BAB II PELAKSANAAN ASAS MUTAKHIR PADA TANAH YANG TELAH
BERSERTIPIKAT DI KANTOR PERTANAHAN KOTA MEDAN
A. Prinsip Dasar Kerja Pendaftaran Tanah
Secara umum pendaftaran tanah merupakan kegiatan administrasi yang dilakukan oleh pemilik tanah terhadap hak atas tanahnya, baik dalam pemindahan hak
maupun dalam pemberian dan pengakuan hak baru. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 telah dirumuskan mengenai pengertian pendaftaran
tanah.
57
Bachtiar Effendi, membedakan pengertian kegiatan pendaftaran tanah dengan pendaftaran hak atas tanah, yakni :
a. Kegiatan pendaftaran tanah adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
pemerintah secara terus menerus dalam rangka menginventarisasikan data yang berkenaan dengan hak-hak atas tanah menurut Undang-Undang Pokok
Agraria dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
b. Pendaftaran hak atas tanah adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh si
pemegang hak yang bersangkutan dan dilaksanakan secara terus menerus setiap peralihan hak atas tanah tersebut dalam rangka menginventarisasikan
data yang berkenaan dengan peralihan hak-hak atas tanah menurut Undang- Undang Pokok Agraria dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah gunanya untuk mendapatkan sertipikat tanda bukti hak atas tanah yang kuat.
58
57
Pasal 1 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, menyebutkan bahwa pendaftaran tanah adalah “rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah
secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi, yaitu pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis dalam bentuk peta dan daftar
mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta
hak-hak tertentu yang membebaninya”.
58
Bachtiar Effendi, Pendaftaran Tanah di Indonesia dan Peraturan Pelaksanaannya, Alumni, Bandung, 1993, hal. 15.
Universitas Sumatera Utara
Rustam Effendi, mengemukakan bahwa ”pada dasarnya yang didaftarkan dalam pendaftaran tanah itu adalah hak, dimana fungsi hak lebih dominan dalam
pendaftaran tanah, yang terdaftar bukan hak tetapi fungsi hak, dimana tujuan akhir dari pendaftaran tanah adalah untuk memfungsikan haknya tersebut”.
59
Kegiatan pendaftaran tanah telah dilakukan oleh Pemerintah dengan sistem yang sudah melembaga sebagaimana yang dilakukan dalam kegiatan pendaftaran
tanah selama ini, mulai dari permohonan seseorang atau badan, kemudian diproses sampai dikeluarkannya bukti haknya sertipikat dan pemeliharaan data
pendaftarannya dalam buku tanah.
60
Ketentuan Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 yang mengakui bahwa pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan
61
yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan
62
dan teratur
63
, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan penyajian serta pemeliharaan data fisik
dan data yuridis dalam bentuk peta dan daftar mengenai bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya dan hak milik atas
satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya. Akan tetapi ternyata
59
Rustam Effendi Rasyid, Sari Kuliah Pendaftaran Tanah, Medan, 2002.
60
Mhd. Yamin Lubis, Abd. Rahim Lubis, Op. Cit, halaman 104.
61
Rangkaian kegiatan, maksudnya menunjukkan adanya berbagai kegiatan dalam penyelenggaraan pendaftaran tanah yang berkaitan satu dengan yang lain, berurutan menjadi satu
kesatuan rangkaian yang bermuara pada tersedianya data yang diperlukan dalam memberikan jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan bagi rakyat. Rustam Effendi Rasyid, Op.Cit, hal. 37
62
Terus menerus dan berkesinambungan, maksudnya kepada pelaksanaan kegiatan yang sekali dimulai tidak akan ada akhirnya. Data yang telah terkumpul dan tersedia harus disesuaikan
dengan perubahan-perubahan yang terjadi kemudian, sehingga tetap sesuai dengan keadaan yang terakhir.Ibid
63
Teratur, maksudnya menunjukkan bahwa semua kegiatan harus berlandaskan peraturan perundang-undangan yang sesuai karena hasilnya merupakan data bukti menurut hukum, biarpun daya
kekuatan pembuktian tidak selalu sama dalam negara-negara yang menyelenggarakan pendaftaran tanah. Ibid
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan pendaftaran tanah yang dilakukan oleh Pemerintah masih belum tuntas dan masih memiliki banyak masalah.
Dalam Pasal 19 Undang-Undang Pokok Agraria memberikan jaminan yuridis dalam hal kepastian akan haknya dan kepastian pemegang haknya, termasuk jaminan
teknis dalam arti kepastian batas-batas fisik bidang tanah, kepastian luas dan kepastian letaknya serta bangunan yang ada diatas tanah tersebut.
Dalam Pasal 19 Undang-Undang Pokok Agraria ditegaskan pendaftaran tanah meliputi :
a. Pengukuran, pemetaan dan pembukuan tanah
b. Pendaftaran hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut
c. Pemberian surat tanda bukti yang berlaku sebagai alat pembuktian yang
kuat
64
. Kegiatan-kegiatan tersebut seluruhnya adalah merupakan rangkaian kegiatan
dari pendaftaran tanah dengan memakai sistem publikasi yang dianut yaitu sistem publikasi negatif.
65
Aturan pendaftaran tanah yang dikemukakan diatas merupakan petunjuk bagaimana seharusnya pendaftaran tanah dilakukan. Idealnya bila ini dilaksanakan
akan memberi dan menciptakan keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan sebagaimana dikenal dalam tujuan hukum pertanahan
66
bagi tanah dan penggunaannya oleh si pemilik.
64
Tampil Anshari, Pendaftaran Tanah Kepastian Hak, Penerbit Multi Grafik Medan, Cetakan 1, Medan, 2007, halaman 25.
65
Mhd. Yamin Lubis, Abd. Rahim Lubis, Op. Cit, halaman 105.
66
E. Utrecht, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, Cetakan Kesembilan, PT.Penerbitan Universitas, Djakarta, 1996, halaman 26-27.
Universitas Sumatera Utara
Telah disebutkan sebelumnya, bahwa pendaftaran tanah merupakan rangkaian kegiatan administatif yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan sampai dengan
diterbitkannya tanda bukti hak sertipikat serta memelihara data dan rekamannya, guna kepentingan perlindungan hak serta jaminan kepastian hukum, atas kepemilikan
atau perolehan hak atas tanah yang dimaksud. Dalam proses pendaftaran kepemilikan hak atas tanah, Badan Pertanahan
Nasional telah menentukan sistem pelayananmekanisme pendaftaran pada Kantor Pertanahan, tujuannya agar proses pendaftaran itu dapat lebih efektif dan efisien.
Sebagai pelaksanaan dari Instruksi Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 1998 tanggal 20 Juli 1998
67
, Badan Pertanahan Nasional memberlakukan sistem loket. Yaitu, yang terdiri dari :
68
1. Loket I : Informasi Pelayanan
Loket I memberikan informasi, arahan serta gambaran tentang bentuk layanan Kantor Pertanahan terhadap publik. Pada loket ini, pemohonpendaftar dapat
mengakses informasi tentang Tata Usaha Layanan Kantor Pertanahan, perihal hukum dan hak atas tanah, pengukuran dan pendaftaran tanah, pengaturan penguasaan tanah,
penatagunaan tanah, maupun pengendalian pertanahan dan pemberdayaan masyarakat. Untuk permohonan resmi, pemohonpendaftar sebaiknya mengajukan
permohonan tertulis, dengan mencantumkan danatau melampirkan identitas
67
Instruksi Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1998 tanggal 20 Juli 1998 tentang Peningkatan Efisiensi dan Kualitas Pelayanan Masyarakat Di
Bidang Pertanahan.
68
Eko Yulian Isnur, Tata Cara Mengurus Surat-Surat Rumah dan Tanah, Pustaka Yustisia, Cetakan Ketiga, Jakarta, 2009, hal. 27.
Universitas Sumatera Utara
pemohon. Termasuk melengkapi jenis permohonan yang ingin diketahui, dan juga mencantumkan peruntukan informasi yang dimintakan tersebut.
2. Loket II : Penyerahan Dokumen Permohonan
Pemohonpendaftar dapat mengajukan permohonan pendaftaran hak atas tanah melalui loket ini. Biasanya, Kantor Pertanahan telah menyediakan
blankoformulir pendaftaran tanah, yang berisi tentang permohonan layanan yang dimintakan oleh pemohon. Dalam formulir permohonan biasanya berisi daftar isian
tentang: a.
Identitas diri atau kuasa pemohonpendaftar hak atas tanah. b.
Jenis Layanan Kantor Pertanahan; seperti pengukuran, pendaftaran pertama kali, pendaftaran Hak Milik satuan rumah susun, pendaftaran tanah wakaf,
pendaftaran peralihan hak, warisan, pendaftaran Hak Tanggungan, dsb. c.
Data fisik letak tanah yang dimohonkan ingin didaftarkan; d.
Lampiran kelengkapan administrasi, sesuai dengan bentuk layanan yang dimohonkan.
Penerimaan permohonan pendaftaran kepemilikan hak atas tanah, oleh petugas Loket II akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan kelengkapan berkas.
Apabila berkas dinilai tidak lengkap, maka akan dikembalikan kepada pemohonpendaftar, untuk selanjutnya dilengkapi. Apabila dinilai berkas permohonan
sudah lengkap, maka petugas Loket II akan menerbitkan Surat Tanda Terima Berkas
Universitas Sumatera Utara
Permohonan, lalu memberikan rincian biaya yang harus dibayarkan oleh pemohonpendaftar.
69
3. Loket III : Penyerahan BiayaPembayaran
Setelah menerima Surat Tanda terima Berkas Permohonan dan perincian biaya yang harus dibayar, selanjutnya pemohonpendaftar dapat melakukan
pembayaran di Loket III. Petugas Loket III, setelah menerima pembayaran akan menerbitkan Tanda Bukti Pendaftaran dan Pembayaran, yang nantinya akan
dipergunakan oleh pemohonpendaftar untuk mengambil sertipikat bukti kepemilikan hak atas tanah yang didaftarkan.
70
4. Loket IV : Penyerahan Produk
Setelah menerima Tanda Bukti Pendaftaran dan Pembayaran, pemohonpendaftar diharapkan menunggu proses pendaftaran tanah, yang diawali
dengan pengukuran, pemetaan serta pembukuan data fisik tanah. Selanjutnya data fisik dan data yuridis tanah tersebut akan dijadikan sebagai dasar pendaftaran hak atas
tanah, serta peralihan hak-hak atas tanah yang didaftarkan. Dalam proses pendaftaran tanah ada tahapan pengumuman perihal
permohonanpendaftaran hak atas tanah yang memberikan kesempatan kepada pihak- pihak yang berkepentingan untuk mengajukan keberatan, gugatan, dan sanggahan
atas kebenaran fisik maupun yuridis dari permohonanpendaftaran hak atas tanah yang diproses oleh Kantor Pertanahan.
69
Ibid, halaman 28
70
Ibid, halaman 30
Universitas Sumatera Utara
Rangkaian proses kegiatan pendaftaran tanah termasuk balik nama yang dilakukan atas pendaftaran ulang merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara
teratur tahap demi tahap. Tahapan dimaksud meliputi kegiatan pengukuran, pemetaan kadasteral, pemberian keputusan akan haknya hingga pada pemberian tanda bukti hak
tersebut sertipikatnya serta pemeliharaan data pendaftarannya.
71
Jika saja dicermati lebih mendalam, maka kegiatan atau tugas pendaftaran tanah itu memang dilakukan dalam enam langkah yaitu :
1. Tugas pengukuran, pemetaan dan penerbitan surat ukur
2. Penerbitan sertipikat hak atas tanah yang berasal dari :
a. Konversi dan penegasan atas tanah bekas hak-hak lama dan milik adat
b. Surat keputusan pemberian hak atas tanah
c. Pengganti karena hilang atau rusak
3. Pendaftaran balik nama karena peralihan hak jual beli, hibah, waris, lelang,
tukar menukar, inbreng dan merger. 4.
Pendaftaran hak tanggungan pembebanan hak 5.
Penerbitan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah SKPT 6.
Pemeliharaan data, dokumenwarkah dan infrastruktur pendaftaran tanah.
72
Dengan demikian langkah-langkah tersebut disebutkan dalam satuan sistem administrasi pertanahan yang mencakup keterpaduan awal sampai pada perekaman
informasi yang baik mengenai data tanah dan hak-hak tanah yang didaftarkan hingga pada pengawasannya.
Dalam pendaftaran tanah yang baik harus melakukan pekerjaan antara kegiatan teknis dan kerangka kerja dan kelembagaan yang tidak hanya pengaturan
secara mekanik, survei dan rekaman dari bagian-bagian tanah tersebut tetapi juga
71
Mhd. Yamin Lubis, Abd. Rahim Lubis, Op. Cit. halaman 119.
72
Soni Harsono, State Minister of Agraria AffairsHead of the National Land Agency, 1993, Mhd. Yamin Lubis, Abd. Rahim Lubis, Op. Cit. halaman 120.
Universitas Sumatera Utara
hukum, financial, administrasi, aspek sosial dan politik yang dirangkai atau dipadukan dalam kegiatan manajemen pertanahan.
Kerangka kerja pendaftaran tanah akan meliputi prinsip-prinsip dasar kerja sebagai berikut :
1. Pemberian Status Hukum Dari Tanah Dan Atas Hak-Hak Atas Tanah
Dengan dilaksanakannya pendaftaran atas tanah tersebut tentu ketika itu juga diberikan status hukum berupa hak pada tanah tersebut sesuai dengan hak yang
dimohonkan. Bila seseorang memohon hak milik, hak guna bangunan atau hak guna usaha, maka dengan pendaftaran tanah tersebut timbul status hukum diatas tanah itu
menjadi hak milik, hak guna bangunan atau hak guna usaha atas nama pemohon yang disetujui.
Artinya dengan didaftarkannya tanah seseorang barulah ada hak milik atas tanah, hak guna bangunan atau hak guna usaha atas tanah dan hak-hak lainnya. Kalau
tidak didaftarkan maka tidak ada hak milik, hak guna bangunan dan hak guna usaha atau hak pakai lainnya. Begitu pula jika terjadi pendaftaran balik nama tentu pula
diberikan status kepemilikan baru bagi yang memohon untuk balik namanya.
73
Pada pemberian status hak dengan balik nama, tentu haruslah ada perbuatan hukum diatas hak itu. Perbuatan hukum dimaksud adalah perbuatan pemindahan dari
orang pertama yang telah mendaftarkan hak itu kepada orang kedua pihak lain yang menerima hak atas tanah yang disebut dengan pemindahan hak. Menurut ketentuan
73
Ibid
Universitas Sumatera Utara
undang-undang peralihan hak ini mungkin dilakukan dengan jual beli, tukar menukar, hibah, merger dan pemasukan dalam perusahaan atau inbreng Pasal 37 Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
74
jo Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan PPAT. Pada tahap ini peranan PPAT sebagai
pencatat perbuatan hukum untuk melakukan pembuatan akta jual beli, atau akta-akta lainnya harus dipenuhi. Sehingga pengalihan ini menjadi sah adanya dan dapat
didaftarkan balik namanya. Dengan adanya akta PPAT inilah nanti akan kembali diberikan status baru dari permohonan balik nama yang dimohon oleh pihak yang
menerima pengalihan haknya. Jadi baik pendaftaran pertama awal maupun pendaftaran balik nama
pendaftaran berkesinambungan yang dilakukan di Kantor Pertanahan setempat adalah tetap pekerjaan administrasi Negara dalam memberikan status hukum atas
tanah dimaksud. Sehingga dengan adanya pemberian status hukum di atas tanah yang di daftar, maka si pemilik dengan pendaftaran ini menerima status hak yang
dilindungi oleh Negara sesuai dengan jenis haknya.
75
74
Pasal 37 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, pemindahan hak : 1.
Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak
lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang, hanya dapat didaftarkan, jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Dalam keadaan tertentu sebagaimana yang ditentukan oleh Menteri, Kepala Kantor
Pertanahan dapat mendaftar pemindahan hak atas bidang tanah hak milik, yang dilakukan di antara perorangan warga negara Indonesia yang dibuktikan dengan akta yang tidak
dibuat oleh PPAT, tetapi yang menurut Kepala Kantor Pertanahan tersebut kadar kebenarannya dianggap cukup untuk mendaftar pemindahan hak yang bersangkutan.
75
Ibid
Universitas Sumatera Utara
2. Pendaftaran Akta dan Haknya.
Pendaftaran tanah dalam balik nama merupakan kegiatan dari pendaftaran akta dan pendaftaran haknya. Namun untuk terjadinya kegiatan ini sering ada tindakan
atau perbuatan hukum yang sebelumnya dilakukan dan kemudian ditindaklanjuti dengan pembuatan akta oleh PPAT. Dari sini dapat dilihat dengan jelas bahwa Kantor
Pertanahan dibantu oleh PPAT. Untuk pembuatan akta PPAT tidak dapat dilakukan apabila seseorang tidak
menunjukkan sertipikat asli dari tanah tersebut. Bahkan PPAT wajib menolak
76
untuk membuatkan aktanya tanpa ada sertipikat hak atas tanah tersebut. Bila dilanggar oleh
76
Menurut Pasal 39 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, PPAT dapat menolak untuk membuat akta jika :
a. Mengenai bidang tanah yang sudah terdaftar atau hak milik atas satuan rumah susun,
kepadanya tidak disampaikan sertipikat asli hak yang bersangkutan atau sertipikat yang diserahkan tidak sesuai dengan daftar-daftar yang ada di Kantor Pertanahan;
b. Mengenai bidang tanah yang belum terdaftar, kepadanya tidak disampaikan :
1. Surat bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat 1 atau surat keterangan Kepala
DesaKelurahan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan menguasai bidang tanah tersebut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat 2;
2. Surat keterangan yang menyatakan bahwa bidang tanh yang bersangkutan belum bersertipikat
dari Kantor Pertanahan, atau untuk tanah yang terletak di daerah yang jauh dari kedudukan Kantor Pertanahan, dan pemegang hak yang bersangkutan dengan dikuatkan oleh Kepala
DesaKelurahan.
c. Salah satu atau para pihak yang akan melakukan perbuatan hukum yang bersangkutan atau
salah satu saksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 tidak berhak atau tidak memenuhi syarat untuk tidak memenuhi syarat untuk bertindak demikian;
d. Salah satu pihak atau para pihak bertindak atas dasar suatu surat kuasa mutlak yang pada
hakikatnya berisikan perbuatan hukum pemindahan hak; e.
Untuk perbuatan hukum yang akan dilakukan belum diperoleh izin Pejabat atau instansi yang berwenang, apabila izin tersebut diperlukan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku; f.
Objek perbuatan hukum yang bersangkutan sedang dalam sengketa mengenai data fisik dan atau data yuridisnya;
g. Tidak dipenuhi syarat lain atau dilanggar larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
PPAT tanpa melihat atau melampirkan sertipikat asli tanah maka yang bersangkutan akan mendapatkan sanksi administratif
77
sebagai PPAT. Pada umumnya negara-negara yang menganut asas publikasi negatif akan
melakukan pekerjaan pendaftaran tanah ini meliputi pendaftaran akta dan pendaftaran titel. Bagi yang menganut asas positif selalu disebut pendaftaran titel sebab tidak
sekedar administrasi tetapi lebih memberikan hak kepada seseorang. Makanya jika disebut dengan pendaftaran tanah itu adalah melakukan pekerjaan pendaftaran akta
dan pendaftaran hak.
3. Pembatasan Atas Status Hak
Hak-hak atas tanah yang dikeluarkan terbatas pada jenis hak atas tanah tersebut. Kewenangan atas pemberian hak pakai tidak dapat melampaui sebatas hak pakai
tersebut. Dengan demikian hak yang diberikan terbatas sebesar jenis hak yang diperoleh atau tanah yang didaftarkan. Pada saat ada batasan inilah kita dapat melihat
kesempurnaan hak milik dibanding dengan hak-hak lain atas tanah. Di luar peruntukan tersebut, tidak dimungkinkan diberikan hak guna usaha
untuk digunakan diluar ketentuan pertanian, peternakan dan perikanan. Begitu juga atas hak guna bangunan hanya diberikan kepada seseorang untuk membangun atau
mendirikan bangunan diatas tanah yang langsung dikuasai oleh Negara atau tanah
77
Pasal 62 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 : ”PPAT yang dalam melaksanakan tugasnya mengabaikan ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dlaam Pasal 38, Pasal 39 dan Pasal
40 serta ketentuan dan petunjuk yang diberikan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk dikenakan tindakan administratif berupa teguran tertulis sampai pemberhentian dari jabatannya sebagai PPAT,
dengan tidak mengurangi kemungkinan dituntut ganti kerugian oleh pihak-pihak yang menderita kerugian yang diakibatkan oleh diabaikannya ketentuan-ketentuan tersebut.”
Universitas Sumatera Utara
orang lain. Jadi setiap hak-hak atas tanah memiliki batasan sebatas jenis haknya itu sendiri.
Menurut Undang-Undang Pokok Agraria, hak milik merupakan hak paling sempurna diantara jenis-jenis hak keperdataan lainnya. Maka terlihatlah
kesempurnaan itu bila si pemegang hak milik akan memanfaatkan haknya seperti boleh menggunakannya untuk apa saja diatas hak miliknya sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan hukum yang sudah ditetapkan seperti fungsi sosial dan tata guna dan ruang kota. Seseorang boleh menanami diatas hak milik dan boleh
membangun gedung diatas hak miliknya dan boleh menyewakannya pada pihak lain baik sebagian maupun seluruhnya. Dengan kewenangan si pemilik atas jenis hak
yang ada menandakan bahwa hak-hak atas tanah tersebut memiliki batasan masing- masing hak yang diakui atau yang ditentukan oleh hukum.
Sesuai jenisnya semua hak atas tanah mempunyai kewenangan untuk menggunakan dan memanfaatkan hak itu sebatas jenis hak tersebut dimiliki oleh si
pemilik. Dalam hal ini pemilik haknya memiliki kewenangan untuk menggunakan dan memanfaatkan hak tersebut sebatas isi dan muatan yang ada pada hak itu sendiri.
Muatan dan isi hak ini diperoleh apabila tanah itu bersertipikat atau ada status haknya.
Hak-hak itu menurut hukum adalah kewenangan yang diberikan oleh hukum bagi si pemilik atau pemegangnya untuk berkuasa, berhak menikmati dan mengambil
hasilnya. Namun yang dinikmati dan yang diambil hasilnya itu hanya bisa sebesar isi hak tersebut. Disinilah dapat dilihat nantinya hak milik berbeda dengan hak guna
Universitas Sumatera Utara
usaha dan hak guna bangunan atau hak-hak lain atas tanah tersebut. Kewenangannya pun berlainan sesuai dengan jenis dan hak apa yang diberikan hukum kepada
seseorang pemegangnya. Perbedaan hak itu ada karena ada pendaftaran atasnya.
4. Penciptaan Informasi Tanah
Setiap ada dilakukan pendaftaran tanah, maka akan ada informasi yang harus diberikan kepada pelaksananya sehingga tanah tersebut dapat didaftarkan dengan
benar. Bahkan setelah dilakukan pendaftaran atas tanah akan muncul informasi tentang tanah tersebut. Disamping informasi fisik juga ada informasi yuridis yang
harus dipenuhi, sehingga inilah yang direkam dalam setiap buku tanah. Dengan rekaman yang tersedia dalam buku tanah ini maka sebenarnya pendaftaran tanah akan
memberikan informasi tentang tanah tersebut. Baik atas dasar informasi pendaftaran yang pertama sekali dilakukan maupun atas informasi dari peralihan dan perbuatan
hukum lain atas dasar tanah yang telah pernah dicatat dan direkam dalam buku tanah. Kehendak inilah yang sebenarnya menjadi salah satu tujuan dari pendaftaran tanah
tersebut. Sebagaimana dijelaskan pada pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 ”bahwa pendaftaran tanah bertujuan untuk memberikan informasi
tentang tanah”. Secara umum informasi yang diberikan atas dasar pendaftaran tersebut akan
meliputi antara lain : a.
Memberikan jaminan keamanan penggunaan bagi pemiliknya. b.
Mendorong atau meningkatkan penarikan pajak oleh Negara c.
Meningkatkan fungsi tanah sebagai jaminan kredit. d.
Melindungi pengawasan pasar tanah
Universitas Sumatera Utara
e. Melindungi tanah negara
f. Mengurangi sengketa atas tanah
g. Menfasilitasi kegiatan rural land reform
h. Meningkatkan urban planning dan memajukan infrastruktur
i. Mendorong pengelolaan lingkungan hidup yang berkualitas; dapat
menyediakan data statistik tanah yang baik
78
Dengan informasi tentang tanah yang sudah terekam dalam buku tanah ini, sangat banyak manfaatnya bila akan dilihat dari berbagai kepentingan baik bagi diri
pemilik, Pemerintah maupun dari pihak lain yang menginginkan tanah itu untuk dikembangkan kelak. Bahkan informasi fisik dan informasi yuridis juga akan
memberikan informasi mengenai tanah dan cara pemanfaatannya bila akan dikembangkan oleh Negara. Informasi tanah ini memuat semua keterangan fisik
tanah, apa haknya dan siapa pemegang hak atas tanah tersebut. Inilah yang dibutuhkan oleh Notaris atau PPAT dalam pendaftaran tanah guna melakukan
perbuatan hukum atasnya yang dalam istilah sehari-hari sering disebut dengan Keterangan Cek Bersih.
79
Terhadap PPAT, sebelum melangsungkan aktanya wajib memohon informasi kepada Kepala Kantor Pertanahan tentang kesesuaian data sertipikat hak atas tanah
bersangkutan dengan data buku tanah di Kantor Pertanahan, dengan melampirkan sertipikat hak atas tanah asli bersangkutan dimaksudkan supaya akta PPAT tersebut
tidak cacat hukum atau dapat dibatalkan demi hukum seperti tersebut pada Pasal 97 PermenagKa.BPN Nomor 3 tahun 1997.
78
Ibid
79
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Sertipikat hak atas tanah yang sudah diperiksa dan dinyatakan bersih maka di halaman akhir catatan perubahan sertipikat dan buku tanah bersangkutan ditempelkan
cap yang bertuliskan ”TELAH DIPERIKSA DAN SESUAI DENGAN DAFTAR DI KANTOR PERTANAHAN”. Diatasnya dibubuhi paraf pegawai Kantor Pertanahan
bersangkutan. Namun, pengecekan sertipikat hak atas tanah yang datanya tidak sesuai lagi
dengan data di Kantor Pertanahan, maka sertipikat tersebut dikembalikan kepada PPAT bersangkutan.
Jika dalam pengecekan ternyata sertipikat tersebut tidak dibuat oleh Kantor Pertanahan, maka di setiap halaman isi dan sampul sertipikat tersebut ditempelkan
cap yang bertuliskan ”SERTIPIKAT INI TIDAK DITERBITKAN OLEH KANTOR PERTANAHAN......”, dan diparaf oleh pegawai Kantor Pertanahan bersangkutan.
Dengan demikian, adanya administrasi pertanahan yang baik sekaligus dapat menciptakan informasi pertanahan yang baik dan lengkap pula yang akan
memudahkan penataan tanah
80
sebagaimana yang diharapkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan adanya pendaftaran dan administrasi tanah yang baik ini jelas
akan diperoleh sistem informasi dan sistem penataan geografik yang baik. Sehingga kedua-duanya harus menjadi tujuan dari pendaftaran tanah itu.
80
Penatagunaan tanah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah.
Universitas Sumatera Utara
B. Pelaksanaan Asas Mutakhir Pada Tanah Yang Telah Bersertipikat Di