Pencegahan infeksi pada umumnya bergantung pada penempatan pembatas antara orang yang rentan orang yang kurang mendapat perlindungan alamiah atau
diperoleh dan mikroorganisme. Tirtjen, Bssemeyer,Mcintosh, 2004.hlm.3-1 Pembatasan pelindung adalah proses-proses fisikal, mekanikal, atau kimiawi
yang dapat membantu mencegah penyebaran mikroorganisme infeksi dari: a.
Orang ke orang yaitu pasien, klien petugas kesehatan atau petugas kesehatan. b.
Peralatan, instrumen dan permukaan lingkungan sekitar manusia. Selain itu, untuk mencegah penularan pada tenaga kesehatan dapat dilakukan
dengan menerapkan prinsip universal prekausion dan pemberian profilaksis pasca paparan. Universal precaution dan suatu perangkat prosedur dan
pedoman yang digunakan untuk menurunkan terjadinya infeksi pada tenaga kesehatan dan mencegah penularan pada pasien dari penyakit menular seperti
HIV, Hepatitis B, Hepatitis C dan infeksi jalan lahir terutama melalui kontak cairan dan darah. Universal precaution meliputi mencuci tangan aseptik,
penggunaan APP Alat Perlindungan Pribadi, pengelolaan alat kesehatan bekas pakai dekontaminasi, sterilisasi, desinfeksi, pengelolaan benda tajam
sharp precaution, sistem pengelolaan limbah dan sanitasi. Schaffer et al, 2000, hlm. 45
2. Dasar Pencegahan Infeksi
Sebagian besar infeksi dapat dicegah dengan strategi-strategi yang sudah ada dan relatif murah, yaitu:
a. Menaati praktik-praktik pencegahan infeksi yang direkomendasikan,
khususnya cuci tangan dan pemakaian sarung tangan. Memperhatikan proses-
Universitas Sumatera Utara
proses dekontaminasi dan pembersihan alat-alat kotor dan lain-lain yang telah dibuat dengan baik, yang diikuti dengan sterilisasi atau desinfeksi tingkat
tinggi. b.
Meningkatkan keamanan diruang operasi dan area-area lain yang berisiko tinggi dimana perlukaan yang paling serius dan paparan terhadap infeksi sering
terjadi. Tirtjen, Bssemeyer,Mcintosh, 2004.hlm.3-1
E Sterilisasi 1. Dekontaminasi
Dekontaminasi merupakan langkah pertama dalam menangani alat bedah, sarung tangan, dan benda lainnya yang telah tercemar. Hal penting sebelum
membersihkan adalah mendekontaminasikan alat tersebut dengan merendamnya di larutan klorin 0,5 selama 10 menit. Langkah ini dapat me-non-aktifkan HBV,
HCV, dan HIV serta dapat mengamankan petugas yang membersihkan alat tersebut.
Larutan klorin merupakan produk yang paling cepat dan efektif pada proses dekontaminasi. Apabila tidak tersedia desinfektan untuk proses dekontaminasi,
diperlukan kewaspadaan tinggi saat menangani dan membersihkan benda tajam tercemar misalnya jarum jahit, gunting, dan pisau bedah.
Cara membuat larutan klorin 0.1 dan 0,5 dengan menggunakan produk cairan pemutih yang biasa diperdagangkan misalnya Bayclin®:
a. Periksa kepekatan konsentrat dari produk klorin yang digunakan.
b. Tentukan jumlah bagian air yang dibutuhkan yaitu untuk cairan pemutih rumah
tangga 1 cangkir bagian pemutih dicampur dengan 9 bagian air, atau dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan rumus: Konsentrat
Jumlah Bagian JB air = --------------------- - 1
Keenceran. c.
Campur 1 bagian konsentrat pemutih dengan jumlah bagian air yang dibutuhkan.
Contoh 1: Buat larutan encer 0,5 dari 5 larutan konsentrat. 5,0
Langkah 1: Hitung JB air : = ------------- - 1 = 10 – 1 = 9 0,5
Langkah 2: Ambil 1 bagian konsentrat dan tambahkan 9 bagian air. Contoh 2: Buat larutan encer 0,1 dari 5 larutan konsentrat
5,0 Langkah 1 : Hitung JB air : 1 = 50 - 1 = 49
0.1
Langkah 2 : Ambil 1 bagian konsentrat dan tambahkan 0-49 bagian air.
WHO menganjurkan larutan klorin 0,5 digunakan untuk mendekontaminasi instrumen dan permukaan sebelum dibersihkan. Gunakan tempat plastik untuk
dekontaminasi agar mencegah terjadinya ketumpulan pada benda tajam mis: guntingpisau apabila menggunakan tempat berbahan logam. Jarum habis pakai
dan semprit harus didekontaminasi dalam wadah yang tahan tusukan, dibakar, maupun dikubur.
Setelah dekontaminasi, instrumen harus segera dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan bahan organik sebelum dibersihkan secara menyeluruh.
Universitas Sumatera Utara
2. Pembersihan