Fase Implementasi Metode Pengembangan Sistem

73 a. Membuat Use case Diagram. Ditahap ini penulis mencoba untuk menangkap kebutuhan sistem dan memahami sistem yang sedang berjalan. b. Membuat Activity Diagram. Penulis membuat sebuah alur kerja dari satu aktifitas lainnya. Tahap ini sangat berguna ketika kita ingin menjelaskan bagaimana perilaku dalam berbagai usecase berinteraksi c. Membuat Sequence Diagram. Penulis menjelaskan interaksi objek yang disusun dalam suatu urutan waktu. Penulis memperhatikan tahap demi tahap apa yang seharusnya terjadi untuk menghasilkan sesuatu didalam usecase. d. Membuat Class Diagram. Penulis menggambarkan kelas dan hubungannya, dan penjelasan detail setiap kelas didalam model desain dari suatu sistem.

3.3.2.3 Fase Implementasi

Analyst bekerja secara intens dengan pengguna selama workshop design untuk merancang aspek-aspek bisnis dan non-teknis dari proses bisnis yang ada. Segera setelah aspek-aspek ini disetujui dan sistem dibangun dan di-sharing, sub-sub sistem di uji coba stakeholder. Dalam tahap dibawah ini akan dilakukan implementasi diantaranya: 74 1. Pengkajian Peta Ancaman dan Resiko Peta Risiko Bencana disusun dengan melakukan overlayPeta Ancaman, Peta Kerentanan dan Peta Kapasitas. Peta Risiko Bencana disusun untuk tiap-tiap bencana yang mengancam suatu daerah. Peta kerentanan baru dapat disusun setelah Peta Ancaman selesai. Pemetaan risiko bencana minimal memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Memenuhi aturan tingkat kedetailan analisis kedalaman analisis di tingkat nasional minimal hingga kabupatenkota, kedalaman analisis di tingkat provinsi minimal hingga kecamatan, kedalaman analisis di tingkat kabupatenkota minimal hingga tingkat kelurahandesakam- pungnagari. 2. Skala peta minimal adalah 1:250.000 untuk provinsi; peta dengan skala 1:50.000 untuk kabupatenkota di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi; peta dengan skala 1:25.000 untuk kabupatenkota di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. 3. Dapat digunakan untuk menghitung jumlah jiwa terpapar bencana dalam jiwa. 4. Dapat digunakan untuk menghitung kerugian harta benda, dalam rupiah dan kerusakan lingkungan. 5. Menggunakan 3 kelas interval tingkat risiko, yaitu tingkat risiko tinggi, sedang dan rendah. 6. Menggunakan GIS dalam pemetaan risiko bencana. 75 Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Peta Risiko telah dipersiapkan berdasarkan grid indeks atas peta Ancaman, peta Kerentanan dan peta Kapasitas,berdasarkan rumus: R = H VC Modifikasi berikut harus dibuat untuk rumus diatasagar bisa dipergunakan: Perkalian dengan kapasitas terbalik 1-C dilakukan, daripada pembagiandengan C untuk menghindari nilai yang tinggi dalam kasus ekstrim nilai-nilai Crendah atau kesalahan dalam hal nilai- nilai kosong C;- 4 6 - Hasil dari indeks perkalian harus dikoreksi dengan menunjukkan pangkat 1n,untuk mendapatkan kembali dimensi asalnya 0.25 0.25 0.25 = 0.015625,dikoreksi: 0.015625 13 = 0.25. Berdasarkan koreksi diatas, persamaan yang digunakan adalah: Gambar 3.2 Contoh Peta Resiko bencana 76 2. Coding Program Dalam tahap ini sistem dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman Android untuk pengguna. 3. Pengujian Sistem Pada tahap ini penulis melakukan pengujian atau testing terhadap sistem, dan melakukan pengenalan terhadap sistem. Dalam hal ini aplikasi android diuji dan dikenalkan kepada staff BNPB sebagai penentu kebijakan dan keputusan perusahaan. Untuk pengujian sistem dilakukan dengan metode blackbox testing, dimana peneliti melakukan input data pada sistem dan melihat output apakah sesuai dengan sistem yang diharapkan. 77

3.4 Kerangka Penelitian

Gambar 3.3 Kerangka Berfikir Penelitian