6 Indonesia antara tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. Dalam melakukan
pengujian ini peneliti menggunakan infomasi mengenai Kebijakan dividen, Profitabiltitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan sebagai
variabel independen dan Kebikan Hutang sebagai variabel dependen. Berdasarkan pada latar belakang tersebut dan mengingat pentingnya
kebijakan hutang di dalam pengambilan keputusan investasi, maka peneliti
tertarik untuk meneliti “Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kebijakan Hutang ” Studi Kasus Pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai judul penelitian yang akan
diteliti.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah diatas, penulis dapat mengajukan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh variabel kebijakan dividen, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan
hutang secara simultan. 2. Apakah terdapat pengaruh variabel kebijakan dividen, profitabilitas,
pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan hutang secara parsial.
3. Variabel independen manakah yang paling dominan diantara variabel kebijakan dividen, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran
perusahaan dalam mempengaruhi kebijakan hutang.
7
C. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka dapat dikemukakan bahwa tujuan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan dividen, profitabilitas,
pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan hutang secara simultan.
b. Untuk menganalisis pengaruh variabel kebijakan dividen, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan
hutang secara parsial. c. Untuk menganalisis variabel independen yang paling dominan diantara
variabel kebijakan dividen, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan dalam mempengaruhi kebijakan hutang.
2. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat atau
kegunaan penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan agar investor dapat lebih memperhatikan
dan memperkirakan apakan perusahaan yang memiliki kebijakan hutang yang tinggi maupun rendah akan memepengaruhi keuntungan
bagi investor. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam memepertimbangkan suatu keputusan
8 dalam investasi.
b. Bagi Penulis Kegiatan penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk
menambah pengetahuan teoritis serta memperluas wawasan untuk mempelajari secara langsung dan menganalisa pengaruh Kebijakan
dividen, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap kebijakan hutang.
c. Bagi Akademik Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan
bagi penulis yang lainnya, dan memberikan masukkan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang manajemen
keuangan.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1.
Kebijakan Dividen
Menurut Van Horne 1980 dalam Harmono 2009:12, kebijakan penting dalam manajemen keuangan adalah kebijakan dividen. Kebijakan
dividen adalah persetase laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen tunai, penjagaan stabilitas dividen dari waktu
kewaktu, pembagian dividen saham dan pembelian saham kembali. Rasio pembayaran dividen dividen payout ratio, ikut menentukan besarnya
jumlah laba yang ditahan perusahaan harus dievaluasi dalam kerangka tujuan pemaksimalan kekayaan para pemegang saham.
Kebijakan dividen menurut Ambarwati 2010:64-65 adalah kebijakan yang diambil manajemen perusahaan untuk memutuskan
membayar sebgaian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham daripada menahanya sebagai laba ditahan untuk diinvestasikan kembali
agar mendapatkan capital gains. Capital gains adalah keuntungan modal yang akan diperoleh pemegang saham jika diinvestasikan kembali
pendapatannya dalam jangka panjang.
a. Keputusan yang diambil oleh manajemen terkait pembayaran dividen adalah meliputi elemen-elemen :
1 Dividen yang akan dibayarkan apakah dividen rendah atau dividen
10 tinggi, hal ini akan sangat tergantung pada preferensi pemegang
saham perusahaan yang akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS.
2 Dividen yang kan dibayarkan bersifat stabil atau tidak stabil, hal ini harus diputuskan dengan baik karena menyangkut minat
investor di masa yang akan datang. 3 Dividen yang akan dibayarkan apakah setiap tahun atau periodik
4 Apakah kebijakan dividen untuk dibagikan harus diumum, biasanya diumumkan lewat surat resmi ataupun surat kabar.
Menurut Horne dan Wachowicz, 2005:270 Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan
pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen dividen payout ratio mementukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan
sebagai sumber pendanaan. Akan tetapi, dengan menahan laba saat ini dalam jumlah yang lebih besar dalam perusahaan juga berarti lebih
sedikit uang yang akan tersedia bagi pembayaran dividen saat ini. Jadi, aspek utama dari kebijakan dividen perusahaan adalah
menentukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran dividen dengan penambahan laba ditahan perusahaan.
Dividen menurut Weston dan Copeland 2005 dalam Ahmad Rodoni dan Herni Ali 2010:121 adalah keuntungan perusahaan yang
berbetuk perseroan terbatas yang diberikan kepada para pemegang saham. Besarnya dividen yang diberikan ditentukan dalam rapat
11 pemegang sahan dan dinyatakan dalam suatu jumlah atau persentase
tertentu atas nilai nominal saham dan bukan atas nilai pasarnya.
b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi penetapan kebijakan dividen pada perusahaan, menurut Weston dan Brigham 2005, dalam
Ahmad Rodoni dan Herni Ali, 2010:123-124 yaitu :
1 Peraturan Hukum. Terdapat tiga hal yang ditekankan berkaitan dengan pembayaran dividen yaitu :
a Peraturan mengenai laba bersih yaitu menentukan bahwa dividen dapat dibayar dari laba dahulu dan laba sekarang.
b Peraturan mengenai tindakan yang merugikan pemodal, peraturan tersebut akan melindungi para kreditur, caranya
dengan melarang pembayaran dividen dari dana modal yang berarti
membagikan investasinya
bukan membagikan
keuntungan. c Peraturan mengenai hak mampu bayar yaitu menentukan
bahwa perusahaan tidak membayar dividen jika tidak mampu perusahaan bangkrut.
2 Posisi likuiditas, yaitu apabila laba yang ditahan telah diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap, seperti mesin dan
peralatan, bahan dan persediaan dan barang-barang lainnya, dan bukan disimpan dalam bentuk uang tunai, maka hal tersebut
dapat menunjukkan posisi likuiditas perusahaan yang rendah dan terdapat
kemungkinan perusahaan
tidak mampu
lagi membayarkan dividennya.
12 3 Perlu membayar kembali pinjaman. Disini perusahaan perlu
menyisihkan laba sebelum jatuh tempo hutang, agar keuntungan perusahaan pada saat jatuh tempo hutang dibebani dengan
pembayaran seluruh hutang. 4 Keterbatasan karena kontrak hutang. Dalam perjanjian hutang
terdapat larangan-larangan bagi debitur sehubungan dengan pembayaran dividen. Hal ini dilakukan untu melindungi pihak
kreditur sehubungan dengan dana yang dipinjamkan. Pembatasan tersebut dilakukan dengan cara dividen yang akan datang hanya
boleh dibayar dari keuntungan yang diperoleh sesudah ditandatanganinya. Kontrak hutangdividen tidak dibayarkan jika
modal kerja bersih jumlahnya lebih kecil dari suatu jumlah tertentu.
5 Tingkat perluasan
perusahaan. Semakin
cepat tingkat
pertumbuhan perusahaan semakin besar kebutuhannya untuk membiayai pengembangan harta perusahaan tersebut, dan
semakin banyak dana yang dibutuhkan dikemudian hari, semakin banyak pula keuntungan yang harus ditahan dan bukan untuk
dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen dividen relative kecil.
6 Tingkat keuntungan tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang diharapkan hal ini menentukan perusahaan untuk membayar
dividen atau menggunakannya didalam perusahaan.
13 7 Stabilitas perusahaan. Perusahaan yang keuntungannya relative
stabil dapat memperkirakan bagaimana keuntungan dimasa depan,
sehingga kemungkinan
besar perusahaan
akan membagikan keuntungannya dalam persentase yang lebih besar
dibandingkan dengan
perusahaan yang
keuntungannya berfluktuasi.
8 Kemampuan memasuki pasar modal. Perusahaan besar yang sudah mempunyai profitabilitas yang tinggi dan keuntungan yang
stabil akan lebih mudah memasuki pasar modal atau memperoleh dana dari luar untuk pembiayaan.
9 Kontrol. Kekhawatiran berkurangnya kekuasaan kelompok dominan
dalam mengendalikan
perusahaan cenderung
mendorong perusahaan untuk memperbesar laba ditahan demi keperluan ekspansinya, yang berarti akan memperkecil
pembayaran dividennya. 10 Kedudukan pajak para pemegang saham. Pada umumnya para
pemilik perusahaan yang memegang sebagian besar sahamnya tergolong kelompok berpendapatan tinggi dan merupakan
pembayaran pajak yang tinggi, sehingga menyebabkan
perusahaan akan membayar dividen yang rendah. 11 Pajak atas penghasilan yang diperoleh dengan tidak wajar.
Seringkali perusahaan menahan keuntungan hanya untuk menghindari tariff pajak perusahaan yang tinggi, maka
14 dikeluarkan peraturan yang membebani pajak tambahan terhadap
keuntungan atas penghasilan yang diperoleh dengan tidak wajar. 12 Tingkat inflasi. Kecenderungan kenaikan harga termasuk harga
aktiva tetap menyebabkan akumulasi penyusutan tidak lagi mencukupi untuk mengganti aktiva tetap. Oleh karena itu
perusahaan memperbesar porsi laba ditahan sehingga porsi untuk dividen menjadi berkurang.
Menurut Brigham dan Gapenski 1996 dalam Ahmad Rodoni dan Herni Ali 2010:125 tiap perubahan dalam kebijakan pembayaran
dividen akan memiliki dua dampak yang berlawanan yaitu apabila dividen akan dibayarkan semua, maka keputusan cadangan terabaikan
dan sebaliknya apabila laba ditahan semua kepentingan pemegang saham akan uang kas terabaikan. Untuk menjaga kedua kepentingan
tersebut, maka manajer dapat menempuh kebijakan yang optimal. Kebijakan dividen optimal merupakan kebijakan yang menciptakan
keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa yang akan
datang, sehingga
dapat memaksimumkan
laba dan
mempengaruhi nilai perusahaan. Kebijakan perusahaan untuk membagikan laba ditahanya dalam bentuk dividen kepada pemegang
saham perusahaan adalah keputusan yang tidak mudah dimana perusahaan dihadapkan pada dua pilihan John, et.al 1999 dalam
Ahmad Rodoni dan Herni Ali 2010:125 yaitu : a. Pembayaran dividen besar dan laba ditahan ssedikit, dengan
15 konsekuensi perusahaan harus mencari dana eksternal dalam
jumlah besar atau b. Pembayaran dividen sedikit dan laba ditahanya banyak, dengan
konsekuensinya perusahaan tidak perlu mencari dana eksternal yang besar.
Dengan demikian kebijakan dividen yang diambil perusahaan berkaitan dengan tujuan utama pembuatan keputusan keuangan yaitu
memaksimalkan nilai harga saham umum perusahaan. Kebijakan dividen karena dua alas an yaitu pertama, pembayaran dividen akan
mempengaruhi harga saham, dengan demikian akan berpengaruh pula dengan perdagangan saham. Kedua, pendapatan yang ditahan
retained earning biasanya merupakan sumber tambahan modal sendiri equity capital yang terbesar dua terpenting untuk
pertumbuhan perusahaan.kedua alas an tersebut merupakan dua sisi kepentingan perusahaan yang agak controversial. Agar kedua
kepentingan itu dapat terpenuhi secara optimal, manajemen perusahaan seharusnya memutuskan secara hati-hati dan teliti
kebijakan dividen yang harus dipilih Ahmad Rodoni dan Herni Ali, 2010:125.
c. Adapun prosedur dalam pembayaran dividen adalah sebagai
berikut yaitu :
1 Tanggal Pengumuman date of declaration Tanggal pengumuan adalah tanggal dimana direksi secara formal
16 mengumumkan dibagikannya kepada para pemegang saham bahwa
dividen akan dibagikan, suatu hutang dividen harus diakui dan laba yang ditahan berkurang. Dengan demikian kewajiban membayar
dividen timbul pada saat direksi mengumumkan pembagian dividen.
2 Cum-dividen date Tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak
untuk mendapatkan dividen. 3 Tanggal Pencatatan pemegang saham date of record
Tanggal pencatatan adalah tanggal dimana pemilikan saham ditentukan, sehingga dapat diketahui kepada siapa dividen
dibagikan. Pemegang saham yang mencatatkandirinya pada tanggal pembayaran. Tidak ada entry yang diperlukan pada
tanggal pencatatan. Tanggal ini hanya digunakan sebagai titik batas, kepada dividen dibagikan. Penentuan titik batas tidak perlu
dilakukan karena saham perusahaan diperdagangan di bursa, sehingga pemiliknya dapat setiap saat berubah. Tentang jumlah
saham yang beredar, perusahaan sudah mengetahuinya sejak dividen diumumkan. Pada saat dividen dibayarkan, hutang dan kas
akan berkurang sehingga perusahaan akan mencatatnya sebagai pengurangan kedua perkiraan tersebut diatas
4 Tanggal pemisahan dividen ex-dividend date Sebelum
tanggal pencatatan,
perusahaan sudah
harus
17 diberitahukan apabila terjadi transaksi jual beli atas saham
tersebut. Oleh sebab itu pada bursa international disepakati adanya ex-dividen date yaitu 3 hari sebelum tanggal pencatatan date of
record. Setelah tanggal pencatatan, saham tersebut tidak lagi memiliki hak atas dividen pada tanggal pembayaran.
5 Tanggal pencatatan date of payment Pada tanggal ini, dividen dibayarkan kepada para pemegang
saham. Setelah memegang dividen, kas didebet dan piutang dieliminasi. Pembayaran dividen akan dikenakan pemotongan
pajak penghasilan. Ada beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur
kebijakan dividen. Di dalam penelitian ini, rasio yang dipakai untuk mengukur kebijakan dividen adalah dividen payout ratio. Menurut
Riyanto dalam Rina, 2008:33- 34 mengatakan bahwa “persentase
dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividends disebut dividend payout ratio
”. Dalam penelitian ini, dividend payout ratio diukur dengan membandingkan
antara total dividen dengan total laba bersih.
Kebijakan Dividen dengan Kebijakan Hutang
Kebijakan dividen akan memiliki pengaruh terhadap tingkat penggunaanaan hutang suatu perusahaan. Kebijakan dividen yang stabil
menyebabkan adanya keharusan bagi perusahaan untuk menyediakan sejumlah dana guna membayar jumlah dividen tetap tersebut.
18 Rozzeff 1982 menyatakan bahwa pembayaran dividen adalah suatu
bagian dari monitoring perusahaan. Dalam kondisi demikian, perusahaan cenderung untuk membayar dividen lebih besar jika insider memiliki
proporsi saham yang lebih rendah, menurut Faisal dalam Rizka dan Ratih 2009 perusahaan yang mempunyai dividen payout ratio tinggi akan
menyukai perusahaan dengan modal sendiri. Disamping itu, pembayaran dividen dapat dilakukan setelah kewajiban pembayaran bunga dan cicilan
hutang dipenuhi. Adanya kewajiban tersebut, akan membuat manajer semakin hati-hati dan efisien dalam menggunakan hutang.
2. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba. Satu-satunya ukuran profitabilitas yang palin penting
adalah laba bersih. Para investor dan kreditor sangat berkepentingan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan menghasilkan laba saat ini
maupun di masa mendatang Dewi Astuti, 2004:36. Menurut Tita Detiana 2011:59 profitabilitas adalah hubungan
antara pendapatan dan biaya yang dihasilkan dengan menggunakan asset perusahaan, baik lancar maupun tetap, dalam aktivitas produksi. Terdapat
banyak cara untuk mengukur profitabilitas. Berbagai pengukuran ini memungkinkan analis untuk mengevaluasi keuntungan perusahaan dilihat
baik dari sisi penjualan asset ataupun investasi pemilik. Tanpa profit, perusahaan tidak dapat menarik sumber modal eksternal untuk
menginvestasikan dananya pada perusahaan. Profitabilitas adalah