7. Pelaksanaan asas mutakhir yaitu data yang ada pada Kantor Pertanahan harus
sesuai dengan data yang ada pada pemegang hak atas tanah yang terakhir, untuk itu diperlukan suatu teknologi informasi dengan sistem komputerisasi
untuk pengolahan database data pertanahan, sehingga masyarakat yang berkepentingan dapat mengetahui setiap saat berjalannya proses pendaftaran
tanah berkelanjutan. 8.
Pemeliharaan data pendaftaran tanah adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk menyesuaikan data fisik dan data yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah,
daftar nama, surat ukur, buku tanah, dan sertipikat dengan perubahan- perubahan yang terjadi kemudian.
G. Metode Penelitian
1. Spesifikasi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analitis yaitu penelitian yang akan memaparkan dan menggambarkan bagaimana peraturan
perundang-undangan yang berlaku dihubungkan dengan Pelaksanan Asas Mutakhir
Pada Tanah Yang Telah Bersertipikat Pada Kantor Pertanahan Kota Medan.
Bagaimanakah pelaksanaan asas mutakhir pada tanah yang telah bersertipikat di Kantor Pertanahan Kota Medan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan asas
mutakhir pada tanah yang telah bersertipikat di Kantor Pertanahan Kota Medan, serta
upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala dalam pelaksanaan asas mutakhir pada tanah yang telah bersertipikat, di Kantor Pertanahan Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
2. Metode Pendekatan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang bersifat yuridis empiris. Metode yuridis empiris dipergunakan untuk mendapatkan jawaban
dari permasalahan dengan melihat berbagai aspek yang terdapat dalam masyarakat yang berhubungan dengan Pelaksanan Asas Mutakhir Pada Tanah Yang Telah
Bersertipikat Pada Kantor Pertanahan Kota Medan.
3. Sumber Data
Data Penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder, yaitu :
a. Data Primer
Data Primer yaitu data pokok yang diperoleh dari nara sumber yang dianggap berkompeten untuk memberikan pendapat yang berhubungan dengan permasalahan
ini. Untuk mendukung data primer diperlukan informasi dari pegawai Kantor
Pertanahan Kota Medan yang melaksanakan asas mutakhir dalam pendaftaran tanah. b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan studi kepustakaan dengan mempelajari: 1.
Bahan hukum primer yaitu bahan hukum berupa peraturan perundang- undangan, dokumen resmi atau catatan resmi yang mempunyai otoritas yang
berkaitan dengan permasalahan.
Universitas Sumatera Utara
2. Bahan hukum sekunder yaitu semua bahan hukum yang merupakan publikasi
dokumen tidak resmi meliputi buku-buku, majalah, karya ilmiah
52
.
4. Populasi dan Sampel Penelitian
“Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Apabila seorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi studi atau penelitiannya disebut studi populasi atau studi sensus.”
53
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Kantor Pertanahan Kota
Medan. Untuk itu diambil sebanyak 2 dua orang dari populasi tersebut diatas sebagai sampel dalam penelitian ini.
Untuk melengkapi data dalam penelitian ini, diperlukan nara sumber yang berkompeten yang berhubungan dengan permasalahan dalam tesis ini antara lain
yaitu : 1.
Satu Orang Kepala Sub Seksi Kantor Pertanahan Kota Binjai. 2.
Satu Orang Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT Kota Medan.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara non probability dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu menentukan
jumlah sampel yang dipilih sebanyak 2 dua responden dengan syarat-syarat tertentu
52
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Grup , Jakarta , 2005, hal. 141.
53
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hal. 108.
Universitas Sumatera Utara
yang harus dipenuhi yaitu pegawai Kantor Pertanahan Kota Medan yang melaksanakan asas mutakhir, sampel yang dipilih dianggap telah mewakili seluruh
populasi. 6.
Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang diperlukan, dipergunakan alat pengumpulan data sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan mempelajari dokumen resmi berupa peraturan perundang-undangan dan dokumen resmi lain yang berlaku dan
menelaah literatur-literatur yang berhubungan dengan objek penelitian. b.
Wawancara Wawancara dilakukan pada beberapa nara sumber yang berhubungan dengan
penelitian ini, yaitu Kepala Sub Seksi Kantor Pertanahan Kota Binjai dan Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT Kota Medan dengan menggunakan pedoman
wawancara yang telah disusun sebelumnya. 7.
Lokasi Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, maka lokasi penelitian dilakukan di Kota Medan, yaitu pada Kantor Pertanahan Kota Medan. Peneliti memilih Kantor
Pertanahan Kota Medan karena merupakan pelaksana pendaftaran tanah yang
terdapat di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
8. Analisis Data
Analisis data merupakan suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan suatu hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
54
Sementara itu dalam suatu penelitian antara analisis kualitatif dan analisis kuantitatif tidak harus dipisahkan sama sekali apabila digunakan dengan tepat, sepanjang hal itu
mungkin keduanya dapat saling menunjang.
55
Kegiatan analisis dalam penulisan ini dimulai dengan dilakukannya pemeriksaan terhadap data yang terkumpul baik melalui wawancara yang dilakukan,
inventarisasi peraturan perundang-undangan, karya ilmiah, dokumen-dokumen resmi yang ada dan laporan-laporan penelitian yang berkaitan dengan penulisan tesis ini.
Kemudian data primer dan data sekunder yang ada dilakukan analisis secara kualitatif. Kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode induktif
56
dan deduktif sebagai jawaban atas segala permasalahan hukum yang ada dalam penulisan
tesis ini.
54
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, halaman 103.
55
Maria S.W. Sumarjono, Op.Cit, hal. 24.
56
Bambang Sungono, Metodelogi Penelitian Hukum, Raja Grafindo, Jakarta, 1997, halaman 10, prosedur induktif yaitu proses berasal dari proporsi-proporsi khusus sebagai hasil pengamatan dan
berakhir pada suatu kesimpulanpengetahuan baru berupa asas umum. Dalam prosedur induktif setiap proposisi itu hanya boleh dianggap benar untuk proposisi ini diperoleh dari hasil penarikan kesimpulan
dari proposisi-proposisi yang kebenaran empiris.
Universitas Sumatera Utara
BAB II PELAKSANAAN ASAS MUTAKHIR PADA TANAH YANG TELAH
BERSERTIPIKAT DI KANTOR PERTANAHAN KOTA MEDAN
A. Prinsip Dasar Kerja Pendaftaran Tanah