6
Dengan demikian, berbeda dengan PPN, PPnBM yang sudah dibayar pada  waktu  perolehan  atau  impor  Barang  Kena  Pajak  yang  tergolong
mewah  tersebut,  tidak  dapat  dikreditkan  dengan PPN  maupun  PPnBM yang dipungut atau PPnBM ini hanya dipungut satu kali saja.
2. Karakteristik PPnBM
Yang menjadi karakteristik PPnBM adalah sebagai berikut: a. PPnBM merupakan pungutan tambahan BKP mewah selain PPN.
b. PPnBM  hanya  dikenakan  sekali  yaitu  pada  saat  impor  atau  pada  saat penyerahan BKP mewah oleh PKP pabrikan.
c. PPnBM tidak dapat dikreditkan sehingga diperlakukan sebagai biaya. d. Dalam hal BKP mewah diekspor, maka PPnBM yang dibayar pada saat
perolehannya dapat diminta kembali restitusi.
3. Obyek PPnBM
Yang menjadi obyek PPnBM adalah: a. Penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah yang dilakukan
oleh pengusaha yang menghasilkan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah  tersebut  didalam  daerah  pabean  dalam  kegiatan  usaha  atau
pekerjaannya. b. Impor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah.
4. Mekanisme PPnBM
Mekanisme  PPnBM  sebagaimana  diatur  dalam  Pasal  5,  Pasal  8  dan Pasal 10 dalam Undang-Undang PPN, yang secara garis besar yaitu:
a. Atas  impor  dan  penyerahan  BKP  yang  tergolong  Mewah  oleh  PKP yang  menghasilkan  BKP  yang  tergolong  mewah  tersebut  disamping
dikenakan PPN juga dikenakan PPnBM. b. PPnBM  hanya  dipungut  satu  kali,  yaitu  pada  waktu  impor  atau  pda
waktu meyerahkan BKP yang tergolong mewah tersebut oleh pabrikan. c. PPnBM  tidak  dapat  dikreditkan  baik  terhadap  PPN  maupun  terhadap
PPnBM. d. Tarif  PPnBM  yang  berdasarkan  Undang-Undang  No.  8  Tahun  1983
berkisar antara 10  sampai dengan 35 dengan Undang-Undang No. 11  Tahun  1994  diubah  menjadi  setinggi-tingginya  50  dan  dengan
Undang-Undang  No.  18  Tahun  2000  diubah  lagi  menjadi  setinggi- tingginya 75.
e. Atas  ekspor  BKP  yang  tergolong  mewah  dapat  meminta  kembali PPnBM yang telah dibayar pada waktu perolehan BKP yang tergolong
mewah yang diekspor tersebut.
5. Tarif PPnBM
Tarif  Pajak  Penjualan  atas  Barang  Mewah  PPnBM,  dengan peraturan  pemerintah,  dapat  ditetapkan  dalam  beberapa  pengelompokan
tarif,  yaitu tarif paling rendah sebesar 10 dan tarif paling tinggi sebesar 75.  Tarif  PPnBM  yang  berlaku  saat  ini  adalah  10,  20,  30,  40,
50, dan 75. Tarif PPnBM dikelompokkan menjadi:
8
1. Kelompok selain kendaraan bermotor 2. Kelompok berupa kendaraan bermotor
Dalam  Peraturan  Pemerintah  Nomor  145  Tahun  2000 Tanggal  22 Desember 2000 telah diatur kelompok barang kena pajak tergolong mewah
yang  dikenakan  Pajak  Penjualan  atas  Barang  Mewah  selain  kendaran bermotor  ditindaklanjuti  dengan  Kepmen  Nomor  569KMK  042000
yaitu: 1. Tarif 10;
a. Kelompok  kepala  susu  atau  susu  yang  diasamkandiragi, mengandung  tambahan  gula  atau  pemanis  lainnya  tidak,  diberi
aroma  atau  tidak,  diberi  rasa  atau  tidak,  mengandung  tambahan buah-buahan, biji-bijian, kokoa, atau tidak. Yoghurt, kephir, whey,
keju,  mentega  atau  lemak  atau  minyak  yan diperoleh  dari  susu, yang dibotolkantidak.
b. Kelompok air buah, dan air sayuran, yang belum meragi dan tidak mengandung  alkohol,  mengandung  tambahan  gula  atau  pemanis
lainnya atau maupun tidak mengandung aroma  mapun tidak,  yang dibotolkan dikemas.
c. Kelompok minuman yang tidak mengandung alkohol, mengandung tambahan  gula,  atau  pemanis  lainnya  atau  tidak,  mengandung
aroma  atau  tidak,  yang  dibotolkandikemas,  serta  air  soda  yang dibotlkandikemas.
9
d. Kelompok  produk  kecantikan  untuk  pemeliharaan  kulit,  tangan, kaki,
dan rambut,
serta preparat
rias lainnya,
yang dikemasdibotolkan.
e. Kelompok  alat  rumah  tangga,  pesawat  dingin,  pesawat  pemanas, mesin  jual  barang  otomatis  termasuk  mesin  penukar  uang,  dan
pesawat penerima siaran televisi. f.
Kelompok peralatan dan perlengkapan olahraga. g. Kelompok mesin pengatur suhu
h. Kelompok alat perekam atau reproduksi gambar, pesawat penerima siaran radio.
i. Kelompok alat fotografi, alat sinematografi, dan perlengkapan.
2. Tarif 20; a. Kelompok  alat  rumah  tangga,  pesawat  pendingin  dan  pesawat
pemanas selain yang disebut dalam kelompok 1 10. b. Kelompok  hunian  mewah  seperti  rumah  mewah,  apartemen,
kondominium, town house, dan sejenisnya. c. Kelompok  pesawat  penerima  siaran  televisi,  dan  antena  serta
reflektor  antena,  selain  yang  termasuk  dalam  kelompok  yang bertarif 10.
d. Kelompok  mesin  pengatur  suhu  udara,  mesin  cuci  piring,  mesin pengering, pesawat elektromagnetik, dan instrument musik.
e. Kelompok wangi-wangian.
f. Kelompok  permadani  tertentu  selain  yang  terbuat  dari  serabut
kelapa coir, sutera, wol atau bulu hewan halus. 3. Tarif 30;
a. Kelompok kapal atau kendaraan lainnya, sampan dan kano, kecuali untuk keperluan negara dan angkutan umum.
b. Keperluan  peralatan  dan  perlengkapan  olahraga,  selain  yang termasuk dalam kelompok yang bertarif 10.
4. Tarif 40; a. Kelompok minuman tertentu yang mengandung alkohol.
b. Kelompok barangyang terbuat dari sutera atau wol. c. Kelompok permadani tertentu yang terbuat dari sutera atau wol.
d. Kelompok barang kaca dari timah hitam dari jenis yang digunakan untuk  meja,  dapur,  rias,  kantor, dekorasi  dalam  ruangan  atau
keperluan semacam itu. e. Kelompok  barang-barang  yang  sebagian  atau  seluruhnya  terbuat
dari logam mulia atau campuran daripadanya. f.
Kelompok  kapal  atau  kendaraan  air  lainnya,  selain  yang  disebut dalam  kelompok  30,  kecuali  untuk  keperluan  negara  atau
angkutan umum. g. Kelompok balon udara dan balon udara  yang dapat dikemudikan ,
pesawat udara lainnya tanpa tenaga penggerak.
h. Kelompok peluru senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk keperluan negara.
i. Kelompok jenis kaki.
j. Kelompok barang-barang perabot rumah tangga dan kantor.
k. Kelompok  barang-barang  yang  terbuat  dari  porselin,  tanah lempung China atau keramik.
l. Kelompok  barang-barang  yang  sebagian  atau  seluruhnya  terbuat
dari batu, selain batu jalan dan batu tepi jalan. 5. Tarif 50;
a. Kelompok  permadani  tertentu  yang  terbuat  dari  wol  atau  bulu hewan halus.
b. Kelompok  pesawat  udara  selain  yang  disebut  dalam  kelompok 40,  kecuali  yang  digunakan  untuk  keperluan  negara  atau
angkutan udara siaga. c. Kelompok peralatan dan perlengkapan olahraga selain yang disebut
dalam tarif 10 dan 30. d. Kelompok  senjata  api  dan  senjata  api  lainya,  kecuali  untuk
keperluan negara. 6. Tarif 75;
a. Kelompok  minuman  yang  mengandung  alkohol  selian  yang termasuk dalam tarif 40.
b. Kelompok  barang-barang  yang  sebagian atau  seluruhnya  terbuat dari batu mulia dan atau mutiara atau campuran dari padanya.
c. Kelompok kapal pesiar mewah kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum.
Pengenaan  Pajak  Penjualan  atas  Barang  Mewah  berdasarkan kelompok  BKP  yang  tergolong  mewah  yang  berupa  kendaraan  bermotor
sebagai berikut. 1. Tarif 10;
a. Kendaraan  bermotor  untuk  pengangkutan  10  sepuluh  sampai dengan  15  lima  belas  orang  termasuk  pengemudi,  dengan  motor
bakar  cetus  api  atau  nyala  kompresi  dieselsemi  diesel,  dengan semua kapasitas isi silinder.
b. Kendaraan  bermotor  untuk  pengangkutan  orang  kurang  dari  10 orang termasuk pengemudi selain sedan atau station wagon dengan
motor  bakar  cetus  api  atau  nyala  kompresi  dieselsemi  diesel, dengan  sistem  1  gardan  penggerak  4X2,  dengan  kapasitas  isi
silinder tidak lebih dari 1500 CC. 2. Tarif 20;
a. Kendaraan  bermotor  untuk  pengangkutan  orang  kurang  dari  10 orang termasuk pengemudi selain sedan dan station wagon dengan
motor  bakar  cetus  api  atau  nyala  kompresi  dieselsemi  diesel,
dengan  sistem 1  gardan  penggerak  4X2,  dengan  kapasitas  isi silinder tidak lebih dari 1500 CC sampai dengan 2500 CC.
b. Kendaraan  bermotor  dengan  kabin  ganda  double  cabin  dalam untuk kendaraan bak terbuka atau bak tertutup, dengan penumpang
lebih  dari  3  orang  termasuk pengemudi  dengan  motor  bakar  cetus api  atau  nyala  kompresi  dieselsemi  diesel,  dengan  sistem  1
gardan  penggerak  4X2,  atau  dengan  sistem  2  gardan  penggerak 4X4, dengan kapasitas  isi silinder, dengan masa total tidak lebih
dari 5 ton. 3. Tarif 30;
Kendaraan  bermotor  untuk  pengangkutan  kurang  dari  10  orang termasuk pengemudi, berupa:
a. Kendaraan  bermotor  sedanstation  wagon dengan  motor  bakar cetus  api  atau  nyala  kompresi  dieselsemi  diesel  dan  kendaraan
bermotor angkutan kurang dari 10 orang termasuk pengemudi serta van dengan kapasitas isi silinder  lebih dari 1500 CC.
b. Kendaraan bermotor selain sedan atau station wagon dengan motor bakar  cetus  api  atau  nyala  kompresi  dieselsemi  diesel,  dengan
sistem  2  gardan  penggerak  4X4,  dengan  kapasitas  isi  silinder sampai dengan 1500 CC.
4. Tarif 40;
Kendaraan  bermotor  untuk  pengangkutan  kurang  dari  10  orang termasuk pengemudi berupa:
a. Kendaraan bermotor selain sedan atau station wagon dengan motor bakar cetus api, dengan  sistem 1 gardan penggerak 4X2, dengan
kapasitas isi silinder lebih dari 2500 CC sampai dengan 3000 CC. b. Kendaraan  bermotor  dengan  motor  bakar  cetus  api  berupa  sedan
atau station  wagon dan  selain  sedan  atau station  wagon dengan sistem  2  gardan  penggerak  4X4,  dengan  kapasitas  isi  silinder
lebih dari 1500 CC sampai dengan 3000 CC. c. Kendaraan  bermotor  dengan  motor  bakar  nyala  kompresi
dieselsemi  diesel,  berupa  sedan  atau station  wagon dan  selain sedan atau station wagon dengan sistem 2 gardan penggerak 4X4,
dengan  kapasitas  isi  silinder  lebih dari  1500  CC  sampai  dengan 2500 CC.
5. Tarif 50; Semua jenis kendaraan khusus yang dibuat untuk permainan golf.
6. Tarif 60; Dikenakan untuk kendaraan berupa:
a. Kendaraan  bermotor  beroda  2  dua  dengan  kapasitas  isi  silinder lebih dari 250 CC sampai dengan 500 CC.
b. Kendaraan  khusus  yang  dibuat  untuk  perjalanan  diatas  salju,  di pantai, di gunung, dan kendaraan sejenisnya.
7. Tarif 75; Dikenakan untuk kendaraan berupa:
a. Kendaraan  bermotor untuk  pengangkutan dari  10  orang  termasuk pengemudi dengan motor bakar cetus api, berupa sedan atau station
wagon dan selain sedan atau station wagon dengan sistem 2 gardan penggerak 4X4, dengan kapasitas isi silinder lebih dari 3000 CC.
b. Kendaraan  bermotor  untuk  pengangkutan  kurang  dari  10  orang termasuk  pengemudi  dengan  motor  bakar  nyala  kompresi
dieselsemi  diesel,  berupa  sedan  atau station  wagon dan  selain sedan atau station wagon dengan sistem 1 gardan penggerak 4X2
atau dengan sistem 2 gardan penggerak 4x4, dengan kapasitas isi silinder tidak lebih dari 2500 CC.
c. Kendaraan  bermotor  beroda  2  dua  dengan  kapasitas  isi  silinder lebih dari 500 CC.
d. Trailer,  semi  trailer  dari  tipe  caravan,  untuk  perumahan  atau perkemahan.
D. Pengusaha Kena Pajak PKP 1. Pengertian PKP
a. Pengusaha Berdasarkan  Undang-Undang  Republik  Indonesia  No.28 Tahun  2007,
pengusaha adalah orang  pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang
6
dalam  kegiatan  usaha  atau  pekerjaannya  menghasilkan  barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan,
memanfaatkan  barang  tidak  berwujud  dari  luar  daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.
Jadi,  pengusaha  ini  merupakan  pihak  yang  menghasilkan  atau memproduksi suatu barang yang akan dikonsumsi oleh pihak lain.
b. Pengusaha Kena Pajak PKP Berdasarkan  Undang-Undang  No.  18  Tahun  2000  pasal  1  angka  15,
Pengusaha  Kena  Pajak  adalah  pengusaha  sebagaimana  dimaksud  pada poin  a  yang  melakukan  penyerahan  Barang  Kena  Pajak  dan  atau
penyerahan  Jasa  Kena  Pajak  yang  dikenakan  pajak  berdasarkan Undang-Undang  PPN  1984,  tidak  termasuk Pengusaha  Kecil  yang
batasannya  ditetapkan  dengan  Keputusan  Menteri  Keuangan,  kecuali pengusaha  kecil  yang  memilih  untuk  dikukuhkan  sebagai  Pengusaha
Kena Pajak.
2. Kewajiban Pengusaha Kena Pajak