Karakteristik Responden Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010. BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Responden

Pada tabel 4.1 terlihat bahwa pekerja yang paling banyak mengalami kecelakaan kerja berada pada umur 48-51 tahun sebanyak 10 orang 35,71. Hal ini disebabkan karena pekerja yang berumur tua sudah kurang memiliki kemampuan dalam bekerja. Menurut Benny dan Achmadi 1991 dalam penelitian test refleks memberikan kesimpulan bahwa ternyata golongan umur muda mempunyai kecenderungan untuk mendapatkan kecelakaan lebih rendah dibandingkan usia tua, karena mempunyai kecepatan reaksi lebih tinggi, mungkin hal ini disebabkan oleh karena kecerobohan atau kelalaian mereka terhadap pekerjaan yang dihadapinya. 16 Pada tabel 4.2 terlihat bahwa pekerja yang mengalami kecelakaan kerja paling banyak memiliki tingkat pendidikan SMP yaitu sebanyak 12 orang 42,86. Tingkat pendidikan SMP sebenarnya masih kurang untuk melakukan pekerjaan terutama di pabrik kelapa sawit Bah Jambi ini yang memiliki risiko tinggi dalam pekerjaannya. Hal ini dapat terjadi karena pada dasarnya pendidikan seseorang mempengaruhi cara berpikir dalam menghadapi pekerjaan, demikian juga dalam menerima latihan kerja baik praktek maupun teori termasuk diantaranya cara pencegahan ataupun cara menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Namun pada dasarnya pekerjaan yang Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010. dilakukan lebih membutuhkan pengalaman bekerja daripada pendidikan formal yang didapatkan. Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa 7 orang 25 pekerja yang mengalami kecelakaan kerja telah bekerja selama 17-21 tahun. Masa kerja yang dimiliki pekerja sekitar 17-21 tahun tersebut belum menentukan bahwa pengalaman untuk tingkat kewaspadaan sudah cukup. Pekerja yang telah bekerja di bawah 21 tahun lebih banyak mengalami kecelakaan kerja dibandingkan pekerja yang telah bekerja diatas 21 tahun. Masa kerja di tempat kerja yang bersangkutan berhubungan pengalaman untuk kewaspadaan terhadap kecelakaan. Untuk itu, pengalaman kerja yang sedikit terutama di perusahaan yang berisiko tinggi terhadap terjadinya kecelakaan kerja akan mengakibatkan besarnya kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 27 pekerja yang mengalami kecelakaan kerja memiliki pengetahuan sedang yaitu sebanyak 15 orang 55,56. Pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dari 28 orang menjadi 27 orang disebabkan karena 1 orang pekerja telah meninggal dunia karena sakit bukan karena kecelakaan kerja. Perbuatan atau tindakan dapat bertahan lama jika didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan manfaat dan kerugian dari perbuatan atau tindakan tersebut. Apabila pengetahuan kurang mengenai risiko pekerjaannya maka mereka akan bersikap tidak peduli dalam tindakannya, serta tidak akan mematuhi peraturan dan pedoman K3, antara lain bekerja menggunakan alat-alat kerja tidak sesuai dengan fungsinya, tidak menggunakan alat pelindung diri pada saat bekerja, bekerja dengan ceroboh dan kurang hati-hati. Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010. Pada tabel 4.5 terlihat bahwa pekerja yang mengalami kecelakaan kerja paling banyak yang bekerja di bagianunit operator rebusan sebanyak 15 orang 53,57. Hal ini disebabkan karena pekerjaan di bagianunit operator rebusan memiliki resiko tinggi terjadinya kecelakaan. Berdasarkan pengamatan, bekerja di bagianunit rebusan memiliki risiko tinggi karena tempat kerjanya menggunakan alat yaitu ketel rebusan dan menggunakan air soda dan stomp uap rebusan yang berisiko terjadinya kecelakaan yang menghasilkan panas untuk perebusan inti sawit. Pekerja di bagian operator rebusan mengalami kecelakaan seperti tersembur stomp uap rebusan, air soda,air kondensat rebusan, minyak panas, api pada saat mencongkel kerak ketel dan terjepit lori, serta terpeleset di lantai yang licin. Jenis-jenis pekerjaan mempunyai peranan besar dalam menentukan jumlah dan macam kecelakaan. Lain bidang pekerjaanya, lain pula tingkat risiko terkaitnya dan angka kejadian kecelakaan bervariasi menurut bidang pekerjaannya. Kurangnya pengalaman bisa jadi penentu kecelakaan penting di kalangan mereka yang baru saja diperkerjakan di suatu bidang pekerjaan tertentu, tetapi selanjutnya pengalaman kurang berperan. 2

5.2. Gambaran Lingkungan Kerja