Umumnya gejala yang disebabkan oleh plasmodium falcifarum lebih berat dan lebih akut di bandingkan dengan jenis plasmodium lainnya. Gambaran khas dari penyakit malaria
adalah adanya demam periodik, pembesaran limpa, dan anemia Prabowo,2004.
Ada beberapa bentuk manifestasi penyakit malaria,antara lain : a.
Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam muncul setiap hari ketiga
b. Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam
setiap hari keempat. c.
Malaria serebral, disebabkan oleh Plasmodium falcifarum, penderita mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase
koma dan kematian yang mendadak. d.
Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat mendadak, mirip stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.
2.1.7. Diagnosis
Dengan adanya tanda dan gejala yang dikeluhkan serta tampak oleh tim kesehatan, maka akan segera dilakukan pemeriksaan laboratorium khususnya pemeriksaan darah untuk
memastikan penyebabnya dan diagnosa yang akan diberikan kepada penderita. Pemeriksaan laboratorium lainnya seperti parasitologi, darah tepi lengkap, uji fungsi hati, uji fungsi ginjal.
Dilakukan punksi lumbal, foto toraks untuk menyingkirkanmendukung diagnosis atau komplikasi lain Widoyono, 2008.
2.1.8. Komplikasi dan Prognosis
Malaria dapat menimbulkan beberapa komplikasi antara lain, anemia berat, malaria cerebral, gagal ginjal, nefropati dan splenomegali diduga berbasis imunologis.
Prognosis malaria berat tergantung kecepatan diagnosa, ketepatan dan kecepatan pengobatan Prabowo, 2004.
2.1.9. Penatalaksanaan dan Pencegahan
Efektivitas obat dinilai dari sensitivitas dan resistensi terhadap obat tersebut. Resistensi parasit malaria terhadap obat antimalaria adalah kemampuan sejenis parasit untuk terus hidup
dalam tubuh manusia, berkembang biak dan menimbulkan gejala penyakit walaupun telah
Universitas Sumatera Utara
diberikan pengobatan secara teratur baik dengan dosis standar maupun dosis yang lebih tinggi, yang masih bisa ditoleransi oleh pemakai obat. Batasan ini umumnya untuk resistensi
Plasmodium falcifarum terhadap obat anti malaria yang bersifat skizontosida darah. Penentuan resistensi Plasmodium falciparum dapat dilakukan dengan cara in-vitro dan in-
vivo Soegijanto, 2006. Klorokuin merupakan obat anti malaria kelompok 4-amino kuinolon yang bersifat
skizontosida darah untuk semua jenis plasmodium manusia dan gametositosida P.vivax dan P. Malariae. Obat ini merupakan obat anti malaria standar untuk pengobatan radikal malaria
tanpa komplikasi dalam program pemberantasan malaria. Klorokuin mempunyai kemampuan untuk menghalangi sintesa enzim pada parasit dalam pembentukan DNA dan RNA. Obat ini
bersenyawa dengan DNA sehingga proses pembelahan dan pembentukan RNA terganggu Soegijanto, 2006.
Pada pemakain per oral, konsentrasi puncak di dalam plasma di capai dalam 2-3 jam, sedangkan pada pemakaian intramuskuler dicapai dalam 15 menit. Waktu paruh klorokuin
adalah 1-2 bulan tetapi waktu paruh yang sebenarnya untuk pengobatan adalah 6-10 hari. Dosis klorokuin untuk pengobatan profilaksis adalah 5 mg basakgBB berat badan minggu
dan dapat diberikan tanpa efek samping. Selama musim penularan dapat diminum dengan frekuensi 2 kaliminggu dan dianjurkan hanya untuk 3-3,5 tahun saja. Dosis kumulatif
maksimal untuk pengobatan profilaksis pada orang dewasa adalah 100 gram basa. Dosis klorokuin untuk pengobatan malaria klinis adalah 10 mg basakgBBhari dosis tunggal pada
hari pertama dan kedua, sedangkan pada hari ketiga adalah 5 mg basakgBBdosis tunggal sehingga dosis total adalah 25 mg basakgBBhari eSoegijanto, 2006.
Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk PSN, berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, atau upaya pencegahan dengan
pemberian obat klorokuin bila mengunjungi daerah endemik malaria Prabowo, 2004.
2.2. Pengetahuan 2.2.1. Konsep Pengetahuan