6
dalam  kegiatan  usaha  atau  pekerjaannya  menghasilkan  barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan,
memanfaatkan  barang  tidak  berwujud  dari  luar  daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.
Jadi,  pengusaha  ini  merupakan  pihak  yang  menghasilkan  atau memproduksi suatu barang yang akan dikonsumsi oleh pihak lain.
b. Pengusaha Kena Pajak PKP Berdasarkan  Undang-Undang  No.  18  Tahun  2000  pasal  1  angka  15,
Pengusaha  Kena  Pajak  adalah  pengusaha  sebagaimana  dimaksud  pada poin  a  yang  melakukan  penyerahan  Barang  Kena  Pajak  dan  atau
penyerahan  Jasa  Kena  Pajak  yang  dikenakan  pajak  berdasarkan Undang-Undang  PPN  1984,  tidak  termasuk Pengusaha  Kecil  yang
batasannya  ditetapkan  dengan  Keputusan  Menteri  Keuangan,  kecuali pengusaha  kecil  yang  memilih  untuk  dikukuhkan  sebagai  Pengusaha
Kena Pajak.
2. Kewajiban Pengusaha Kena Pajak
Pengusaha Kena Pajak berkewajiban, antara lain: a. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan menjadi PKP
b. Memungut PPN dan PPn BM yang terutang c. Membuat faktur pajak atas setiap penyerahan kena pajak
d. Membuat nota retur dalam hal terdapat pengambilan BKP e. Melakukan pencatatan atau pembukuan mengenai kegiatan usahanya
f. Menyetor PPN dan PPN BM yang terutang
g. Menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN
3. Pengecualian Kewajiban Pengusaha Kena Pajak
Pengusaha yang dikecualikan dari kewajiban sebagai Pengusaha Kena Pajak adalah:
a. Pengusaha Kecil. b. Pengusaha  yang  semata-mata  menyerahkan barang  dan  atau  jasa  yang
tidak dikenakan PPN.
E. Dasar Pengenaan Pajak
Untuk  menghitung  besarnya  Pajak  Penjualan  atas  Barang  Mewah PPnBM  yang  terutang  diperlukan  adanya  dasar  pengenaan  pajak.  Dasar
Pengenaan  Pajak  DPP  adalah  harga  jual,  penggantian,  nilai  impor,  nilai ekspor, serta nilai lain yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Keuangan.
Di bawah ini adalah Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai: a. Harga Jual
Dalam Pasal 1 angka 18 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000, harga jual adalah  nilai  berupa  uang,  termasuk  semua  biaya  yang  diminta  atau
seharusnya  diminta  oleh  penjual  karena  penyerahan  Barang  Kena  Pajak, tidak  termasuk  Pajak  Pertambahan  Nilai  yang  dipungut  menurut  Undang-
Undang  ini  dan  potongan  harga  yang  dicantumkan  dalam  faktur  pajak. Biaya yang dimaksud yaitu seperti pengangkutan, asuransi, bantuan tekhnik,
pemeliharaan, garansi, dan biaya pemasangan.
8
b. Penggantian Adapun pengertian penggantian menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2000 Pasal 1 angka 19, yaitu nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya  diminta oleh pemberi jasa karena penyerahan Jasa
Kena  Pajak,  tidak  termasuk  Pajak  Pertambahan  Nilai  dan  potongan  harga yang dicantumkan dalam faktur pajak.
c. Nilai Impor Pada Pasal 1 angka 20 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000, nilai impor
mempunyai  pengertian  sebagai  nilai  berupa  uang  yang  menjadi  dasar perhhitungan bea masuk ditambah pungutan yang dikenakan sesuai Undang-
Undang Pabean tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai. d. Nilai Ekspor
Adapun  Undang-Undang  Nomor  18  Tahun  2000  dalam  Pasal  1  angka  26 menyatakan bahwa nilai ekspor merupakan nilai berupa uang yang termasuk
biaya  yang  diminta  atau  seharusnya  diminta  oleh  eksportir.  Nilai  Ekspor dapat  diketahui  dari  dokumen  ekspor.  Oleh  karena  itu,  tarif  Pajak
Pertambahan Nilai atas ekspor adalah 0. e. Nilai lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan
Yang  termasuk  nilai  lain  yang  ditetapkan  dengan  Keputusan  Menteri Keuangan  adalah  nilai-nilai  yang  menjadi  dasar  pengenaan  pajak  selain
+
9
harga jual, penggantian,  nilai impor dan nilai ekspor, dimana harus dengan persetujuan Menteri Keuangan.
F. Daya Beli
Daya beli Purchasing Power merupakan kemampuan seseorang dalam mengkonsumsi  suatu  produk.  Daya  beli  antara  satu  orang  dengan  orang
lainnya pastilah berbeda. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti  dilihat  dari  status  orang  tersebut,  pekerjaan,  penghasilan,  dan
sebagainya. Daya  beli  juga  mempunyai  hubungan  erat  dengan  suatu  barang  atau
produk. Bila barang atau produk tersebut mempunyai harga yang murah, maka daya  beli  masyarakat  terhadap  barang  tersebut  juga  akan  meningkat.  Hal  ini
berlaku seperti pada hukum permintaan. Pada kurva permintaan individual akan suatu barang adalah suatu kurva
atau suatu daftar yang menunjukkan jumlah-jumlah suatu barang untuk setiap satuan waktu yang oleh seorang konsumen ingin dan sanggup untuk membeli
barang  tersebut  pada  berbagai  harga  satuan  barang  tersebut  Samuelson, 2003.
Terdapat  4  empat  penyebab  perubahan  permintaan  menurut Soediyono dalam Dyah 2010:28, yaitu:
a. Perubahan pendapatan konsumen Untuk  barang-barang  normal,  bertambah  besarnya  pendapatan  yang
diperoleh konsumen mengakibatkan kurva permintaan terhadap konsumen
,
bergeser  ke  kanan.  Sebaliknya,  menurunnya  pendapatan  menyebabkan kurva  permintaan  bergeser  ke  kiri.  Untuk  barang-barang  inferior,  yaitu
barang konsumsi yang tidak disukai oleh konsumen dan hanya dikonsumsi jika  terpaksa,  akan  menurun  permintaannya  jika  pendapatan  konsumen
meningkat. b. Perubahan harga barang pengganti
Jika  suatu  barang  naik,  maka permintaan  akan  barang  substitusinya  juga akan naik.
c. Perubahan harga barang komplementer Meningkatnya  harga  salah  satu  barang,  menyebabkan  penurunan
permintaan terhadap barang komplementernya. d. Perubahan cita rasa konsumen
Selera  atau  cita  rasa  konsumen  yang  berubah-ubah  mempengaruhi permintaan akan suatu barang yang sedang digemari. Jika selera konsumen
bertambah maka permintaan akan suatu barang juga akan naik.
G. Tinjauan Penelitian Sebelumnya
Penelitian  mengenai  Pajak  Pertambahan  Nilai  PPN  dan  Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM telah banyak dilakukan oleh peneliti-
peneliti  sebelumnya.  Tabel  2.1  menunjukkan  hasil-hasil  penelitian  terdahulu mengenai PPN dan PPnBM.
- .
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Sebelumnya
No. Peneliti
Judul Variabel
Metodologi AnalisisPenelitian
1.
2. Ratnawat
i Salim
Liberti Pandiang
an Evaluasi
Terhadap Alternatif
Penerapan Perhitunga
n PPN pada PKP
Pedagang Eceran
Perhitunga n Potensi
PPN dengan
Addition Method
a. Mekanisme pengkredita
n pajak masukan
dan pajak keluaran
tarif 10
b. Nilai lain sebagai
DPP tarif 2
a. PPN b. PDB
Produk Domestik
Bruto Metode
observasi, pada sebuah
perusahaan retail
dengan memilih
salah satu dari dua
alternatif mekanisme
pengenaan PPN.
Metode Observasi
Perusahaan retail akan lebih
menguntungkan menggunakan
metode 10 dibandingkan
metode tarif 2 karena terdapat
penghematan pajak.
Antara PDB dengan PPN mempunyai
pola dasar yang sama yakni
didasarkan atas akumulasi nilai
3. Hanantha
Bwoga Menuai
Rupiah melalui
PPN Suatu
a. PPN b. Faktur
Pajak Metode
Observasi tambah  dari setiap
kegiatan ekonomi, sehingga dengan
adanya kesamaan pola dasar
perhitungan tersebut, bahwa data PDB
dapat digunakan dan pajak serta
memenuhi syarat dijadikan sebagai
suatu pendekatan dalam perhitungan
potensi PPN, yang secara teoritis
disebut berdasarkan Addition Method.
PPN mengakibatkan terjadinya praktek
pemalsuan faktur pajak yang
memanfaatkan
1 2
4. Untung
Sukardji Studi
Kasus dalam
Pemeriksaa n Pajak
Mekanism Pengenaan
PPN atas PKP
Pedagang Eceran
mulai Masa
Pajak Juni Pajak
Pertambahan Nilai
Metode Observasi
sistem dan mekanisme PPN.
Pemalsuan faktur pajak yang
dilakukan oleh WP bertujuan untk
mengambil kas negara dengan dalih
kelebihan pembayaran PPN
atau PPN masukan lebih besar daripada
PPN keluaran. Mulai masa pajak
Juni 2002, PKP pedagang eceran
dalam menghitung PPN terutang data
menggunakan pedoman
penghitungan pengkreditan pajak
33
5. Dr. K.
Shankara iah dan
D. N. Rao
2002
Akuntansi PPN:
Konsep dan Isu
Pajak Pertambahan
Nilai, isu, konstitusi,
administrasi. Metode
Observasi masukan dan mulai
masa pajak Juni 2002, SPT Masa
PPN 1195PE tidak berlaku seiring
dengan mulai berlaku Keputusan
Menteri Keuangan No.
252KMK.042002 tertanggal 31 Mei
2002. Akuntansi Pajak
Pertambahan Nilai dapat menyebabkan
harmonisasi pajak standar, yang
pada gilirannya dapat  meningkatkan
pemasaran internasional, seperti
memastikan
4 5
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
6. Alan
Schenk Worldwide
Versus Sistem
Pajak Wilayah:
Perbanding an PPN
dan PPh Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak
Penghasilan. Metode
Observasi pemahaman yang
tepat mengenai kebijakan pajak dan
mempromosikan perdagangan global.
Dalam merancang pajak pendapatan
atau PPN, sebuah negara umumnya
harus memutuskan bagaimana luas,
secara geografis, ia ingin untuk
menuntut otoritas pajak. Negara dapat
memilih untuk memaksakan pajak
penghasilan atau PPN di bawah di
seluruh dunia atau prinsip teritorial.
6
6
H. Diferensiasi Penelitian
Penelitian  dengan  judul  “Analisis  Pengaruh  Pengenaan Pajak
Pertambahan Nilai PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM Terhadap Daya Beli Konsumen Pada Barang Elektronika Studi Empiris Pada
Konsumen  Barang  Elektronika  di  Wilayah Glodok  Jakarta  Kota”  berbeda dengan  penelitian sebelumnya,  penelitian  ini  menggunakan  variabel  bebas
Pajak  Penjualan  atas  Barang  Mewah  PPnBM  dan  melakukan  studi  empiris dengan  menyebarkan  kuesioner  terhadap  konsumen  yang  berada  di  wilayah
Tangerang Selatan.
I. Keterkaitan Antar Variabel
1. Pengenaan PPN terhadap Daya Beli Konsumen Hasil  penelitiannya  menunjukkan  bahwa  pengenaan  PPN
mempunyai  pengaruh  yang  signifikan  terhadap  daya  beli  konsumen. Hal ini dikarenakan masyarakat secara langsung dibebankan pajak dalam setiap
konsumsinya,dimana kondisi  perekonomian  yang  belum  mapan dan berbeda beda menyebabkan  masyarakat  menekan  konsumsinya  sehingga
daya beli menurun. 2. Pengenaan PPnBM terhadap Daya Beli Konsumen
Penelitian  mengenai  pengenaan  PPnBM  terhadap  daya  beli konsumen  hasilnya  belum  dapat diketahui  karena  belum  ada  penelitian
lebih lanjut mengenai penelitian ini sebelumnya.
7 8
J. Kerangka Pemikiran Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran LATAR  BELAKANG
: Perkembangan  ekonomi  di  dunia  membawa konsekuensi  terhadap  peningkatan  aktivitas  perdagangan. Pajak  Penjualan  atas
Barang  Mewah  PPnBM  tidak  dapat  dikenakan  tersendiri  tanpa  adanya  Pajak Pertambahan  Nilai PPN dan  dipungut  satu  kali  pada  sumbernya  yaitu  pada
tingkat pabrikan, atau pada waktu barang impor.
Independen Dependen
X
1
: Pajak Pertambahan Nilai
PPN
X
2
: Pajak  Penjualan  atas Barang Mewah
Y :
Daya Beli
Konsumeen
Metode Analisis Regresi
Uji Asumsi  Klasik:
a. Uji multikolinearitas b. Uji heteroskedastisitas
c.
Uji normalitas
Uji Kualitas Data:
a. Uji validitas
b.
Uji reliabilitas
9
8
K. Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan  dugaan  sementara  atau  kesimpulan  yang  masih perlu  diuji  kebenarannya  terhadap  suatu  masalah  atau  penelitian  yang  akan
diuji. Bila hasil hipotesa sama dengan hasil pengujian maka hipotesa tersebut diterima.  Sebaliknya,  hipotesa  akan  ditolak  jika  hasil  pengujian  berbeda
dengan hipotesa sebelumnya. Berdasarkan  kerangka  pemikiran  diatas,  maka  hipotesis  yang  dapat
diajukan penulis dalam penelitian ini adalah: H
a1
: Pengenaan PPN berpengaruh terhadap daya beli konsumen
H
a2
: Pengenaan PPnBM berpengaruh terhadap daya beli konsumen.
Uji Regresi Berganda :
a. Uji T
b.
Uji F
c.
Uji R
2
:
9
BAB III METODE PENELITIAN
A. RuangLingkupPenelitian
Dalam  rangka  menganalisis  pengenaan PPN  dan  PPnBM  pada  barang elektronika, maka objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
konsumen  barang  elektronika,  dengan  populasi  penelitian  konsumen barang elektronika  yang  berada  di  wilayah Jakarta  kota  glodok  dengan  kriteria
perusahaan  dagang  yang  menjual  barang  elektronika  yang  terdaftar  sebagai Pengusaha Kena Pajak di wilayah Jakarta kota glodok.
B. MetodePengumpulanSampel
Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah metede penentuan sampel probabilitas dan  metode non-probabilitas.  Metode  probabilitas
menggunakan  metode  sampel  area  area  sampling dengan  menetapkan kriteria  konsumen  yang  berada  di  wilayah Jakarta  kota  glodok.  Sedangkan
pada  metode non-probabilitas yaitu  dengan  pendekatan  metode purposive sampling,  artinya  bahwa  populasi  yang  akan  dijadikan  sampel  penelitian  ini
adalah  populasi  yang  memenuhi  kriteria  sampel  tertentu  sesuai  yang dikehendaki penulis.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objeksubjek yang mempunyai  kualitas  dan  karakteristik  tertentu  yang  ditetapkan  oleh  peneliti
untuk dipelajari adan kemudian ditarik kesimpulan. sugiono, 2006:89
;
Adapun  jenis  data  yang  dimaksud  dalam  penelitian  ini  yaitu menggunakan  persepsi  setiap  individu  konsumen  mengenai  pengaruh
daripengenaan  PPN  dan  PPnBM  terhadap  daya  beli  konsumen  pada  barang elektronika di wilayah Jakarta kota glodok. Jenis data ini disebut unit analisis
tingkat  individual  self  reported  data.  Daya  beli  konsumen  diukur berdasarkan tingkat harga barang elektronik dengan pendapatan konsumen.
C. MetodePengumpulan Data
Adapun  metode pengumpulan  data yang  digunakan  dalam  penyusunan skripsi ini adalah dengan menggunakan data primer dengan tujuan agar dapat
memberikan gambaran
mengenai pengaruh
pengenaan PPN
dan PPnBMterhadap  daya  beli  konsumen  atas  barang  elektronika.  Adapun
perolehan  data  primer  dilakukan  dengan  menggunakan  penelitian  lapangan. Pengumpulan  data  tersebut  diperoleh  dengan  cara  menyebarkan  kuesioner
yang  diberikan  kepada  konsumen  barang  elektronika  diwilayah Jakarta  kota glodok.  Kuesioner-kuesioner  tersebut  disebarkan  dengan  cara  datang  lansung
ke  toko-toko  elektronik  yang  dituju  dan  juga  melalui  beberapa  perantara contact person.
D. MetodeAnalisis Data 1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi deskripsi mengenai karakteristik variable penelitian dan demografi responden.
Statistik deskriptif menjelaskan skala jawaban responden pada setiap
=
variabel  yang  diukur dari nilai  rata-rata  mean,  standar deviasi,  varian, minimum maksimum, kurtosis, danswekness kemencengan distribusi.
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa masing-masing
item  dalam instrument penelitian mampu mengukur variabel  yang ditetapkan dalam penelitian ini. Sebuah instrument dikatakan valid, jika
mampu mengukur apa  yang  dinginkan dan mengungkapkan  data variabel  yang  diteliti secara tepat  Ghozali,  2005:45.  Pengujian
validitas dengan menggunakan Pearson  correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan
total skor Ghozali, 2005:46. Kriteria  yang digunakan valid atau tidak valid  adalah jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan
dengan  total  skor mempunyai tingkat signifikasi dibawah  0,05  maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid, dan jika korelasi skor masing-
masing butir pertanyaan mempunyai tingkat diatas  0,05  maka butir pertanyaan tersebut dikatakan tidak valid Santoso, 2000:168.
b. UjiReliabilitas Uji reabilitas adalah alat untuk menguji konsistensi jawaban
responden. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu.  Pengujian
ini menggunakan metode statistic Cronbach Alpha dengan nilai sebesar
?
0,06.  Apabila Cronbach  Alpha dari suatu variabel ≥  0,06  maka butir pertanyaan dalam instrument penelitian tersebut adalah reliable atau
dapat diandalkan,  dan sebaliknya jika nilai Cronbach  Alpha   0,06 maka butir pertanyaan tersebut tidak reliabel  Nunnaly,1967  dalam
Ghozali 2005:41-42.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi  linier  berganda  yang  bertujuan untuk menguji hubungan
pengaruh antara satu variable terhadap variabel  lain.  Variabel  yang dipengaruhi disebut variable tergantung atau dependen, sedangkan variabel
yang  mempengaruhi disebut variable bebas atau independen. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut:
Y = a + b
1
x
1
+ b
2
x
2
+ e Keterangan :
Y : Daya Beli Konsumen
X
1
: Pajak Pertambahan Nilai PPN X
2
: Pajak Penjulan atas Barang Mewah PPnBM a
: Konstanta b
x
: Koefisienregresi e
: Error Linearitas hanya dapat diterapkan pada regresi berganda karena
memiliki variable independen lebih dari satu, suatu model regresi berganda
AB
dikatakan linier jika memenuhi syarat-syarat linieritas, seperti normalitas data  baik secara individu maupun  model,  bebas dari asumsi klasik
statistic multikolineritas,  autokorelasi,  heteroskedastisitas.  Model  regresi linear  berganda dikatakan  model  yang  baik jika memenuhi asumsi
normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik. Dalam
membuktikan kebenaran
uji hipotesis  yang  diajukan
digunakan uji statistic terhadap  output  yang  dihasilkan dari persamaan regresi, uji statistic ini meliputi:
a. Uji R
2
koefisien Determinasi Koefisien determinasi  R
2
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variable independen menjelaskan variable dependen.
Dalam  output  SPSS,  koefisien determinasi terletak pada table Model Summary
b
dan tertulis Adjusted R Square. Nilai  R
2
sebesar  1,  berarti fluktuasi variable dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variable independen dan tidak ada faktor lain yang
menyebabkan fluktuasi variable dependen. Jika nilai R
2
berkisar antara 0  sampai dengan  1,  berarti semakin kuat kemampuan variable
independen dapat menjelaskan fluktuasi variable dependen  Imam Ghozali, 2009:87.
Korelasi tidak menunjukkan sebab akibat,  namun pada korelasi dijelaskan kuat atau besarnya tingkat hubungan antara variabel  yang
CD
satu dengan variabel yang lainnya. Sebagai pedoman digunakan tabel di bawah ini.
Tabel 3.1 Tingkat Hubungan
Sumber : Istiyanto, RisetSumberDayaManusia 2006 b. Uji signifikansi simultan uji statistik F
Uji  F  dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen
secara simultan  bersama-sama  terhadap
variable dependen.
Hasil uji  F  pada  output  SPSS  dapat dilihat pada tabel ANOVA.
Untuk mengetahui variabel-variabel independen secara simultan mempengaruhi variable dependen,  dilakukan dengan membandingkan
p-value pada kolom Sig. Dengan tingkat signifikansi  yang  digunakan sebesar  0,05.  Jika p-value lebih kecil dari  0,05  maka  Ha  diterima dan
Ho  ditolak,  sebaliknyajikap-value lebihbesardari  0,05  maka  Ha  ditolak dan Ho diterima Nugroho, 2005:53.
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199 Sangatrendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangatkuat
EE
c. Uji signifikansi parameter individual uji statistik t Uji  t  dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-
masing variable independen secara  individual  terhadap variable dependen. Hasil uji ini pada  output  SPSS  dapat dilihat pada table
Coefficients
a
. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variable
independen secara  individual  terhadap variable dependen,  dilakukan dengan membandingkan p-value pada kolom Sig. Masing-masing
variable independen dengan tingkat signifikansi  yang  digunakan  0,05. Jika p-value lebih kecil dari  0,05 maka  Ha  diterima dan  Ho  ditolak.
Sebaliknya jika p-value lebih besar dari  0,05  maka  Ha  ditolak dan  Ho diterima Nugroho, 2005:55.
4. Uji Asumsi Klasik