Pelaksanaan Asas Mutakhir Pada Tanah Yang Telah Bersertipikat Di

B. Pelaksanaan Asas Mutakhir Pada Tanah Yang Telah Bersertipikat Di

Kantor Pertanahan Kota Medan Untuk menjamin kepastian hukum atas penguasaan dan pemilikan tanah faktor kepastian batas bidang tanah tidak dapat diabaikan. Dari pengalaman masa lalu banyak sengketa yang timbul sebagai akibat letak bidang tanah yang tidak benar. Karena itu masalah pengukuran dan pemetaan serta penyediaaan berskala besar untuk keperluan penyelenggaraan pendaftaran tanah merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dan perlu mendapat perhatian yang serius, bukan hanya dalam rangka pengumpulan data penguasaan tanah tetapi juga sangat perlu dalam peyajian data penguasaanpemilikan tanah dan peyimpanan data tersebut. 81 Pemeliharaan data pendaftaran tanah berkelanjutan sebagaimana yang dimaksud pasal 36 Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tersebut diatas merupakan kegiatan pendaftaran tanah untuk menyesuaikan data fisik dan data yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah, daftar nama, surat ukur, buku tanah dan sertipikat dengan perubahan-perubahan yang terjadi kemudian. Perubahan ini misalnya peralihan, pembebanan atau perubahan nama pemegang hak yang telah didaftar, hapusnya atau diperpanjangnya jangka waktu hak yang telah berakhir, pemecahan, pemisahan dan penggabungan bidang tanah yang haknya sudah didaftar. 82 81 Wawancara dengan Bahrum, Kasubsi Peralihan. Pembebanan Hak dan PPAT Kantor Pertanahan Kota Medan, tanggal 26 Nopember 2009 82 Adrian Sutedi, Peralihan Hak ATas Tanah Dan Pendaftarannya, Sinar Grafika, Jakarta, 2007, hal. 142 Universitas Sumatera Utara Perubahan data fisik terjadi jika luas tanahnya berubah, yaitu jika terjadi pemisahan, pemecahan ataupun juga penggabungan bidang tanah yang bersangkutan menjadi satuan-satuan yang baru. Perubahan tersebut diikuti dengan pencatatannya pada peta pendaftaran dan pembuatan surat ukur yang baru. Perubahan data yuridis bisa mengenai haknya, yaitu berakhir jangka waktu berlakunya, dicabut atau dibebani hak lain. Perubahan bisa juga mengenai pemegang haknya, yaitu jika terjadi pewarisan 83 , pemindahan hak 84 atau penggantian nama 85 . Dalam sistem pendaftaran hak perubahannya dicatat dalam buku tanah yang bersangkutan berdasarkan data yang dimuat atas perubahan yang terjadi. Apabila terjadi perubahan data fisik maupun data yuridis yang terdapat pada bidang-bidang tanah, maka pemegang hak yang bersangkutan wajib mendaftarkan perubahan-perubahan tersebut ke Kantor Pertanahan. Pemeliharaan data pendaftaran 83 Peralihan karena pewarisan, yaitu suatu peristiwa hukum dikarenakan meninggalnya si pemegang hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun yang mengakibatkan perubahan data fisik danatau data yuridis atas tanah atau satuan rumah susun tersebut, karena akan terjadinya peralihan hak. 84 Pemindahan hak sebagai suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh yang berhak atas obyek yaitu bidang tanah danatau hak milik atas satuan rumah susun yang mengakibatkan subyeknya berpindah kepada subyek lain, Tampil Anshari Siregar, Op.Cit, halaman 123. Pemindahan hak atas tanah adalah perbuatan hukum yang dikuatkan selain dengan akta PPAT, seprti Risalah Lelang yang dibuat oleh Pejabat lelang, Surat Keterangan Ahli Waris, akta otentik mengenai penyerahan hak dan gati rugi dan tukar guling yang dibuat oleh Notaries, dan putusan pengadilan yang mengakibatkan berpindahnya pemegang hak kepada pihak lain. M. Yamin Lubis dan Abd. Rahim Lubis, Op.Cit, halaman 275. 85 Pasal 56 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, “Pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah sebagai akibat pemegang hak yang ganti nama dilakukan dengan mencatatnya di dalam buku tanah dan sertipikat hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun yang bersangkutan berdasarkan bukti mengenai ganti nama pemegang hak tersebut sesuai dengan ketentuan yang belaku.” Universitas Sumatera Utara tanah dilaksanakan dengan pendaftaran perubahan data fisik dan data yuridis objek pendaftaran tanah yang telah didaftar dengan mencatatnya di dalam daftar umum. 86 Penjelasan Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 menyebutkan, asas mutakhir adalah kelengkapan yang memadai dalam pelaksanaannya dan berkesinambungan dalam pemeliharaan datanya. Data yang tersedia di Kantor Pertanahan harus menunjukkan keadaan yang mutakhir. Untuk itu diikuti kewajiban mendaftar dan pencatatan perubahan-perubahan yang terjadi di kemudian hari. Asas mutakhir menuntut dipeliharanya data pendaftaran tanah secara terus menerus dan berkesinambungan sehingga data yang tersimpan di Kantor Pertanahan selalu sesuai dengan keadaan nyata di lapangan dan masyarakat dapat memperoleh keterangan mengenai data yang benar setiap saat. Asas mutakhir adalah asas yang menganut pencatatan data pertanahan yang lebih up to date, setiap terjadi perubahan data fisik dan data yuridis, wajib didaftarkan oleh si pemegang hak ke Kantor Pertanahan, agar dapat memperoleh data yang senantiasa mutakhir dan juga agar menjamin kepastian hukum. 87 Jadi asas mutakhir dalam pendaftaran tanah berkelanjutan bertujuan selain pemutakhiran data fisik dan data yuridis yang ada pada Kantor Pertanahan sesuai dengan data yang ada pada pemegang hak juga bertujuan untuk memperlancar pelayanan terhadap masyarakat yang berkepentingan, sehingga proses pendaftaran 86 Chadidjah Dalimunthe, Op.Cit, Pelaksanaan Landreform Di Indonesia Dan Permasalahannya, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2005, hal. 183. 87 Wawancara dengan Syafruddin Chandra, Koordinator Pemeliharaan Data Yuridis Kantor Pertanahan Kota Medan, tanggal 26 Nopember 2009. Universitas Sumatera Utara tanah maupun pendaftaran tanah berkelanjutan continious recording dapat dilayani sesederhana mungkin dengan cepat, tepat, efektif dan efisien. Untuk mempercepat pengukuran dan pemetaan bidang tanah yang harus didaftar dengan menggunakan teknologi modern selain menggunakan GPS juga diperlukan komputerisasi pengolahan dan penyimpanan data. Apabila penggunaan GPS dan komputerisasi dalam pendaftaran tanah sudah dapat terselenggara dengan baik maka asas mutakhir dalam pendaftaran tanah telah dapat dipenuhi. Perkembangan teknologi pengukuran dan pemetaan, seperti cara penentuan titik melalui Global Positioning System GPS dan komputerisasi pengolahan, penyajian dan penyimpanan data, pelaksanaan pengukuran dan pemetaaan dapat digunakan dalam pendaftaran tanah. 88 Salah satu usaha untuk mengelola data pertanahan yaitu membangun basis data pertanahan dengan memanfaatkan teknologi informasi yang semakin pesat perkembangannya dari waktu ke waktu. Karena sifatnya yang one collect multi used dapat digunakan berkali-kali, tiada cara lain yang lebih tepat yaitu dengan memanfaatkan penggunaan data base pertanahan sebagai media pengelolaan bank data bidang tanah. Basis data pertanahan secara operasional banyak dikelola oleh Kantor Pertanahan sebagai perwakilan Pemerintah dalam tingkat KabupatenKota dan 88 Dian Ramadansyah Hasibuan, Penerapan Asas Terjangkau dan Mutakhir Dalam Pendaftaran Tanah Berkelanjutan, Studi Pada Kantor Pertanahan Kota Padangsidempuan, 2009, Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara sebagian dihasilkan oleh Kantor Wilayah pada tingkat Propinsi dan pada tingkat Pusat oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Beberapa produk Kantor Pertanahan yang merupakan data utama pertanahan yaitu : c. Buku Tanah, yaitu dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data fisik dan data yuridis suatu objek pendaftaran tanah yang sudah ada haknya. d. Surat Ukur, yaitu dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam bentuk peta dan uraian. e. Gambar Ukur, yaitu dokumen tempat mencantumkan gambar suatu bidang tanah atau lebih dan situasi sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang tanah baik berupa jarak, sudut, azimuth ataupun sudut jurusan. f. Peta Pendaftaran Tanah, yaitu peta yang menggambarkan bidang atau bidang- bidang tanah untuk keperluan pembukuan tanah. g. Peta Tematik Pertanahan, yaitu gambaran permukaan bumi pada bidang datar yang menyajikan tema tertentu. h. Warkah, yaitu dokumen yang merupakan alat pembuktian data fisik dan data yuridis bidang tanah yang telah dipergunakan sebagai dasar pendaftaran bidang tanah tersebut. i. Surat Keputusan Pemberian Hak, yaitu penetapan Pemerintah yang memberikan suatu hak atas tanah Negara, perpanjangan jangka waktu hak, pembaharuan hak, termasuk pemberian hak diatas Hak Pengelolaan. 89 89 Http:www.lamdpolicy.or.idkajian2tahun2009bulan07tanggal01id163, Membangun Sistem Informasi Pertanahan Melalui Komputerisasi Kantor Pertanahan, diakses tanggal 19 November 2009. Universitas Sumatera Utara Data pertanahan di simpan dalam bentuk daftar, berkas, buku dan peta-peta paper base. Sertipikat merupakan bukti kepemilikan atas sebidang tanah yang disimpan pemilik. Sesuai dengan prinsip pendaftaran, mirror principle 90 , pemilik tanah memiliki copy bukti yang aslinya tersimpan di Kantor Pertanahan. Konsep basis data bermula dari semakin banyak volume yang terhimpun dalam pengelolaan data. Keterbatasan manusia untuk mengolah data-data tersebut secara konvensional memicu kreatifitas dalam pemanfaatan teknologi informasi yang dapat membantu dalam mengelola data tersebut. Sistem basis data mengacu pada sistem pengumpulan, penyusunan, dan pencatatan record serta menyimpan dengan memanfaatkan komputer sebagai mesin pengolah dengan tujuan dapat menyediakan informasi setiap saat untuk berbagai kepentingan. Dengan mengacu konsep di atas, komponen basis data meliputi unsur-unsur yang berperan dalam membangun sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak sistem operasi, aplikasi, data baseDBMS dan pengguna user. Pelayanan pertanahan pada Kantor Pertanahan pada prinsipnya adalah pelayanan data dan informasi pertanahan. Data yang tersimpan di Kantor Pertanahan merupakan data yang diperoleh dan diolah melalui proses mengikuti aturan yang tertuang pada Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2005 tentang Standar Prosedur Operasional Pelayanan Pertanahan. 90 Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan Prinsip Cermin, maksudnya data pendaftaran tanah yang disimpan di Kanror Pertanahan harus akurat dan sesuai dengan keadaan terakhir di lapangan. Setiap pemegang hak atas tanah yang tanahnya telah terdaftar di Kantor Pertanahan memiliki copy bukti hak sertipikat yang aslinya disimpan di Kantor Pertanahan. Oleh karena itu setiap perubahan-perubahan yang terjadi di kemudian hari harus di daftar dan di catat sehingga data pendaftaran tanah yang tersimpan di Kantor Pertanahan selalu sesuai dan up to date. Universitas Sumatera Utara Pasal 1 ayat 1 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2008 tentang Penyederhanaan Dan Percepatan Standar Prosedur Operasi Pengaturan Dan Pelayanan Pertanahan Untuk Jenis Pelayanan Pertanahan Tertentu, pelayanan pertanahan antara lain : a. Pemeriksaan pengecekan sertipikat; b. Peralihan Hak – Jual Beli; c. Peralihan Hak – Pewarisan; d. Peralihan Hak – Hibah; e. Peralihan Hak – Tukar Menukar; f. Peralihan Hak – Pembagian Hak Bersama; g. Hak Tanggungan; h. Hapusnya Hak Tanggungan – Roya; i. Pemecahan Sertipikat – Perorangan; j. Pemisahan Sertipikat – Perorangan; k. Penggabungan Sertipikat – Perorangan; l. Perubahan Hak Milik Untuk Rumah Tinggal Dengan Ganti Blanko; m. Perubahan Hak Milik Untuk Rumah Tinggal Tanpa Ganti Blanko; n. Ganti Nama. Pembaharuan data selalu dilakukan apabila terjadi perubahan pada subjek atau objek hak atas tanah. Karena sifatnya yang sangat dinamis, maka data pertanahan mempunyai tingkat pengambilan retrievel dan pembaruan up dated yang cukup tinggi. Di satu sisi membutuhkan kecepatan dengan standar yang sudah ditetapkan Universitas Sumatera Utara dalam menarik mengambil data, di sisi lain akan membutuhkan persyaratan dalam penyimpanan data storage yang dapat mendukung proses pengambilan data tersebut. 91 Salah satu usaha untuk mengoptimalkan tugas-tugas pelayanan pertanahan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi adalah pembangunan dan pengembangan komputerisasi Kantor Pertanahan land office computerization LOC. Beberapa keuntungan dalam pelaksanaan komputerisasi kantor pertanahan antara lain : 1. Transparansi pelayanan, karena masyarakat dapat memperoleh secara langsung dalam hal biaya, waktu pelaksanaan dan kepastian penyelesaian. 2. Efisiensi waktu, merupakan kunci utama dalam optimalisasi pemanfaatan database elektronik. 3. Kualitas data dapat diandalkan karena pemberian nomor-nomor Daftar Isian dilakukan oleh sistem secara otomatis. 4. Sistem Informasi Eksekutif yang memungkinkan para pengambil keputusan untuk dapat memperoleh dan menganalisa data sehingga menghasilkan informasi yang terintegrasi. 5. Pertukaran data dalam rangka membangun pelayanan pemerintah secara terpadu one stop services dan mengembangkan perencanaan pembangunan berbasis data spasial spatial planning. 91 Http:www.lamdpolicy.or.idkajian2tahun2009bulan07tanggal01id163, Membangun Sistem Informasi Pertanahan Melalui Komputerisasi Kantor Pertanahan, diakses tanggal 19 November 2009. Universitas Sumatera Utara Pembangunan Komputerisasi Kantor Pertanahan tidak hanya memberikan pelayanan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara on-line sytem, tetapi sekaligus membangun basis data digital. Untuk menjaga agar tanah dikelola secara tepat, saat ini tersedia setidaknya tiga teknologi yaitu :

1. Fotogrametri surveying.

Digunakan untuk memetakan klaim-klaim kepemilikan tanah sehingga tidak sekedar verbal namun jelas fisiknya di lapangan. Pertama-tama, dilakukan pemotretan udara skala besar atas kawasan tersebut. Dari foto udara ini dibuat foto tegak ortofoto untuk memplot batas-batas klaim pemilik tanah. Ortofoto dan batas-batas ini lalu diumumkan minimal dua bulan di kantor pemerintah setempat. Pada masa kini, data semacam ini dapat ditayangkan di internet, mirip yang ada dalam bentuk yang lebih sederhana di Google Earth. Bila tidak ada komplain, maka setelah dua bulan klaim itu dapat dinyatakan sah. Bila ada sengketa, maka dilakukan penegasan batas ajudikasi di lapangan, dimana kedua belah pihak bertemu, sepakat, untuk kemudian dibuat berita acara. Pada awalnya, batas-batas tanah hanya menggunakan tanda-tanda fisik di alam, seperti pagar, patok atau pohon tertentu. Tanda-tanda seperti ini mudah rusak, hilang, atau dipindahkan. Batas yang tidak bisa dimanipulasi adalah titik-titik koordinat yang tertuang dalam buku tanah di Kantor Pertanahan dan salinannya dapat dikeluarkan berupa surat sertipikat tanah. Titik-titik koordinat ini dapat diukur secara Universitas Sumatera Utara fotogrametris atau terestris dengan alat-alat surveying seperti total station atau global positioning system GPS. Jika titik-titik ini memiliki referensi yang sama, kapan saja mereka dapat direkonstruksi posisinya dengan alat GPS. 92

2. Remote Sensing atau penginderaan jauh inderaja

Digunakan untuk memantau penggunaan lahan dari waktu ke waktu. Berbeda dengan fotogrametri yang fokus ke geometri, inderaja lebih fokus pada informasi fisis, semisal liputan lahan atau kesuburan vegetasi diatasnya. Karena inderaja dari satelit umumnya lebih murah dari foto udara, maka ia dapat dilakukan secara berkala misal setiap musim, sehingga dapat ditemukan tanah-tanah terlantar yang tidak produktif yang umumnya tanah-tanah yang dikuasai seseorang namun tak termanfaatkan.

3. Sistem Informasi Pertanahan atau Land Information Sistem LIS

Yaitu sistem data base tersentral yang mengelola data-data tanah, meliputi koordinat batas-batasnya, penggunaan lahannya beserta sejarah kepemilikannya. Di negara-negara maju, LIS 93 ini terintegrasi dengan suatu jaringan infrastruktur data spasial nasional NSDI yang juga dapat diakses oleh dinas tata ruang, perpajakan, bank, notaris, pengadilan bahkan lembaga yang menangani bencana alam. 92 http: www.FahmiMultiply, Meyelesaikan Masalah Pertanahan, diakses pada tanggal 18 November 2009 93 LIS merupakan sistem informasi tunggal untuk seluruh data pertanahan. Setiap orang yang akan bertransaksi tanah seketika dapat mengetahui status tanah yang dimaksud. LIS dapat mencegah sebuah tanah untuk dijual atau diagunkan berulang. Bahkan LIS dapat digunakan untuk mencegah pemberian izin atau konsesi yang tumpang tindih misalnya antara hutan lindung dan pertambangan. Universitas Sumatera Utara Data dan informasi yang dikelola oleh lembaga pendaftaran tanah tidak lagi terbatas pada data fisik dan data yuridis dalam rangka pendaftaran tanah hukum dan penerbitan sertipikat, akan tetapi juga data dan informasi pertanahan untuk kepentingan-kepentingan sektoral dengan kedalaman data yang berlapis-lapis multilevel. Untuk memenuhi ketentuan-ketentuan yang disebutkan dalam Undang- Undang Informasi dan Transaksi Elektronik Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 telah didefinisikan jenis-jenis layanan yang akan diberikan secara online dengan beberapa layanan informasi yang telah disiapkan dalam BPN web http:www.bpn.go.id seperti peta online, dan informasi status berkas permohonan. Saat ini juga telah dibangun data centre di BPN Pusat untuk melengkapi database pertanahan secara nasional dan sebagai backup data, semua Kantor Pertanahan akan menggunakan teknologi komputer. 94 Pelaksanaan asas mutakhir pada tanah yang telah bersertipikat adalah sama dengan pemeliharaan maintenance data pertanahan. Pemeliharaan data adalah dengan cara data yang disimpandisajikan, baik data fisik maupun data yuridis, perlu disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi kemudian, agar selalu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 95 94 http:www.landpolicy.or.idkajian2tahun2009bulan07tanggal01id163, diakses pada tanggal 19 Nopember 2009. 95 Wawancara dengan Syafruddin Chandra, Koordinator Pemeliharaan Data Yuridis Kantor Pertanahan Kota Medan, tanggal 26 Nopember 2009. Universitas Sumatera Utara Berkaitan dengan pelaksanaan asas mutakhir pada tanah yang telah bersertipikat, maka pada Kantor Pertanahan Kota Medan dilaksanakan apabila terjadi perubahan-perubahan data yang diakibatkan oleh perubahan data tanah yang telah bersertipikat pada buku daftar tanah di Kantor Pertanahan Kota Medan, adapun perubahan-perubahan data pertanahan tersebut antara lain disebabkan oleh:

A. Karena Perubahan Data Yuridis