung ternyata tidak seagama dengan anak yang
diangkat. 4.
Pengangkatan anak oleh warga negara asing yang telah ternyata bahwa pengangkatan anak bukan merupakan upaya terakhir, karena masih ada
upaya lainnya
12
Menurut Boediono, Wakil Ketua Bidang Anak Dan Pendidikan Yayasan Pembinaan Dan Asuhan Bunda YPAB adopsi ilegal adalah
.
13
12
Ahmad Kamil dan Fauzan, Hukum Perlindungan dan pengangkatan Anak di Indonesia, Rajawali Pers, 2008, hal. 89
13
http;www.texassweetheart.blog.friend.com, loc.cit
; Adopsi yang dilakukan hanya berdasarkan kesepakatan antar pihak orangtua
yang mengangkat dengan orangtua kandung anak .
Dalam UU No 27 tahun 2007 Tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang Pasal 5 angka 1 menjelaskan adopsi ilegal yaitu:
Setiap orang yang melakukan pengangkatan anak dengan menjanjikan sesuatu atau memberikan sesuatu dengan maksud untuk dieksploitasi.
Universitas Sumatera Utara
F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam skripsi ini adalah: 1.
Jenis Penelitian Penelitian skripsi ini merupakan penelitian hukum normatif. Penelitian
dilakukan terhadap peraturan perundang-undangan dan bahan hukum yang berhubungan dengan permasalahan dalam skripsi.
2. Data dan Sumber Data
Dalam penyusunan skripsi ini digunakan data sekunder yang diperoleh dari: a. Bahan hukum primer, bahan hukum yang telah ada dan yang berhubungan
dengan skripsi penulis yang terdiri dari UUD 1945 serta peraturan perundang- undangan lain yang terkait dengan bahan hukum primer yaitu terdiri dari
rancangan Undang-Undang, Buku, Pendapat para sarjana, hasil penelitian dan kasus-kasus hukum yang terkait dengan pembahasan judul skripsi ini, yaitu
pengangkatan anak secara ilegal. b. bahan hukum sekunder, berupa buku yang berkaitan dengan yang berkaitan
dengan pengangkatan anak adopsi secara ilegal, artikel-artikel, hasil-hasil penelitian, laporan dan sebagainya.
c. bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti
kamus. Kamus hukum , ensiklopedia, dan lainnya. 3
Metode Pengumpulan data Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian skripsi ini
adalah penelitian kepustakaan Library Research yakni penelitian terhadap
Universitas Sumatera Utara
literatur-literatur untuk memperoleh bahan teoritis ilmiah yang dapat digunakan sebagai dasar analisis terhadap substansi pembahasan dalam
penulisan skripsi. Tujuan penelitian kepustakaan Library Research ini adalah untuk memperoleh data-data sekunder yang meliputi peraturan
perundang-undangn, buku, majalah, surat kabar, situs internet, maupun bacaan lainnya yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.
4. Analisis Data
yakni dengan analisis secara kualitatif. Data sekunder yang diperoleh dianalisis secara kualitatif untuk menjawab permaslahan.
G. Sistematika Penulisan