UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Secara garis besar sendiri Pendekatan medikopsikologis stres adalah paradigma dasar dari psikoneuroimunologi. Dalam sudut pandang
kedokteran, menurut Hans Seley seorang ahli fisiologi dan pakar stres menyatakan bahwa stres adalah suatu respon tubuh yang tidak spesifik
terhadap aksi atau tuntutan atasnya. Stres merupakan respon automatik tubuh yang bersifat adaptif pada setiap perlakuan yang menimbulkan
perubahan fisik atau emosi yang bertujuan untuk mempertahakan kondisi fisik yang optimal suatu organisme. Reaksi fisiologis ini disebut sebagai
general adaptation syndrome GAS Nursalam, 2007. Dari sudut pandang psikologis stres didefinisikan sebagai suatu
keadaan internal yang disebabkan oleh kebutuhan psikologis tubuh , atau disebabkan oleh situasi lingkungan atau sosial yang potensial berbahaya,
memberikan tantangan,
menimbulkan perubahan-perubahan
atau memerlukan mekanisme pertahanan seseorang Nursalam, 2007.
Walaupun secara patofisiologi timbulnya kelainan fisis yang berhubungan dengan gangguan psikis belum seluruhnya dapat diterangkan
namun sudah terdapat banyak bukti dari penelitian para ahli yang dapat dijadikan pegangan. Gangguan psikis yang dapat menimbulkan gangguan
psikosomatik ternyata diikuti oleh perubahan-perubahan fisiologis pada tubuh seseorang. Perubahan fisiologis berkaitan erat dengan adanya
gangguan pada sistem syaraf autonom vegetatif , sistem endokrin dan sistem imun. Oleh karena itu, belakangan ini perubahan-perubahan
fisiologi dapat diterangkan dalam bidang ilmu psikoneruoimunologi. Perubahan ketiga sistem itu terjadi bersamaan dan saling tumpang tindih
Ader R, 2007.
2.5. Psikoneuroimunologi Shalat Tahajud
Shalat tahajud yang dijalankan dengan penuh kesungguhan, khusyuk, tepat, ikhlas, dan kontinu diduga dapat mrnumbuhkan persepsi
dan motivasi positif dan mengefektifkan coping. Dan, respons emosi positif dapat mrnghindarkan reaksi stres Sholeh, 2009.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dalam hal mengontrol respons emosi, dapat diupayakan dengan beberapa alternatif strategi. Taylor menganjurkan strategi kognitif
redefinisi, dimana seseorang dibantu untuk melihat masalah dari sisi pandangan yang positif. Sedangkan, Lazarus menganjurkan strategi
cognitive restructuring, yaitu upaya mengubah persepsi menjadi lebih realistis dan konstruktif tentang stresor Soleh, 2009.
Orang yang menjalankan shalat tahajud akan memenuhi dua strategi di di atas karena esensi hikmah yang dapat diperolehdari shalat
sendiri adalah hidup realistis, selalu optimis dalam kesiapan menghadapi berbagai problema hidup yang dihadapi sehingga orang tetap bersikap
konstruktif. Dalam sikap optimis, orang akan terjaga dan tetap dalam kondisi
homeostasis. Homeostasis terjadi karena adanya mekanisme umpan balik yang membatasi reaksi berlebihan dan mempertahankan kondisi
normal.Kegagalan homeostasis terutama disebabkan oleh kegagalan mekanisme umpan balik, yang dapat menyebabkan timbulnya stres yang
berlebihan Rehatta, N.M.1999. Kini diketahui bahwa susunan syaraf pusat mentransmisikan
informasi neurologi menjadi respon biologis dan fisiologis melalui berbagai hormon, neuropeptida, dan neurotransmitter, Hyphothalamic
Pituitary Adrenal Axis HPAA, dan sistem syaraf otonom. Susunan tersebut terbukti merupakan alur yang sangat berperan dalam reaksi
emosional, optimistis, dan stres, dan berhubungan dengan respon imun Bonica J, 1990.
Berbagai kondisi emosional, baik positif maupun stres, dapat menyebabkan terjadinya aktivitas HPAA, ia juga mengakibatkan
terjadinya tarik-menarik sikap positif dan negatif suasana emosional: tenang, optimistis, senang, atau cemas, susah dan stres. Rangsangan yang
tiba di media parvocellular division of the praventicular nucleus mpPVN di hipotalamus akan menyebabkan sekresi CRF yang terutama
berperan sentral dalam reaksi stres sekresi CRF stabil dalam kondisi emosi positif. CRF kemudian memicu reaksi HPAA. Selain itu nucleus mpPVN
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
hipotalamus juga berhubungan dengan locus Ceruleus LC, di mana sebagian besar neuron NE norepinefrin mempunyai reseptor untuk CRF.
Dengan demikian aktivitas HPAA juga mengaktifkan sistem syaraf otonom Vander A.J. 1985 .
Sekresi CRF oleh neuron mpPVN hipotalamus bergantung pada keseimbangan antara kondisi yang merangsang dan kondisi yang
menghambat, sintesis dan sekresi. Neurotransmitter yang diketahui meningkatkan sekresi CRF adalah asetilkolin dan serotonin, sedangkan
yang menghambat adalah kortisoldan Gamma Aminobutyric Acid GABA. GABA terutama banyak terdapat di area hipokampus sesuai
dengan hipokampus yang berfungsi sebagai pengontrol emosi dan pengendali HPAA Dunn A.J. dalam Sholeh, 2009.
Sistem limbik yang terdiri dari amigdala dan hipokampus merupakan bagian otak yang mengatur motivasi , respon emosi, dan reaksi
penolakan terhadap stimulus yang tidak diinginkan. Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa hipokampus mempertahankan tonus basal atau
mengontrol HPAA, dan bersama struktur limbik lainya berfungsi memberikan informasi masa lalu, apakah suatu stimulus merupakan suatu
stresor atau bukan. Amigdala menerima impuls atau informasi rangsang emosional stresor dari sistem sensori, batang otak, lewat thalamus yang
memungkinkan timbulnya reaksi segera untuk mempertahankan tubuh. Selain itu amigdala juga menerima informasi dari pusat kognisi dan
asosiasi sensoris di korteks Ikawati, 2011. Berdasarkan informasi tersebut, analisis tentang rangsang oleh
amigdala akan
menghasilkan respon
emosi yang
kemudian diumpanbalikkan ke korteks prefrontal kiri dan kanan dan hipokampus.
Umpan balik ini menimbulkan kesadaran tentang respon emosi dan terjadi penyesuaian sikap. Apabila shalat tahajud diterima sebagai stresor, secara
integral, amigdala mengirimkan informasi kepada locus Ceruleus LC yang memicu sistem otonom, kemudian ditransmisikan ke hipotalamus,
sehingga terjadi sekresi CRF Soleh, 2009.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sebaliknya, jika shalat tahajud mendatangkan persepsi positif, amigdala akan mengirimkan informasi kepada locus Ceruleus LC yang
mengaktifkan reaksi syaraf otonom. Lewat hipotalamus, mensekresi neurotransmitter, endorphin dan enkepalin, yang berfungsi sebagai
penghilang rasa
sakit dan
pengendali sekresi
CRF secara
berlebihan.Akibatnya HPAA dalam mensekresi Adrenocorticotropic hormon ACTH juga stabil terkendali. Penurunan ACTH akan
menstimulasi penurunan produksi kortisol pada jalur kortek adrenal dan serta katekolamin epinefrin dan norepinefrin pada medula adrenal yang
mempunyai reseptor alfa Ra, dan reseptor beta Rb mengalami stabil sehingga pengaruhnya terhadap sistem imun positif Soleh, 2009.
Pada keadaan stres, terdapat substansi yang menyerupai beta carboline, yaitu antagonis GABA yang diduga menyebabkan penurunan
jumlah reseptor GABA. Berkurangnya reseptor GABA menyebabkan berkurangnya hambatan terhadap timbulnya kecemasan dan memudahkan
reaksi stres.Dengan demikian, dapat dipahami bahwa dalam kondisi tenang, senang dan optimis, penuh harap pengaruh shalat tahajud, sekresi
kortisol dan antagonis GABA dan sintesis GABA positif normal Sholeh, 2009.
Dalam keadaan stres, terjadi peningkatan aktivasi HPAA, yaitu peningkatan sekresi CRF, ACTH, dan kortisol. Peningkatan kortisol yang
berlebihan dapat meningkatkan replikasi virus HIV dan mencegah produksi sitokin Th1 misalnyaIFN-y dan sitokin Th2 misalnya IL-12,
dan makrofag, melalui sel T-helper, atau dengan kata lain menurunkan respon sel T terutama CD4 dan CD8.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 3.Alur kerja psikoneuroimunologi shalat tahajud
Sumber: Moh.Sholeh, 2009
Penelitian Psikoneuroimunogi PNI pada pasien HIV AIDS telah dilakukan oleh Antonidengan menggunakan metode
Cognitive Behavioral Stres Management CBSM.
Metode ini meliputi pelatihan relaksasi,
cognitive restructuring upaya mengubah persepsi menjadi lebih
realistis dan
konstruktif, dukungan
sosisal, manajemen
emosi,mengefektifkan coping, serta keterampilan mengatasi masalah. Dengan manajemen stres berupa CBSM tadi dapat mengurangi
kecemasan, depresi, serta meningkatkan rasa percaya diri yang berdampak pada meningkatnya kualitas hidup pasien HIVdan AIDS. Adapun
mekanisme kerjanya dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini:
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. Alur kerja psikoneuroimunologi CBSM
Sumber: Antoni, MH 2003, h. 42
Keterangan : + ; meningkat
- : menurun HPAC : hypothalamic-pituitary-adrenal-cortical
DHEA-S:dehydroepiandrosterone-sulfate NK : natural killer
CD : cluster of designation cluster of differentiation HIV-1 : Human Immonodefisiency Virus type 1
SNS : sympathetic nervous system
Alur kerja psikoneuroimunologi CBSM pada pasien HIV dapat memberikan dukungan secara empiris pada setiap komponen. Dapat
dijelaskan, intervensi shalat tahajud sebagai manajemen stres membawa perubahan afektif dan tingkat kualitas hidup dengan kemampuan relaksasi,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
persepsi dukungan sosial, mampu beradaptasi dengan lingkungan, menumbuhkan motivasi positif, mengefektifkan coping, meningkatkan
rasa percaya diri serta proses lebih lanjut dalam mengelola emosional positif.
Selanjutnya berbagai reaksi emosional positif-negatif-stres diduga sangat berperan dalam aktivasi HPAC dan aktivasi SNS yang
ditandai dengan penurunan konsentrasi katekolamin perifer pada jalur medula adrenal dan hormon kortisol pada jalur korteks adrenal . Di satu
sisi Aktivasi HPAC dan SNS melalui jalur korteks adrenal juga berhubungan dengan hormone hipotalamus pituitary gonad seperti
testosterondan DHEA-S. Perubahan
hormon-hormon tersebut
seperti kortisol
dan katekolamin diduga sangat berkontribusi dalam mengoptimalkan sistem
imun dengan mempengaruhi distribusi limfosit fenotip seperti CD4+sel T naif, CD8, CD56+sel NK sitotoksik, dan surveilans dari infeksi laten virus
herpes. Penurunan kortisol dapat meningkatkan sistem imun khususnya
pada sel T-helper yaitu meningkatnya limfosit T-CD4+, CD8+, dan CD56+NK sehingga poliferasi virus HIV dapat dihambat dan terjadinya
rekonstitusi sistem imun Antoni, 2003.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DAN DEFINISI OPERASIONAL