BAB IV HASIL DAN ANALISA PENELITIAN
IV.1 Hasil Penelitian
A. Hasil Pengujian Physical dan Mechanical Properties
A.1 Hasil pemeriksaan kadar air
Pemeriksaan kadar air kayu memakai 5 buah sampel yang diambil secara acak. Hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut :
Tabel IV.1 Hasil pemeriksaan kadar air kayu
Sampel Wd
Wg Kadar air
1 58
64 26.897
2 56
61 25.268
3 56
61 25.268
4 58
63 24.914
5 57
63 27.105
Total 129.451
Keterangan : Wd = Berat kayu kering udara Wg = Berat kayu mula - mula
Rata – rata sample =
x
= 5
41 .
129
= 25.890
Standar deviasi =
1
2
− −
∑ n
X Xi
= 1.026781
Universitas Sumatera Utara
Kadar air rata – rata = 25.890 - 2.33 x 1.026781
= 23.49787 = 23.498
Maka kadar air rata – rata dari kelima sampel kayu yang dipergunakan adalah 23.498
A.2 Pemeriksaan berat jenis
Pemeriksaan berat jenis dilakukan terhadap lima buah sampel berukuran 2 cm x 5 cm x 7.5 cm dengan hasil sebagai berikut :
Tabel IV.2 Hasil pemeriksaan berat jenis kayu
Sampel Berat gr
Volume cm3 Berat Jenis grcm3
1 46
75 0.613
2 46
75 0.613
3 46.2
75 0.616
4 46.2
75 0.616
5 46.2
75 0.616
Total 3.075
Rata – rata sample =
5 075
. 3
= 0.615
Standar deviasi =
1
2
− −
∑ n
X Xi
= 0.001
Universitas Sumatera Utara
Berat jenis rata – rata = 0.615 - 2.33 x 0.001 = 0.611530151
= 0.612
3
cm gr
Maka berat jenis rata – rata sample adalah 0.612
3
cm gr
A.3 Pengujian kuat tekan sejajar serat kayu
Hasi pemeriksaan kuat tekan sejajar arah serat kayu dengan lima buah sampel berukuran 2 cm x 2 cm x 6 cm adalah sebagai berikut.
Tabel IV.3 Hasil pemeriksaan kuat tekan sejajar serat kayu
Sampel P = Beban Kg
Luas cm2 Kuat Tekan Kgcm2
1 2000
4 500
2 2100
4 525
3 2000
4 500
4 2200
4 550
5 1900
4 475
Total 2550
Rata – rata sample =
x
= 5
2550
= 510
Standar deviasi =
1
2
− −
∑ n
X Xi
= 28.504
Universitas Sumatera Utara
Tegangan tekan karakteristik = 510 - 2.33 x 28.504 = 443.585
2
cm kg
Maka tegangan tekan sejajar serat rata – rata sampel adalah 443.585
2
cm kg
A.4 Pengujian kuat lentur dan elastisitas lentur kayu
Penelitian elastisitas kayu dilakukan terhadap 3 tiga sampel yang diambil secara acak untuk pencatatan dial penurunan setiap penambahan beban 10 kg.
Penelitian ini juga dilakukan pada saat kayu sudah mencapai kondisi kering udara. Hasil penelitian elastisitas ini dapat dilihat pada Tabel IV.4.
Tabel IV.4 Hasil pemeriksaan elastisitas kayu
Beban Kg Sampel 1
Sampel 2 Sampel 3
Penurunan x 0.001 cm
10 36
34 31
20 78
79 74
30 120
118 113
40 145
152 147
50 186
191 182
60 225
228 223
70 267
261 259
80 318
315 311
90 361
352 355
100 429
424 422
110 614
602 646
120 871
867 861
130 1153
1148 1058
140 1242
1239 1167
150 -
- 1256
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel IV.5 , IV.6 dan IV 7 akan di uraikan hasil perhitungan tegangan dan regangan untuk ketiga sample pengujian elastisitas lentur dan kuat lentur kayu.
Tabel IV.5 Tabulasi perhitungan tegangan dan regangan sampel 1
P Kg f x0.01 mm
σ Kgmm
2
E M Kg mm
ε
0,000 0,000
0,00000 10
36 0,563
1171,875 750
0,00048 20
78 1,125
1081,731 1500
0,00104 30
120 1,688
1054,688 2250
0,00160 40
145 2,250
1163,793 3000
0,00193 50
186 2,813
1134,073 3750
0,00248 60
225 3,375
1125,000 4500
0,00300 70
267 3,938
1106,039 5250
0,00356 80
318 4,500
1061,321 6000
0,00424 90
361 5,063
1051,766 6750
0,00481 100
429 5,625
983,392 7500
0,00572 110
614 6,188
755,802 8250
0,00819 120
871 6,750
581,228 9000
0,01161 130
1153 7,313
475,661 9750
0,01537 140
1242 7,875
475,543 10500
0,01656
Universitas Sumatera Utara
Tabel IV.6 Tabulasi perhitungan tegangan dan regangan sampel 2
P Kg f x0.01 mm
σ Kgmm
2
E M Kg mm
ε
0,000 0,000
0,00000 10
34 0,563
1240,809 750
0,00045 20
79 1,125
1068,038 1500
0,00105 30
118 1,688
1072,564 2250
0,00157 40
152 2,250
1110,197 3000
0,00203 50
191 2,813
1104,385 3750
0,00255 60
228 3,375
1110,197 4500
0,00304 70
261 3,938
1131,466 5250
0,00348 80
315 4,500
1071,429 6000
0,00420 90
352 5,063
1078,658 6750
0,00469 100
424 5,625
994,988 7500
0,00565 110
602 6,188
770,868 8250
0,00803 120
867 6,750
583,910 9000
0,01156 130
1148 7,313
477,733 9750
0,01531 140
1239 7,875
476,695 10500
0,01652
Tabel IV.7 Tabulasi perhitungan tegangan dan regangan sampel 3
P Kg f x0.01 mm
σ Kgmm
2
E M Kg mm
ε
0,000 0,000
0,00000 10
31 0,563
1360,887 750
0,00041 20
74 1,125
1140,203 1500
0,00099 30
113 1,688
1120,022 2250
0,00151 40
147 2,250
1147,959 3000
0,00196 50
182 2,813
1158,997 3750
0,00243 60
223 3,375
1135,090 4500
0,00297 70
259 3,938
1140,203 5250
0,00345 80
311 4,500
1085,209 6000
0,00415 90
355 5,063
1069,542 6750
0,00473 100
422 5,625
999,704 7500
0,00563 110
646 6,188
718,363 8250
0,00861 120
861 6,750
587,979 9000
0,01148 130
1058 7,313
518,372 9750
0,01411 140
1167 7,875
506,105 10500
0,01556 150
1256 8,438
503,832 11250
0,01675
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV.1 Grafik Hubungan Tegangan – Regangan Sampel I
Grafik Tegangan - Regangan Sampel I
0,0 1,0
2,0 3,0
4,0 5,0
6,0 7,0
8,0 9,0
0,000 0,002
0,004 0,006
0,008 0,010
0,012 0,014
0,016 0,018
Regangan T
e g
a n
g a
n K
g m
m 2
Regresi Sampel 1
y = 1117,8x R
2
= 0,9982
0,0 0,5
1,0 1,5
2,0 2,5
3,0 3,5
4,0 4,5
0,00000 0,00050
0,00100 0,00150
0,00200 0,00250
0,00300 0,00350
0,00400
Regangan Te
ga nga
n K
g m
m 2
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV.2 Grafik Regresi Linier Tegangan – Regangan Sampel I Gambar IV.3 Grafik Hubungan Tegangan – Regangan Sampel II
Gambar IV.4 Grafik Regresi Linier Tegangan – Regangan Sampel II
Grafik Tegangan - Regangan Sampel II
1 2
3 4
5 6
7 8
0,002 0,004
0,006 0,008
0,01 0,012
0,014 0,016
0,018
Regangan T
e g
a n
g a
n K
g m
m 2
Regresi Sampel II
y = 1113,2x R
2
= 0,9989
0,0 0,5
1,0 1,5
2,0 2,5
3,0 3,5
4,0 4,5
0,00000 0,00050
0,00100 0,00150
0,00200 0,00250
0,00300 0,00350
0,00400
Regangan Te
ga nga
n K
g m
m 2
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV.5 Grafik Hubungan Tegangan – Regangan Sampel III Gambar IV. 6 Grafik Regresi Linier Tegangan – Regangan Sampel
Grafik Tegangan - Regangan Sampel III
1 2
3 4
5 6
7 8
9
0,002 0,004
0,006 0,008
0,01 0,012
0,014 0,016
0,018
Regangan T
e g
a n
g a
n K
g m
m 2
Regresi Sampel III
y = 1142,8x R
2
= 0,9991
0,0 0,5
1,0 1,5
2,0 2,5
3,0 3,5
4,0 4,5
0,00000 0,00050
0,00100 0,00150
0,00200 0,00250
0,00300 0,00350
0,00400
Regangan Te
ga nga
n K
g m
m 2
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Sampel Persamaan Y
X Y
Ew Regangan
Tegangan 1
Y = 1117,80 X 0,00356
3,979368 1117,8
2 Y = 1113,20 X
0,00348 3,873936
1113,2 3
Y = 1142,80 X 0,00415
4,738811 1142,8
Total 12,59211
3373,8
Perhitungan Elastisitas
Rata-rata sampel =
x 3
8 ,
3373 =
= 1124,6 kgmm²
Standard deviasi
1
2
− −
Σ =
n x
x
i
= 0,471854 Elastis Karakteristik
= 1124,6 kgmm² - 2.33 x 0,471854 kgmm² = 1087,48646 kgmm²
= 11085,488 MPa Sehingga modulus elastisitas dari kayu yang digunakan adalah 11085,488 MPa.
Perhitungan kuat lentur
Kuat lentur kayu dihitung berdasarkan perhitungan tegangan sumbu y pada tabel perhitungan elastisitas kayu.
Rata-rata sampel =
x 3
59211 ,
12 =
Universitas Sumatera Utara
= 4,1973716 kgmm²
Standard deviasi
1
2
− −
Σ =
n x
x
i
= 0,471854 kgmm² Kuat lentur rata-rata
= 4,1973716 kgmm² - 2,33 x 0,471854 kgmm² = 3,0979517 kgmm²
= 31,577953 MPa
Sehingga kuat lentur rata-rata dari kayu yang digunakan adalah 31,577953 MPa.
A.5 Kesimpulan hasil pengujian physical dan mechanical properties
Dari hasil penelitian physical dan mechanical properties yang telah dibahas di atas, maka dapat ditabulasikan pada Tabel IV.8.
Tabel IV.8 Rangkuman penelitian mechanical properties Jenis Penelitian
Hasil Penelitian
Kadar Air 25,890
Berat Jenis 0,612 grcm³
Kuat Tekan Sejajar Serat 443,585 kgcm²
Elastisitas Kayu 1087,48646 kgmm²
Tegangan Lentur 3,0979517 kgmm²
Menurut ketentuan Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu PKKI 2002, kuat acuan berdasarkan pemilahan secara mekanis diambil berdasarkan modulus
elastisitas lentur. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa menurut ketentuan kuat acuan Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu PKKI 2002 seperti yang tercantum pada
Universitas Sumatera Utara
Tabel II.1, maka kayu yang digunakan dengan modulus elastisitas 1087,48646kgmm²
sama dengan 11085,488 MPa termasuk kayu dengan kode mutu E10. B.
Hasil Pengujian Sambungan
Hasil pengujian sambungan ini meliputi pengujian sampel kayu utuh tanpa penyambung, sambungan kayu dengan alat sambung paku, baut dan kombinasi dari
kedua alat sambung.
B.1 Pengujian Kayu Tanpa Penyambung.
Kayu penampang utuh yang di uji diambil dari bagian kayu yang sama dengan kayu untuk keperluan pengujian sambungan dengan kata lain diusahakan memiliki berat
jenis kayu yang sama. Selain daripada itu kayu penampang utuh harus dalam keadaan kering udara.
Kayu penampang utuh direncanakan dengan ukuran 4cm x 8cm x 34cm. Ukuran ini didasari oleh ukuran yang sama pada ukuran kayu utama pada perencanaan
pengujian sambungan. Yakni, dua kali panjang ukuran kayu utama ditambah spasi 2 cm. Kayu penampang utuh ini di uji dibawah mesin kompres dengan arah serat sejajar
dengan pembebanan gaya normal sejajar serat . Kemudian pada bagian bawah kayu penampang utuh ini dipasang dial gauge pembacaan penurunan. Pembebanan dilakukan
secara perlahan – lahan dan konstan. Pembacaan terhadap dial gauge dilakukan setiap kenaikan beban 500 kg pada manometer pembaca beban.
Kemudian pula catat berapa beban yang dipikul oleh kayu pada saat dial menunjukkan penurunan sebesar 1.5mm.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan dari pengujian kayu penampang utuh ini adalah untuk membandingkan harga P maksimum yang diperoleh dengan harga P yang mampu dipikul pada saat
pengujian sambungan kayu dengan alat sambung paku, dengan baut dan dengan kombinasi penyambung. Dengan kata lain untuk mendapatkan berapa besar efektifitas
dari ketiga jenis pemodelan sambungan serta mendapatkan diagram pergeseran dari masing - masing pemodelan sambungan.
Tabel IV.9 Hasil pengujian kayu utuh tanpa penyambung .
Beban Kg
Penurunan x 0.01 mm Sampel 1
Sampel 2
500 28
27 1000
51 49
1500 74
72 2000
97 95
2500 112
115 3000
136 138
3500 155
146 4000
175 170
4500 187
185 5000
210 208
5500 242
240 6000
266 265
6500 295
292 7000
315 320
7500 348
351 8000
380 384
8500 420
425 9000
448 445
9500 470
472 10000
495 502
10500 525
519 11000
570 566
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV.7 Grafik Deformasi – Beban Kayu Tanpa Penyambung Sampel I
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
5500 6000
6500 7000
7500 8000
8500 9000
9500 10000
10500 11000
11500 12000
50 100
150 200
250 300
350 400
450 500
550 600
Deformasi X 0,01mm
B e
b a
n K
g
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV . 8 Grafik Regresi Kayu Tanpa Penyambung Sampel I
y = 0.0263x
2
+ 18.552x R
2
= 0.9989
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
5500
50 100
150 200
250
Deformasi mm B
e b
a n
K g
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV. 9 Grafik Deformasi – Beban Kayu Tanpa Penyambung Sampel II
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
5500 6000
6500 7000
7500 8000
8500 9000
9500 10000
10500 11000
11500 12000
50 100
150 200
250 300
350 400
450 500
550 600
Deformasi x 0.01 mm B
e b
a n
K g
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV.10 Grafik Regresi Kayu Tanpa Penyambung Sampel II
y = 0.0277x
2
+ 18.666x R
2
= 0.9987
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
5500
50 100
150 200
250
Deformasi mm B
e b
a n
K g
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV.10 Grafik Regresi Kayu Tanpa Penyambung Sampel II
Regresi Sampel II
y = 24.487x - 191.29 R
2
= 0.9946
-500 500
1000 1500
2000 2500
3000 3500
4000 4500
5000 5500
50 100
150 200
250
Deformasi x 0,01 mm
B e
ba n
K g
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
B.2 Pengujian Sambungan Dengan Alat Sambung Paku
Hasil pengujian sambungan dengan alat penyambung paku menggunakan dua jenis paku dan mutu yang berbeda yaitu paku biasa kayu dan paku beton. Ini
bertujuan untuk meneliti kekuatan masing – masing karakteristik alat sambung di lapangan dan membuktikan bahwa dalam PKKI – NI 5 2002 benar bahwa tahanan
lateral acuan sambungan sangat dipengaruhi oleh seberapa besar tegangan leleh mutu penyambungnya. Berikut akan disajikan hasil pengujian ambungan terhadap sampel
yang menggunakan dua jenis paku berbeda.
Tabel IV.10 Hasil pengujian dengan penyambung paku kayu
Beban Kg
Penurunan x 0.01 mm Sampel 1
Sampel 2
500 60
56 1000
104 99
1500 162
160 2000
218 215
2500 264
260 3000
473 468
3500 715
706 4000
970 967
4200 -
1043
Universitas Sumatera Utara
Tabel IV.11 Hasil pengujian dengan penyambung paku beton
Beban Kg Penurunan x 0,01mm
500 23
1000 47
1500 84
2000 128
2500 198
3000 256
3500 332
4000 457
4500 528
5000 643
5500 765
6000 988
6500 1143
6800 1296
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV. 11 Grafik Deformasi – Beban Kayu dengan Penyambung Paku Sampel I
Paku Sampel I
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500
200 400
600 800
1000 1200
Deformasi x 0,01 mm
B e
ba n
K g
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV. 12 Grafik Regresi Kayu Dengan Penyambung Paku Sampel I
y = 0.0017x
2
+ 8.9673x R
2
= 0.9987
500 1000
1500 2000
2500 3000
50 100
150 200
250 300
Deformasi x 0,01 mm
B e
b a
n K
g
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV.13 Grafik Deformasi – Beban Kayu dengan Penyambung Paku Sampel II
Paku Sampel II
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500
200 400
600 800
1000 1200
Deformasi x0,01 mm
B e
b a
n K
g
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV. 14 Grafik Regresi Kayu Dengan Penyambung Paku Sampel II
y = 0.0003x
2
+ 9.4321x R
2
= 0.9983
500 1000
1500 2000
2500 3000
50 100
150 200
250 300
Deformasi mm B
e b
a n
K g
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV.15 Grafik Deformasi – Beban Kayu dengan Penyambung Paku Beton Sampel I
Paku Beton Sampel I
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
5500 6000
6500 7000
100 200
300 400
500 600
700 800
900 1000
1100 1200
1300 1400
Deformasi x 0,01 mm
B e
b a
n K
g
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV. 16 Grafik Regresi Kayu Dengan Penyambung Paku Beton Sampel I
Regresi Paku Beton Sampel I
y = -0.0485x
2
+ 22.148x R
2
= 0.9984
500 1000
1500 2000
2500 3000
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
220
Deformasi x 0,01 mm
B e
b a
n K
g
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
B.3 Pengujian Sambungan dengan Alat Sambung Baut
Berdasarkan teori yang telah dipelajari sambungan menggunakan alat penyambung baut menghasilkan nilai kekuatan yang kecil dalam hal memikul beban
ultimit jika disbanding dengan sambungan yang menggunakan alat penyambung paku. Namun kenyataan yang dihadapi di lapangan tidaklah demikian dikarenakan adanya
bebrapa factor. Berikut adalah tabel hasil pengujian sambungan dengan menggunakan alat sambung baut.
Tabel IV.11 Hasil pengujian kayu dengan penyambung baut
Beban Kg
Penurunan x 0.01 mm Sampel 1
Sampel 2
500 35
33 1000
83 79
1500 148
142 2000
202 194
2500 237
248 3000
343 340
3500 497
489 4000
628 616
4500 953
935 5000
1069 1080
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV.17 Grafik Deformasi – Beban Kayu dengan Penyambung Baut Sampel I
Baut Sampel I
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
5500 6000
100 200
300 400
500 600
700 800
900 1000
1100 1200
Deformasi x 0,01 mm B
e b
a n
K g
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV. 18 Grafik Regresi Kayu Dengan Penyambung Baut Sampel I
y = -0.0059x
2
+ 11.557x R
2
= 0.9906
500 1000
1500 2000
2500 3000
50 100
150 200
250
Deformasi x 0,01 mm B
e b
a n
K g
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV.19 Grafik Deformasi – Beban Kayu dengan Penyambung Baut Sampel II
Baut Sampel II
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
5500
100 200
300 400
500 600
700 800
900 1000
1100 1200
Deformasi X 0,01 mm
B e
b a
n K
g
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV. 20 Grafik Regresi Kayu Dengan Penyambung Baut Sampel II
y = -0.0114x
2
+ 12.712x R
2
= 0.9979
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
50 100
150 200
250 300
350 400
450 500
550
Deformasi x 0,01mm B
e b
a n
K g
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
B.4 Pengujian Kayu dengan Kombinasi Alat Sambung Paku dan Baut
Inti dari penelitian ini adalah meneliti bagaimana perilaku sambungan yang menggunakan dua jenis penyambung yang berbeda mutu dan kekuatannya jika saling
bekerja sama apakah lebih baik dalam hal kekuatan sambungan dalam memikul beban jika dibanding dengan sambungan yang hanya menggunakan satu jenis penyambung
saja serta meneliti factor – factor sebab akibatnya. Dalam penelitian ini diharapkan sambungan dengan kombinasi alat penyambung di harapkan kekuatannnya lebih tinggi.
Berikut tabel yang menyajikan kekuatan sambungan dengan kombinasi alat penyambung.
Tabel IV.13 Hasil pengujian kayu dengan kombinasi penyambung baut dengan paku kayu.
Beban Kg
Penurunan x 0.01 mm Sampel 1
Sampel 2 500
36 38
1000 87
89 1500
175 183
2000 248
256 2500
337 342
3000 430
428 3500
605 620
4000 900
915 4500
1088 1094
Universitas Sumatera Utara
Tabel IV.14 Hasil pengujian kayu dengan kombinasi penyambung baut dengan
paku beton.
Beban Kg Penurunan x 0,01mm
500 28
1000 50
1500 98
2000 165
2500 256
3000 320
3500 498
4000 756
4500 951
5000 1135
5500 1288
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV.21 Grafik Deformasi – Beban Kayu dengan Penyambung Kombinasi Sampel I
Kombinasi Paku dan Baut Sampel I
1000 2000
3000 4000
5000 6000
200 400
600 800
1000 1200
Deformasi x0,01 mm
B e
ba n
K g
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV. 22 Grafik Regresi Kayu Dengan Penyambung Kombinasi Sampel I
y = -0.0113x
2
+ 11.084x R
2
= 0.9904
500 1000
1500 2000
2500 3000
50 100
150 200
250 300
350 400
Deformasi x 0,01 mm B
e b
a n
K g
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV.23 Grafik Deformasi – Beban Kayu dengan Penyambung Kombinasi Sampel II
Kombinasi Paku dan Baut Sampel II
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
200 400
600 800
1000 1200
Deformasi x0,01 mm B
e ba
n K
g
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV. 24 Grafik Regresi Kayu Dengan Penyambung Kombinasi Sampel II
y = -0.0066x
2
+ 9.7346x R
2
= 0.9937
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
100 200
300 400
500 600
700
Deformasi x 0,01 mm B
e b
a n
K g
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV. 25Grafik Deformasi – Beban Kayu dengan Penyambung Kombinasi Sampel I
Kombinasi Baut dengan Paku Beton
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
5500 6000
100 200
300 400
500 600
700 800
900 1000
1100 1200
1300 1400
Deformasi x 0,01 mm
B e
b a
n K
g
Universitas Sumatera Utara
Gambar IV. 26 Grafik Regresi Kayu Dengan Penyambung Kombinasi Sampel I
y = -0.0355x
2
+ 18.688x R
2
= 0.991
500 1000
1500 2000
2500 3000
50 100
150 200
250 300
Deform asi x 0,01 m m
B e
b a
n K
g
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
IV.2 Perhitungan Sambungan A.