Hasil Penelitian HASIL DAN ANALISA PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENELITIAN

IV.1 Hasil Penelitian

A. Hasil Pengujian Physical dan Mechanical Properties

A.1 Hasil pemeriksaan kadar air Pemeriksaan kadar air kayu memakai 5 buah sampel yang diambil secara acak. Hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut : Tabel IV.1 Hasil pemeriksaan kadar air kayu Sampel Wd Wg Kadar air 1 58 64 26.897 2 56 61 25.268 3 56 61 25.268 4 58 63 24.914 5 57 63 27.105 Total 129.451 Keterangan : Wd = Berat kayu kering udara Wg = Berat kayu mula - mula Rata – rata sample = x = 5 41 . 129 = 25.890 Standar deviasi = 1 2 − − ∑ n X Xi = 1.026781 Universitas Sumatera Utara Kadar air rata – rata = 25.890 - 2.33 x 1.026781 = 23.49787 = 23.498 Maka kadar air rata – rata dari kelima sampel kayu yang dipergunakan adalah 23.498 A.2 Pemeriksaan berat jenis Pemeriksaan berat jenis dilakukan terhadap lima buah sampel berukuran 2 cm x 5 cm x 7.5 cm dengan hasil sebagai berikut : Tabel IV.2 Hasil pemeriksaan berat jenis kayu Sampel Berat gr Volume cm3 Berat Jenis grcm3 1 46 75 0.613 2 46 75 0.613 3 46.2 75 0.616 4 46.2 75 0.616 5 46.2 75 0.616 Total 3.075 Rata – rata sample = 5 075 . 3 = 0.615 Standar deviasi = 1 2 − − ∑ n X Xi = 0.001 Universitas Sumatera Utara Berat jenis rata – rata = 0.615 - 2.33 x 0.001 = 0.611530151 = 0.612 3 cm gr Maka berat jenis rata – rata sample adalah 0.612 3 cm gr A.3 Pengujian kuat tekan sejajar serat kayu Hasi pemeriksaan kuat tekan sejajar arah serat kayu dengan lima buah sampel berukuran 2 cm x 2 cm x 6 cm adalah sebagai berikut. Tabel IV.3 Hasil pemeriksaan kuat tekan sejajar serat kayu Sampel P = Beban Kg Luas cm2 Kuat Tekan Kgcm2 1 2000 4 500 2 2100 4 525 3 2000 4 500 4 2200 4 550 5 1900 4 475 Total 2550 Rata – rata sample = x = 5 2550 = 510 Standar deviasi = 1 2 − − ∑ n X Xi = 28.504 Universitas Sumatera Utara Tegangan tekan karakteristik = 510 - 2.33 x 28.504 = 443.585 2 cm kg Maka tegangan tekan sejajar serat rata – rata sampel adalah 443.585 2 cm kg A.4 Pengujian kuat lentur dan elastisitas lentur kayu Penelitian elastisitas kayu dilakukan terhadap 3 tiga sampel yang diambil secara acak untuk pencatatan dial penurunan setiap penambahan beban 10 kg. Penelitian ini juga dilakukan pada saat kayu sudah mencapai kondisi kering udara. Hasil penelitian elastisitas ini dapat dilihat pada Tabel IV.4. Tabel IV.4 Hasil pemeriksaan elastisitas kayu Beban Kg Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Penurunan x 0.001 cm 10 36 34 31 20 78 79 74 30 120 118 113 40 145 152 147 50 186 191 182 60 225 228 223 70 267 261 259 80 318 315 311 90 361 352 355 100 429 424 422 110 614 602 646 120 871 867 861 130 1153 1148 1058 140 1242 1239 1167 150 - - 1256 Universitas Sumatera Utara Pada tabel IV.5 , IV.6 dan IV 7 akan di uraikan hasil perhitungan tegangan dan regangan untuk ketiga sample pengujian elastisitas lentur dan kuat lentur kayu. Tabel IV.5 Tabulasi perhitungan tegangan dan regangan sampel 1 P Kg f x0.01 mm σ Kgmm 2 E M Kg mm ε 0,000 0,000 0,00000 10 36 0,563 1171,875 750 0,00048 20 78 1,125 1081,731 1500 0,00104 30 120 1,688 1054,688 2250 0,00160 40 145 2,250 1163,793 3000 0,00193 50 186 2,813 1134,073 3750 0,00248 60 225 3,375 1125,000 4500 0,00300 70 267 3,938 1106,039 5250 0,00356 80 318 4,500 1061,321 6000 0,00424 90 361 5,063 1051,766 6750 0,00481 100 429 5,625 983,392 7500 0,00572 110 614 6,188 755,802 8250 0,00819 120 871 6,750 581,228 9000 0,01161 130 1153 7,313 475,661 9750 0,01537 140 1242 7,875 475,543 10500 0,01656 Universitas Sumatera Utara Tabel IV.6 Tabulasi perhitungan tegangan dan regangan sampel 2 P Kg f x0.01 mm σ Kgmm 2 E M Kg mm ε 0,000 0,000 0,00000 10 34 0,563 1240,809 750 0,00045 20 79 1,125 1068,038 1500 0,00105 30 118 1,688 1072,564 2250 0,00157 40 152 2,250 1110,197 3000 0,00203 50 191 2,813 1104,385 3750 0,00255 60 228 3,375 1110,197 4500 0,00304 70 261 3,938 1131,466 5250 0,00348 80 315 4,500 1071,429 6000 0,00420 90 352 5,063 1078,658 6750 0,00469 100 424 5,625 994,988 7500 0,00565 110 602 6,188 770,868 8250 0,00803 120 867 6,750 583,910 9000 0,01156 130 1148 7,313 477,733 9750 0,01531 140 1239 7,875 476,695 10500 0,01652 Tabel IV.7 Tabulasi perhitungan tegangan dan regangan sampel 3 P Kg f x0.01 mm σ Kgmm 2 E M Kg mm ε 0,000 0,000 0,00000 10 31 0,563 1360,887 750 0,00041 20 74 1,125 1140,203 1500 0,00099 30 113 1,688 1120,022 2250 0,00151 40 147 2,250 1147,959 3000 0,00196 50 182 2,813 1158,997 3750 0,00243 60 223 3,375 1135,090 4500 0,00297 70 259 3,938 1140,203 5250 0,00345 80 311 4,500 1085,209 6000 0,00415 90 355 5,063 1069,542 6750 0,00473 100 422 5,625 999,704 7500 0,00563 110 646 6,188 718,363 8250 0,00861 120 861 6,750 587,979 9000 0,01148 130 1058 7,313 518,372 9750 0,01411 140 1167 7,875 506,105 10500 0,01556 150 1256 8,438 503,832 11250 0,01675 Universitas Sumatera Utara Gambar IV.1 Grafik Hubungan Tegangan – Regangan Sampel I Grafik Tegangan - Regangan Sampel I 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 0,000 0,002 0,004 0,006 0,008 0,010 0,012 0,014 0,016 0,018 Regangan T e g a n g a n K g m m 2 Regresi Sampel 1 y = 1117,8x R 2 = 0,9982 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 0,00000 0,00050 0,00100 0,00150 0,00200 0,00250 0,00300 0,00350 0,00400 Regangan Te ga nga n K g m m 2 Universitas Sumatera Utara Gambar IV.2 Grafik Regresi Linier Tegangan – Regangan Sampel I Gambar IV.3 Grafik Hubungan Tegangan – Regangan Sampel II Gambar IV.4 Grafik Regresi Linier Tegangan – Regangan Sampel II Grafik Tegangan - Regangan Sampel II 1 2 3 4 5 6 7 8 0,002 0,004 0,006 0,008 0,01 0,012 0,014 0,016 0,018 Regangan T e g a n g a n K g m m 2 Regresi Sampel II y = 1113,2x R 2 = 0,9989 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 0,00000 0,00050 0,00100 0,00150 0,00200 0,00250 0,00300 0,00350 0,00400 Regangan Te ga nga n K g m m 2 Universitas Sumatera Utara Gambar IV.5 Grafik Hubungan Tegangan – Regangan Sampel III Gambar IV. 6 Grafik Regresi Linier Tegangan – Regangan Sampel Grafik Tegangan - Regangan Sampel III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0,002 0,004 0,006 0,008 0,01 0,012 0,014 0,016 0,018 Regangan T e g a n g a n K g m m 2 Regresi Sampel III y = 1142,8x R 2 = 0,9991 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 0,00000 0,00050 0,00100 0,00150 0,00200 0,00250 0,00300 0,00350 0,00400 Regangan Te ga nga n K g m m 2 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Sampel Persamaan Y X Y Ew Regangan Tegangan 1 Y = 1117,80 X 0,00356 3,979368 1117,8 2 Y = 1113,20 X 0,00348 3,873936 1113,2 3 Y = 1142,80 X 0,00415 4,738811 1142,8 Total 12,59211 3373,8 Perhitungan Elastisitas Rata-rata sampel = x 3 8 , 3373 = = 1124,6 kgmm² Standard deviasi 1 2 − − Σ = n x x i = 0,471854 Elastis Karakteristik = 1124,6 kgmm² - 2.33 x 0,471854 kgmm² = 1087,48646 kgmm² = 11085,488 MPa Sehingga modulus elastisitas dari kayu yang digunakan adalah 11085,488 MPa. Perhitungan kuat lentur Kuat lentur kayu dihitung berdasarkan perhitungan tegangan sumbu y pada tabel perhitungan elastisitas kayu. Rata-rata sampel = x 3 59211 , 12 = Universitas Sumatera Utara = 4,1973716 kgmm² Standard deviasi 1 2 − − Σ = n x x i = 0,471854 kgmm² Kuat lentur rata-rata = 4,1973716 kgmm² - 2,33 x 0,471854 kgmm² = 3,0979517 kgmm² = 31,577953 MPa Sehingga kuat lentur rata-rata dari kayu yang digunakan adalah 31,577953 MPa. A.5 Kesimpulan hasil pengujian physical dan mechanical properties Dari hasil penelitian physical dan mechanical properties yang telah dibahas di atas, maka dapat ditabulasikan pada Tabel IV.8. Tabel IV.8 Rangkuman penelitian mechanical properties Jenis Penelitian Hasil Penelitian Kadar Air 25,890 Berat Jenis 0,612 grcm³ Kuat Tekan Sejajar Serat 443,585 kgcm² Elastisitas Kayu 1087,48646 kgmm² Tegangan Lentur 3,0979517 kgmm² Menurut ketentuan Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu PKKI 2002, kuat acuan berdasarkan pemilahan secara mekanis diambil berdasarkan modulus elastisitas lentur. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa menurut ketentuan kuat acuan Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu PKKI 2002 seperti yang tercantum pada Universitas Sumatera Utara Tabel II.1, maka kayu yang digunakan dengan modulus elastisitas 1087,48646kgmm² sama dengan 11085,488 MPa termasuk kayu dengan kode mutu E10. B. Hasil Pengujian Sambungan Hasil pengujian sambungan ini meliputi pengujian sampel kayu utuh tanpa penyambung, sambungan kayu dengan alat sambung paku, baut dan kombinasi dari kedua alat sambung. B.1 Pengujian Kayu Tanpa Penyambung. Kayu penampang utuh yang di uji diambil dari bagian kayu yang sama dengan kayu untuk keperluan pengujian sambungan dengan kata lain diusahakan memiliki berat jenis kayu yang sama. Selain daripada itu kayu penampang utuh harus dalam keadaan kering udara. Kayu penampang utuh direncanakan dengan ukuran 4cm x 8cm x 34cm. Ukuran ini didasari oleh ukuran yang sama pada ukuran kayu utama pada perencanaan pengujian sambungan. Yakni, dua kali panjang ukuran kayu utama ditambah spasi 2 cm. Kayu penampang utuh ini di uji dibawah mesin kompres dengan arah serat sejajar dengan pembebanan gaya normal sejajar serat . Kemudian pada bagian bawah kayu penampang utuh ini dipasang dial gauge pembacaan penurunan. Pembebanan dilakukan secara perlahan – lahan dan konstan. Pembacaan terhadap dial gauge dilakukan setiap kenaikan beban 500 kg pada manometer pembaca beban. Kemudian pula catat berapa beban yang dipikul oleh kayu pada saat dial menunjukkan penurunan sebesar 1.5mm. Universitas Sumatera Utara Tujuan dari pengujian kayu penampang utuh ini adalah untuk membandingkan harga P maksimum yang diperoleh dengan harga P yang mampu dipikul pada saat pengujian sambungan kayu dengan alat sambung paku, dengan baut dan dengan kombinasi penyambung. Dengan kata lain untuk mendapatkan berapa besar efektifitas dari ketiga jenis pemodelan sambungan serta mendapatkan diagram pergeseran dari masing - masing pemodelan sambungan. Tabel IV.9 Hasil pengujian kayu utuh tanpa penyambung . Beban Kg Penurunan x 0.01 mm Sampel 1 Sampel 2 500 28 27 1000 51 49 1500 74 72 2000 97 95 2500 112 115 3000 136 138 3500 155 146 4000 175 170 4500 187 185 5000 210 208 5500 242 240 6000 266 265 6500 295 292 7000 315 320 7500 348 351 8000 380 384 8500 420 425 9000 448 445 9500 470 472 10000 495 502 10500 525 519 11000 570 566 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Gambar IV.7 Grafik Deformasi – Beban Kayu Tanpa Penyambung Sampel I 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000 8500 9000 9500 10000 10500 11000 11500 12000 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 Deformasi X 0,01mm B e b a n K g Universitas Sumatera Utara Gambar IV . 8 Grafik Regresi Kayu Tanpa Penyambung Sampel I y = 0.0263x 2 + 18.552x R 2 = 0.9989 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 50 100 150 200 250 Deformasi mm B e b a n K g Universitas Sumatera Utara Gambar IV. 9 Grafik Deformasi – Beban Kayu Tanpa Penyambung Sampel II 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000 8500 9000 9500 10000 10500 11000 11500 12000 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 Deformasi x 0.01 mm B e b a n K g Universitas Sumatera Utara Gambar IV.10 Grafik Regresi Kayu Tanpa Penyambung Sampel II y = 0.0277x 2 + 18.666x R 2 = 0.9987 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 50 100 150 200 250 Deformasi mm B e b a n K g Universitas Sumatera Utara Gambar IV.10 Grafik Regresi Kayu Tanpa Penyambung Sampel II Regresi Sampel II y = 24.487x - 191.29 R 2 = 0.9946 -500 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 50 100 150 200 250 Deformasi x 0,01 mm B e ba n K g Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara B.2 Pengujian Sambungan Dengan Alat Sambung Paku Hasil pengujian sambungan dengan alat penyambung paku menggunakan dua jenis paku dan mutu yang berbeda yaitu paku biasa kayu dan paku beton. Ini bertujuan untuk meneliti kekuatan masing – masing karakteristik alat sambung di lapangan dan membuktikan bahwa dalam PKKI – NI 5 2002 benar bahwa tahanan lateral acuan sambungan sangat dipengaruhi oleh seberapa besar tegangan leleh mutu penyambungnya. Berikut akan disajikan hasil pengujian ambungan terhadap sampel yang menggunakan dua jenis paku berbeda. Tabel IV.10 Hasil pengujian dengan penyambung paku kayu Beban Kg Penurunan x 0.01 mm Sampel 1 Sampel 2 500 60 56 1000 104 99 1500 162 160 2000 218 215 2500 264 260 3000 473 468 3500 715 706 4000 970 967 4200 - 1043 Universitas Sumatera Utara Tabel IV.11 Hasil pengujian dengan penyambung paku beton Beban Kg Penurunan x 0,01mm 500 23 1000 47 1500 84 2000 128 2500 198 3000 256 3500 332 4000 457 4500 528 5000 643 5500 765 6000 988 6500 1143 6800 1296 Universitas Sumatera Utara Gambar IV. 11 Grafik Deformasi – Beban Kayu dengan Penyambung Paku Sampel I Paku Sampel I 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 200 400 600 800 1000 1200 Deformasi x 0,01 mm B e ba n K g Universitas Sumatera Utara Gambar IV. 12 Grafik Regresi Kayu Dengan Penyambung Paku Sampel I y = 0.0017x 2 + 8.9673x R 2 = 0.9987 500 1000 1500 2000 2500 3000 50 100 150 200 250 300 Deformasi x 0,01 mm B e b a n K g Universitas Sumatera Utara Gambar IV.13 Grafik Deformasi – Beban Kayu dengan Penyambung Paku Sampel II Paku Sampel II 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 200 400 600 800 1000 1200 Deformasi x0,01 mm B e b a n K g Universitas Sumatera Utara Gambar IV. 14 Grafik Regresi Kayu Dengan Penyambung Paku Sampel II y = 0.0003x 2 + 9.4321x R 2 = 0.9983 500 1000 1500 2000 2500 3000 50 100 150 200 250 300 Deformasi mm B e b a n K g Universitas Sumatera Utara Gambar IV.15 Grafik Deformasi – Beban Kayu dengan Penyambung Paku Beton Sampel I Paku Beton Sampel I 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 1400 Deformasi x 0,01 mm B e b a n K g Universitas Sumatera Utara Gambar IV. 16 Grafik Regresi Kayu Dengan Penyambung Paku Beton Sampel I Regresi Paku Beton Sampel I y = -0.0485x 2 + 22.148x R 2 = 0.9984 500 1000 1500 2000 2500 3000 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 Deformasi x 0,01 mm B e b a n K g Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara B.3 Pengujian Sambungan dengan Alat Sambung Baut Berdasarkan teori yang telah dipelajari sambungan menggunakan alat penyambung baut menghasilkan nilai kekuatan yang kecil dalam hal memikul beban ultimit jika disbanding dengan sambungan yang menggunakan alat penyambung paku. Namun kenyataan yang dihadapi di lapangan tidaklah demikian dikarenakan adanya bebrapa factor. Berikut adalah tabel hasil pengujian sambungan dengan menggunakan alat sambung baut. Tabel IV.11 Hasil pengujian kayu dengan penyambung baut Beban Kg Penurunan x 0.01 mm Sampel 1 Sampel 2 500 35 33 1000 83 79 1500 148 142 2000 202 194 2500 237 248 3000 343 340 3500 497 489 4000 628 616 4500 953 935 5000 1069 1080 Universitas Sumatera Utara Gambar IV.17 Grafik Deformasi – Beban Kayu dengan Penyambung Baut Sampel I Baut Sampel I 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 Deformasi x 0,01 mm B e b a n K g Universitas Sumatera Utara Gambar IV. 18 Grafik Regresi Kayu Dengan Penyambung Baut Sampel I y = -0.0059x 2 + 11.557x R 2 = 0.9906 500 1000 1500 2000 2500 3000 50 100 150 200 250 Deformasi x 0,01 mm B e b a n K g Universitas Sumatera Utara Gambar IV.19 Grafik Deformasi – Beban Kayu dengan Penyambung Baut Sampel II Baut Sampel II 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 Deformasi X 0,01 mm B e b a n K g Universitas Sumatera Utara Gambar IV. 20 Grafik Regresi Kayu Dengan Penyambung Baut Sampel II y = -0.0114x 2 + 12.712x R 2 = 0.9979 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 Deformasi x 0,01mm B e b a n K g Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara B.4 Pengujian Kayu dengan Kombinasi Alat Sambung Paku dan Baut Inti dari penelitian ini adalah meneliti bagaimana perilaku sambungan yang menggunakan dua jenis penyambung yang berbeda mutu dan kekuatannya jika saling bekerja sama apakah lebih baik dalam hal kekuatan sambungan dalam memikul beban jika dibanding dengan sambungan yang hanya menggunakan satu jenis penyambung saja serta meneliti factor – factor sebab akibatnya. Dalam penelitian ini diharapkan sambungan dengan kombinasi alat penyambung di harapkan kekuatannnya lebih tinggi. Berikut tabel yang menyajikan kekuatan sambungan dengan kombinasi alat penyambung. Tabel IV.13 Hasil pengujian kayu dengan kombinasi penyambung baut dengan paku kayu. Beban Kg Penurunan x 0.01 mm Sampel 1 Sampel 2 500 36 38 1000 87 89 1500 175 183 2000 248 256 2500 337 342 3000 430 428 3500 605 620 4000 900 915 4500 1088 1094 Universitas Sumatera Utara Tabel IV.14 Hasil pengujian kayu dengan kombinasi penyambung baut dengan paku beton. Beban Kg Penurunan x 0,01mm 500 28 1000 50 1500 98 2000 165 2500 256 3000 320 3500 498 4000 756 4500 951 5000 1135 5500 1288 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Gambar IV.21 Grafik Deformasi – Beban Kayu dengan Penyambung Kombinasi Sampel I Kombinasi Paku dan Baut Sampel I 1000 2000 3000 4000 5000 6000 200 400 600 800 1000 1200 Deformasi x0,01 mm B e ba n K g Universitas Sumatera Utara Gambar IV. 22 Grafik Regresi Kayu Dengan Penyambung Kombinasi Sampel I y = -0.0113x 2 + 11.084x R 2 = 0.9904 500 1000 1500 2000 2500 3000 50 100 150 200 250 300 350 400 Deformasi x 0,01 mm B e b a n K g Universitas Sumatera Utara Gambar IV.23 Grafik Deformasi – Beban Kayu dengan Penyambung Kombinasi Sampel II Kombinasi Paku dan Baut Sampel II 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 200 400 600 800 1000 1200 Deformasi x0,01 mm B e ba n K g Universitas Sumatera Utara Gambar IV. 24 Grafik Regresi Kayu Dengan Penyambung Kombinasi Sampel II y = -0.0066x 2 + 9.7346x R 2 = 0.9937 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 100 200 300 400 500 600 700 Deformasi x 0,01 mm B e b a n K g Universitas Sumatera Utara Gambar IV. 25Grafik Deformasi – Beban Kayu dengan Penyambung Kombinasi Sampel I Kombinasi Baut dengan Paku Beton 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 1400 Deformasi x 0,01 mm B e b a n K g Universitas Sumatera Utara Gambar IV. 26 Grafik Regresi Kayu Dengan Penyambung Kombinasi Sampel I y = -0.0355x 2 + 18.688x R 2 = 0.991 500 1000 1500 2000 2500 3000 50 100 150 200 250 300 Deform asi x 0,01 m m B e b a n K g Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

IV.2 Perhitungan Sambungan A.