Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang (Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di BEI)

(1)

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG

(Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh :

Ayu Listia Aviyanti

Nim:208081000044

MANAJEMEN KEUANGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG

(Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Skripsi


(3)

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh

Ayu Listia Aviyanti NIM: 208081000044 Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni Indo Yama Nasaruddin, SE, MSi

NIP. 19690232001121003 NIP. 1971120620031121001

JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1434H / 2013 M

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 26 November 2012 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Ayu Listia Aviyanti

2. NIM : 208081000044

3. Jurusan : Manajemen Keuangan

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang

( Studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ).


(4)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 November 2012

1. Prof. Dr. Ahmad Rodoni ( ) NIP. 1969023 2001121 003 Ketua

2. Leis Suzanawaty, SE, MSi ( ) NIP. 1972809 2005012 004 Sekretaris

3. Indo Yama Nasaruddin, SE, MAB ( ) NIP. 19741127 2001121 002 Penguji Ahli

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:


(5)

No. Induk Mahasiswa : 208081000044

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen Keuangan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggung jawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung – jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, 27 Mei 2013 Yang Menyatakan,


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A.

DATA PRIBADI

1. Nama : Ayu Listia Aviyanti

2. Tempat /Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Juli 1989

3. Alamat : Jl. Akasia Rt 002/018,

Kelurahan Pamulang Timur, Kecamatan Pamulang,

Tangsel 15417 4. Nama Orang Tua

Bapak : Slamet Hardjito

Ibu : Wangsih

5. Agama : Islam

6. Kewarganegaraan : Indonesia

7. E-mail : ayulistia22@ymail.com

8. Telepon : 083891919500

B. D

ATA PENDIDIKAN

1. Tahun 1995-2001 : SDN Cipayung II 2. Tahun 2001-2004 : SMP N 1 Ciputat 3. Tahun 2004-2007 : SMK Sasmita Jaya 1


(7)

ABSTRACT

The main objective of the study is to analyze the factors that influence the Debt policy, These factors include Dividen Payout Ratio, Return On Asset, Firm Growth, and Firm Size. Population in this study are public company non banking listed in Indonesian Stock Exchange during 2008-2011 periods. With using purposive sampling, the total of sample in this study is 25 of companies. The statistical methods used to test the hypothesis is multiple regressions analysis method.

The results research that the Firm Size has positive significant influence to debt policy. This research also found that the Dividen Payout Ratio, and Return On Asset significant negative influence to debt policy, the last test indicates that Firm Growth (PER) no significant influence to debt policy. Firm Size variable in this study is the most dominant variable influence to debt policy the indicated value of its standardized beta coefficient is 0.702.

Keywords: Dividen Payout Ratio, Return On Asset, Firm Growth, Firm Size, and Debt policy.


(8)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang, faktor-faktor tersebut antara lain Dividen Payout Ratio, Return On Asset, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan go public non perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011. Dengan menggunakan metode perposive sampling sebanyak 25 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diambil sebagai sample. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan menggunakan metode regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa Dividen Payout Ratio (DPR), dan Return On Asset (ROA) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. Sedangkan pertumbuhan perusahaan (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Variabel ROA dalam penelitian ini merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap DER yang ditunjukkan dari nilai koefisien beta standardized-nya yaitu 0.702.

Kata kunci : Dividen Payout Ratio, Return On Asset, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Kebijakan hutang


(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb. alhamdulillahi Rabbil’ alamin, puji syukur

kehadirat Allah SWT terucap atas segala rahmat, karunia dan ridho-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Pengaruh

Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)” dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk nabi Muhammad SAW yang menjadi panutan dan telah membawa manusia dari alam jahiliyah menuju jalan cahaya, beserta keluarga, para sahabat dan para pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini berisikan mengenai bagaimana Pengaruh Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang . Berbagai temuan akan dijabarkan penulis dalam analisis dan pengujian hipotesis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga memerlukan beberapa perbaikan berupa kritik dan saran membangun untuk skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:


(10)

1. Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tuaku tercinta, yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, perhatian dan dukungan baik moril, spiritual maupun materil yang tiada terhenti kepada saya. Semoga apa yang bapak dan ibu telah berikan, dapat balasan yang baik dari Allah SWT, Amin.

3. Kakakku Sinta Isviyanti dan adikku Istanto Irawan yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada henti-hentinya kepada saya.

4. Keluarga besarku yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid., MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku pembimbing I saya ucapkan terima kasih atas support bimbingan dengan kesabaranya, waktunya dan keikhlasanya yang telah Bapak berikan selama ini. Terima kasih atas semua pengarahan dan saran yang telah diberikan selama bimbingan hingga selesainya skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan kepada Bapak dan Keluarga.

7. Bapak Indoyama Nasaruddin,SE.,MAB selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan masukan dan bimbingan dengan kesabaranya, waktunya dan keikhlasannya. Saya ucapkan terima kasih atas support yang telah Bapak berikan selama ini. Terima kasih atas semua pengarahan dan saran yang telah diberikan selama bimbingan hingga selesainya skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan kepada Bapak dan Keluarga.

8. Dosen-Dosen FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengajar dan mendidik penulis selama menjadi mahasiswa di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas pengorbanan waktu dan ilmu yang diberikan kepada penulis dan kawan-kawan mahasiswa lainnya. Semoga Allah SWT mencatat semuanya sebagai amal ibadah yang tak akan terputus hingga akhir zaman. Amin.


(11)

9. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Doni Iskandar atas segala ketulusan, kesabaran, kesetiaan, dukungan serta doa yang yang diberikan.

11. Terimakasih sahabat-sahabatku Dewi, Hendri, Azizah, Diyan, Juliana dan Lisya terimakasih atas doa dan supportnya serta kebersamaan dan waktu-waktu yang kalian berikan, selama ini.

12. Terimakasih untuk teman-temanku angkatan 2008 di Manajemen B dan Manajemen Keuangan yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas kenangannya selama ini.

13. Tidak lupa penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Demikianlah dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan penulisan, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis selanjutnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Jakarta, 27 Mei 2013


(12)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi ... Lembar Pengesahan Komprehensif………... Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... Daftar Riwayat Hidup ...

Abstract………...

Abstrak ………...

Kata Pengantar ………...

Daftar Isi ………...

Daftar Tabel ………...

Daftar Gambar ………...

Daftar Lampiran ……….... BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ... B. Perumusan Masalah ... C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ………... 1. Kebijakan Dividen ……….…...

a. Keputusan Pembayaran Dividen ... b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen…... c. Prosedur pembayaran dividen………... 2. Profitabilitas ...………..………... a. Manfaat Rasio Profitabilitas ... b. Mengukur Profitabilitas Perusahaan ... 3. Pertumbuhan Perusahaan ………... 4. Ukuran Perusahaan ...………... 5. Kebijakan Hutang ...………...

i ii iii iv v vi vii viii xi xiv xv xvi 1 6 7 9 9 9 10 15 18 19 20 22 27 28


(13)

B. Penelitian Terdahulu ... C. Kerangka pemikiran ...………... D. Hipotesis Penelitian ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ... B. Metode Penentuan Sampel ... C. Metode Pengumpulan Data ... D. Metode Analisis Data ...………

1. Metode Analisis Regresi Berganda ... 2. Uji Asumsi Klasik ………... a. Uji Normalitas ………... b. Uji Multikolinieritas ………...……… c. Uji Autokorelasi ...………... d. Uji Heteroskedastisitas ………... 3. Uji Hipótesis ………...………... a. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ...……… b. Uji Signifikan Parsial (Uji t) ...……….. c. Uji Koefisien Determinasi ………….………... d. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda ... E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ……….…………... BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian………... 1. Sejarah Perusahaan ………... 2. Perkembangan Bursa Efek …….………... B. Penemuan dan Pembahasan ………... 1. Analisis Deskriptif ………... 2. Uji Asumsi Klasik ………...

a. Uji Normalitas ………... b. Uji Multikolonieritas ………... c. Uji Autokorelasi ………... d. Uji Heteroskedastisitas ………...

31 34 36 37 37 52 53 53 54 54 56 57 57 58 58 59 60 60 61 65 65 66 69 69 71 71 73 74 75


(14)

3. Pengujian Hipótesis ………... a. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ...………... b. Uji Signifikan Simultan (Uji t) ...……….... c. Uji Koefisien Determinasi………... d. Uji Regresi Persamaan Linier Berganda ... BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan ..………....

B. Implikasi ..………

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN………...

76 77 80 81

86 87

89 92


(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 31

3.1 Sampel Penelitian ... 38

4.1 Analisis Deskrptif ... 69

4.2 Hasil Uji Normalitas Data K-S ... 73

4.3 Hasil Uji Multikolinieritas ... 74

4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 75

4.5 Hasil Uji F (Simultan) ... 76

4.6 Hasil Uji t (Parsial) ... 78

4.7 Hasil Uji Adjusted R square ... 80

4.8 Hasil Uji Analisis Regresi ... 81


(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ... 35 4.2 Hasil Uji Normalitas Data ... 72 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 76


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Daftar Perusahaan Objek Penelitian ... 92

2 Data Mentah DPR ... 93

3 Data Mentah ROA ... 94

4 Data Mentah PER ... 95

5 Data Mentah Ukuran Perusahaan ... 96

6 Data Mentah DER ... 97

7 Deskriptif ... 98

8 Model Summary ... 98

9 Anova ... 98

10 Coefficients ... 99

11 Chart Histogram ... 99

12 Chart Plot Regression ... 100

13 Chart Scatterplot ... 100


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Untuk menjalankan operasinya bisnisnya setiap perusahaan memiliki berbagai kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana agar aktivitas perusahaan dapat berjalan sebagai mana mestinya. Dana selalu dibutuhkan untuk menutupi seluruh atau sebagian dari biaya yang diperlukan, baik dana jangka panjang maupun dana jangka pendek. Dana juga dibutuhkan untuk melakukan ekspansi atau perluasan usaha atau investasi baru. Artinya didalam perusahaan harus tersedia dana dalam jumlah tertentu sehingga tersedia pada saat dibutuhkan. Dalam hal ini tugas manajer keuangan yang bertugas memenuhi kebutuhan dana tersebut (Kasmir,2009:150).

Dalam praktiknya perusahaan untuk memenuhi kekurangan akan kebutuhan dananya, perusahaan memiliki sumber dana yang dapat diperoleh dari internal (modal dari pemilik perusahaan dan laba ditahan metode pemenuhan kebutuhan akan dana yang berasal dari pihak internal perusahaan dikenal dengan nama metode pembelanjaan modal sendiri (equity financing). Selain itu terdapat pula sumber dana dari eksternal perusahaan (penjualan saham, penerbitan obligasi, penjualan sekuritas ataupun pinjaman dari bank). Metode pemenuhan kebutuhan akan dana yang berasal dari eksternal perusahaan disebut metode pembelanjaan dengan hutang (debt financing) (Yustiana, 2010).


(19)

Didalam memenuhi kebutuhan pendanaan pemegang saham lebih menginginkan pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang karena dengan penggunaan hutang, hak mereka terhadap perusahaan tidak akan berutang. Tetapi manajer tidak menyukai pendanaan tersebut dengan alasan bahwa hutang mengandung resiko yang tinggi. Manajemen perusahaan mempunyai kecenderungan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dengan biaya pihak lain (Rizka dan Ratih, 2009:192). Jensen (1986) berpendapat bahwa dengan hutang maka perusahaan harus melekukan pembayaran periodik atas bunga, sedangkan perusahaan yang mempergunakan hutang dalam pendanaannya dan tidak mampu melunasi kembali hutang tersebut akan terancam likuiditasnya sehingga akan mengancam posisi manajemen. Sehubungan dengan hutang, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi proporsi hutang, maka resiko kebangkrutan akan semakin meningkat, sehingga

debtholders memerlukan tambahan return untuk menutupi tambahan resiko yang terjadi (Steven dan Lina, 2004:164).

Dalam penelitian ini ukuran debt ratio merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas atau yang lebih dikenal dengan istilah Debt to Equity Ratio (DER) (Suad Husnan, 2001:39). DER menunjukkan tingkat resiko suatu perusahaan, DER yang semakin tinggi menunjukkan resiko yang semakin tinggi demikian sebaliknya. Tinggi rasio DER menunjukan bahwa pendanaan yang berasal dari hutang besar. Investor cenderung lebih tertarik pada tingkat DER tertentu yang besarnya kurang dari satu, jika besarnya rasio DER lebih dari satu mengindikasikan risiko perusahaan tinggi karena penggunaan hutangnya tinggi. Oleh karena itu perusahaan akan berusaha agar


(20)

(Brigham dan Houston, 2001). Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam aktivitas pendanaan adalah hutang, yaitu menentukan sampai sejauh mana utang digunakan dalam struktur modal perusahaan dan seberapa besar perusahaan mendanai assetnya dengan menggunakan hutang.

Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai kekayaan para pemegang saham (Harmono, 2009:1) dan memperhatikan pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang berhasil pasti meraih laba atau profit, laba atau profit tersebut kemudian dapat diinvestasikan dalam aktiva operasi, digunakan untuk membeli sekuritas, digunakan untuk melunasi hutang, atau dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen (Brigham dan Houston, 2001:65). Untuk mencapai tujuan tersebut pemilik modal menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada manajer. Namun tidak jarang pihak manajemen atau manajer sebagai pengelola perusahaan mempunyai tujuan lain yang mungkin bertentangan dengan tujuan utama perusahaan tersebut, sehingga mucul konflik kepentingan di antara pihak manajemen dalam hal ini yaitu manajer (agen) dengan para pemegang saham (principal) sehingga menimbulkan apa yang di sebut dengan masalah keagenan (agency problems) (Brealey, 2008:16).

Agency cost merupakan biaya yang timbul dalam rangka

mengendalikan atau memonitor tindakan manajer agar sesuai dengan kepentingan principal. Dasar dari agency cost model ini adalah ketika manajer disadari bisa bertindak tidak sesuai dengan kepentingan investor/pemegang saham, maka pemegang saham menggunakan mekanisme tertentu untuk mengontrol tindakan manajer tersebut. Salah satu dari mekanisme ini adalah melalui pembayaran dividen dengan payout yang tinggi (Beiner, 2001).


(21)

(agency problem) terjadi ketika manajer dari sebuah perusahaan memiliki kepemilikan saham biasa kurang dari 100 persen diperusahaan tersebut. Penyebab dari konflik antara manajer dengan pemegang saham diantaranya adalah pembuatan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas pencarian dana (financing decision). Suatu perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung membutuhkan dana yang besar dalam melakukan pembuatan keputusan yang berkaitan dengan bagaimana dana diperoleh tersebut diinvestasikan.

Keputusan untuk memilih sumber pendanaan yang paling baik bagi perusahaan memerlukan analisa seksama dari manajer keuangan perusahaan. Keputusan pendanaan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya dan berpengaruh terhadap resiko perusahaan itu sendiri. Keputusan pendanaan seperti ini sangat penting bagi perusahaan, banyak perusahaan yang sukses dan berkembang akibat tepat mengambil keputusan pendanaan. Akan tetapi, banyak juga perusahaan yang jatuh ke dalam kebangkrutan akibat banyak hutang dan terbelit bunga. Pendanaan dengan menggunakan hutang yang terlalu tinggi akan meningkatkan resiko keuangan perusahaan masuk kedalam krisis (financial distress). Akan tetapi, perusahaan juga perlu memanfaatkan fasilitas kredit yang diberikan oleh pihak lain dengan baik juga.

Secara empiris, penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan telah sering dilakukan, antara lain oleh Yeniate dan Nicken (2010) dengan judul penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek


(22)

pengaruh terhadap kebijakan hutang. Namun berbeda dengan penelitian penelitian yang dilakukan oleh Yuli Soesetio (2008) bahwa kebijakan dividen memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.

Penelitian yang dilakukan oleh Rizka dan Ratih (2009), Yuli Soesetio (2008), Steven dan Lina (2011) menemukan bukti bahwa profitabilitas (ROA) terdapat pengaruh signifikan dan negativ terhadap kebijakan hutang, dari hasil penelitiannya semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka akan semakin banyak dana yang tersedia untuk digunakan bagi perusahaan, sehingga perusahaan akan cenderung memanfaatkan dana internalnya yang bersumber dari profit dibanding hutang. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan cenderung akan menggunakan dana internal dari retained earnings sehingga perusahaan tidak akan terlalu membutuhkan dana yang bersumber dari hutang. sebaliknya jika profitabilitas perusahaan rendah, maka akan mengalami kesulitan dan membutuhkan dana eksternal seperti hutang.

Sedangkan penelitian mengenai variabel pertumbuhan perusahaan sebagai variabel independen dengan menggunakan metode analisis regresi berganda hasil penelitian yang didasarkan pada Yustiana (2010) bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kebijakan hutang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Steven dan Lina (2010) melakukan penelitian mengenai ukuran perusahaan, penelitian tersebut menggunakan metode analisis berganda. Hasil penelitian tersebut adalah ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek


(23)

Indonesia antara tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. Dalam melakukan pengujian ini peneliti menggunakan infomasi mengenai Kebijakan dividen, Profitabiltitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan sebagai variabel independen dan Kebikan Hutang sebagai variabel dependen.

Berdasarkan pada latar belakang tersebut dan mengingat pentingnya kebijakan hutang di dalam pengambilan keputusan investasi, maka peneliti

tertarik untuk meneliti “Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang” (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) sebagai judul penelitian yang akan diteliti.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah diatas, penulis dapat mengajukan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh variabel kebijakan dividen, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan hutang secara simultan.

2. Apakah terdapat pengaruh variabel kebijakan dividen, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan hutang secara parsial.

3. Variabel independen manakah yang paling dominan diantara variabel kebijakan dividen, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan dalam mempengaruhi kebijakan hutang.


(24)

C. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka dapat dikemukakan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan dividen, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan hutang secara simultan.

b. Untuk menganalisis pengaruh variabel kebijakan dividen, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan hutang secara parsial.

c. Untuk menganalisis variabel independen yang paling dominan diantara variabel kebijakan dividen, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan dalam mempengaruhi kebijakan hutang.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat atau kegunaan penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan agar investor dapat lebih memperhatikan dan memperkirakan apakan perusahaan yang memiliki kebijakan hutang yang tinggi maupun rendah akan memepengaruhi keuntungan bagi investor. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam memepertimbangkan suatu keputusan


(25)

dalam investasi. b. Bagi Penulis

Kegiatan penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menambah pengetahuan teoritis serta memperluas wawasan untuk mempelajari secara langsung dan menganalisa pengaruh Kebijakan dividen, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap kebijakan hutang.

c. Bagi Akademik

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi penulis yang lainnya, dan memberikan masukkan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang manajemen keuangan.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Kebijakan Dividen

Menurut Van Horne (1980) dalam Harmono (2009:12), kebijakan penting dalam manajemen keuangan adalah kebijakan dividen. Kebijakan dividen adalah persetase laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen tunai, penjagaan stabilitas dividen dari waktu kewaktu, pembagian dividen saham dan pembelian saham kembali. Rasio pembayaran dividen (dividen payout ratio), ikut menentukan besarnya jumlah laba yang ditahan perusahaan harus dievaluasi dalam kerangka tujuan pemaksimalan kekayaan para pemegang saham.

Kebijakan dividen menurut Ambarwati (2010:64-65) adalah kebijakan yang diambil manajemen perusahaan untuk memutuskan membayar sebgaian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham daripada menahanya sebagai laba ditahan untuk diinvestasikan kembali agar mendapatkan capital gains. Capital gains adalah keuntungan modal yang akan diperoleh pemegang saham jika diinvestasikan kembali pendapatannyadalam jangka panjang.

a. Keputusan yang diambil oleh manajemen terkait pembayaran dividen adalah meliputi elemen-elemen :


(27)

tinggi, hal ini akan sangat tergantung pada preferensi pemegang saham perusahaan yang akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

2) Dividen yang kan dibayarkan bersifat stabil atau tidak stabil, hal ini harus diputuskan dengan baik karena menyangkut minat investor di masa yang akan datang.

3) Dividen yang akan dibayarkan apakah setiap tahun atau periodik 4) Apakah kebijakan dividen untuk dibagikan harus diumum,

biasanya diumumkan lewat surat resmi ataupun surat kabar.

Menurut (Horne dan Wachowicz, 2005:270) Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividen payout ratio) mementukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan. Akan tetapi, dengan menahan laba saat ini dalam jumlah yang lebih besar dalam perusahaan juga berarti lebih sedikit uang yang akan tersedia bagi pembayaran dividen saat ini. Jadi, aspek utama dari kebijakan dividen perusahaan adalah menentukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran dividen dengan penambahan laba ditahan perusahaan.

Dividen menurut Weston dan Copeland (2005) dalam Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010:121) adalah keuntungan perusahaan yang berbetuk perseroan terbatas yang diberikan kepada para pemegang saham. Besarnya dividen yang diberikan ditentukan dalam rapat


(28)

pemegang sahan dan dinyatakan dalam suatu jumlah atau persentase (%) tertentu atas nilai nominal saham dan bukan atas nilai pasarnya. b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi penetapan kebijakan dividen

pada perusahaan, menurut (Weston dan Brigham 2005, dalam Ahmad Rodoni dan Herni Ali, 2010:123-124) yaitu :

1) Peraturan Hukum. Terdapat tiga hal yang ditekankan berkaitan dengan pembayaran dividen yaitu :

a) Peraturan mengenai laba bersih yaitu menentukan bahwa dividen dapat dibayar dari laba dahulu dan laba sekarang. b) Peraturan mengenai tindakan yang merugikan pemodal,

peraturan tersebut akan melindungi para kreditur, caranya dengan melarang pembayaran dividen dari dana modal yang berarti membagikan investasinya bukan membagikan keuntungan.

c) Peraturan mengenai hak mampu bayar yaitu menentukan bahwa perusahaan tidak membayar dividen jika tidak mampu (perusahaan bangkrut).

2) Posisi likuiditas, yaitu apabila laba yang ditahan telah diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap, seperti mesin dan peralatan, bahan dan persediaan dan barang-barang lainnya, dan bukan disimpan dalam bentuk uang tunai, maka hal tersebut dapat menunjukkan posisi likuiditas perusahaan yang rendah dan terdapat kemungkinan perusahaan tidak mampu lagi membayarkan dividennya.


(29)

3) Perlu membayar kembali pinjaman. Disini perusahaan perlu menyisihkan laba sebelum jatuh tempo hutang, agar keuntungan perusahaan pada saat jatuh tempo hutang dibebani dengan pembayaran seluruh hutang.

4) Keterbatasan karena kontrak hutang. Dalam perjanjian hutang terdapat larangan-larangan bagi debitur sehubungan dengan pembayaran dividen. Hal ini dilakukan untu melindungi pihak kreditur sehubungan dengan dana yang dipinjamkan. Pembatasan tersebut dilakukan dengan cara dividen yang akan datang hanya boleh dibayar dari keuntungan yang diperoleh sesudah ditandatanganinya. Kontrak hutang/dividen tidak dibayarkan jika modal kerja bersih jumlahnya lebih kecil dari suatu jumlah tertentu.

5) Tingkat perluasan perusahaan. Semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan semakin besar kebutuhannya untuk membiayai pengembangan harta perusahaan tersebut, dan semakin banyak dana yang dibutuhkan dikemudian hari, semakin banyak pula keuntungan yang harus ditahan dan bukan untuk dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen (dividen relative kecil).

6) Tingkat keuntungan (tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang diharapkan hal ini menentukan perusahaan untuk membayar dividen atau menggunakannya didalam perusahaan.


(30)

7) Stabilitas perusahaan. Perusahaan yang keuntungannya relative stabil dapat memperkirakan bagaimana keuntungan dimasa depan, sehingga kemungkinan besar perusahaan akan membagikan keuntungannya dalam persentase yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang keuntungannya berfluktuasi.

8) Kemampuan memasuki pasar modal. Perusahaan besar yang sudah mempunyai profitabilitas yang tinggi dan keuntungan yang stabil akan lebih mudah memasuki pasar modal atau memperoleh dana dari luar untuk pembiayaan.

9) Kontrol. Kekhawatiran berkurangnya kekuasaan kelompok dominan dalam mengendalikan perusahaan cenderung mendorong perusahaan untuk memperbesar laba ditahan demi keperluan ekspansinya, yang berarti akan memperkecil pembayaran dividennya.

10) Kedudukan pajak para pemegang saham. Pada umumnya para pemilik perusahaan yang memegang sebagian besar sahamnya tergolong kelompok berpendapatan tinggi dan merupakan pembayaran pajak yang tinggi, sehingga menyebabkan perusahaan akan membayar dividen yang rendah.

11) Pajak atas penghasilan yang diperoleh dengan tidak wajar. Seringkali perusahaan menahan keuntungan hanya untuk menghindari tariff pajak perusahaan yang tinggi, maka


(31)

dikeluarkan peraturan yang membebani pajak tambahan terhadap keuntungan atas penghasilan yang diperoleh dengan tidak wajar. 12) Tingkat inflasi. Kecenderungan kenaikan harga termasuk harga

aktiva tetap menyebabkan akumulasi penyusutan tidak lagi mencukupi untuk mengganti aktiva tetap. Oleh karena itu perusahaan memperbesar porsi laba ditahan sehingga porsi untuk dividen menjadi berkurang.

Menurut Brigham dan Gapenski (1996) dalam Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010:125) tiap perubahan dalam kebijakan pembayaran dividen akan memiliki dua dampak yang berlawanan yaitu apabila dividen akan dibayarkan semua, maka keputusan cadangan terabaikan dan sebaliknya apabila laba ditahan semua kepentingan pemegang saham akan uang kas terabaikan. Untuk menjaga kedua kepentingan tersebut, maka manajer dapat menempuh kebijakan yang optimal. Kebijakan dividen optimal merupakan kebijakan yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa yang akan datang, sehingga dapat memaksimumkan laba dan mempengaruhi nilai perusahaan. Kebijakan perusahaan untuk membagikan laba ditahanya dalam bentuk dividen kepada pemegang saham perusahaan adalah keputusan yang tidak mudah dimana perusahaan dihadapkan pada dua pilihan (John, et.al 1999) dalam Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010:125) yaitu :


(32)

konsekuensi perusahaan harus mencari dana eksternal dalam jumlah besar atau

b. Pembayaran dividen sedikit dan laba ditahanya banyak, dengan konsekuensinya perusahaan tidak perlu mencari dana eksternal yang besar.

Dengan demikian kebijakan dividen yang diambil perusahaan berkaitan dengan tujuan utama pembuatan keputusan keuangan yaitu memaksimalkan nilai (harga) saham umum perusahaan. Kebijakan dividen karena dua alas an yaitu pertama, pembayaran dividen akan mempengaruhi harga saham, dengan demikian akan berpengaruh pula dengan perdagangan saham. Kedua, pendapatan yang ditahan (retained earning) biasanya merupakan sumber tambahan modal sendiri (equity capital) yang terbesar dua terpenting untuk pertumbuhan perusahaan.kedua alas an tersebut merupakan dua sisi kepentingan perusahaan yang agak controversial. Agar kedua kepentingan itu dapat terpenuhi secara optimal, manajemen perusahaan seharusnya memutuskan secara hati-hati dan teliti kebijakan dividen yang harus dipilih (Ahmad Rodoni dan Herni Ali, 2010:125).

c. Adapun prosedur dalam pembayaran dividen adalah sebagai berikut yaitu :

1) Tanggal Pengumuman (date of declaration)


(33)

mengumumkan dibagikannya kepada para pemegang saham bahwa dividen akan dibagikan, suatu hutang dividen harus diakui dan laba yang ditahan berkurang. Dengan demikian kewajiban membayar dividen timbul pada saat direksi mengumumkan pembagian dividen.

2) Cum-dividen date

Tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen.

3) Tanggal Pencatatan pemegang saham (date of record)

Tanggal pencatatan adalah tanggal dimana pemilikan saham ditentukan, sehingga dapat diketahui kepada siapa dividen dibagikan. Pemegang saham yang mencatatkandirinya pada tanggal pembayaran. Tidak ada entry yang diperlukan pada tanggal pencatatan. Tanggal ini hanya digunakan sebagai titik batas, kepada dividen dibagikan. Penentuan titik batas tidak perlu dilakukan karena saham perusahaan diperdagangan di bursa, sehingga pemiliknya dapat setiap saat berubah. Tentang jumlah saham yang beredar, perusahaan sudah mengetahuinya sejak dividen diumumkan. Pada saat dividen dibayarkan, hutang dan kas akan berkurang sehingga perusahaan akan mencatatnya sebagai pengurangan kedua perkiraan tersebut diatas

4) Tanggal pemisahan dividen (ex-dividend date)


(34)

diberitahukan apabila terjadi transaksi jual beli atas saham tersebut. Oleh sebab itu pada bursa international disepakati adanya ex-dividen date yaitu 3 hari sebelum tanggal pencatatan (date of record). Setelah tanggal pencatatan, saham tersebut tidak lagi memiliki hak atas dividen pada tanggal pembayaran.

5) Tanggal pencatatan (date of payment)

Pada tanggal ini, dividen dibayarkan kepada para pemegang saham. Setelah memegang dividen, kas didebet dan piutang dieliminasi. Pembayaran dividen akan dikenakan pemotongan pajak penghasilan.

Ada beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kebijakan dividen. Di dalam penelitian ini, rasio yang dipakai untuk mengukur kebijakan dividen adalah dividen payout ratio. Menurut Riyanto dalam (Rina, 2008:33-34) mengatakan bahwa “persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividends disebut dividend payout ratio”. Dalam

penelitian ini, dividend payout ratio diukur dengan membandingkan antara total dividen dengan total laba bersih.

Kebijakan Dividen dengan Kebijakan Hutang

Kebijakan dividen akan memiliki pengaruh terhadap tingkat penggunaanaan hutang suatu perusahaan. Kebijakan dividen yang stabil menyebabkan adanya keharusan bagi perusahaan untuk menyediakan sejumlah dana guna membayar jumlah dividen tetap tersebut.


(35)

Rozzeff (1982) menyatakan bahwa pembayaran dividen adalah suatu bagian dari monitoring perusahaan. Dalam kondisi demikian, perusahaan cenderung untuk membayar dividen lebih besar jika insider memiliki proporsi saham yang lebih rendah, menurut Faisal dalam Rizka dan Ratih (2009) perusahaan yang mempunyai dividen payout ratio tinggi akan menyukai perusahaan dengan modal sendiri. Disamping itu, pembayaran dividen dapat dilakukan setelah kewajiban pembayaran bunga dan cicilan hutang dipenuhi. Adanya kewajiban tersebut, akan membuat manajer semakin hati-hati dan efisien dalam menggunakan hutang.

2. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba. Satu-satunya ukuran profitabilitas yang palin penting adalah laba bersih. Para investor dan kreditor sangat berkepentingan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan menghasilkan laba saat ini maupun di masa mendatang (Dewi Astuti, 2004:36).

Menurut Tita Detiana (2011:59) profitabilitas adalah hubungan antara pendapatan dan biaya yang dihasilkan dengan menggunakan asset perusahaan, baik lancar maupun tetap, dalam aktivitas produksi. Terdapat banyak cara untuk mengukur profitabilitas. Berbagai pengukuran ini memungkinkan analis untuk mengevaluasi keuntungan perusahaan dilihat baik dari sisi penjualan asset ataupun investasi pemilik. Tanpa profit, perusahaan tidak dapat menarik sumber modal eksternal untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan. Profitabilitas adalah


(36)

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama satu tahun dan dikalkulasi dengan return on equity. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan investasi serta kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan.

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan (kasmir, 2012:196). Sedangkan Menurut Moeljadi (2006:52) rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dengan menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan menggunakan modal sendiri.

a. Dalam bukunya Kasmir (2009:198) manfaat dari rasio profitabilitas adalah untuk :

1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.

2) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.


(37)

sendiri.

5) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

b. Menurut Warsono (2002:37) untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan dapat dilakukan dengan lima macam rasio, yaitu : 1) Margin laba kotor (Gross profit margin), merupakan perbandingan

antara laba kotor (gross profit) dengan penjualan. Besarnya hasil perhitungan margin laba kotor menunjukkan seberapa besar laba kotor yang diperoleh oleh perusahaan untuk tingkat penjualan tertentu.

2) Margin laba operasi bersih (net operating profit margin), merupakan rasio perbandingan antara laba operasi bersih (earning before interest and taxes/EBIT) dengan penjualan. Besarnya hasil perhitungan margin laba operasi bersih menunjukkan seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang diperoleh oleh perusahaanuntuk tingkat penjualan tetentu.

3) Margin laba bersih (net profit margin), rasio perbandingan antara laba bersih setelah pajak (earning after taxes/EAT) dengan penjualan. Besarnya hasil perhitungan margin laba bersih menunjukkan seberapa besar laba setelah pajak yang diperoleh oleh perusahaan untuk tingkat penjualan tertentu.


(38)

4) Rasio pengembalian atas investasi (ROI/ROA),

Merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manjemen dalam mengelola investasinya (Kasmir, 2009:207).

Rumus ROA = Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva

5) Rasio pengembalian atas ekuitas (ROE) atau pengembalian atas para pemegang saham. Merupakan rasio untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik, artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pada sebaliknya (Kasmir, 2009:207).

Rumus ROE (J.Fred Weston dan Eugene F. Brigham, 2009:305). ROE = Laba Bersih Setelah Pajak

Modal Sendiri

Profitabilitas ini menjadi variabel dalam menggambarkan pendapatan yang dimiliki perusahaan untuk membiayai investasi. Selain itu, profitabilitas juga menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor.

Ketika perusahaan sebagian didanai oleh hutang, laba dibagi antara pemegang hutang dengan pemegang saham. Dengan demikian hubungan yang ada antara profitabilitas dengan kebijakan hutang adalah


(39)

bersifat negatif. Ketika profitabilitas perusahaan meningkat maka tingkat hutang perusahaan akan menurun dan sebaliknya jika profitabilitas perusahaan menurun maka hutang perusahaan akan meningkat (Nanda Karinaputri, 2012).

Profitabilitas dengan Kebijakan Hutang

Pada tingkat profitabilitas yang rendah, perusahaan menggunakan hutang untuk membiayai operasional, sebaliknya pada tingkat profitabilitas yang tinggi, perusahaan mengurangi penggunaan hutang (Ismiyati dan Hanafi 2003) dalam Steven dan Lina (2011). Hal ini disebabkan karena perusahaan diasumsikan menghasilkan sebagian besar keuntungan pada laba ditahan sehingga mengandalkan sumber dana internal dan menggunkan hutang dalam tingkat yang rendah, tetapi saat mengalami profitabilitas rendah, perusahaan akan menggunakan hutang yang tinggi sebagai mekanisme transfer kekayaan antara kreditur kepada pemegang saham.

3. Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan perusahaan merupakan harapan dari berbagai pihak baik pihak internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Pertumbuhan perusahaan diharapkan dapat memberikan sinyal positif adanya kesempatan berinvestasi. Bagi investor, prospek perusahaan yang memiliki potensi tumbuh tinggi memberikan keuntungan karena investasi yang ditanamkan diharapkan akan memperoleh return tinggi di masa yang akan datang (David dan Christian, 2009:131). Menurut Sriwardany dkk


(40)

(2007) pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan kemampuan perusahaan untuk miningkatkan size, yang dapat diproksikan dengan adanya peningkatan aktiva, ekuitas, laba dan penjualan serta nilai tobin-q. Tingkat pertumbuhan yang semakin cepat mengidentifikasikan bahwa perusahaan sedang mengadakan ekspansi. Hal ini menyebabkan timbulnya kebutuhan dana yang besar. Untuk itu, perusahaan menggunakan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut termasuk dengan menggunakan hutang. Pertumbuhan perusahaan yang besar mempunyai pengaruh terhadap hutang perusahaan, karena suatu perusahaan yang sedang berada pada tahap pertumbuhan akan membutuhkan dana yang besar untuk melakukan ekspansi. Hal ini mendorong manajer untuk menggunakan hutang dalam membiayai kebutuhan dana tersebut (Yeniate dan Nicken, 2010:8).

Menurut Kasmir (2012:114-115) rasio pertumbuhan merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Dalam rasio pertumbuhan yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, laba bersih, pendapatan per saham dan dividen per saham.

Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size (Kallapur dan Trombley, 2001) dalam (Sriwardany, 2006:11) dan tingkat pertumbuhan perusahaan dapat diukur dari beberapa variabel seperti Price/Earning Ratio (Price per


(41)

Share/Earning per share), Price/Cash Flow ratio _Price per share/Cash Flow per share), Market/Book Ratio (Market price per share/book value

per share), Tobin’q, Biaya pengembangan (R & D Expense) dibagi dengan total penjualan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan potensial yang tinggi memiliki kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang dan kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang dan kapitalisasi pasar yang tinggi sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki biaya modal yang rendah.

Dahlan Siamat (2004:279) menyatakan bahwa Price Earnig Ratio merupakan ratio yang digunakan untuk menilai suatu harga saham. Pada prinsipnya price earning ratio memberikan indikasi mengenai jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Rasio ini menggambarkan kesedian investor membayar suatu jumlah untuk setiap Rupiah perolehan laba perusahaan.

Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2006:418) dijelaskan bahwa para investor telah lama mencari suatu acuan sederhana untuk menentukan apakah suatu saham dinilai secara wajar. Salah satu pendekatan seperti ini adalah dengan melihat rasio harga terhadap harga saham. Price earning ratio suatu saham menunjukkan berapa banyak jumlah yang tersedia dibayarkan oleh para investor untuk setiap jumlah laba yang dilaporkan.


(42)

PER dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut : PER = Harga per lembar saham

Laba per lembar saham

Menurut Gruber dalam Syarifah Zahroh (2009:33-34), pendekatan Price Earning Ratio (PER) merupakan model penilaian saham yang paling praktis sehingga banyak dipergunakan oleh para pemodal dan analisis saham. Pada perusahaan yang mempunyai price earning ratio tinggi resiko yang rendah serta pertumbuhan yang tinggi.

Sesuai dengan model tersebut maka dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio, adalah :

a. Dividen Payout Ratio, apabila faktor-faktor lain dipegang konstan, maka meningkatnya payout ratio akan meningkatkan Price Earning Ratio

b. Tingkat keuntungan yang dipandang layak (discount rate). Apabila faktor-faktor lain dipegang konstan, maka meningkatnya Price Earning Ratio.

c. Pertumbuhan Dividen. Apabila faktor-faktor lain dipegang konstan, maka meningkatnya pertumbuhan dividen akan meningkatkan Pice Earning Ratio (Suad Husnan, 2001:342).


(43)

Pertumbuhan Perusahaan dengan Kebijakan Hutang

Suatu perusahaan yang memiliki pertumbuhan (growth) positif mengindikasikan majunya perusahaan tersebut. Perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi sebaiknya menggunakan hutang dalam jumlah besar, karena biaya pengembangan pada emisi saham biasa lebih tinggi dibandingkan dengan biaya pada emisi obligasi (Weston dan Copeland, 2000) dalam Yustiana (2010). Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil (Brigham dan Houston, 2001:182).

Tingkat pertumbuhan yang semakin cepat menidentifikasikan bahwa perusahaan sedang mengadakan ekspansi. Hal ini menyebabkan timbulnya kebutuhan dana yang besar. Untuk itu, perusahaan menggunakan hutang berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut termasuk dengan menggunakan hutang. Pertumbuhan perusahaan yang besar mempunyai pengaruh positif terhadap hutang perusahaan, karena suatu perusahaan yang sedang berada pada tahap pertumbuhan akan membutuhkan dana yang besar untuk melakukan ekspansi. Hal ini akan mendorong manajer untuk menggunakan hutang dalam membiayai kebutuhan dana tersebut (Yeniatie dan Nicken, 2010).


(44)

4. Ukuran Perusahaan

Umur dan besaran perusahaan tergantung dari kemudahan aksesnya ke pasar-pasar modal. Perusahaan besar yang sudah eksis akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, karena kemudahan tersebut fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar dianggap lebih aman dari pada perusahaan yang masih baru sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi dari pada perusahaan kecil. Ukuran perusahaan diwakili oleh Log natural dan Total Asset (Alli et al., 1993, dalam Sutrisno, 2001:3).

Total asset dijadikan sebagai indikator ukuran perusahaan karena sifatnya jangka panjang dibandingkan dengan penjualan. Semakin besar suatu perusahaan maka cenderung karena perusahaan yang besar memiliki kebutuhan dana yang besar dan salah satu alternatif pemenuhan dana yang tersedia menggunakan pendanaan eksternal (Tittman dan Wessels, 1988) dalam (Yustiana, 2010:47-48).

Ukuran Perusahaan dengan Kebijakan Hutang

Perusahaan kecil dan dalam masa pertumbuhan cenderung untuk tidak membayarkan dividennya dan perusahaan biasanya baru akan membagikan labanya dalam bentuk dividen setelah perusahaan mencapai titik kedewasaan (mature) dalam daur hidupnya. Perusahaan kecil dengan kesempatan pertumbuhan yang tinggi lebih memilih seluruh laba bersih operasinya dialokasikan untuk investasi yang profitable, dan tidak menyisakan kas untuk pembayaran dividen.


(45)

Besar kecilnya perusahaan sangat berpengaruh terhadap struktur modal, terutama berkaitan dengan kemampuan memperoleh pinjaman. Perusahaan besar yang telah terdiversivikasi, lebih mudah untuk memasuki pasar modal, menerima penilaian kredit yang lebih tinggi dari bank komersial untuk hutang-hutang yang diterbitkan dan membayar tingkat bunga yang lebih rendah pada hutangya. Sakah satu alasannya perusahaan lebih mudah menerima pinjaman adalah karena nilai aktiva yang dijadikan jaminan lebih besar dan tingkat kepercayaan bank juga lebih tinggi (Yuli Soesetio, 2008)

5. Kebijakan Hutang

Kebijakan hutang merupakan kebijakan yang penting dalam suatu perusahaan. Dimana kebijakan hutang merupakan bagian dari keputusan yang pendanaan berasal dari eksternal. Kebijakan hutang ini berkaitan juga dengan struktur modal perusahaan karena kebijakan hutang merupakan sebagai salah satu komposisi dalam struktur modal perusahaan.

(Diah Setyowati, 2010) mendefinisikan kebijakan hutang sebagai segala jenis hutang yang dibuat atau diciptakan oleh perusahaan baik hutang lancar maupun hutang jangka panjang. Hutang lancar adalah hutang yang berjangka waktu paling lama satu tahun, seperti utang usaha, beban terutang, wesel bayar, kredit modal kerja dan lain-lain. Sedangkan hutang jangka panjang atau hutang tak lancar adalah hutang berjangka waktu lebih dari satu tahun, seperti hutang obligasi, utang hipotik dan


(46)

kredit investasi (M Nafarin, 2007:342).

Nuringsih (2005:109) apabila suatu perusahaan mengalami keterbatasan laba ditahan maka perusahaan cenderung memanfaatkan hutang. Namun, bila penggunaan hutang terlalu besar dapat berdampak pada financial distres dan kebangkrutan. Berdasarkan dampak ini bila perusahaan memiliki hutang yang tinggi, hal tersebut akan mengurangi pembayaran dividen untuk menghindari transfer kekayaan dari kreditor kepada pemegang saham. Dalam hal ini, kepentingan kreditor tetap diperhatikan karena disimpan unutk pelunasan hutang.

Kebijakan hutang sering diukur dengan debt to equity ratio (DER) yaitu perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri. Total hutang merupakan total liabilities (kewajiban), baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Total modal sendiri atau biasa disebut juga dengan total shareholders equity merupakan total modal disetor dengan laba ditahan yang dimiliki perusahaan Robert Ang (1997) dalam Yustiana (2010). Semakin rendah DER berarti semakin kecil tingkat hutang yang dimiliki dan kemampuan untuk membayar hutang akan semakin tinggi pula.

Menurut pendapat (Ross et al:2003) yang menyatakan bahwa

debt to equity ratio is diving total eebt with total equity”. Yaitu Debt to Equity Ratio merupakan perhitungan sederhana yang membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Debt to equity ratio


(47)

Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir, 2012:157-158).

Penggunaan hutang bagi perusahaan mengandung tiga dimensi, yaitu : 1) Pemberi kredit akan menitikberatkan pada besarnya jaminan atas kredit

yang diberikan.

2) Penggunaan hutang akan meningkatkan keuntungan perusahaan jika perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya.

3) Hutang sebagai sumber dana perusahaan dan sistem pengendali perusahaan. Sartono (2001) dalam Yustiana (2010)


(48)

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Lanjutan Tabel 2.1

NO Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian 1 Yeniatie dan

Nicken Destriana (2010)

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Hutang pada perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Dependen : Kebijakan Hutang (DEBT)

Independen : Kepemilikan

manajerial (INSD), kepemilikan

institusional

(INST), kebijakan dividen (DPR), Struktur asset (AST), profitabilitas (PROF), Pertumbuhan perusahaan (GROWTH), Risiko bisnis (RISK)

Kepemilikan

manajerial, kebijakan dividen dan risiko

bisnis tidak

berpengaruh terhadap kebijakan hutang, Kepemilikan

institusional dan profitabilitas

memiliki hubungan negative terhadap kebijakan hutang. Struktur asset dan pertumbuhan

berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang perusahaan.

2 Rizka Putri Indahningrum

dan Ratih

Handayani (2009) Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dividen, Pertumbuhan

Perusahaan, Free

Cash Flow dan

Profitabilitas Terhadap

Kebijakan Hutang

Dependen : Kebijakan hutang (DER)

Independen : kepemilikan

institusional

(INST), dividen (DIVD),

pertumbuhan (GROW), profitabilitas

(PROF) dan free Cash Flow (FCF)

Pada variabel kepemilikan

manajerial, kebijakan

dividen dan

pertumbuhan tidak memiliki hubungan signifikan terhadap kebijakan hutang, free cash flow, kepemilikan

institusional dan profitabilitas

menghasilkan

pengaruh signifikan dan negative terhadap kebijakan hutang. Sedangkan struktur aktiva memiliki


(49)

Lanjutan Tabel 2.1

NO Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian hubungan signifikan positif terhadap hutang perusahaan. 3 Yuli Soesetio

(2008)

Pengaruh

Manajerial dan Institusional,

Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan Profitabilitas

terhadap Kebijakan Hutang

Dependen : Kebijakan Hutang Independen : Kepemilikan

manajerial, Kepemilikan institusional,

Kebijakan dividen, Ukuran perusahaan, Struktur aktiva, Profitabilitas.

Pada variabel kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional,

kebijakan dividen, ukuran perusahaan, struktur aktiva, dan profitabilitas,

berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap kebijakan hutang perusahaan.

Sedangkan variabel kepemilikan

manajerial, kepemilikan

institusional, struktur

aktiva, dan

profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang, dan variabel kebijakan dividend dan ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan. 4 Yustiana Ratna

Nuraini (2010)

Analisis Pengaruh

Return On

Investment, Fixed Assets Ratio, Firm Size dan Rate Of

Growth Terhadap

Debt To Equity

Ratio pada

Perusahaan

Dependen : Kebijakan Hutang (DER)

Independen : ROI, FAR, Firm Size dan Rate of Growth

FAR, Firm Size dan

Rate of Growth

berpengaruh

signifikan dan positif terhadap DER. Sedangkan ROI berpengaruh

signifikan dan negative terhadap


(50)

Lanjutan Tabel 2.1

NO Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian Manufaktur yang

Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2007

DER.

Secara simultan semua variabel berpengaruh terhadap DER.

5 Devi Nurvida

dan Gugus

Irianto (2008)

Pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional dan sebaran

kepemilikan

terhadap kebijakan hutang perusahaan ditinjau dari teori keagenan

Dependen : Kebijakan hutang Independen : Kepemilikan

manajerial, kepemilikan

institusional dan sebaran

kepemilikan

Secara parsial kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan. Kepemilikan

manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan.

Penyebaran kepemilikan

berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Secara parsial umuran perusahaan dan struktur aktiva berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang perusahaan. 6 Steven dan Lina

(2011)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan

Manufaktur

Dependen : Kebijakan Hutang (DER)

Independen : Kebijakan Dividen, Investasi Perusahaan, Kepemilikan manajerial, Pertumbuhan Perusahaan,

Struktur Aset, Ukuran

Perusahaan, Profitabilitas

Kebijakan dividen, struktur aktiva, profitabilitas

berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Sedangkan investasi perusahaan,

kepemilikan manajerial, pertumbuhan

perusahaan, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.


(51)

C. Kerangka Pemikiran

Kebijakan hutang merupakan keputusan penting yang sangat berpengaruh terhadap kebijakan dan kondisi suatu perusahaan. Pada dasarnya kebijakan hutang akan menentukan nilai perusahaan. Hal ini berkaitan dengan pendanaan yang diperoleh melalui hutang. Hutang dapat sangat membantu dalam mengatasi masalah pendanaan, akan tetapi perlu dipertimbangkan risiko akan terjadinya kebangkrutan pada penggunaan hutang dalam jumlah yang besar. Maka kerangka pemikiran teoritisnya adalah sebagai berikut :


(52)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

BEI

Variabel Independen : 1. DPR

2. ROA

3. Pertumbuhan Perusahaan (PER) 4. Ukuran perusahaan Variabel dependen :

Kebijakan Hutang (DER)

Model Regresi

Uji Normalitas Uji Multikolinieritas Uji Autokorelasi Uji

Heteroskedastisitas

Uji F (Simultan) Uji t (Parsial) Koefisien

Determinasi

Kesimpulan Uji Regresi Berganda


(53)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau salah. Hipotesis dari penilitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Terdapat pengaruh variabel kebijakan dividen, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan hutang secara simultan.

H2 : Terdapat pengaruh signifikan variabel kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang secara parsial.

H3 : Terdapat pengaruh signifikan variabel profitabilitas terhadap kebijkan hutang secara parsial.

H4 : Terdapat pengaruh signifikan variabel pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan hutang secara parsial.

H5 : Terdapat pengaruh signifikan variabel ukuran perusahaan terhadap kebijakan hutang secara parsial.


(54)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang. Data-data yang digunakan adalah data historis dari data-data keuangan berupa Annual Report dari tahun 2008-2010. Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat untuk melakukan observasi. Maka penelitian yang dilakukan adalah observasi tidak langsung berupa data sekunder dengan menggunakan data laporan keuangan pada semua industri kecuali perusahaan dalam bidang perbankan.

B. Metode Penentuan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yang digunakan atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata-mata dengan menentukan kriteria khusus terhadap sampel.

Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel didasarkan pada prosedur sebagai berikut :

1. Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2011.

2. Tersedia data laporan keuangan selama kurun waktu penelitian 2008-2011.


(55)

pengamatan 2008-2011.

4. Perusahaan Non Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011.

Jumlah sampel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 -2011. Sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan

1 TBLA PT. Tunas Lampung Baru,Tbk 2 SMGR PT. Semen Gresik (Persero), Tbk 3 LION PT. Lion Metal Works, Tbk 4 LMSH PT. Lion Mesh Prima, Tbk 5 AUTO PT. Astra Otoparts, Tbk 6 SMSM PT. Selamat Sempurna, Tbk

7 INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 8 GGRM PT. Gudang Garam, Tbk

9 KLBF PT. Kalbe Farma, Tbk

10 TSPC PT. Tempo Scan Pacifik, Tbk 11 TCID PT. Mandom Indonesia, Tbk 12 JRPT PT. Jaya Real Property, Tbk

13 TLKM PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk 14 PEGE PT. Panca Global Securities, Tbk 15 INTA PT. Intraco Penta, Tbk

16 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk 17 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk 18 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk 19 UNTR PT. United Tractors, Tbk

20 RUIS PT. Radiant Utama Interinsco, Tbk 21 ASGR PT. Astra Graphia, Tbk

22 MTDL PT. Metrodata Electronicks, Tbk Sumber : www.idx.co.id


(56)

1. PT. Tunas Baru Lampung, Tbk

PT. Tunas Baru Lampung, Tbk adalah sebuah perusahaan yang berbasis di Indonesia yang terlibat dalam pembuatan dan distribusi produk berbasis pertanian konsumen. Perusahaan ini menawarkan minyak goreng kelapa, minyak kelapa goreng, minyak kelapa mentah, minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan sabun. Produk-produknya dipasarkan baik di pasar domestik dan internasional. Perusahaan juga bergerak di bidang perkebunan dan bisnis real estate. Maskapai ini mengoperasikan tiga perkebunan: sebuah banktanah lebih dari 50.000 hektar di Lampung; 30.000 hektar di Palembang, dan 10.000 ha di Pontianak. Ini digunakan terutama untuk perkebunan kelapa sawit. Pada tanggal 31 Desember 2009, Anak Perusahaanadalah PT Bumi Sentosa Abadi, PT Bangun NusaIndah Lampung, PT Budi Dwiyasa Perkasa, PT Adikarya Gemilang, PT Bangun Tatalampung Asri, PT Budinusa Ciptawahana, PTAgro Bumi Mas, PT Mulya Mandra Mukti, PT Bumi Perkasa dan PT Abadi Gemilang Sentosa Mulia.

2. PT Semen Gresik (Persero) Tbk

Merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri semen. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Pada tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya serta merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Sampai


(57)

berubah menjadi Pemerintah RI 15,01%, Masyarakat 23,46% dan Cemex 25,53%.Pada Tanggal 27 Juli Juli 2006 terjadi transaksi penjualan saham CEMEX S.S de. C.V pada Blue valley Holdings PTE Ltd. Sehingga komposisi kepemilikan saham sampai saat ini berubah menjadi Pemerintah RI 51,01%, Blue Valley Holdings PTE Ltd 24,90%, dan masyarakat 24,09%.Saat ini kapasitas terpasang Semen Gresik Group (SGG) sebesar 16,92 juta ton semen per tahun, dan menguasai sekitar 46% pangsa pasar semen domestik.

3. PT. Lion Metal Works Tbk (IDX: LION)

Merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi logam yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1972. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan logam. PT Lion Metal Works Tbk mempunyai luas area 63,130 m2 dengan luas bangunan 29,517 m2 dengan lokasi Jalan Raya Bekasi Km 24,5 Cakung Jakarta Timur. Bergerak di bidang Peralatan kantor dan fabrikasi logam. Untuk menunjang kegiatan operasi perseroan memproduksi antara lain peralatan perkantoran, peralatan rumah sakit, peralatan dan sistem pengaman (Brandkast), peralatan pergudangan. dengan bahan bangunan seperti Pintu Tahan Api, sistem Penyangga kabel, Rangka Atap Baja ringan dan Rangka Rumah Baja Tahan Gempa, Kanal C untuk konstruksi.

4. PT Lionmesh Prima Tbk (LMSH)

Didirikan tanggal 14 Desember 1982 dengan nama PT Lion Weldmesh Prima dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun


(58)

1984. Kantor pusat LMSH berdomisili Jln. Raya Bekasi Km. 24.5, Cakung Jakarta 13910. Saat ini, LMSH memiliki dua pabrik. Salah satu dari dua pabriknya berkedudukan di Jalan Raya Bekasi, Km. 24,5, Cakung, Jakarta Timur sedangkan pabrik yang lain terletak di Jalan Flamboyan Desa Siring, Sidoarjo, Jawa Timur.

Untuk pabrik yang berlokasi di Desa Siring, Sidoarjo, LMSH telah mengadakan perjanjian perikatan jual beli dengan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo dan telah menandatangani dokumen pelunasannya. Pada tanggal 31 Agustus 2012, LMSH telah menerima pelunasan atas ganti rugi. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan LMSH antara lain meliputi industri besi kawat seperti weldmesh dan sejenisnya dan steel fabrication. Saat ini, LMSH hanya bergerak dalam usaha manufaktur weldmesh. Pada tahun 1990, LMSH memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) LMSH kepada masyarakat sebanyak 600.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04 Juni 1990. 5. PT. Astra Otoparts, Tbk

Berdiri tahun 1976 sebagai PT. Alfa Delta Motor, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang otomotif, perakitan mesin dan konstruksi. Pemilik dari perusahaan ini adalah William Soeryadjaja dan PT. Djaja Pirusa. Pada tahun 1977 PT. Alfa Delta motor berubah


(59)

berubah nama menjadi PT. Menara Alam Tekhnik dan berganti kepemilikan menjadi milik PT. Summa Surya, PT. Windu Tri Nusantara dan PT. Multifest. Pada tahun 1983 PT. Astra Internasional Inc membeli saham PT. Summa Surya di PT. Menara Alam Tekhnik. Pada tahun 1993 PT. Astra Internasional Inc mengambil alih seluruh saham PT. Menara Alam Tekhnik, dan berubah nama menjadi PT. Alam Pradipta. Pada Tahun 1996 PT.Alam Pradipta berubah nama menjadi PT. Astra Pradipta Internusa, bulan juni 1996 bergabung dengan beberapa perusahaan Astra dan berubah nama menjadi PT Federal Adiwira Serasi PT Federal Adiwira Serasi bergerak dibidang manufaktur dan perdagangan metal dan plastic. Bulan desember 1996 PT federal Adiwira Serasi berubah nana nenjadi PT Astra Dian Lestari. Dinana 97% sahannya diniliki oleh PT. Astra Internasional Tbk.

6. PT. Selamat Sampoerna, Tbk

Didirikan pada tanggal 19 Januari 1976 dengan ruang lingkup perusahaan bergerak dalam bidang industri perlengkapan alat-alat suku cadang dari berbagai alat-alat mesin paprika dan kendaraan. Perusahaan memulai usaha komersialnya pada tahun 1980, untuk IPO dilakukan pada tanggal 9 September 1996 dengan jumlah lembar saham sebanyak 34.400.000 saham perdana dengan nilia nominal Rp. 500 per saham dengan harga penawaran Rp. 1.700 per saham.

7. PT. Indofood

PT. Indofood Sukses makmur, Tbk merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minunan yang bermarkas di Jakarta


(60)

Indonesia.Perusahaan ini didirikan tahun 1972 oleh Sadono Salin, Perusahaan ini mengekspor bahan makanan hingga Australia Asia dan Eropa.

8. PT. Gudang Garam Tbk

Adalah sebuah merk/ perusahaan produsen rokok terpopuler asal Indonesia. Didirikan pada 26 Juni 1958 oleh Tjoa Ing Hwie /Surya Wonowidjojo, perusahaan ini merupakan peringkat kelima tertua dan terbesar di Indonesia (setelah Djarum) dalam Produksi rokok kretek. Perusahaan ini memiliki kompleks tembakau sebesar 514 area di Kediri, Jawa Timur. Pada tahun 1956 Tjoa Ing Hwie meninggalkan cap 93. Dia membeli tanah di Kediri dan memulai produksi rokok sendiri, diawali dengan rokok kretek dari kelobot dengan merk Inghwie. Setelah dua tahun berjalan Inghwie menggantin nama perusahaannya menjadi Pabrik Rokok Tjap Gudang Garam. PT. Gudang Garam Tbk, tidak mendistribusikan secara langsung melainkan melalui PT. Surya Madistrindo lalu kepada pedagang eceran kemudian baru ke konsumen atau produsen.

9. PT. Kalbe Farma, Tbk

PT. Kalbe Farma adalah perusahaan yang bergerak di industri farmasi yang terbesar di Indonesia. Pada tanggal 10 September tahun 1966, PT Kalbe Farma mulai terbentuk. PT. Kalbe Farma, Tbk perusahaan farmasi terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, PT. Kalbe Farma, Tbk. dengan manajemen yang dikelola secara profesional dan


(61)

muda yang ingin maju serta berkembang. Visi dan Misi PT. Kalbe Farma Visi: Menjadi perusahaan yang dominan dalam bidang kesehatan di Indonesia dan memiliki eksistensi di pasar global dengan merek dagang yang kuat, didasarkan oleh manjemen, ilmu dan teknologi yangunggul. Misi: Meningkatkan Kesehatan untuk Kehidupan yang Lebih Baik.

10. PT. Tempo Scan Pasific, Tbk

PT. Tempo Scan Pacific Tbk (BEI: TSPC) adalah perusahaan induk (holding company)Yang memiliki beberapa perusahaan Farmasi. PT Supra Ferbindo Farma, PT. Indonesian Pharmaceutical Industries, dll. Yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan bulan mei pada Tahun 1977 nama lama dengan PT. Scanchemie, oleh PT. perusahaan dagang tempo murah, PT. Bahasa Indonesia Pharmaceutical Industries. Perusahaan ini menghasilkan Berbagai Produk Farmasi murah perawatan pribadi dengan berbagai merk.

11. PT. Mandom Indonesia, Tbk

Perusahaan ini semula bernama PT. Tancho Indonesia Tbk yang kemudian berganti nama jadi PT. Mandom Indonesia Tbk pada tahun 2001 perusahaan mempunyai induk yaitu Mandom Corporation Japan. Suatu perusahaan yang didirikan di Jepang. PT. Mandom Indonesia Tbk berlokasi di Jakarta dan pabriknya beralokasi di Jakarta kawasan industri MM2001, Cibitung, Jawa Barat. Perseroan bergerak dalam bidang produksi dan perdagangan kosmetik, perawatan kulit, perawatan rambut


(62)

dan pemeliharaannya, parfum, dll. Dengan merk TANCHO, MANDOM, SPALDING, GATSBY, PIXI UV WHITENING, PUCELLE, EXCEL, LOVILLEA, LA BEAUTY, MIRATONE, JOHNNY ANDREAN. 12. PT. Jaya Real Property, Tbk

PT. Jaya Properti Properti beroperasi di Subdividers dan sektor pengembang. PT Jaya Properti Properti Tbk adalah pengembang properti dan manajemen perusahaan di Indonesia. Kegiatan usaha Perseroan terdiri dari real estate dan pembangunan perkotaan dari daerah pemukiman dan industri, pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum, penyediaan jasa pendukung serta investasi. Ini memiliki beragam portofolio perkembangan perumahan dan komersial di Selatan, Barat dan Jakarta Pusat yang meliputi Graha Raya, Puri Jaya, Bintaro Jaya, Bintaro Plaza, Senen Jaya pusat perdagangan, antara lain. Semua anak perusahaan yang terlibat dalam konstruksi pengembangan real estat, dan jasa.

13. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Tahun 1975 merupakan awal perjalanan usaha PT Infomedia Nusantara menjadi perusahaan pertama penyedia layanan informasi telepon di Indonesia.Di bawah subdivisi Elnusa GTDI dari anak perusahaan Pertamina, Infomedia telah menerbitkan Buku Petunjuk Telepon Telkom Yellow Pages.Perkembangan yang tercatat selanjutnya adalah berdirinya PT Elnusa Yellow Pages di tahun 1984 yang berubah nama di tahun 1995 menjadi PT Infomedia Nusantara pada saat PT


(63)

Telkom Tbk menanamkan investasi. Untuk mendukung implementasi

Good Coorporate Governance dalam setiap aspek kegiatan perusahaan, Infomedia telah mengeluarkan kebijakan pedoman tata kelola perusahaan di tahun 2008.

Pada tanggal 30 Juni 2009 PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) melalui PT Multimedia Nusantara (Metra), anak perusahaan yang 99,99% milik Telkom (selanjutnya disebut Telkom Group) telah menandatangani Shares Sales & Purchase Agreement (SPA) untuk membeli 49% saham PT Infomedia Nusantara (Infomedia) milik PT Elnusa Tbk (Elnusa), sehingga 100% saham PT Infomedia Nusantara telah dimiliki oleh Telkom Group.

14. PT. Panca Global Securities Tbk,

PT PG Asset Management mendapatkan izin operasi dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) untuk beroperasi sejak 27 Desember 2011. Perusahaan ini memiliki kantor pusat pemasaran di Jakarta dan satu kantor cabang yang berkantor di Surabaya. PG Asset Management juga berencana menambah kantor cabang pada tahun yang sama di Medan dan Ujung Pandang untuk memperkuat jaringannya.

15. PT Intraco Penta Tbk (INTA)

Didirikan tanggal 10 Mei 1975 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1975. Kantor pusat INTA terletak Jl. Raya Cakung Cilincing KM 3,5 Jakarta 14130, sedangkan cabang-cabang


(64)

INTA terletak di beberapa kota di Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INTA terutama meliputi bidang perdagangan dan penyewaan alat-alat berat dan suku cadang, serta memberikan jasa pelayanan yang berkenaan dengan perakitan dan perbengkelan. Pada tanggal 30 Juni 1993, INTA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) INTA kepada masyarakat sebanyak 6.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp3.375,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 23 Agustus 1993. Pada akhir Desember 2005 memiliki total aset Rp. 887,644 miliar.

16. PT Lautan Luas Tbk (LTLS)

Didirikan tanggal 18 Januari 1951 dengan nama Persekutuan Andil Maskapai Dagang dan Industri Lim Teck Lee dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1951. Kantor pusat LTLS terletak di Gedung Graha Indramas, Jl. AIP II K.S. Tubun Raya No. 77, Jakarta Barat 11410. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan LTLS bergerak di bidang perdagangan, perindustrian, agro-bisnis dan penyediaan jasa, pertambangan, pembangunan/kontraktor dan perbengkelan. Kegiatan utama LTLS adalah distribusi bahan kimia serta melakukan penyertaan saham terutama pada perusahaan-perusahaan manufaktur bahan kimia. Pada tanggal 18 Juni 1997, LTLS memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran


(1)

96

Ukuran Perusahaan

NO

Kode

2008

2009

2010

2011

1

TBLA

14.84

14.84

15.11

15.26

2

SMGR

16.17

16.37

16.56

16.79

3

LION

12.44

12.51

12.62

12.80

4

LMSH

11.03

11.19

11.26

11.49

5

AUTO

15.19

15.31

15.53

15.76

6

SMSM

13.74

13.75

13.88

13.94

7

INDF

17.49

17.51

17.67

17.79

8

GGRM

16.99

17.11

17.24

17.48

9

KLBF

15.55

15.68

15.76

15.92

10

TSPC

14.90

14.99

15.09

15.26

11

TCID

13.72

13.81

13.86

13.93

12

JRPT

14.60

14.76

15.0

15.22

13

TLKM

18.32

18.39

18.41

18.45

14

PEGE

12.17

12.23

12.81

12.39

15

INTA

13.94

13.85

14.30

15.13

16

LTLS

15.06

14.94

15.09

15.21

17

MICE

12.50

12.58

12.82

12.97

18

TGKA

14.24

14.19

14.37

14.52

19

UNTR

16.94

17.01

17.20

17.65

20

RUIS

13.33

13.24

13.29

13.80

21

ASGR

13.64

13.56

13.79

13.93


(2)

Debt to Equity Ratio

NO

Kode

2008

2009

2010

2011

1

TBLA

2.15

1.80

1.95

1.64

2

SMGR

0.30

0.26

0.29

0.35

3

LION

0.26

0.19

0.17

0.21

4

LMSH

0.64

0.83

0.67

0.71

5

AUTO

0.45

0.39

0.38

0.47

6

SMSM

0.63

0.80

0.96

0.70

7

INDF

3.11

2.45

1.34

0.70

8

GGRM

0.55

0.48

0.44

0.59

9

KLBF

0.38

0.39

0.23

0.27

10

TSPC

0.29

0.34

0.56

0.40

11

TCID

0.12

0.13

0.10

0.11

12

JRPT

0.75

0.87

1.10

1.15

13

TLKM

1.38

1.22

0.98

0.69

14

PEGE

1.12

0.89

1.85

0.68

15

INTA

2.46

1.91

2.91

5.96

16

LTLS

3.18

2.78

3.14

3.24

17

MICE

0.17

0.17

0.33

0.41

18

TGKA

3.0

2.73

2.78

2.86

19

UNTR

1.05

0.76

0.84

0.69

20

RUIS

2.07

1.67

1.78

3.65

21

ASGR

1.53

1.03

1.10

1.02


(3)

98

Lampiran 3: Hasil Pengolahan SPSS 16

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DPR 88 5.88 112.39 41.3066 19.12016

ROA 88 .01 .26 .0976 .05624

PER 88 2.20 42.26 10.3409 6.09536

Ukuran_perusahaan 88 11.03 18.45 14.7465 1.80994

DER 88 .10 5.96 1.1986 1.07586

Valid N (listwise) 88

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .733a .537 .515 .74942 2.029

a. Predictors: (Constant), Ukuran_perusahaan, DPR, ROA, PER

b. Dependent Variable: DER

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 54.084 4 13.521 24.074 .000a

Residual 46.616 83 .562

Total 100.700 87

a. Predictors: (Constant), Ukuran_perusahaan, DPR, ROA, PER


(4)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .489 .674 .725 .470

DPR .003 .005 .055 .676 .501 .838 1.193

ROA -14.829 1.532 -.775 -9.678 .000 .869 1.151

PER .001 .015 .008 .091 .927 .807 1.240

Ukuran_perusahaan .137 .050 .230 2.738 .008 .791 1.264

a. Dependent Variable: DER


(5)

(6)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 88

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .73199264

Most Extreme Differences Absolute .112

Positive .112

Negative -.088

Kolmogorov-Smirnov Z 1.048

Asymp. Sig. (2-tailed) .222


Dokumen yang terkait

Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

2 8 123

Pengaruh struktur kepemilikan saham, kebijakan dividen dan kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan (studi pada perusahaan yang terdaftar di bei)

0 5 16

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN CASH POSITION TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014)

0 4 142

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2009-2014)

0 9 116

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

2 6 18

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, KEPUTUSAN INVESTASI, DAN KEBIJAKAN HUTANG Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Keputusan Investasi, Dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Burs

1 3 14

PENGARUH AKTIVA TETAP, KEBIJAKAN DIVIDEN, LIKUIDITAS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BEI.

0 3 26

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN KESEMPATAN INVESTASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 3 30

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

1 2 132

PENGARUH INVESTASI, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, OPERATING LEVERAGE, KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tah

0 2 33