Perlindungan Hukum Bagi Investor Pemegang Obligasi Dalam Hal

melakukan tindakan atau tindakan Wali Amanat tidak sesuai dengan Perjanjian Perwaliamanatan karena Wali Amanat lebih mementingkan hal yang lain atau karena telah terjadi conflict of interest. 126

B. Perlindungan Hukum Bagi Investor Pemegang Obligasi Dalam Hal

Emiten Gagal Bayar Default Kepercayaan dan kredibilitas pasar merupakan hal utama yang harus tercermin dari keberpihakan sistem hukum pasar modal pada kepentingan investor dari perbuatan-perbuatan yang dapat menghancurkan kepercayaan investor. 127 Obligasi merupakan surat utang yang harus di bayar, yang juga merupakan kewajiban yang harus dipenuhi. Kewajiban pemenuhan kewajiban pembayaran Penegakan hukum yang konsisten terhadap Emiten yang melakukan pelanggaran peraturan diharapkan menjadi pendorong bagi Emiten untuk selalu mematuhi ketentuan dan mempertimbangkan kehati-hatian dalam melakukan usahanya. Hal ini juga diharapkan akan meningkatkan kredibilitas pasar modal di mata investor sekaligus merupakan tanggung jawab emiten sebagai perusahaan publik. Penegakan hukum tidak boleh terlepas dari kerangka keadilan karena kalau tidak penegakan hukum malah akan menjadi bumerang bagi perkembangan pasar modal Indonesia. Bagi investor sebaiknya membekali dirinya dengan pemahaman yang mencukupi sebelum mengambil keputusan untuk melaksanakan transaksi efek. Prospektus dan laporan berkala dan insidentil menjadi pedoman bagi investor untuk dapat melihat dan mempertimbangkan pengambilan keputusannya. 126 Adrian Sutedi, Op. cit, hlm. 59. 127 M. Irsan NasaruddinIndra Surya, Op. cit, hlm. 278. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara utang yang lahir dari penerbitan obligasi berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan tersebut menurut Pasal 1131 KUH Perdata dijamin oleh seluruh harta kekayaan Emiten, oleh karena setiap investor pemegang obligasi hanyalah memiliki bagian- bagian dari surat utang global atau jumbo yang diwakili oleh Wali Amanat. Setiap tindakan investor pemegang obligasi adalah tindakan bersama dari seluruh investor pemegang obligasi tersebut, yang dilaksanakan oleh Wali Amanat berdasarkan pada perintah atau amanat Rapat Umum Pemegang Obligasi Selama dan sepanjang Wali Amanat melaksanakan tugas dan kewajibannya kepada investor dan hak-haknya terhadap Emiten, maka seluruh hak dan kepentingan investor pemegang obligasi akan terlindungi dalam hukum. Perlindungan dalam bentuk jaminan pemenuhan pembayaran obligasi akan lebih terjamin, manakala obligasi tersebut dijamin dengan suatu penanggungan utang menurut Pasal 1820 KUH Perdata dengan pelepasan hak istimewa, atau jaminan pembayaran menurut Pasal 1316 KUH Perdata, atau pemberian jaminan kebendaan. 128 C. Pembuktian Hak Kepemilikan Obligasi Secara Elektronik Permasalahan hukum yang akan timbul dalam perdagangan obligasi secara elektronik ini adalah dalam hal pembuktian kepemilikan karena tidak adanya bentuk fisik dari obligasi. Pembuktian kepemilikan menjadi sangat penting bagi pemegang obligasi elektronik, hal ini dikarenakan hukum pembuktian kita hanya 128 Gunawan Widjaja Jono, Op. cit, hlm.118. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara mengaku beberapa alat-alat bukti. Alat-alat bukti tersebut seperti yang tercantum dalam Pasal 1866 KUH Perdata, yaitu mencakup: 129 1. Bukti Tertulis Pembuktian dengan tulisan dilakukan dengan tulisan yang otentik maupun dengan tulisan tangan. Suatu akta otentik ialah suatu kata yang bentuknya diatur dalam Undang-undang dan dibuat dihadapan pegawai umum yang berkuasa untuk itu ditempat mana akta tersebut dibuat. Akta otentik merupakan alat bukti yang sempurna. 2. Saksi-saksi Keterangan seorang saksi saja tanpa alat bukti lain di muka pengadilan tidak boleh diterima begitu saja. Semua orang yang cakap untuk menjadi saksi di depan hakim. Tiap-tiap kesaksian harus disertai alasan-alasan bagaimana diketahuinya hal-hal yang diterangkan. Pendapat maupun perkiraan khusus bukanlah kesaksian. 3. Persangkaan Persangkaan ialah kesimpulan yang oleh undang-undang atau hakim ditarik dari suatu peristiwa yang dikenal kearah suatu peristiwa yang dikenal. 4. Sumpah Terdapat dua jenis sumpah di depan hakim yakni sumpah yang oleh hakim yakni sumpah yang oleh hakim karena jabatannya diperintahkan kepada salah satu 129 Pasal 1866 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pihak, dan sumpah pemutus yakni yang diperintahkan suatu pihak kepada pihak lainnya untuk menggantungkan perumusan perkara padanya. 130 Namun demikian keberadaan Undang-undang No 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan telah mulai menjangkau ke arah pembuktian data elektronik. Walau Undang-undang No. 8 Tahun 1997 tidak mengatur masalah pembuktian, namun melalui undang-undang ini, pemerintah berusaha mengatur pengakuan atas microfilm dan media lainnya alat penyimpanan informasi yang bukan kertas dan mempunyai tingkat pengamanan yang dapat menjamin kepastian dokumen yang dialihkan atau ditransformasikan, misalnya Compact Disk-Read Only Memory CD-ROM dan Write One Read Many WORM, 131 ketentuan ini merupakan embrio lahirnya teknologi telematika menjadi bagian yang harus diakui sebagai salah satu alat bukti dikemudian hari di dalam hukum pembuktian 132 1 Dokumen Perusahaan dapat dialihkan ke dalam microfilm atau media lainnya. , yang diatur dalam Pasal 12 Undang-undang Dokumen Perusahaan sebagai alat bukti yang sah. Pasal 12 Undang-Undang Dokumen Perusahaan tersebut berbunyi sebagai berikut: 130 Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2001, hlm. 299. 131 Dikdik. M. Arief Mansur Elisatris Gultom, Cyber Law, Aspek Hukum Teknologi Informasi, Bandung : PT. Refika Aditama, 2005, hlm. 108. 132 Nindyo Pramono, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2006, hlm. 109. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 2 Pengalihan Dokumen Perusahaan ke dalam microfilm atau media lainnya sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dapat dilakukan sejak dokumen tersebut dibuat atau diterima oleh perusahaan yang bersangkutan. 3 Dalam mengalihkan dokumen perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, pimpinan perusahaan wajib mempertimbangkan kegunaan naskah asli dokumen yang perlu tetap disimpan karena mengandung nilai tertentu demi kepentingan perusahaan atau demi kepentingan nasional. 4 Dalam hal dokumen perusahaan yang dialihkan ke dalam microfilm atau sarana lainnya adalah naskah asli yang mempunyai kekuatan hukum pembuktian otentik dan masih mengandung kepentingan hukum tertentu, pimpinan perusahaan wajib tetap menyimpan naskah asli tersebut. Disamping itu, Pasal 3 Undang-undang Tentang Dokumen Perusahaan telah memberi peluang luas terhadap pemahaman atas alat bukti, yaitu: “ Dokumen Keuangan terdiri dari catatan, bukti pembukuan, dan data pendukung administrasi keuangan, yang merupakan bukti adanya hak dan kewajiban serta kegiatan usaha suatu perusahaan”. 133 Dalam kaitannya dengan pengalihan bentuk dokumen perusahaan dan legalisasi, pengalihan dokumen perusahaan ke dalam bentuk lain, seperti microfilm, disket dan sebagainya tersebut sudah merupakan kebutuhan perusahaan dewasa ini. Di Bursa Efek misalnya yang setiap harinya mencatat transaksi efek yang terjadi di lantai bursa sampai dengan settlementnya, yang menyangkut data 133 Dikdik. M. Arief Mansur Elisatris Gultom, Loc. cit, hlm. 108. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara keuangan, perubahan modal dan catatan-catatan lain yang erat kaitannya dengan pembuktian. Hukum pembuktian dalam HIR, RBG, dan Buku ke IV KUH Perdata itu secara teoritis bersifat limitatif. Artinya, Hakim tidak boleh menyimpang dari ketentuan alat bukti sebagaimana dikenal dalam aturan perundang-undangan hukum pembuktian itu. Akan tetapi, dalam perkembangan bisnis global dewasa ini dengan lahirnya Undang-undang Dokumen Perusahaan yang memungkinkan dokumen perusahaan dialihkan wujudnya ke dalam bentuk dokumen elektronik. Hukum bisnis dengan perkembangannya dewasa ini menghendaki perluasan alat bukti konvensional tersebut dengan memasukkan alat bukti alat elektronik sebagai alat bukti yang harus diakui secara sah 134 134 Nindyo Pramono, Op. cit, hlm. 116. . Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN