35
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Tingkat Kemiskinan
Pendapatan nelayan yang dihitung adalah pendapatan keluarganya. Pendapatan keluarga ini diperoleh dari total pendapatan utama dari hasil
penangkapan ditambah dengan usaha sampingan di bidang penangkapan ataupun di luar usaha penangkapan yang dilakukan oleh kepala keluarga maupun oleh
anggota keluarga. Pendapatan utama dari hasil penangkapan adalah sebagai nelayan buruh,
yaitu dengan menjalankan usaha penangkapan dengan menggunakan sarana penangkapan milik nelayan toke dengan ukuran kapal 5 GT. Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa pendapatan yang diterima oleh nelayan buruh adalah penerimaan bersih berdasarkan sistem bagi hasil yang ditetapkan olah
nelayan toke. Sistem bagi hasil yang berlaku di daerah penelitian adalah 50 : 50, artinya 50 dari hasil bersih untuk nelayan toke dan 50 lagi untuk seluruh
awak nelayan juragan dan nelayan buruh dalam kapal. Bagi hasil yang diberlakukan tersebut adalah berdasarkan hasil bersih,
yaitu hasil penjualan tangkapan yang diperoleh dari kegiatan penangkapan setelah dikurangi dengan biaya operasi penangkapan. Biaya operasi penangkapan
meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan untuk penyusutan kapal, mesin, dan alat tangkap serta biaya
pemeliharaan kapal dan mesin walaupun tidak dilakukan kegiatan penangkapan selama umur ekonomis dari peralatan tersebut dan pembayarannya dapat
ditangguhkan. Sementara biaya variabel adalah biaya yang mutlak dikeluarkan
Universitas Sumatera Utara
setiap kali melakukan kegiatan penangkapan. Umumnya biaya variabel meliputi biaya pembelian bahan bakar solar, oli, dan bahan pengawet es dan garam.
Adapun pendapatan utama dari usaha penangkapan dapat dilihat berikut ini.
Tabel 14. Pendapatan Nelayan dari Usaha Penangkapan
No. Penerimaan
Usaha per Tip ribu
rupiah Biaya
melaut per Tip
ribu rupiah
Pendapatan melaut
per Tip ribu
rupiah Pendapatan
yang diterima
awak ribu
rupiah Jumlah
Awak Per kapal
orang Pendapatan
masing- masing awak
per Tip ribu
rupiah 1
645 187,8
457,2 187,8
5 37,6
2 3.300
518,4 2.781
518,4 10
51,8 3
10.875 1,546
9.328,9 1.546,1
6 257,7
4 9.200
1.529,3 7.670,7
1.529,3 6
254,9 5
62 25,8
36.2 25,8
2 12,9
6 650
451,9 198
451,9 4
112,9 7
465 451,6
13,4 451,6
4 112,9
8 552,5
450,9 101,6
450,9 4
112,7 9
14.610 1.966,8
12.643 1.966,9
6 327,8
10 15.090
1.380,9 13.709
1.380,9 6
230,2 11
12.910 2.050
10.859,.9 2.050,1
6 341,7
12 54,5
18,6 35,9
18,6 1
18,6 13
25 16
8,9 16
1 16
14 59,5
38,8 20,7
38,8 1
38,8 15
62 39,6
22,4 39,6
1 39,6
16 242
50,3 191,6
504 1
50,4 17
244 53,1
190,8 53,2
1 53,2
18 25
16,3 8,7
16,3 1
16,3 19
54,5 28,5
25,9 28,6
2 14,3
20 7.970
3.362,7 4.607,3
3.362,7 7
480,4 21
11.920 1.386,5
10.533,4 1.386,5
6 231,9
22 6.390
2.070,1 4.319,9
2.070,1 4
517,5 23
5.660 1.987
3.672,9 1.987,1
4 496,8
24 13.380
2.262,8 11.117,2
2.262,8 6
377,1 25
11.835 2.380,9
9,454,1 2.380,9
4 595,2
26 4.340
1.969,1 2370,9
1.969 5
393,8 27
189 26,4
162,6 26,4
1 26,4
28 67
25,4 41,5
25,5 1
25,4 29
59,5 21,7
37,8 21,7
2 10,9
30 59,5
29 30,5
29 2
14,5 Rataan
4.494,9 907,4
3.593 902
4 180,4
Sumber :Data primer diolah
Dari Tabel 14 tersebut dapat diketahui bahwa dari kegiatan penangkapan setiap tripnya rata-rata penerimaan dari kegiatan penangkapan adalah Rp 4.494.862;
Universitas Sumatera Utara
rata-rata biaya yang dikeluarkan Rp 907.391; dan rata-rata pendapatan kapal 3,592.948. Pendapatan yang diterima awak dalam tabel tersebut adalah 50 dari
total pendapatan yang diperoleh dari kegiatan penangkapan. Rata-rata pendapatan yang diterima awak adalah sebesar Rp 901.915,- dan masing-masing
awak akan memperoleh bagian yang sama yaitu sebanyak pembagian dari total pendapatan untuk seluruh awak dengan jumlah awak dalam kapal. Jadi, semakin
banyak awak dalam kapal maka pendapatan yang diterima oleh masing-masing awak kapal akan semakin sedikit.
Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa pendapatan sampingan tersebut berasal dari usaha penangkapan yang dilakukan kepala keluarga seperti
memancing dengan peralatan milik sendiri maupun oleh anggota keluarga seperti menjadi buruh pengupas kerang, buruh cuci, dan berdagang. Nelayan
yang melakukan usaha sampingan dengan memancing adalah jenis nelayan yang beroperasi ke tengah laut. Hasil tangkapan tersebut kemudian dijual dan akan
menjadi tambahan nelayan disamping pekerjaan utamanya menjadi nelayan buruh. Selain itu usaha sampingan kepala keluarga yang diketahui dari penelitian
adalah dengan berdagang. Mereka yang berdagang adalah nelayan yang daerah tangkapannya di pinggir laut yang hanya melaut 1 hari saja. Pendapatan
sampingan ini diperoleh dari besar pendapatan rata-rata setelah dikurangi dengan modal. Untuk modal dalam kegiatan memancing itu sendiri tidak ada, karena
hanya menggunakan alat pancing yang sudah dimiliki sebelumnya oleh nelayan. Sedangkan modal dalam kegiatan berdagang adalah modal untuk memperoleh
barang yang akan didagangkan saja. Biaya tempat dan lain-lain dianggap tidak
Universitas Sumatera Utara
ada dengan alasan tempat yang digunakan berpindah-pindah walaupun masih di kelurahan tersebut dan tidak dikenakan biaya.
Pendapatan sampingan keluarga dapat pula berasal dari usaha yang dilakukan oleh istri nelayan. Beberapa usaha yang dilakukan oleh istri nelayan
adalah dengan menjadi pengupas kulit kerang, menjadi buruh cuci, dan berdagang. Dalam kegiatan mengupas kulit kerang menjadi kerang kupas yang
siap dijual, istri nelayan yang melakukan pekerjaan ini memperolehnya dari pengumpul toke yang kemudian pengumpul tersebut merebusnya hingga
setengah masak terlebih dahulu. Tujuan dari perebusan ini adalah agar kerang tidak cepat busuk. Untuk upah dari kegiatan mengupas kerang ini sendiri adalah
Rp 1.000,- per kilogramnya. Rata-rata pengupasan kerang per harinya mencapai 5-10 kilogram. Sehingga rata-rata pendapatan yang bisa diperoleh adalah sebesar
Rp 5.000 hingga Rp10.000,-hari. Dari usaha menjadi buruh cuci, istri nelayan menawarkan jasanya pada
keluarga di sekitar daerah itu. Pendapatan rata-rata yang diperoleh adalah Rp 100.000bulan. Untuk usaha lain yang juga dilakukan adalah dengan berdagang.
Umumnya dagangan yang dijual adalah gorengan dan jajanan anak-anak. Dan rata-rata penerimaan bersih yang dapat diperoleh adalah sebesar Rp 10.000hari.
Berikut tabel pendapatan keluarga yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 15. Pendapatan Keluarga Nelayan per Bulan di Kelurahan Bagan Deli Tahun 2009
No. Sampel
Pekerjaan Utama ribu rupiah
Usaha Sampingan ribu rupiah
Total Pendapatan Keluarga ribu rupiah
1 1.127,1
300 1.427,1
2 1.555,1
1.555,1 3
1.803,8 100
1.903,8 4
1.784,2 580
2.364,2 5
387,5 480
867,5 6
1.694,9 1.694,9
7 1.693,5
1.693,5 8
1.690,9 1.690,9
9 2.294,7
2.294,7 10
1.611,1 575
2.186,1 11
2.391,8 2.391,8
12 558
240 798
13 481,1
210 691,1
14 1.163,6
1.163,6 15
1.189,3 1.189,3
16 1.510,8
1.510,8 17
1.595,2 1.595,2
18 490,1
210 700,1
19 428,6
210 638,6
20 3.362,7
105 3.467,7
21 1.617,6
350 1.967,6
22 3.622,7
3.622,7 23
3.477,4 3.477,4
24 2.639,9
420 3.059,9
25 4.166,6
350 4.516,6
26 2.756,8
350 3.106,8
27 793,1
210 1.003,1
28 763,7
763,7 29
325,1 210
535,1 30
435,5 210
645,5
Sumber :Data primer diolah
Tabel 15 tersebut menjelaskan bahwa pendapatan keluarga yang diperoleh oleh nelayan sampel berbeda-beda. Ada keluarga nelayan yang memiliki pendapatan
cukup besar dan ada juga yang sebaliknya sangat kecil. Untuk melihat tingkat kemiskinan nelayan dari pendapatan keluarga yang
diperoleh, digunakan alat analisis head count index. Sebagai batas garis kemiskinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan kriteria Sajogyo
yaitu dengan ukuran 360 kg berasorangtahun atau setara dengan Rp 6.000,-oranghari,
satandard Upah
Minimum Provinsi
yaitu
Universitas Sumatera Utara
Sumber :Data primer diolah
Rp 1.048.000,-orangbulan atau setara dengan Rp 34.900,-oranghari, dan standard bank dunia yaitu 2harikapita atau setara dengan Rp 19.000,-
oranghari
Tabel 16. Pendapatan Keluarga Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Tahun 2009
No. Sampel
Pendapatan Keluarga
Kategori Kemiskinan
Rporanghar i
Kriteria Sajogyo Standard UMP
Kriteria Bank Dunia
Ekuivalen Rp 6.000,-kahari
Rp 1.048.000,-bulan = Rp 34.900hari
2hari = 19,000kahari
1 15.856
tidak miskin miskin
miskin 2
12.959 tidak miskin
miskin miskin
3 15.865
tidak miskin miskin
miskin 4
26.269 tidak miskin
miskin tidak miskin
5 5.784
miskin miskin
miskin 6
18.833 tidak miskin
miskin miskin
7 14.113
tidak miskin miskin
miskin 8
14.091 tidak miskin
miskin miskin
9 15.298
tidak miskin miskin
miskin 10
14.574 tidak miskin
miskin miskin
11 39.863
tidak miskin tidak miskin
tidak miskin 12
3.800 miskin
miskin miskin
13 3.291
miskin miskin
miskin 14
9.696 tidak miskin
miskin miskin
15 9.911
tidak miskin miskin
miskin 16
12.59 tidak miskin
miskin miskin
17 10.634
tidak miskin miskin
miskin 18
7.779 tidak miskin
miskin miskin
19 7.095
tidak miskin miskin
miskin 20
28.898 tidak miskin
miskin tidak miskin
21 21.862
tidak miskin miskin
tidak miskin 22
24.152 tidak miskin
miskin tidak miskin
23 38.638
tidak miskin tidak miskin
tidak miskin 24
25.500 tidak miskin
miskin tidak miskin
25 37.639
tidak miskin tidak miskin
tidak miskin 26
25.890 tidak miskin
miskin tidak miskin
27 5.573
miskin miskin
miskin 28
8.486 tidak miskin
miskin miskin
29 5.946
miskin miskin
miskin 30
4.304 miskin
miskin miskin
Rata-rata 16.173
tidak miskin miskin
miskin
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 16 dapat diketahui bahwa nelayan sampel di daerah penelitian menurut kriteria UMP dan kriteria Bank Dunia hidup di bawah garis kemiskinan
sedangkan menurut kriteria Sajogyo nelayan sampel sedikit yang hidup di bawah garis kemiskinan. Perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan yang cukup
jauh dari masing-masing kriteria. Penduduk miskin berdasarkan kriteria Sajogyo berjumlah 6 kepala
keluarga. Dan yang termasuk dalam kategori tidak miskin berjumlah 24 kepala keluarga. Dari hasil pengolahan data primer dengan menggunakan head count
index diperoleh tingkat kemiskinan sebesar 20. Dengan demikian Ho salah dan
H
1
benar sehingga hipotesis menyatakan persentase kemiskinan nelayan di atas 50 ditolak.
Penduduk miskin berdasarkan kriteria Upah Minimum Provinsi UMP berjumlah 27 kepala keluarga. Dan yang termasuk dalam kategori tidak miskin
berjumlah 3 kepala keluarga. Dari hasil pengolahan data primer dengan menggunakan head count index diperoleh tingkat kemiskinan sebesar 90.
Dengan demikian Ho benar dan H
1
salah sehingga hipotesis menyatakan persentase kemiskinan nelayan di atas 50 diterima.
Penduduk miskin berdasarkan kriteria Bank Dunia berjumlah 21 kepala keluarga. Dan yang termasuk dalam kategori tidak miskin berjumlah 9 kepala
keluarga. Dari hasil pengolahan data primer dengan menggunakan head count index
diperoleh tingkat kemiskinan sebesar 70. Dengan demikian Ho benar dan H
1
salah sehingga hipotesis menyatakan persentase kemiskinan nelayan di atas 50 diterima.
Universitas Sumatera Utara
2. Analisis Ketimpangan Pendapatan