BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara karakteristik bidan
dengan tingkat pengetahuan bidan tentang tentang pencegahan infeksi pada masa nifas di Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Swasta yang berada di wilayah
kerja Puskesmas Sidomulyo kota Pekanbaru tahun 2009.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang berada di Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Swasta yang berada di Wilayah kerja
Puskesmas Sidomulyo yang berjumlah 35 orang.
2. Sampel
Teknik dalam pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total sampling. Di mana pengambilan sampel dengan cara semua jumlah populasi
menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 35 orang.
Universitas Sumatera Utara
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo kota Pekanbaru, dengan pertimbangan peneliti lebih mengenal
lokasi tersbut dan dari survei awal yang didapat puskesmas tersebut memiliki AKI yang tertinggi yaitu sebanyak 2 orang dibandingkan dengan Puskesmas
yang ada di kota Pekanbaru.
2 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan berlangsung pada bulan Desember 2008 sampai dengan Januari 2009
D. Pertimbangan etik
Dengan melakukan penelitian ini, peneliti mendapatkan izin dari ketua Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara, dengan mengajukan permohonan izin penelitian kepada kepala puskesmas Sidomulyo serta Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Swasta yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo Kota Pekanbaru sehingga peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden bahwa
partisipasi responden yang diteliti tersebut bersifat sukarela, responden berhak mengundur diri dari penelitian. Peneliti akan membagi lembar persetujuan
informed consent yang dilanjutkan dengan pengisisan kuesioner.Untuk menjaga kerahasiaan identita partisipan, maka kuesioner yang akan diberikan tidak
mencantukan nama responden pada lembaran kuesioner, tetapi dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan kode pada setiap lembaran tersebut dan informasi yang diperoleh hanya dipergunakan untuk penelitian.
E. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner Penelitian
Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa formulir karakteristik responden dan kuesioner
pengetahuan bidan tentang pencegahan infeksi pada masa nifas yang berisikan pertanyaan tentang :
a. Karakteristik responden
Data karakteristik yang harus dilengkapi oleh responden meliputi umur yang di kategori berdasarkan umur reproduksi yaitu; umur reproduksi 20 – 35
tahun dan non reproduksi 35 tahun, untuk pendidikan peneliti mengkategorikan pendidikan menengah untuk SPK dan pendidikn tinggi
untuk DI dan DIII, dan untuk lama bekerja peneliti mengkategorikan lama bekerja 1 – 10 tahun dan 10 tahun .
b. Kuesioner pengetahuan
Kuesioner tentang pengetahuan bidan dalam pencegahan infeksi pada masa nifas terdiri dari 25 soal kuesioner meliputi sterilisasi terdiri dari 9
pertanyaan, perawatan payudara terdiri dari 8 pertanyaan, dan perawatan luka perineum terdiri dari 8 pertanyaan.apabila jawaban responden benar
diberi nilai 1 satu, apabila jawaban responen salah diberi nilai 0 nol, dan apabila tidak dijawab diberi nilai 0 nol.dengan kategori ;
Universitas Sumatera Utara
2. Baik, pendidikan tinggi apabila pertanyaan dijawab benar 56-100
dengan interval 13-25 pertanyaan. 3.
Tidak baik, pendidikan rendah apabila pertanyaan dijawab benar ≤ 55 dengan interval 0-12 pertanyaan
Sutanto, 2001, hlm : 113
2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum menggunakan instrument penelitian, maka perlu dilakukan uji coba terhadap instrument penelitian dengan cara content validity yaitu memberikan
kuesioner kepada yang lebih ahli dalam pencegahan infeksi pada masa nifas yaitu spesialis kandungan. Uji validitas ini bertujuan untuk mendapatkan alat
ukur yang benar-benar shahih dan terandal. Adapun uji validitas ini dilakukan oleh peneliti dengan memberikan kuesioner kepada dokter spesialis obstetri
ginekologi. Dalam content validity peneliti mendapatkan content validity indeks yaitu dengan skor 8,8 = 0,88 yang menyatakan bahwa setiap pertanyaan peneliti
merupakan valid. Uji validitas telah dilakukan dengan responden yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden peneliti. Uji validitas ini
menggunakan program SPSS terlampir. Setiap item dari pertanyaan dinyatakan valid jika r
hitung
r
t
abel
Jumlah responden dalam uji coba ini sebanyak 15 orang dan telah dilakukan pada bidan-bidan di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dengan cara menyebarkan
kuesioner kepada bidan-bidan yang bekerja di RSUD Arifin Achmad dengan jumlah responden sebanyak 15 orang. Dari hasil analisa di dapatkan nilai
korelasi untuk item 1-25 mempunyai nilai lebih besar dari r
tabel
, r
tabel
dapat dicari
Universitas Sumatera Utara
pada signifikan 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data n-2= 13 maka didapat r
tabel
sebesar 0,413. Sedangkan uji reabiliti instrumen dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, sehingga alat ukur yang digunakan dapat
diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan komputerisasi yaitu program SPSS, hasil analisa yang didapatkan bahwa r
Hitung
α = terlampir r
tabel,
dengan nilai r
tabel
= 0,413, dalam hal ini kuesioner yang dipakai sebagai alat intrumen menyatakan valid dan hasil dari validitas terlampir dalam lampiran
penelitian ini.
F Pengumpulan data
Ada beberapa prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data penelitian ini yaitu:
1. Mendapatkan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian dari program D IV
Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.
2. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Kepala
Puskesmas Sidomulyo Kota Pekanbaru.
3.
Menyatakan persetujuan responden menjadi responden secara sukarela
4. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar
persetujuan informed consent.
5. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya
dipersilakan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan agar mengisi
seluruh pertanyaan.
6. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila
ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner.
Universitas Sumatera Utara
7. Setelah kuesioner diisi, dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa
kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi. G Analisa Data
1. Univariat
Analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan presentasi tiap variabel yang diteliti.
2. Bivariat
Analisa data ini dilakukan untuk melihat hubungan dua varibel antara variabel independen dan dependen dengan uji chi square menggunakan hitungan
statistik yang sesuai . Analisa data dilakukan dengan uji statistik menggunakan chi square, untuk
melihat adanya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan derajat kemaknaan α = 0,05. Apabila p value 0,05 maka Ho ditolak
dan apabila p value 0,05 maka Ho gagal ditolak.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Dari pengumpulan data yang telah dilaksanakan di RB dan BPS wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo tahun 2009 sebanyak 35 orang dan hasil pengumpulan data
disajikan dalam bentuk analisa statistik, yaitu sebagai berikut :
1. karakteristik responden
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden di RB dan BPS
Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Kota Pekanbaru Tahun 2009
No Karakteristik Responden
Jumlah n
1
Umur
1. 20 – 35 tahun
2. 18
17 35 tahun
51,4 48,6
2
Pendidikan 1.
Pendidikan Menengah SPK 2.
Pendidikan Tinggi DI dan DIII 12
23 34,3
65,7 3
Lama Bekerja 1.
1 - 10 Tahun 2.
16 19
10 Tahun 45,7
54,3
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden, sebagian besar responden berumur 20- 35 tahun sebanyak 18 orang 51,4 dan yang paling sedikit
berumur 35 tahun yaitu sebanyak 17 orang 48,6. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 35 responden sebagian besar
responden berpendidikan tinggiDI dan DIII yaitu sebanyak 23 orang 65,7dan yang paling sedikit adalah berpendidikan menengahSPK yaitu 12 orang 34,3.
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 35 responden sebagian besar responden memiliki waktu lama bekerja tertinggi pada waktu 10 tahun yaitu sebanyak
19 orang 54,3 dan yang paling sedikit lama bekerja antar 1-10 tahun yaitu sebanyak 16 orang 45,7.
2. Distribusi hasil setiap pertanyaan kuesioner
Tabel 5.2 Distribusi Hasil Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pencegahan Infeksi Pada
Masa Nifas di RB dan BPS Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Kota Pekanbaru Tahun 2009
Jumlah Jumlah
No Pertanyaan
Benar Salah
N n
n 1
19
Sterilisasi Langkah awal pengelolaan alat bekas pakai
54,3
19
54,3
35 100
2 Waktu perendaman alat
25 71,4
25 71,4
35 100
3 Langkah setelah prendaman alat
9 25,7
26 24,3
35 100
4 Pembersihan alat
6 17,1
29 82,9
35 100
5 Waktu perendaman larutanklorin 0,1
16 45,7
19 54,3
35 100
6 Perbandingan bayklin untuk klorin 0,1
10 28,6
25 71,4
35 100
7 Proses menghilangkan mikroorganisme
17 48,6
18 51,4
35 100
8 Waktu sterilisasi alat dalam autoklaf
21 60,0
14 40,0
35 100
9 Bahan kain membungkus instrument
19 54,3
16 45,7
35 100
10 18
Perawatan payudara Saran bidan jika putting susu lecet
51,4 17
48,6 35
100 11
Langkah jika terjadi bendungan ASI 19 54,3
16 45,7
35 100
12 Langkah sebelum perawatan payudara
27 77,1
8 22,9
35 100
13 Bukan penyebab infeksi payudara
20 57,1
15 42,9
35 100
14 Tanda dan gejala infeksi payudara
19 54,3
16 45,7
35 100
15 Obat infeksi payudara
25 71,4
10 28,6
35 100
16 Tindakan pencegahan infeksi payudara
25 71,4
10 28,6
35 100
17 Peradangan oleh kuman pada payudara
27 77,1
8 22,9
35 100
18 16
Perawatan luka perineum Langkah awal perawatan luka perineum
60,0 14
40,0 35
100 19
Nasehat perawatan luka perineum 17
48,6 18
51,4 35
100 20
Hari perineum terasa pegal 18
51,4 17
48,6 35
100 21
Air untuk membersikan perineum 26
74,3 9
25,7 35
100 22
Larutan yang sama seperti air bersih 23
65,7 12
34,3 35
100 23
Cara membilas perineum 20
57,1 15
42,9 35
100 24
Langkah jika terjadi pus pada luka perineum 26
74,3 9
25,7 35
100 25
Jahitan yang menggunakan sedikit benang 23
65,7 12
34,3 35
100
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa hasil tingkat pengetahuan responden tentang pencegahan infeksi pada masa nifas yang terdiri dari 25 pertanyaan yaitu nomor
1 sampai 25 menunjukkan bahwa jawaban yang paling banyak benar yaitu pertanyaan nomor 12 tentang langkah sebelum perawatan payudara sebanyak 27 orang 77,1 dan
pertanyaan nomor 17 tentang peradangan oleh kuman yang ada pada payudara yaitu sebanyak 27 orang 77,1. Sedangkan sebagian besar responden menjawab salah
terdapat pada pertanyaan nomor 4 tentang pembersihan alat responden menjawab salah sebanyak 29 orang 82,9.
3. Distribusi tingkat pengetahuan responden
Tabel 5.3 Distribusi Kategori Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pencegahan Infeksi Pada
Masa Nifas di RB dan BPS Wilayah Puskesmas Sidomulyo Kota Pekanbaru Tahun 2009
No Tingkat Pengetahuan
N 1
Baik Pengetahuan tinggi 13
37,1 2
Tidak baik Pengetahuan rendah 22
62,9 Total
35 100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan bidan tentang pencegahan infeksi pada masa nifas yaitu mempunyai pengetahuan rendah
sebanyak 22 orang 62,9, sedangkan paling sedikit mempunyai tingkat pengetahuan tinggi yaitu sebanyak 13 orang 37,1.
Universitas Sumatera Utara
4. Hubungan krateristik dengan tingkat pengetahuan responden
Untuk melihat hubungan antara variabel independen variabel bebas yaitu karakteristik responden meliputi umur, pendidikan, dan lama bekerja dengan
variabel dependen variabel terikat yaitu tingkat pengetahuan responden, dengan
analisa sebagai berikut :
Tabel 5.4.1 Hubungan Umur Responden dengan Tingkat Pengetahuan Responden Tentang
Pencegahan Infeksi Pada Masa Nifas di RB dan BPS Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo
Kota Pekanbaru Tahun 2009
No Umur
Responden Tingkat Pengetahuan Responden tentang
Pencegahan Infeksi pada Masa Nifas Total
Nilai P OR
Baik
Pengetahuan tinggi
Tidak Baik
Pengetahuan rendah
n N
n 0,003
0,07 1
20 – 35 tahun 2
11,1 16
88,9 18
100 2
35 tahun 11
64,7 6
35,3 17
100 Jumlah
13 37,1
22 62,9
35 100
Analisa data dengan uji Chi-Square
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa analisa hubungan antara umur responden dengan tingkat pengetahuan responden tentang pencegahan infeksi pada masa nifas
diperoleh dari 18 orang yang berumur antara 20-35 tahun diperoleh bahwa responden mempunyai tingkat pengetahuan baik pengetahuan tinggi yaitu sebanyak 2 orang
11,1 dan responden yang mempunyai pengetahuan tidak baik pengetahuan rendah yaitu sebanyak 16 orang 88,9. Dari 17 responden yang berumur 35 tahun
diperoleh bahwa responden mempunyai tingkat pengetahuan baik pengetahuan tinggi
Universitas Sumatera Utara
yaitu sebanyak 11 orang 64,7 dan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tidak baik pengetahuan rendah yaitu sebanyak 6 orang 35,3
Hasil analisis statistik hubungan antara umur responden dengan tingkat pengetahuan responden diperoleh nilai p = 0,003. Hal ini berarti terdapat hubungan
antara umur responden dengan tingkat pengetahuan responden tentang pencegahan infeksi pada masa nifas di RB dan BPS wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo kota
Pekanbaru Tahun 2009. Pada hasil uji statistik diperoleh nilai OR yaitu 0,07 berarti bidan yang berumur
35 tahun tahun mempunyai peluang 0,07 kali lebih besar untuk memperoleh tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan bidan yang berumur antara 20-35
tahun.
Tabel 5.4.2 Hubungan Pendidikan Responden dengan Tingkat Pengetahuan Responden Tentang
Pencegahan Infeksi Pada Masa Nifas di RB dan BPS Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo
Kota Pekanbaru Tahun 2009
No Pendidikan
Responden Tingkat Pengetahuan Responden tentang
Pencegahan Infeksi pada Masa Nifas Total
Nilai P OR
Baik
Pengetahuan tinggi
Tidak Baik
Pengetahuan rendah
N n
n
0,013 0,08
1 Pendidikan
Menengah SPK
1 8,30
11 91,7
12 100
2 Pendidikan
Tinggi DI dan DIII
12 52,2
11 47,8
23 100
Jumlah 13
37,1 22
62,9 35
100
Analisa data dengan uji Chi-Square
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang berpendidikan menengah SPK mempunyai pengetahuan baik pengetahuan tinggi sebanyak 1 orang
8,3 berpengetahuan tidak baik pengetahuan rendah sebanyak 11 orang 91,7 . Pada responden yang berpendidikan tinggi DI dan DIII memiliki tingkat pengetahuan
yang baik pengetahuan tinggi sebanyak 12 orang 52,2 dan berpengetahuan tidak baik pengetahuan rendah sebanyak 11 orang 62,9.
Hasil analisis statistik hubungan antara pendidikan responden dengan tingkat pengetahuan responden diperoleh nilai p = 0,013. Hal ini berarti terdapat hubungan
antara umur responden dengan tingkat pengetahuan responden tentang pencegahan infeksi pada masa nifas di RB dan BPS wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo kota
Pekanbaru Tahun 2009. Pada hasil statistik diperoleh nilai OR yaitu 0,08 berarti bidan yang
berpengetahuan tinggi DI dan DIII mempunyai peluang 0,08 kali lebih besar untuk memperoleh tingkat pengetahuan yang lebih baik pengetahuan tinggi dibandingkan
dengan bidan yang berpendidikan rendah SPK.
Tabel 5.4.3 Hubungan Lama Bekerja Responden dengan Tingkat Pengetahuan Responden Tentang
Pencegahan Infeksi Pada Masa Nifas di RB dan BPS Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo
Kota Pekanbaru Tahun 2009
No Lama Bekerja
Responden Tingkat Pengetahuan Responden
tentang Pencegahan Infeksi pada Masa Nifas
Total
Nilai P
OR Baik
Pengetahuan tinggi Tidak Baik
Pengetahuan rendah
n n
n 0,016
0,10 1
1 – 10 Tahun 2
12,5 14
87,5 16
100 2
10 Tahun 11
57,9 8
42,1 19
100 Jumlah
13 37,1
22 62,9
35 100
Analisa data dengan uji Chi-Square
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas hubungan antara lama bekerja responden dengan tingkat pengetahuan responden diperoleh responden yang lama bekerja 1-10 tahun mempunyai
tingkat pengetahuan baik pengetahuan tinggi sebanyak 2 orang 12,5, berpengetahuan tidak baik pengetahuan rendah sebanyak 14 orang 87,5. Sedangkan
responden yang mempunyai lama bekerja 10 tahun memiliki pengetahuan baik pengetahuan tinggi sebanyak 11 orang 57,9 berpengetahuan tidak baik
pengetahuan rendah sebanyak 8 orang 42,1. Hasil analisis statistik hubungan antara lama bekerja responden dengan tingkat
pengetahuan responden diperoleh nilai p = 0,016. Hal ini berarti terdapat hubungan antara lama bekerja responden dengan tingkat pengetahuan responden tentang
pencegahan infeksi pada masa nifas di RB dan BPS wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo kota Pekanbaru Tahun 2009.
Pada hasil diperoleh nilai OR yaitu 0,10 berarti bidan yang lama bekerja 10 tahun mempunyai peluang 0,10 kali lebih besar untuk memperoleh tingkat pengetahuan
yang lebih baik pengetahuan tinggi dibandingkan dengan bidan yang mempunyai lama bekerja 1 – 10 tahun.
B. PEMBAHASAN 1. Interpretasi Dan Diskusi Hasil
a. Karakteristik responden
Dalam penelitian ini karakteristik bidan dari 35 responden sebagian besar responden berumur antara 35 tahun yaitu sebanyak 17 orang 48,6. Berdasarkan
pendidikan sebagian besar responden berpendidikan tinggi DI dan DIII yaitu
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 23 orang 65,7. Berdasarkan lama bekerja responden sebagian besar responden mempunyai lama bekerja 10 tahun yaitu 19 orang 54,3.
b. Tingkat pengetahuan responden tentang pencegahan infeksi pada masa nifas Sebagian besar bidan tidak mengetahui tentang bagaimana pencegahan
infeksi yang dilakukan, hal ini dijumpai dari hasil penelitian bahwa bidan yang mempunyai pengetahuan baik pengetahuan tinggi sebanyak 13 orang 37,1 dan
bidan yang mempunyai pengetahuan tidak baik pengetahua rendah yaitu sebanyak 22 orang 62,9.
Menurut Prasetya,2007, pengetahuan merupakan segala sesuatu yang ada di kepala kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki.
Selain dari pengalaman kita juga harus tahu karena diberitahu oleh orang lain. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa banyak
responden yang memberikan jawaban yang banyak salah, yaitu pada pertanyaan tentang pengertian dari pembersihan alat.
Ketidaktahuan ini dapat disebabkan karena masih dijumpai bidan yang berpendidikan menegah SPK yaitu sebanyak 12 orang 34,1, karena pendidikan
yang rendah mempengaruhi pemahaman seseorang dalam memperoleh pengetahun. c.
Hubungan karakteristik responden dengan tingkat pengetahuan responden tentang pencegahan infeksi pada masa nifas di RB dan BPS wilayah kerja Puskesmas kota
Pekanbaru Tahun 2009 1. Umur responden
Adanya hubungan antara umur responden dengan tingkat pengetahuan responden tentang tentang pencegahan infeksi pada masa nifas karena diperoleh
nilai p = 0,003. Hal ini ada hubungannya dengan teori yang telah dikemukakan pada
Universitas Sumatera Utara
tinjauan teoritis. Menurut Nursalam 2000 bahwa semakin cukup tingkat kematangan seseorang, sehingga orang tersebut akan lebih matang dalam berfikir
dan bekerja. Sarwono 2008 juga mengemukakan bahwa memori atau daya ingat seseorang
itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang maka dapat berpengaruh pada bertambahnya
pengetahuan yang diperoleh. Hasil penelitian ini diketahui bahwa responden yang berumur 35 tahun mempunyai pengetahuan yang lebih baik pengetahuan tinggi
tentang pencegahan infeksi pada masa nifas, sedangkan untuk responden yang berumur 20-35 tahun, sebagian besar berpngetahuan tidak baik rendah tentang
pencegahan infeksi pada masa nifas. Hal ini sesuai dengan teori yang telah dikemukakan diatas, sehingga hasil teori dengan hasil statistik yang dilaklakukan
dimana adanya hubungan bahwa semakin cukup umur seseorang, maka tingkat kematangan dan kekuatannya akan semakin baik dalam berfikir dan bekerja.
2. Pendidikan responden. Adanya hubungan antara pendidikan responden dengan tingkat pengetahuan
responden tentang pencegahan infeksi pada masa nifas karena diperoleh nilai p = 0,013. Pendidikan dianggap memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas
manusia melalui pendidikan. Implikasinya semakin tinggi tingkat pendidikan hidup manusia, maka akan semakin mudah untuk menerima hal-hal baru. Machfoedz,
2003, hlm 23
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan pada penelitian ini, terdapat kesesuaian antara hasil penelitian dengan teori yang telah dipaparkan di atas.
Dimana dari hasil penelitian didapatkan responden yang berpendidikan tinggi DI dan DIII memiliki pengetahuan yang lebih baik bila dibandingkan dengan
responden yang berpendidikan menengahSPK. Berdasarkan teori yang ada, bahwa pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Notoatmojo,
2003,hlm ; 121 Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa seseorang yang berpendidikan lebih
tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya rendah.
3. Lama bekerja Adanya hubungan antara lama bekerja responden dengan tingkat pengetahuan
responden tentang pencegahan infeksi pada masa nifas karena diperoleh nilai p = 0,016. dimana hasil yang didapat responden yang mempunyai lama bekerja 10
tahun memiliki pengetahuan lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang mempunyai lama bekerja 1-10 tahun. Hal ini sesuai dengan teori yang telah
dikemukakan. Menurut Mangkuprawira 2004 bahwa lama bekerja dapat diartikan dengan pengalaman seseorang selama memberikan pelayanan baik di instansi
pemerintah atau swasta. Semakin lama bekerja seseorang semakin banyak pengalaman yang di dapat dan semakin banyak kasus yang dihadapi, sehingga
seseorang tersebut akan terampil dalam menyelesaikan pekekerjaannya. Menurut Cherin 2009 pengalaman akan menghasilkan pemahaman yang
berbeda bagi tiap individu, maka pengalaman mempunyai kaitan dengan
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan. seseorang yang mempunyai pengalaman banyak akan menambah pengetahuan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang mempunyai lama bekerja 10 tahun mempunyai pengetahuan baik pengetahuan tinggi dan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang mempunyai lama bekerja 1-10 tahun.
2. Implikasi Terhadap Pelayanan Dan Penelitian
1. Untuk pelayanan kebidanan Penelitian ini memberikan informasi kepada setiap tenaga kesehatan khususnya
bidan yang mana dalam hal ini bidan memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu nifas tentang pencegahan infeksi pada masa nifas. Pencegahan infeksi pada masa
nifas merupakan salah satu cara untuk mencegah peningkatan AKI pada ibu nifas. Sudah seharusnya sebagai tenaga kesehatan harus mengajarkan,memberitahu, dan
mengindahkan teknik pencegahan infeksi pada masa nifas meliputi pencegahan dari sterilisasi alat, perawatan payudara dan perawatan luka perineum yang baik dan
benar.
2. Untuk pendidikan kebidanan Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan bagi pengembangan
ilmu kebidanan khususnya pengembangan pada pendidikan kebidanan tentang pencegahan infeksi pada masa nifas.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Karakteristik bidan berdasarkan umur, pendidikan dan lama bekerja dapat
diketahui dari 35 responden sebagian besar reponden mempunyai umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 18 orang 88,9, berdasarkan pendidikan sebgian besar
responden berpendidikan tinggi DI dan DIII sebanyak 23 orang 65,7, dan sebagian responden mempunyai lama bekerja 10 tahun sebanyak 19 orang
54,3 2.
Berdasarkan tingkat pengetahuan bidan tentang pencegahan infeksi pada masa nifas diketahui dari 35 responden sebagian besar responden memiliki
pengetahuan tidak baik pengetahua rendah yaitu sebanyak 22 orang 62,9. 3.
Berdasarkan hubungan karakteristik bidan dengan tingkat pengetahuan responden diketahui bahwa adanya hubungan antara umur responden dengan
tingkat pengetahuan responden tentang pencegahan infeksi pada masa nifas dimana dengan nilai p = 0,003 dan nilai OR=0,07, dimana bidan yang umur 20-
35 tahun mempunyai peluang 0,07 kali lebih besar untuk memperoleh tingkat pengethuan lebih baik pengetahuan tinggi, adanya hubungan antara pendidikan
responden dengan tingkat pengetahuan responden tentang pencegahan infeksi pada masa nifas dengan p = 0,013 dan nilai OR=0,08 dimana bidan yang
pendidikan tinggi DI dan DIII mempunyai peluang 0,08 kali lebih besar untuk
Universitas Sumatera Utara
memperoleh tingkat pengethuan lebih baik pengetahuan tinggi, adanya hubungan antara lama bekerja dengan tingkat pengetahuan responden tentang
pencegahan infeksi pada masa nifas dengan p = 0,016 dan nilai OR=0,10, sehingga bidan yang lama bekerja 10 tahun mempunyai peluang 0,08 kali
lebih besar untuk memperoleh tingkat pengethuan lebih baik pengetahuan tinggi
B. Saran