Tujuan Perancangan Sistem Kebutuhan Perancangan Sistem

86

4.1.1.7 Struktur Organisasi BMG Balai Besar II

Gambar 4.3 Struktur organisasi BMG Balai Besar II Sumber: BMG

4.1.2 Tujuan Perancangan Sistem

Perancangan sistem ini bertujuan untuk membantu pengguna ponsel pintar baik masyarakat Indonesia maupun wisatawan asing untuk memperoleh informasi tentang kebencanaan yang dibutuhkan seperti pengetahuan bencana, pantauan bencana, pantauan cuaca, data kejadian bencana dan tentang BNPB. Dalam sistem ini user dapat melihat informasi dalam bentuk peta yang diakses melaui Google earth dan Google maps pada smartphone. Dapat juga digunakan sebagai media untuk mengetahui perkiraan cuaca dan titik api. 87 Sistem ini dapat menyediakan monitoring data kejadian bencana yang sedang terjadi ataupun satu bulan terakhir yang diperlukan oleh staff lapangan.

4.1.3 Analisis Proses Bisnis dan Sistem yang Berjalan

Analisis proses bisnis ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pantauan bencana, khususnya ancaman dan resiko bencana di Indonesia dan bagaimana sistem yang berjalan untuk penyajian informasi tersebut. Proses yang dimaksud dapat dijelaskan melalui rich picture berikut ini: Gambar 4.4 Rich Picture Analisis Sistem Berjalan Proses yang berjalan pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada proses penginputan data dimulai dari staff bagian data dan informasi menerima data mentah dari berbagai tools yang di miliki oleh BNPB dan 88 satelite ,kemudian admin mengolah data mentah menjadi sistem informasi spasial Ancaman dan Resiko bencana berupa peta spasial ancaman dan peta spasial resiko bencana yang kemudian akan di upload ke dalam server BNPB yang dapat di akses oleh pengunjung melalui website BNPB yang sudah tersedia. Berikut uraian sistem berjalan pada BNPB yang digunakan untuk proses pemberian Informasi tentang Ancaman dan Resiko Bencana di Indonesia 1. Admin menerima data ancaman dan resiko bencana berupa data Microsoft excel. 2. Admin membuat sistem informasi spasial ancaman dan resiko bencana berbentuk peta menggunakan software ArcGis. 3. Kemudian setelah itu hasil peta ancaman dan resiko di cetak admin lalu diserahkan kepadal kepala Pusdatin untuk diperiksa dan di validasi. 4. Kepala Pusdatin memvalidasi peta dan member memo memo kepada admin bahwa peta bisa di publish. 5. Kemudian admin mengunggah hasil peta yang sudah mendapatkan memo ke dalam website ancaman dan resiko bencana. 6. Setelah peta tersimpan ke dalam database, informasi spasial ancaman dan resiko bencana dapat diakses oleh pengunjung. 89 7. Admin mengelola berbagai informasi yang ada di dalam website,seperti data kejadian bencana terbaru, informasi berita terbaru dan informasi terkain ancaman dan rsiko bencana lainnya 8. user bisa melihat dan mengakses website BNPB dengan membuka halaman website BNPB, di dalam website tersebut, pengunjung dapat melihat informasi tentang BNPB, pengetahuan tentang kebencanaan maupun data kejadian bencana yang ada dari tahun 1815. 9. Pengunjung dapat mendownload peta pantauan bencana, ancaman bencana dan resiko bencana berekstensi .kmz yang hanya dapat diakses melalui google earth yang harus di install terpisah.

4.1.3.1 Kelebihan Sistem Berjalan

1. Pengunjung dapat bertanya kepada staff terkait perihal informasi tentang kebencanaan secara langsung dan mendapatkan penjelasan dari staff ahli. 2. Informasi pada website yang tersedia sudah lengkap untuk keperluan data dan informasi kebencanaan.

4.1.3.2 Kelemahan Sistem Berjalan

1. Pengunjung harus datang ke kantor untuk mendapatkan informasi ancaman dan resiko bencana tersebut. 2. Waktu yang diperlukan lama karena harus menjelaskan satu persatu 3. Website sudah memuat informasi kebencanaan dan data kejadian bencana secara lengkap, hanya ketika pengunjung ingin melihat peta spasial pantauan 90 bencana, peta spasial ancaman bencana maupun peta spasial resiko bencana, pengunjung harus terlebih dulu menginstall sejumlah software terkait seperti Google earth yang compatible dengan peta yang akan dikses atau sejumlah ekstensi browser.

4.1.4 Identifikasi Masalah

Dari sistem yang berjalan saat ini, terdapat beberapa masalah pokok yang dihadapi oleh pihak perusahaan, antara lain: 1. Pengunjung tidak mudah mengakses sistem informasi spasial Ancaman dan resiko bencana yang berupa peta spasial ancaman bencana dan peta spasial resiko bencana dikarenakan sistem yang ada mengharuskan mengdownload peta yang hanya bisa diakses oleh google earth yang harus di install terlebih dahulu. 2. Permasalah software yang dapat mengakses peta spasial ancaman dan resiko bencan yang memiliki size yang besar dan sering terjadi hang terhadapat beberapa perangkat computer mempersulit Pengunjung mengakses informasi tersebut. 3. Karena dua perihal diatas, membuat informasi penting yang seharusnya bisa diakses dengan mudah oleh user menjadi sulit. 4. Beberapa menjadi kendala dalam sistem yang sedang berjalan dalam memenuhi kebutuhan informasi tentang kebencanaan diantaranya Ancaman dan Resiko Bencana di Indonesia untuk masyarakat guna meningkatkan 91 pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya informasi kebencanaan untuk upaya mitigasi bencana maupun pencegahannya dan untuk melaksanakan peraturan pemerintah mengenai hak dan kewajiban serta peran masyarakat yang aktif dalam penanganan masalah bencana yang terjadi, yaitu sistem yang sudah ada belum dapat menyajikan informasi mengenai sistem informasi secara spasial berbasis mobile.

4.1.4.1 Tujuan Pengembangan Sistem

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan tujuan dari pengembangan sistem adalah sebagai berikut: 1. Kemampuan sistem memberikan informasi spasial Ancaman dan resiko bencana secara tekstual maupun spasial 2. Kemampuan sistem dalam memvisualisasikan informasi spasial Ancaman dan resiko bencana ke dalam bentuk tampilan aplikasi mobile yang representative dan mudah dalam penggunaannya. 3. Kemampuan dalam menampilkan informasi spasial Ancaman dan resiko bencana dalam bentuk Visual. 4. Mempermudah pendistribusian informasi ke masyarakat yang membutuhkannya 5. Penyajian informasi spasial tersebut yang berbasis mobile 92

4.1.5 Analisis Sistem Usulan

Dari hasil definisi sistem yang telah diuraikan di atas, maka sistem yang diusulkan adalah membangun sebuah sistem mobile informasi spasial ancaman dan resiko bencana Indonesia. Sistem ini memberikan manfaaat sebagai berikut: 1. Membantu BNPB,BMG dan BPBD menginformasikan informasi spasial pantauan bencana, ancaman bencana dan resiko bencana di Indonesia. Juga pengetahuan wajib tentang bencana kepada user atau masyar.akat Indonesia 2. Membantu masyarakatwisatawan mengetahui informasi spasial pantauan bencana, ancaman bencana dan resiko bencana di Indonesia.. 3. Mempermudah masyarakatwisatawan dalam mengakses informasi spasial pantauan bencana, ancaman bencana dan resiko bencana Indonesia di dalam aplikasi. 4. Sistem ini berbasis mobile sehingga dapat diakses secara cepat dan menggunakan tampilan yang sederhana untuk memudahkan pengguna. 93 Gambar 4.5 Sistem usulan Pada gambar 4.5 menggambarkan sistem informasi spasial ancaman dan resiko bencana . Uraian dari sistem usulan adalah sebagai berikut iAdmin menerima data ancaman dan resiko bencana berupa data Microsoft excel. 1. Admin membuat sistem informasi spasial ancaman dan resiko bencana berbentuk peta menggunakan software ArcGis. 2. Kemudian admin mengunggah hasil ke dalam website ancaman dan resiko bencana. 3. Setelah peta tersimpan ke dalam database, informasi spasial ancaman dan resiko bencana dapat diakses oleh pengunjung. 4. Kepala Pusdatin memvalidasi peta melalui halaman Kepala pusdatin di dalam website dan peta akan otomatis terpublish setelah di validasi. 94 5. Admin mengelola berbagai informasi yang ada di dalam website,seperti data kejadian bencana terbaru, informasi berita terbaru dan informasi terkain ancaman dan rsiko bencana lainnya 6. user bisa melihat dan mengakses website BNPB dengan membuka halaman website BNPB, di dalam website tersebut, pengunjung dapat melihat informasi tentang BNPB, pengetahuan tentang kebencanaan maupun data kejadian bencana yang ada dari tahun 1815. 7. Untuk pengunjung setelah membuka aplikasi mobile maka dapat melihat informasi home, ancaman bencana, resiko bencana, pantauan bencana, pantauan cuaca, data kejadian bencana, pengetahuan bencana dan tentang BNPB pada smartphone android. Pengunjung dapat mengakses informasi ancaman dan resiko bencana berupa peta yang dapat diakses langsung melalui aplikasi mobile.

4.1.5.1 Ruang Lingkup Sistems

Ruang lingkup sistem dilakukan untuk menentukan batasan ruang lingkup sistem yang akan dibangun. Sistem yang akan dibangun yaitu sistem informasi spasial ancaman dan resiko bencana berbasis smartphone dan sistem ini mempunyai batasan sistem yaitu, aplikasi berbasis mobile yang berfungsi sebagai media informasi yang menunjukkan pengetahuan kebencanaan dan peta spasial ancaman dan resiko bencana guna bagian mitigasi bencana. 95

4.1.6 Kebutuhan Perancangan Sistem

Dalam penerapan arsitektur sistem ini diperlukan kebutuhan- kebutuhan di dalam me4mbangun sistem. Antara lain kebutuhan fungsional, kebutuhan non fungsional, dan kebutuhan pengguna. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional dari sistem ini adalah informasi apa saja yang disediakan oleh sistem untuk memudahkan user dalam menggunakannya. Kebutuhan fungsional yang dibangun adalah sebagai berikut: a. Sistem menyediakan informasi yang berkaitan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia b. Sistem menyediakan informasi spasial ancaman dan resiko bencana c. Sistem menyediakan informasi spasial pantauan bencana d. Sistem menyediakan informasi data kejadian bencana e. Sistem menyediakan informasi pantauan cuaca, yang memudahkan user untuk mengakses prakiraan cuac dan titik api. f. Sistem menampilkan informasi pengetahuan bencana

2. Kebutuhan Non Fungsional

Adapun kebutuhan non fungsional dari sistem informasi sasial ancaman dan resiko bencana mengidentifikasi batasan dari fasilitas yang disediakan oleh sistem. Kebutuhan non fungsional ini mencakup kebutuhan privasi 96 sistem, kemanan sistem, perfoma sistem, bahasa pemrograman yang digunakan dalam sistem, metode perancangan apa yang digunakan oleh sistem, hardware dan software yang digunakan. Kebutuhan non fungsional dari sistem yang dibangun adalah sebagai berikut: a. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa PHP dan Java dengan menggunakan database MySQL. b. Metode perancangan sistem menggunakan pengembangan OOAD Object Oriented Analysus and Design. c. Sistem ini diimplementasikan mobile application berbasis android untuk nasabah. d. Kebutuhan Hardware 1. Server Tabel 4.1 Kebutuhan Hardware Server Environtment Server Equipment Minimum Requirement Personal Computer DekstopWorkstation a. Intel Pentium 4 1.2 GHz CPU b. 1 GB DDR2 RAM c. 120 GB hardisk Network Internet Connection 120 Kbps 97 Internet speed Input Devices Keyboard, Mouse Output Devices Monitor LCD, Printer 2. Client Tabel 4.2 Kebutuhan Hardware Client Environtment Client Equipment Minimum Requirement Smartphone Mobile Device a. Android 2.1 b. 800 GHz arm v7 CPU c. 512 MB RAM d. 20Mb Internal Storage Network Mobile Broadband Data Access 120 Kbps Internet speed Input Devices Touch Screen Output Devices LCD Screen g. Kebutuhan Software 98 Untuk kebutuhan perangkat lunak software yang digunakan untuk sistem ini sebagai berikut: 1. Microsoft Windows 7 2. Microsoft office 2007 3. ArcView 3.3 4. ArcGIS 9.0 5. Google Earth dan Google Maps 6. XAMPP versi 1.7.4, Apache versi 2.2.11 dan MySQL versi 5.0.51a 7. Browser Mozila Firefox versi 26.0 8. Android versi 2.3

3. Kebutuhan Pengguna

Berikut ini adalah beberapa kebutuhan pengguna yang harus dipenuhi oleh sistem yang akan dibangun. a. Kebutuhan Pengunjung Masyarakatwisatawan user dapat mengakses sistem informasi spasial ancaman dan resiko bencana. b. Kebutuhan Admin Mengelola sistem informasi spasial ancaman dan resiko bencana berbasis smartphone c. Kebutuhan kepala Pusdatin Memvalidasi peta sebelum dipublish 99

4.2 Proses Design

Pada fase proses desain ini, dibuat desain yang merupakan solusi dari hasil analisis pada tahap perencanaan syarat requirement planning. Peneliti melakukan perancangan sistem informasi spasial ancaman dan resiko bencana Indonesia berdasarkan respon kebutuhan pengguna untuk mengembangkan sistem dengan tools Unified Modelling Language UML yang terdiri dari beberapa tahap berikut, antara lain: 4.2.1 Perancangan Sistem 4.2.1.1 Use Case Diagram Use case diagram yaitu diagram yang menunjukkan interaksi antara aktor didalam sistem. Diagram use case system yang terdapat dalam SIS ancaman dan resiko bencana Indonesia digambarkan pada Gambar 4.6