Daftar peralatan praktik bidan Perawatan dan Pencegahan

desinfektan tingkat tinggi. Bahan-bahan kimiawi ini dapat mencapai DTT jika alat- alat yang akan didisinfeksi dibersihkan dulu sebelum direndam. DTT dengan kimiawi tidak dianjurkan pada jarum dan semprit, karena sisa-sisa bahan kimia dapat tertinggal dalam jarum tersebut. Larutan klorin bereaksi cepat, sangat efektif terhadap HBV, HCV, dan HIVAIDS, serta murah dan mudah didapat. Larutan klorin 0,5 dapat merusaklogam. Untuk DTT, larutan 0,1 dibuat dengan air matang,dan lakukan penyaringan bila air keruh. Masalah korosi dapat dikurangi jika beda-benda tersebut dibilas dengan air matang dan dikeringkan segera. Korosi terjadi bila lamanya perendaman dilakukan 20 menit dan terjadi kontak pada konsentrasi 0.5. Disinfektan kimiawi harus disimpan ditempat yang gelap dan dingi, jangan disimpan di bawah. cahaya matahari atau panas yang berlebihan karena semua desinfetan kimiawi sensitif terhadap panas. Tirtjen, Bssemeyer,Mcintosh, 2004.hlm.3-1.

4. Daftar peralatan praktik bidan

Dalam praktek kebidanan terdapat standarisasi peralatan dan standarisasi pelayanan kebidanan. Standarisasi tersebut digunakan oleh seorang bidan, mulai dari peralatan tidak steril, peralatan steril, peralatan habis pakai, dan formulir yang disediakan. Standarisasi ini terlampir pada lembaran lampiran karya tulis ilmiah ini. Universitas Sumatera Utara F Perawatan payudara 1. Pengertian Perawatan Payudara adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang wanita agar payudara terlihat bersih tidak kotor dan tidak menimbulkan infeksi khususnya pada ibu hamil dan ibu nifas Derek Llewelly, 2005. hlm. 199 Di masa lampau perawatan puerperium sangat konservatif, di mana belum harus tidur terlentang selama 40 hari. Kini perawatan puerperium lebih aktif dengan di anjurkan untuk melakukan mobilisasi dini Manuaba, 1998, hlm. 193 Perawatan payudara di inspeksi dan di palpasi dua kali sehari dan tanyakan kepada ibu apakah payudara terasa pegal, sakit atau tidak terasa apa-apa. Dengan penerangan yang baik bagi seorang bidan, bidan mencari setiap daerah yang berwarna merah dan menginspeksi putting untuk menemukan gejala edema, fisura, atau perdarahan. Kemudian bidan memeriksa bagian sebelah dalam dengan mempalpasi secara hati-hati dan mencatat setiap daerah yang terasa nyeri disentuh Hellen Farrer, 2001.hlm. 232

2. Perawatan dan Pencegahan

Perawatan payudara telah di mulai sejak wanita hamil sampai menyusui agar putting susu lemas,tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Sebagian besar wanita tidak mengenal secara mendalam bagian-bgian payudara sehingga tidak heran jika setelah persalinan mereka tidak tahu bagaimana menjaga kesehatan payudara. Perawatan payudara dilakukan secara teratur. Cara perawatan payudara yang benar adalah : a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering b. Menggunakan bra yang menyokong payudara Universitas Sumatera Utara c. Apabila putting susu lecet oleskan kolestrum atau ASI yang keluarpada sekitar puting susu setiap kali sesudah menyusui. Menyusui dilakukan dimulai dari putting susu yang tidak lecet. d. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jm. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok e. untuk menghilangkan nyeri dapat minum parcetamol 1 tablet setiap 4-6 jam f. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan : 1 Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit 2 Urut payudara dari arah pangkal menuju ke putting atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah ā€œZā€ menuju putting 3 Kelurkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga sehingga putting susu menjadi lunak 4 Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat mengisap seluruh ASI keluarkan dengan tangan 5 Letakan kain dingin pada payudara setelah menyusui 6 Payudara dikeringkan Saifudin, 2001. hlm.128 Tindakan yang paling penting dilakukan untuk pencegahan terjadinya pembengkakan adalah sesering mungkin dan memperketat untuk menyusui bayi serta posisi bayi yang tepat saat menyusui merupakan tindakan yang paling efektif untuk mengatasi terjadinya pembengkakan payudara. Mastitis merupakan suatu reaksi inflamasi terhadap hambatan atau tekanan yang tejadi pada payudara, dapat menginfeksi atau tidak terinfeksi . sejumlah wanita tidak Universitas Sumatera Utara mengalami infeksi namun, karena tindakan yang tidak konsrvatif untuk mengurangi hambatan gagal maka infeksi akan terjadi Henderson, 2006. hml. 509 Pencegahan yang perlu di lakukan untuk perawatan payudara agar tidak terjadi infeksi yaitu: 1 Cuci tangan sebelum menyentuh puting dan jaga area tersebut tetap bersih dan kering 2 Air susu yang disebut kolostrum, yaitu cairan kental yang keluar dari putting setelah bayi lahir dan berfungsi sebagai antiseptik juga daya tahan tubuh bayi. Pada saat menyusui, tekan perlahan payudara ke arah putting agar keluar. Apabila terjadi mastitis penanganan yang perlu dilakukan adalah beri antibiotik yang fungsinya untuk menghambat pertumbuhan bakteri atau membunuh bakteri Uzzi Reiss, 2008.hml.129 Fakta infeksi pada payudara dapat terjadi karena beberapa hal, diantaranya adalah penyumbatan air susu, menggunakan Bra sempit, dan infeksi di bagian putting yang pecah-pecah atau berdarah. Gejala yang dirasakan : a Nyeri b Kemerahan c Bengkak d Suhu meningkat lebih dari 38 C atau 101 F Rasa nyeri, kemerahan dan pembengkakan nampak terlihat pada bagian payudara dekat areola dan putting. Gejala ini sulit dibedakan dengan penyumbatan pad saluran air susu. Uzzi Reiss, 2008. hml. 127. Universitas Sumatera Utara

3. Pengobatan

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Pencegahan Infeksi pada Saat Pertolongan Persalinan di Bidan Praktek Swasta Wilayah Kota Banda Aceh Tahun 2012

0 47 80

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Bidan Praktek Swasta Tentang Asuhan Sayang Ibu Pada Proses Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa

2 54 82

Hubungan Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Postpartum tentang Perawatan Masa Nifas di Ruang Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2009

1 44 64

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktik Swasta di Wilayah kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2010

1 35 78

Hubungan Karakteristik Responden Dengan Pelaksanaan Pencegahan Infeksi Nifas Oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Batu Enam Pematangsiantar Tahun 2010

2 47 71

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009

1 44 92

perilaku bidan dalam penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang medan tahun 2014

0 41 81

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MASA KERJA BIDAN DENGAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN LEMBAR PARTOGRAF Hubungan Pengetahuan Dan Masa Kerja Bidan Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Lembar Partograf Di Wilayah Kerja Ibi Ranting Ngemplak Boyolali Tahun 2013.

0 2 16

PELAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA SAAT PERTOLONGAN PERSALINAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA WILAYAH KOTA BANDA ACEH

0 1 10

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TENTANG IMUNISASI DENGAN PERILAKU PENGELOLAAN VAKSIN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA SE-WILAYAH RANTING TENGAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Bidan tentang Imunisasi dengan Perilaku Pengelolaan Vaksin di

0 0 9