1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Untuk menjalankan operasinya bisnisnya setiap perusahaan memiliki berbagai kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana agar aktivitas
perusahaan dapat berjalan sebagai mana mestinya. Dana selalu dibutuhkan untuk menutupi seluruh atau sebagian dari biaya yang diperlukan, baik dana
jangka panjang maupun dana jangka pendek. Dana juga dibutuhkan untuk melakukan ekspansi atau perluasan usaha atau investasi baru. Artinya didalam
perusahaan harus tersedia dana dalam jumlah tertentu sehingga tersedia pada saat dibutuhkan. Dalam hal ini tugas manajer keuangan yang bertugas
memenuhi kebutuhan dana tersebut Kasmir,2009:150. Dalam praktiknya perusahaan untuk memenuhi kekurangan akan
kebutuhan dananya, perusahaan memiliki sumber dana yang dapat diperoleh dari internal modal dari pemilik perusahaan dan laba ditahan metode
pemenuhan kebutuhan akan dana yang berasal dari pihak internal perusahaan dikenal dengan nama metode pembelanjaan modal sendiri equity financing.
Selain itu terdapat pula sumber dana dari eksternal perusahaan penjualan saham, penerbitan obligasi, penjualan sekuritas ataupun pinjaman dari bank.
Metode pemenuhan kebutuhan akan dana yang berasal dari eksternal perusahaan disebut metode pembelanjaan dengan hutang debt financing
Yustiana, 2010.
2 Didalam memenuhi kebutuhan pendanaan pemegang saham lebih
menginginkan pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang karena dengan penggunaan hutang, hak mereka terhadap perusahaan tidak akan berutang.
Tetapi manajer tidak menyukai pendanaan tersebut dengan alasan bahwa hutang mengandung resiko yang tinggi. Manajemen perusahaan mempunyai
kecenderungan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dengan biaya pihak lain Rizka dan Ratih, 2009:192. Jensen 1986 berpendapat
bahwa dengan hutang maka perusahaan harus melekukan pembayaran periodik atas bunga, sedangkan perusahaan yang mempergunakan hutang
dalam pendanaannya dan tidak mampu melunasi kembali hutang tersebut akan terancam likuiditasnya sehingga akan mengancam posisi manajemen.
Sehubungan dengan hutang, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi proporsi hutang, maka resiko kebangkrutan akan semakin meningkat, sehingga
debtholders memerlukan tambahan return untuk menutupi tambahan resiko yang terjadi Steven dan Lina, 2004:164.
Dalam penelitian ini ukuran debt ratio merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas atau yang lebih dikenal dengan istilah Debt to
Equity Ratio DER Suad Husnan, 2001:39. DER menunjukkan tingkat resiko suatu perusahaan, DER yang semakin tinggi menunjukkan resiko yang
semakin tinggi demikian sebaliknya. Tinggi rasio DER menunjukan bahwa pendanaan yang berasal dari hutang besar. Investor cenderung lebih tertarik
pada tingkat DER tertentu yang besarnya kurang dari satu, jika besarnya rasio DER lebih dari satu mengindikasikan risiko perusahaan tinggi karena
penggunaan hutangnya tinggi. Oleh karena itu perusahaan akan berusaha agar tingkat DER yang dimiliki tidak lebih dari satu dalam struktur pendanaanya
3 Brigham dan Houston, 2001. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam
aktivitas pendanaan adalah hutang, yaitu menentukan sampai sejauh mana utang digunakan dalam struktur modal perusahaan dan seberapa besar
perusahaan mendanai assetnya dengan menggunakan hutang. Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai kekayaan
para pemegang saham Harmono, 2009:1 dan memperhatikan pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang berhasil pasti meraih laba atau profit, laba atau
profit tersebut kemudian dapat diinvestasikan dalam aktiva operasi, digunakan untuk membeli sekuritas, digunakan untuk melunasi hutang, atau dibagikan
kepada pemegang saham dalam bentuk dividen Brigham dan Houston, 2001:65.
Untuk mencapai tujuan tersebut pemilik modal menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada manajer.
Namun tidak jarang pihak manajemen atau manajer sebagai pengelola perusahaan mempunyai tujuan lain yang mungkin
bertentangan dengan tujuan utama perusahaan tersebut, sehingga mucul konflik kepentingan di antara pihak manajemen dalam hal ini yaitu manajer agen
dengan para pemegang saham principal sehingga menimbulkan apa yang di sebut dengan masalah keagenan agency problems Brealey, 2008:16.
Agency cost merupakan biaya yang timbul dalam rangka mengendalikan atau memonitor tindakan manajer agar sesuai dengan
kepentingan principal. Dasar dari agency cost model ini adalah ketika manajer disadari bisa bertindak tidak sesuai dengan kepentingan investorpemegang
saham, maka pemegang saham menggunakan mekanisme tertentu untuk mengontrol tindakan manajer tersebut. Salah satu dari mekanisme ini adalah
melalui pembayaran dividen dengan payout yang tinggi Beiner, 2001. Sedangkan menurut Brigham dan Houston 2009:26 masalah keagenan
4 agency problem terjadi ketika manajer dari sebuah perusahaan memiliki
kepemilikan saham biasa kurang dari 100 persen diperusahaan tersebut. Penyebab dari konflik antara manajer dengan pemegang saham diantaranya
adalah pembuatan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas pencarian dana financing decision. Suatu perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan
yang tinggi cenderung membutuhkan dana yang besar dalam melakukan pembuatan keputusan yang berkaitan dengan bagaimana dana diperoleh
tersebut diinvestasikan. Keputusan untuk memilih sumber pendanaan yang paling baik bagi
perusahaan memerlukan analisa seksama dari manajer keuangan perusahaan. Keputusan pendanaan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam
melakukan aktivitas operasinya dan berpengaruh terhadap resiko perusahaan itu sendiri. Keputusan pendanaan seperti ini sangat penting bagi perusahaan,
banyak perusahaan yang sukses dan berkembang akibat tepat mengambil keputusan pendanaan. Akan tetapi, banyak juga perusahaan yang jatuh ke
dalam kebangkrutan akibat banyak hutang dan terbelit bunga. Pendanaan dengan menggunakan hutang yang terlalu tinggi akan meningkatkan resiko
keuangan perusahaan masuk kedalam krisis financial distress. Akan tetapi, perusahaan juga perlu memanfaatkan fasilitas kredit yang diberikan oleh
pihak lain dengan baik juga. Secara empiris, penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan hutang perusahaan telah sering dilakukan, antara lain oleh Yeniate dan Nicken 2010 dengan judul penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan hutang pada perusahaaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak memiliki
5 pengaruh terhadap kebijakan hutang. Namun berbeda dengan penelitian
penelitian yang dilakukan oleh Yuli Soesetio 2008 bahwa kebijakan dividen memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.
Penelitian yang dilakukan oleh Rizka dan Ratih 2009, Yuli Soesetio 2008, Steven dan Lina 2011 menemukan bukti bahwa profitabilitas ROA
terdapat pengaruh signifikan dan negativ terhadap kebijakan hutang, dari hasil penelitiannya semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka akan semakin
banyak dana yang tersedia untuk digunakan bagi perusahaan, sehingga perusahaan akan cenderung memanfaatkan dana internalnya yang bersumber
dari profit dibanding hutang. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan cenderung akan menggunakan dana internal dari retained earnings sehingga
perusahaan tidak akan terlalu membutuhkan dana yang bersumber dari hutang. sebaliknya jika profitabilitas perusahaan rendah, maka akan
mengalami kesulitan dan membutuhkan dana eksternal seperti hutang. Sedangkan penelitian mengenai variabel pertumbuhan perusahaan
sebagai variabel independen dengan menggunakan metode analisis regresi berganda hasil penelitian yang didasarkan pada Yustiana 2010 bahwa
pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kebijakan hutang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Steven dan Lina
2010 melakukan penelitian mengenai ukuran perusahaan, penelitian tersebut menggunakan metode analisis berganda. Hasil penelitian tersebut adalah
ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian empiris yang
dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
6 Indonesia antara tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. Dalam melakukan
pengujian ini peneliti menggunakan infomasi mengenai Kebijakan dividen, Profitabiltitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan sebagai
variabel independen dan Kebikan Hutang sebagai variabel dependen. Berdasarkan pada latar belakang tersebut dan mengingat pentingnya
kebijakan hutang di dalam pengambilan keputusan investasi, maka peneliti
tertarik untuk meneliti “Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kebijakan Hutang ” Studi Kasus Pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai judul penelitian yang akan
diteliti.
B. Perumusan Masalah