Paku • Paku Kayu Baut

C. Perbandingan antara teoretis dan laboratorium

1. Paku • Paku Kayu

Dari perhitungan sebelumnya yang didapat dari percobaan diketahui : Ppatah sampel I = 4000 Kg dan Ppatah sampel II = 4200 Kg Ppatah rata – rata = P 1 + P 2 2 = 4100 Kg Dari perhitungan teoretis didapat : Zu = 1.975,098 kg Ppatah Zu , maka percobaan benar sesuai dengan PKKI 2002. Safety Factor = min Z Ppatah = 098 , 1975 4100 = 2,076 • Paku Beton Ppatah sampel = 6800 Kg Dari perhitungan teoretis didapat : Zu = 1.975,098 kg Ppatah Zu , maka percobaan benar sesuai dengan PKKI 2002. Safety Factor = min Z Ppatah = 098 , 1975 6800 = 3,443

2. Baut

Berdasarkan hasil percobaan didapatkan hasil perhitungan : Ppatah sampel I = 5000 Kg dan Ppatah sampel II = 5000 Kg Ppatah rata – rata = P 1 + P 2 2 = 5000 Kg Dari perhitungan teoretis didapat : Universitas Sumatera Utara Zu = 1565.315 kg Ppatah Zu , maka percobaan benar sesuai dengan PKKI NI- 5 2002. Safety Factor = min Z Ppatah = 315 , 1565 5000 = 3,19 Karena nilai tahanan lateral acuan terhadap sambungan kombinasi paku dan baut tidak dapat dihitung secara teoritis karena tidak ada persamaan yang mendukung maka dengan asumsi bahwa nilai Ppatah sambungan kombinasi baik baut dengan paku kayu maupun baut dengan paku beton berada diantara sambungan dengan paku dan sambungan dengan baut, maka dapat diambil nilai safety factor untuk sambungan dengan paku kayu dan baut adalah 2,076 – 3,19 dan sambungan kombinasi paku beton dan baut adalah 3,19 – 3,443 Berdasarkan keterangan diatas untuk percobaan dengan jenis alat penyambung paku dan baut didapat Ppatah lab Zu tahanan lateral izin sambungan maka percobaan yang dilakukan sudah benar dan peraturan PKKI NI – 5 2002 berarti aman digunakan. Tabel IV. 15 Perbandingan Moda Kelelehan antara Paku dan Baut Tahanan Lateral Acuan Paku Tahanan Lateral Acuan Baut Is Z D es s K F t D 3 . 3 = Im Z θ K F t D em m 83 . = Universitas Sumatera Utara IIIm Z 2 1 3 . 3 1 e D em R K F p D k + = Dimana : 2 2 1 3 2 1 2 1 2 1 p F D R F R k em e yb e + + + + − = Is Z θ K F t D es s 66 . 1 = IIIs Z : , 2 3 . 3 2 dengan R K F t D k e D em s + = 2 2 2 3 2 1 2 1 2 1 s em e yb e e t F D R F R R k + + + + − = IIIs Z 2 08 . 2 4 e em s R K F t D k + = θ Dimana : 2 2 1 3 2 1 2 1 s em e yb e e t F D R F R R k + + + + − = IV Z 1 3 2 3 . 3 2 e yb em D R F F K D + = IV Z e yb em R F F K D + = 1 3 2 08 . 2 2 θ Universitas Sumatera Utara Dari hasil percobaan didapat bahwa P patah selalu lebih besar daripada tahanan lateral acuan minimum Zmin dimana kalau diperhatikan setiap persamaan tahanan lateral memiliki faktor yang mempengaruhi yang berbeda-beda, antara lain sebagai berikut : • Pada moda kelelehan Is baik pada paku maupun baut pada moda kelelahan ini tahan lateral acuan Z dipengaruhi oleh kayu penyambung sambungan atau komponen sekundernya antara lain tebal penyambung ts dan tegangan sejajar serat penyambung Fes • Pada moda kelelehan Im pada baut pada moda kelelahan ini tahan lateral acuan Z dipengaruhi oleh kayu utama sambungan antara lain tebal yang disambung tm dan tegangan sejajar serat utama Fem • Pada moda kelelehan IIIs baik untuk paku dan baut pada moda kelelahan ini tahan lateral acuan Z dipengaruhi oleh kayu yang disambung pada sambungan atau komponen utamanya yaitu tegangan sejajar serat kayu yang disambung Fem . Selain itu faktor yang mempengaruhi moda kelelahan ini adalah tegangan leleh penyambung Fyb . • Pada moda kelelehan IIIm pada paku, moda kelelehan ini tahanan lateral acuan Z dipengaruhi oleh kayu yang disambung atau komponen utamanya yaitu tegangan sejajar serat kayu yang disambung Fem dan juga dipengaruhi oleh nilai faktortegangan leleh penyambung Fyb dan nilai penetrasi efektif paku p . • Pada moda kelelahan IV untuk penyambung paku maupun baut tahanan lateral acuan Z dipengaruhi oleh komponen utama kayu sambungan dan Universitas Sumatera Utara baja yang lebih sederhana, karena pada kayu hanya digunakan tegangan sejajar serat dan tegangan leleh pada bajanya.

4. Analisa Penelitian Sambungan