pengganti sertipikat yang rusak, hilang, masih menggunakan blanko sertipikat yang tidak digunakan lagi atau yang tidak diserahkan kepada pembeli lelang dalam suatu
lelang eksekusi.
B. Karena Perubahan Data Fisik
1. Pemecahan Bidang Tanah
Istilah pemecahan dibedakan dengan pemissahan. Pemechan bidang tanah berarti bidang tanah tersebut dipecah habis secara sempurna dan menjadi bagian-
bagian bidang tanah yang baru tidak ada lagi aslinya, sedangkan pemisahan berarti satu bidang tanah yang baru dan bidang tanah induknya masih tetap ada dan berlaku
serta tidak berubah identitasnya, hanya yang berkurang luas tanahnya setelah dikurangi dengan bidang tanah yang dipisahkan tersebut.
2. Pemisahan Bidang Tanah
Secara teknis, pemisahan bidang tanah diatur dalam Pasal 49 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 yang menentukan bahwa atas permintaan
pemegang hak yang bersangkutan, dari satu bidang tanah yang sudah didaftar dapat dipisahkan sebagian atau beberapa bagian, yang selanjutnya merupakan suatau
bidang baru dengan status hukum yang sama dengan bidang tanah semula. Untuk satuan bidang baru yang dipisahkan tersebut dibuatkan surat ukur, buku tanah, dan
sertipikat, sebagai satuan bidang tanah baru dan pada peta pendaftaran, daftar tanah, surat ukur, buku tanah dan sertipikat bidang tanah, semula dibubuhkan catatan
mengenai telah diadakannya pemisahan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengabungan Bidang Tanah.
Pengabungan bidang tanah-bidang tanah dapat dilakukan terhadap dua bidang tanah atau lebih yang sama status haknya misalnya sama-sama hak milik, dan sama
juga pemegang hak atas tanahnya serta letak masing-masing bidang tanah berbatasan. Ketentuan dalam Pasal 50 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
mengatur bahwa atas permintaan pemegang hak yang bersangkutan, 2 dua bidang tanah atau lebih yang sudah didaftar dan letaknya berbatasan yang kesemuannya atas
nama pemilik yang sama dapat digabung menjadi satu satuan bidang tanah, jika semuanya dipunyai dengan hak yang sama dan bersisa jangka waktu yang sama.
Segala peristiwa-peristiwa hukum yang menyebabkan perubahan data yuridis sesuai yang disebutkan dalam Pasal 94 ayat 2 Peraturan Menteri Negara Agraria
Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 dan data fisik dalam ayat 3 yang semuanya diatur dalam Pasal 36 sampai dengan Pasal 56 Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, serta mendapat pengaturan lebih lanjut dalam Bab IV Peraturan Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 3 Tahun 1997, jika tidak didaftarkan pada Kantor Pertanahan Kota Medan, maka dalam hal ini Kantor Pertanahan Kota Medan memandang tidak ada perubahan
yang terjadi terhadap data fisik dan data yuridis tanah. Jika pemilik bidang tanah yang secara materiil di lapangan menguasai secara
fisik atas bidang tanah hak milik berdasarkan peralihan hak yang aktanya dibuat secara notariel sekalipun namun tidak didaftarkan untuk kemudian dibaliknamakan,
maka pemilik bidang tanah yang bersangkutan tidak mendapat perlindungan hukum
Universitas Sumatera Utara
yakni berupa kepastian hukum atas haknya, artinya Kantor Pertanahan menganggap data yuridis tanahnya juga tidak mengalami perubahan.
109
Pada dasarnya pendaftaran hak atas tanah merupakan kewajiban dan tanggung jawab bagi masyarakat yang mempuyaimenguasai hak atas tanah suatu bidang tanah
di wilayah Kota Medan, secara prosedural bahwa pihak yang bersangkutan mengajukan permohonan pendaftaran hak atas tanah yang dikuasainya ke Kantor
Pertanahan Kota Medan. Setiap perbuatan hukum terhadap hak atas tanah yang melakukan perubahan baik itu data fisik maupun data yuridis, perubahan data tersebut
wajib didaftarkan pada Kantor Pertanahan agar dapat memperoleh kepastian hukum.
110
Oleh karena itu disarankan kepada masyarakat agar tanah yang mengalami perubahan data fisik dan data yuridis supaya didaftarkan pada Kantor Pertanahan,
agar dimanfaatkan, digunakan dan dikuasai sesuai peruntukannya.
111
Dari hal-hal diatas setiap perubahan yang diakibatkan dari perubahan data fisik maupun data yuridis tanah yang telah bersertipikat, maka pada Kantor
Pertanahan Kota Medan telah dilaksanakan pemutakhiran data pada setiap perubahan baik yang diakibatkan oleh perubahan data fisik maupun data yuridis. Hal ini dapat
dilihat dari buku daftar tanah yang ada pada Kantor Pertanahan Kota Medan.
112
109
Mhd. Yamin Lubis, Abd. Rahim Lubis, Op. Cit, hal. 187.
110
Wawancara dengan Irma Yolanda Handayani, PPAT Kota Medan, tanggal 05 Januari 2010.
111
Wawancara dengan Syafruddin Chandra, Koordinator Pemeliharaan Data Yuridis Kantor Pertanahan Kota Medan., tanggal 26 November 2009.
112
Wawancara dengan Syafruddin Chandra, Koordinator Pemeliharaan Data Yuridis Kantor Pertanahan Kota Medan., tanggal 26 November 2009.
Universitas Sumatera Utara
Berkaitan dengan pelaksanaan asas mutakhir pada tanah yang telah bersertipikat, Kantor Pertanahan Kota Medan telah merubah pemanfaatan data analog
yang selama ini di bentuk dalam bentuk bundel-bundel buku tanah dan surat ukur menjadi data elektronik yang setiap waktu dapat diakses keadaan datanya tanpa
membuka gudang arsip, tetapi cukup dilakukan dengan kombinasi antara jari dan mouse. Pemanfaatan teknologi informasi selanjutnya dikembangkan dalam bentuk
pelayanan pertanahan kepada masyarakat. Layanan-layanan lainnya yang sedang disiapkan Kantor Pertanahan Kota
Medan adalah layanan PPAT untuk pengecekan sertipikat dan untuk pendaftaran pelayanan secara online dan sedang disiapkan juga layanan online untuk masyarakat
yaitu dengan menyiapkan layanan e-form sebagai sarana pengisian form pendaftaran pertanahan secara online. Namun layanan tersebut diatas belum terealisasi dengan
baik, karena keterbatasan dana dan juga keterbatasan peralatan yang mendukung, serta belum tersedianya tenaga pelaksana yang memahami penggunaan teknologi
yang berhubungan dengan sistem komputerisasi data pertanahan
113
. Sebagai bahan perbandingan dalam penelitian ini, Kota Binjai sebagai salah
satu kota yang cukup pesat dalam pembangunan dan bisnis, namun Pelaksanaan asas mutakhir dalam pendaftaran tanah belum berjalan sebagaimana mestinya.
Pengolahan, penyimpanan, dan pemeliharaan data masih dilakukan secara manual, yaitu data base yg masih dalam bentuk buku-buku, ada juga data pendaftaran tanah
113
Wawancara dengan Syafruddin Chandra, Koordinator Pemeliharaan Data Yuridis Kantor Pertanahan Kota Medan, tanggal 26 Nopember 2009
Universitas Sumatera Utara
yang diketik dengan menggunakan komputer tetapi tetap di back up dengan mencatat di Daftar Isian.
114
keterbatasan anggaran alokasi pengadaan peralatan dan masih kekurangan tenaga pelaksana dan keterbatasan peralatan sehubungan dengan
teknologi untuk memperlancar pelaksanaannya, menjadi latar belakang belum terselenggaranya pendaftaran tanah maupun pendaftaran tanah berkelanjutan secara
cepat, tepat, efektif dan efisien. Berdasarkan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan asas
mutakhir belum terlaksana dengan baik. Karena sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa Kantor Pertanahan Kota Binjai belum termasuk salah satu dari Kantor
Pertanahan yang menerapkan pemanfaatan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan pertanahan dan mengolah data pertanahan.
Dengan demikian, pelaksanaan asas mutakhir tersebut dapat menyediakan informasi yang akurat antara tanah yang telah bersertipikat dalam buku tanah yang
terdapat pada Kantor Pertanahan dan data yang ada dilapangan. Sehubungan dengan pelaksanaan asas mutakhir ini pula diharapkan terjadi tertib administrasi pertanahan
yang merupakan salah satu catur tertib di bidang pertanahan khususnya pada Kantor Pertanahan Kota Medan.
114
Wawancara dengan Hutomo, Subsi Pengendalian Kantor Pertanahan Kota Binjai, tgl. 17 Nopember 2009.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KENDALA YANG DIHADAPI DALAM PELAKSANAAN ASAS MUTAKHIR
PADA TANAH YANG TELAH BERSERTIPIKAT DI KANTOR PERTANAHAN KOTA MEDAN
A. Aspek Kepastian Hukum Dalam Pendaftaran Tanah