22 bersifat negatif. Ketika profitabilitas perusahaan meningkat maka tingkat
hutang perusahaan akan menurun dan sebaliknya jika profitabilitas perusahaan menurun maka hutang perusahaan akan meningkat Nanda
Karinaputri, 2012.
Profitabilitas dengan Kebijakan Hutang
Pada tingkat profitabilitas yang rendah, perusahaan menggunakan hutang untuk membiayai operasional, sebaliknya pada tingkat
profitabilitas yang tinggi, perusahaan mengurangi penggunaan hutang Ismiyati dan Hanafi 2003 dalam Steven dan Lina 2011. Hal ini
disebabkan karena perusahaan diasumsikan menghasilkan sebagian besar keuntungan pada laba ditahan sehingga mengandalkan sumber dana
internal dan menggunkan hutang dalam tingkat yang rendah, tetapi saat mengalami profitabilitas rendah, perusahaan akan menggunakan hutang
yang tinggi sebagai mekanisme transfer kekayaan antara kreditur kepada pemegang saham.
3. Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan merupakan harapan dari berbagai pihak baik pihak internal perusahaan maupun eksternal perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan diharapkan dapat memberikan sinyal positif adanya kesempatan berinvestasi. Bagi investor, prospek perusahaan yang
memiliki potensi tumbuh tinggi memberikan keuntungan karena investasi yang ditanamkan diharapkan akan memperoleh return tinggi di masa yang
akan datang David dan Christian, 2009:131. Menurut Sriwardany dkk
23 2007 pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan kemampuan
perusahaan untuk miningkatkan size, yang dapat diproksikan dengan adanya peningkatan aktiva, ekuitas, laba dan penjualan serta nilai tobin-q.
Tingkat pertumbuhan yang semakin cepat mengidentifikasikan bahwa perusahaan sedang mengadakan ekspansi. Hal ini menyebabkan
timbulnya kebutuhan dana yang besar. Untuk itu, perusahaan menggunakan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut
termasuk dengan menggunakan hutang. Pertumbuhan perusahaan yang besar mempunyai pengaruh terhadap hutang perusahaan, karena suatu
perusahaan yang sedang berada pada tahap pertumbuhan akan membutuhkan dana yang besar untuk melakukan ekspansi. Hal ini
mendorong manajer untuk menggunakan hutang dalam membiayai kebutuhan dana tersebut Yeniate dan Nicken, 2010:8.
Menurut Kasmir 2012:114-115 rasio pertumbuhan merupakan rasio
yang menggambarkan
kemampuan perusahaan
dalam mempertahankan
posisi ekonominya
di tengah
pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Dalam rasio pertumbuhan yang
dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, laba bersih, pendapatan per saham dan dividen per saham.
Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size Kallapur dan Trombley, 2001 dalam
Sriwardany, 2006:11 dan tingkat pertumbuhan perusahaan dapat diukur dari beberapa variabel seperti PriceEarning Ratio Price per
24 ShareEarning per share, PriceCash Flow ratio _Price per shareCash
Flow per share, MarketBook Ratio Market price per sharebook value per share, Tobin’q, Biaya pengembangan R D Expense dibagi
dengan total penjualan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan potensial yang tinggi memiliki kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang
tinggi di masa yang akan datang dan kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang dan kapitalisasi pasar yang
tinggi sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki biaya modal yang rendah.
Dahlan Siamat 2004:279 menyatakan bahwa Price Earnig Ratio merupakan ratio yang digunakan untuk menilai suatu harga saham. Pada
prinsipnya price earning ratio memberikan indikasi mengenai jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga
saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Rasio ini menggambarkan kesedian investor membayar suatu jumlah untuk setiap
Rupiah perolehan laba perusahaan. Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston 2006:418
dijelaskan bahwa para investor telah lama mencari suatu acuan sederhana untuk menentukan apakah suatu saham dinilai secara wajar. Salah satu
pendekatan seperti ini adalah dengan melihat rasio harga terhadap harga saham. Price earning ratio suatu saham menunjukkan berapa banyak
jumlah yang tersedia dibayarkan oleh para investor untuk setiap jumlah laba yang dilaporkan.
25 PER dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :
PER = Harga per lembar saham Laba per lembar saham
Menurut Gruber dalam Syarifah Zahroh 2009:33-34, pendekatan Price Earning Ratio PER merupakan model penilaian saham yang paling
praktis sehingga banyak dipergunakan oleh para pemodal dan analisis saham. Pada perusahaan yang mempunyai price earning ratio tinggi resiko
yang rendah serta pertumbuhan yang tinggi. Sesuai dengan model tersebut maka dapat diidentifikasikan faktor-
faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio, adalah : a. Dividen Payout Ratio, apabila faktor-faktor lain dipegang konstan,
maka meningkatnya payout ratio akan meningkatkan Price Earning Ratio
b. Tingkat keuntungan yang dipandang layak discount rate. Apabila faktor-faktor lain dipegang konstan, maka meningkatnya Price
Earning Ratio. c. Pertumbuhan Dividen. Apabila faktor-faktor lain dipegang konstan,
maka meningkatnya pertumbuhan dividen akan meningkatkan Pice Earning Ratio Suad Husnan, 2001:342.
26
Pertumbuhan Perusahaan dengan Kebijakan Hutang
Suatu perusahaan yang memiliki pertumbuhan growth positif mengindikasikan majunya perusahaan tersebut. Perusahaan dengan
pertumbuhan yang tinggi sebaiknya menggunakan hutang dalam jumlah besar, karena biaya pengembangan pada emisi saham biasa lebih tinggi
dibandingkan dengan biaya pada emisi obligasi Weston dan Copeland, 2000 dalam Yustiana 2010. Perusahaan dengan penjualan yang relatif
stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan yang penjualannya tidak stabil Brigham dan Houston, 2001:182.
Tingkat pertumbuhan yang semakin cepat menidentifikasikan bahwa perusahaan sedang mengadakan ekspansi. Hal ini menyebabkan
timbulnya kebutuhan dana yang besar. Untuk itu, perusahaan menggunakan hutang berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan dana
tersebut termasuk dengan menggunakan hutang. Pertumbuhan perusahaan yang besar mempunyai pengaruh positif terhadap hutang perusahaan,
karena suatu perusahaan yang sedang berada pada tahap pertumbuhan akan membutuhkan dana yang besar untuk melakukan ekspansi. Hal ini
akan mendorong manajer untuk menggunakan hutang dalam membiayai kebutuhan dana tersebut Yeniatie dan Nicken, 2010.
27
4. Ukuran Perusahaan