Pendidikan Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1. Umur

kematian dapat diperhatikan menurut umur. Asamar dan Eko, 2005.hlm: 25 Hartanto 2003 mengatakan bahwa semakin muda usia seseorang semakin sedikit pengalaman yang dimiliki seseorang, namun sebaliknya semakin tinggi tingkatan umur seseorang pengalaman yang didapat semakin lebih banyak oleh karena itu sangat penting bila umur dapat dikaitkan dengan pengetahuan seseorang. Sarwono 2008 mengemukakan bahwa memori atau daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang maka, dapat berpngaruh pada bertambahnya pengetahuan yang diperoleh Dalam teori Hurlock yang dikutip oleh Nursalam 2003 semakin cukup tingkat kematangan dan kekuatan seseorang, maka akan lebih matang orang tersebut dalam berfikir dan berkerja. Hal ini sebagai akibat dari kematangan jiwanya.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah dasar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan pengajaran dan latihan bagi perananya dimasa yang akan datang Undang-Undang RI, 2003 Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan, artinya pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain. Dalam hal ini tingkat pendidikan mempunyai hubungan erat dengan faktor-faktor sosial,ekonomi, dan perilaku Universitas Sumatera Utara demografi seperti pendapatan, gaya hidup, pola reproduksi, status kesehatan anak, dan kondisi perumahan. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang karena dapat membuat seseorang untuk lebih menerima ide-ide atau teknologi baru. Notoatmodjo, 2003, hlm: 10 dan 16. Pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan pelayanan kebidanan. Keduanya berjalan berhubungan dengan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kebidanan. Pendidikan bidan mencakup pendidikan formal dan nonformal. Pendidikan seorang bidan sudah dimulai sejak tahun 1851 pada masa ini pendidikan dilaksanakan berdasarkan tuntutan pemenuhan kebutuhan pelayanan, namun pendidikan ini tidak berlangsung lama karena kurangnya peserta didik dan adanya larangan ataupun pembatasan bagi wanita untuk keluar rumah. Tahun 1974 Departemen Kesehatan melakukan penyederhanaan pendidikan tenaga kesehatan nonsarjana. Sekolah Pendidikan Lanjutan Jenjang Kebidanan SPLJK ditutup dan dibukanya Sekolah Perawat Kesehatan SPK dengan tujuan meningkatkan tenaga multi tujuan dilapangan yang salah satu tugasnya adalah menolong persalinan normal. Akan tetapi dengan adanya perbedaan falsafah dan kurikulum terutama berkaitan dengan kemampuan seorang bidan, maka tujuan pemerintah agar SPK dapat menolong persalinan tidak tercapai atau tidak berhasil. Tahun 1975 sampai 1984 pendidikan bidan ditutup. Namun Ikatan Bidan Indonesia IBI tetap ada. Tahun 1985 dibuka lagi program pendidikan bidan untuk lulusan SPR dan SPK, lama pendidikan ini selama satu tahun dan lulusannya. Pada tahun 1996 Diploma III kebidanan di buka perkembangan jumlah instistusi penyelenggaraannya sangat cepat. Hal ini membuktikan tingginya kesadaran akan pentingnya pendidikan tinggi bagi bidan dalam melaksanakan tugas pelayanannya menjadi lebih Universitas Sumatera Utara profesional. Pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok dan individu dengan harapan bahwa dengan adanya peran tersebut masyarakat, kelompok dan individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap ilmu pengetahuannya. Dengan kata lain dengan adanya pendidikan tersebut membawa akibat terhadap perubahan tingkatan ilmu pengetahuan dari seorang bidan ke arah yang lebih baik. Soepardan, 2008, hlm: 14 Pendidikan dianggap memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas manusia melalui pendidikan. Manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan dan dengan pengetahuan manusia akan dapat membangun keberadaan hidupnya dengan lebih baik. Implikasinya semakin tinggi tingkat pendidikan hidup manusia akan semakin berkualitas, dimana semakin tinggi pendidikan maka seseorang akan semakin mudah untuk menerima hal-hal yang baru dan mudah menyesuaikan diri dengan hal-hal baru tersebut, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa pendidikan rendah punya pengetahuan dan sikap yang lebih baik. Machfoedz, 2003, hlm 23

3. Lama bekerja

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Pencegahan Infeksi pada Saat Pertolongan Persalinan di Bidan Praktek Swasta Wilayah Kota Banda Aceh Tahun 2012

0 47 80

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Bidan Praktek Swasta Tentang Asuhan Sayang Ibu Pada Proses Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa

2 54 82

Hubungan Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Postpartum tentang Perawatan Masa Nifas di Ruang Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2009

1 44 64

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktik Swasta di Wilayah kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2010

1 35 78

Hubungan Karakteristik Responden Dengan Pelaksanaan Pencegahan Infeksi Nifas Oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Batu Enam Pematangsiantar Tahun 2010

2 47 71

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009

1 44 92

perilaku bidan dalam penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang medan tahun 2014

0 41 81

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MASA KERJA BIDAN DENGAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN LEMBAR PARTOGRAF Hubungan Pengetahuan Dan Masa Kerja Bidan Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Lembar Partograf Di Wilayah Kerja Ibi Ranting Ngemplak Boyolali Tahun 2013.

0 2 16

PELAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA SAAT PERTOLONGAN PERSALINAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA WILAYAH KOTA BANDA ACEH

0 1 10

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TENTANG IMUNISASI DENGAN PERILAKU PENGELOLAAN VAKSIN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA SE-WILAYAH RANTING TENGAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Bidan tentang Imunisasi dengan Perilaku Pengelolaan Vaksin di

0 0 9