Aspek Penilaian Teknik Pengolahan Data Mempertanggungjawabkan program-program K3 dengan memonitor dan

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

3.6. Aspek Penilaian

Variabel pengetahuan tenaga kerja dinilai dengan memberi nilai terhadap kuesioner, dengan ketentuan : 1. Untuk pertanyaan yang jawabannya tahu akan diberi nilai 1 dan jawaban tidak tahu akan diberi nilai 0 nol. 2. Untuk pertanyaan yang membutuhkan jawaban bisa lebih dari satu akan diberi nilai maksimum 5 dan nilai minimum 1 1 jawaban diberi nlai 1 Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, maka dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori : 1 Tingkat pengetahuan baik, apabila responden mendapat nilai 75 dari nilai maksimum 34 2 Tingkat pengetahuan sedang, apabila responden mendapat nilai 40-75 dari nilai maksimum 34 3 Tingkat pengetahuan kurang, apabila responden hanya mendapat nilai 40 dari nilai maksimum 34. 8

3.7. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh akan diolah secara manual dan disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi. Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010. BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Profil Perusahaan Kebun Bah Jambi adalah salah satu Unit Usaha dari PT. Perkebunan Nusantara IV Persero berada di Kabupaten Simalungun Sumatera Utara dan berkantor pusat di Jl. Letjend. Suprapto Medan. Kebun Bah Jambi ini bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang menghasilkan minyak CPO dan inti PK. Semula kebun Bah Jambi adalah milik swasta asing NV, HVA Handle Veronigging of Amsterdam dari negeri Belanda, komoditinya Budidaya Sisal Agave Sisalana. Tanggal 02 Mei 1959 diambil alih oleh Pemerintah berdasarkan Peratuiran No. 19 dalam lembaran Negara No. 31, tahun 1959 dengan peralihan status menjadi PPN Baru sampai dengan tahun 1963. Pada tahun 1963 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1963, Perusahaan Perkebunan Negara dibagi menurut wilayah dari PPN Aneka Tanaman Antan I sd XIII dan Kebun Bah Jambi masuk dalam PPN Sumut III sealnjutnya berubah nama PPN Antan III sampai dengan tahun 1968. Tahun 1968 sebagaimana Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1968, dalam regrouping perkebunan dari PPN Aneka Tanaman III, IV, PPN karet VI dan PPN serat Sumut menjadi Perusahaan Negara Perkebunan VII PN. Perkebunan VII. Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010. Tanggal 14 Januari 1985, PN. Perkebunan VII diperserokan menjadi Perusahaan Perseroan PT. Perkebunan VII PTP VII. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1996, PT. Perkebunan VII dilebur, selanjutnya dilaksanakan penggabungan Merger PTP di wilayah Sumatera Utara dan PT. Perkebunan VI, PT. Perkebunan VII, PT. Perkebunan VIII dilebur menjadi satu Badan Usaha PT. Perkebunan Nusantara IV Persero. Dalam industri khususnya di pabrik kelapa sawit, perlu adanya keselamatan dan kesehatan kerja untuk mencegah atau menanggulangi kecelakaan kerja. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di Pabrik Kelapa Sawit PKS ini telah mendapat perhatian dengan telah dibentuknya P2K3, disediakannya alat pelindung diri, dan pembekalan beberapa karyawan dengan pengetahuan K3 dengan mengirim mereka di berbagai pelatihan yang berkaitan dengan masalah K3.

4.1.2. Letak Geografis

Lokasi kebun Bah jambi berada di Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi dan Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun. Jarak kebun Bah jambi dengan kota Medan sebagai ibu kota propinsi Sumatera Utara berkisar 147 Km, dan dari kota Pematangsiantar 19 Km. Topografi tanah keadaannya sedikit bergelombang dan berbukit. Jenis tanah Podolik Coklat Kuning PCK dan Podsolik Coklat PC. Kebun Bah Jambi memiliki luas HGU 8.060,5 Ha, terdiri dari 9 afdeling tanaman kelapa sawit, emplasmen, pembibitan, pabrik dan kolam limbah. Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

4.1.3. Proses Produksi Produk yang Dihasilkan

Minyak sawit disebut juga Crude Palm Oil CPO dan inti sawit adalah hasil pengolahan tandan Buah segar TBS kelapa sawit. Untuk mendapatkan minyak sawit CPO dan inti sawit diperlukan 2 proses, yaitu : 1. Pengolahan minyak sawit dari daging buah a. Penimbangan Buah yang telah dipanen diangkut truk dari kebun kemudian dibawa ke bagian penimbangan. b. Penimbunan buah Loading Ramp Setelah buah sawit ditimbang diteruskan ke tempat penimbunan buah, yang berfungsi untuk : • Penampungan tandan buah segar dari truk ke lori • Mengurangi kadar kotoran, sampah dan pasir serta tanah yang terikut pada buah sawit. c. Pengisian ke lori rebusan Boogies and Cases Dari Loading Ramp dengan alat Hidrolic Dumper, TBS dituang ke lori rebusan dan didorong ke tempat rebusan. d. Perebusan Sterilizer e. Penebahan Threshing Station Setelah buah masak dari rebusan maka lori buah diangkat dengan Hoisting Crane ke penebahan Automatic Feeder. f. Pengadukan dan pelumatan Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010. Buah sawit gester alat pengaduk diaduk dan disayat oleh pisau-pisau yang berputar sehingga daging buah sawit terlepas dari bijinya dan langsung masuk ke pengempaan. g. Pengempaan Pressing Pengempaan digunakan untuk memisahkan minyak kasar Crude Oil dari daging buah. Selanjutnya minyak jatuh ke Vibrating Screen untuk disaring dan dimurnikan. h. Pemurnian minyak Clarification Stasiun klarifikasi adalah stasiun terakhir pengolahan minyak. Pada pemurnian minyak ada beberapa tahap, yaitu : • Pemisahan pertama • Pemasakan minyak • Pemurnian dan pembersihan minyak • Pengeringan minyak 2. Pengolahan inti a. Pemisahan ampas dan biji Serat-serat dan biji yang dialirkan ke cake braker conveyer kemudian dipisahkan dengan alat vibre silicon sehingga ampas terhisap keluar untuk dibawa ke boiler, sedangkan cangkang tersebut jatuh ke nut polish drum yang kemudian dialirkan ke nut silo. b. Pemeraman biji Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010. Dilakukan di Nut Silo sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum dipecah. c. Pemecahan biji Bertujuan untuk memisahkan biji yang besar, sedang dan kecil yang semuanya dipecah sehingga menjadi biji pecah, cangkang, inti sawit, dan kotoran. d. Pemisahan abu cangkang dan inti Untuk memperoleh biji utuh dan campuran pecahan agar dikirim ke boiler. e. Pengeringan inti Dikeringkan dengan meniupkan udara panas melalui elemen pemanas. f. Pensortiran inti Memilih inti yang memenuhi kriteria serta memisahkannya dengan kotoran.

4.1.4. Kebijakan K3

Kebijakan K3 ditetapkan sebagai pernyataan komitmen perusahaan terhadap tujuan-tujuan K3 dan perbaikan kinerja K3. Kebijakan K3 merupakan pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh pengusaha atau pengurus yang memuat keseluruhan visi dan tujuan perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan K3, kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh dan bersifat umum. Dengan penuh tanggung jawab sosial untuk melindungi keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, keluarga, mitra kerja serta lingkungan hidup sekitarnya. Sebagai komitmen dalam memenuhi tanggung jawab tersebut, maka pimpinan Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010. manajemen PTPN IV Bah Jambi dengan ini memuat kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai berikut : 1. Mematuhi segala bentuk perundang-undangan dan peraturan pemerintah mengenai keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku. 2. Menyadari dengan sepenuhnya bahwa keselamatan dan kesehatan kerja adalah salah satu tujuan untuk mencapai terciptanya tempat kerja yang aman, efisiensi dan produktif di perusahaan dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam semua aspek pekerjaan untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. 3. Merawat dan mengawasi alat kerja yang disediakan serta membudayakan hidup disiplin, bersih, yang berwawasan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjaga stabilitas keamanan termasuk kebakaran peledakan dan pencemaran lingkungan. 4. Mengintegrasikan lingkungan kerja serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan dalam upaya melestarikan keselamatan dan kesehatan kerja maka perlu meningkatkan pengertian, kesadaran, pemahaman dan penghayatan keselamatan dan kesehatan kerja oleh semua unsur pimpinan dan para pekerja di PTPN IV Bah Jambi sesuai prosedur serta mensosialisasikan keselamatan dan kesehatan kerja di semua tempat kerja. 5. Memonitor serta menyelesaikan semua masalah yang ditimbulkan oleh kegiatanpekerjaan maupun kebiasaan yang merugikan keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan dengan musyawarah dan menginventarisir masalah tersebut sehingga tidak terulang kembali. Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010. 6. Untuk menjamin terlaksananya hal-hal tersebut di atas, perusahaan mengalokasikan sumber daya tenaga dan dana sesuai dengan kebutuhan operasi perusahaan. 7. Kebijakan ini dapat ditinjau kembali bila diperlukan. Pemeliharaan Kebijakan K3 1. Seluruh karyawan dan kontraktor bertanggung jawab mendukung dan menerapkan pernyataan kebijakan K3 tersebut. Untuk memastikan bahwa aktivitas yang dilaksanakan tidak bertentangan dengan pernyataan tersebut, seluruh karyawan perlu mendapatkan pelatihan dan penjelasan yang sesuai dengan kebijakan K3. 2. Manajemen perusahaan dalam menunjukkan komitmennya terhadap K3, melakukan hal-hal sebagai berikut : a Menempatkan organisasi P2K3 pada posisi yang dapat menentukan kebijakan di perusahaan khususnya dalam hal K3. b Menyediakan anggaran, SDM yang berkualitas dan sarana-sarana lain yang diperlukan dalam menunjang pelaksanaan program K3. c Menetapkan personil yang mempunyai tanggung jawab, wewenang dan kebijakan yang jelas dalam penanganan K3. d Menetapkan perencanaan K3 yang terkoordinir. e Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut perbaikan K3. Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

4.1.5. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3 adalah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan karyawan untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi aktif dalam penerapan sistem manajemen keselamatn dan kesehatan kerja SMK3. Fungsi P2K3 P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada Manajer Unit mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk itu P2K3 mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Menghimpun dan mengolah data tentang keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja. 2. Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap karyawan : a. Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan keselamatan dan kesehatan kerja. b. Faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja. c. Alat pelindung diri bagi karyawan yang bersangkutan. d. Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya. 3. Menyampaikan dan memberikan usulan penyelesaian keluhan-keluhan karyawan yang timbul akibat adanya perubahan tempatcaraalat kerja yang berpotensi menimbulkan bahaya kecelakaan atau penyakit akibat kerja. 4. Membantu Manajer unit dalam : a. Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja. Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010. b. Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik. c. Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. d. Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan. e. Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamtan kerja, higiene perusahaan, kesehatan kerja dan ergonomi. f. Mengembangkan pelayanan kesehatan karyawan. 5. Membantu Manajer Unit menyusun kebijakan manajemen dan pedoman kerja dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan. 6. Ikut serta dalam audit internal SMK3, inspeksi dan penyelidikan kecelakaan. 7. Membantu dan memberikan usulan program dan penyelesaian masalah-masalah K3 kepada manajer unit dengan : a. Menentukan langkah-langkah kebijakan demi tercapainya pelaksanaan program K3. b. Melaporkan pelaksanaan K3 di perusahaan kepada instansi yang berwenang.

c. Mempertanggungjawabkan program-program K3 dengan memonitor dan

mengevaluasi pelaksanaannya di lingkungan perusahaan. Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010. Struktur Organisasi P2K3 Kebun Bah jambi Sumber : Data Sistem Manajem Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3 PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2007 Tanggung Jawab 1. Ketua P2K3 : a. Pengawasan dilakukan oleh ketua umum untuk mengusahakan dan menjamin terlaksananya kegiatan P2K3 secara selaras dan sesuai dengan maksud dan tujuan kegiatan usaha perusahaan dan peraturan perudang- undangan tentang keselamatan kerja yang berlaku. b. Menetapkan dan memelihara kebijakan dan komitmen K3. c. Menetapkan tindakan pelaksanaan kebijakan K3. SEKRETARIS AHLI K3 Unit Kebun TIM INTERNAL AUDIT DOKUMEN KONTROL KETUA-I KDTU TIM LOGISTIK DAN KONSUMSI TIM PEMADAM KEBAKARAN FIRE CHIEF KETUA-II KD TAN ANGGOTA TIM PENYELAMATAN RESQUE TIM MANAJEMEN RESIKO KETUA-III KDT TIM EVAKUASI KESEHATAN MEDIS TIM INSPEKSI DAN INVESTIGASI KETUA-IV KDP Ketua Manajer Unit Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010. d. Menjalankan tugas penyelenggaraan SMK3 untuk kepentingan dan dengan mengindahkan peraturan perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. Membangun terbentuk dan terbinanya kinerja K3. f. Memastikan dijalankannya kegiatan-kegiatan K3 dengan cara-cara yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dan disepakati didalam prosedur P2K3. 2. Ketua-I P2K3 : a. Membantu dan melaksanakan pengurusan K3 baik untuk kepentingan perusahaan maupun keselamtan dan kesehatan pekerja.. b. Membantu dan memberikan saranpemikiran kepada ketua umum dalam melaksanakan fungsi manajemen di bidang komunikasi dan humas serta aspek-aspek hukum K3. c. Mengelola penyelenggaraan rapat-rapat P2K3. d. Mengurusmenyelenggarakan administrasi dan pengendalian dokumen P2K3. e. Menyusun rencana dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan karyawan dalam rangka menuju terbangunnya kompetensi dan kinerja K3. f. Menjalankan aspek hukum keselamatan kerja, yaitu aspek hukum yang berkaitan dengan perlindungan K3 serta sistem manajemen K3. g. Mengkomunikasikan kebijakan P2K3 kepada seluruh karyawan, pemasok dan kontraktor. h. Memberikan pelayanan informasi yang dibutuhkan tentang kondisi P2K3. Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010. i. Membina dan menjalin hubungan dengan institusiinstansi luarpemerintah, media masa, hubungan masyarakat, berikut kegiatan-kegiatan lainnya yang bersifat protokoler yang berhubungan dengan kegiatan K3. j. Membantu kelancaran dan pelaksanaan audit internal dan eksternal P2K3. k. Merencanakan, mengelola, dan mengevaluasi pengalokasian dana untuk mencapai sasaran penyelenggaraan P2K3. l. Merencanakan dan melaksanakan pengadaan barang-barang K3. m. Menyelenggarakan pergudangan untuk persediaan barang yang digunakan dalam proses produksi dan kegiatan K3. n. Bertanggung jawab kepada ketua umum. 3. Ketua-II P2K3 : a. Membantu dan melaksanakan pengurusan K3 baik untuk kepentingan perusahaan maupun keselamatan dan kesehatan pekerja. b. Mengatur tata tertib penggunaan fasilitas dan aset perusahaan. c. Menyelesaikan dan mengevaluasi persoalan-persoalan yang berkaitan denga aspek hukum keselamatan kerja. d. Memberi bimbingan dan konsultasi yang berkaitan dengan persoalan hukum yang berkaitan dengan keselamatan kerja kepada pejabat-pejabat di perusahaan. e. Mengelola kegiatan-kegiatan tanggap darurat dan bahaya kebakaran. f. Menyusun dan mengevaluasi norma-norma K3 dalam bidang teknik. g. Memonitor dan mengevaluasi kinerja K3 bidang teknik. Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010. h. Memonitor dan mengevaluasi kinerja K3 bidang instalasi, traksi, sipil dan listrik. i. Bertugas dan bertanggung jawab atas pencegahan dan pengendalian kecelakaan kerja di lingkungan kerja. j. Bertanggung jawab kepada ketua umum. 4. Ketua-III P2K3 : a. Membantu dan melaksanakan pengurusan K3 baik untuk kepentingan perusahaan maupun keselamatan dan kesehatan pekerja. b. Merumuskan sistem dan prosedur P2K3 dan memberikan bimbingan dan konsultasi bagi semua bidang tugas dalam pelaksanaannya. c. Menyusun pedoman pelayanan keselamatan dan kesehatan bagi karyawan. d. Mengikuti perkembangan undang-undang dan peraturan keselamatan kerja dan mensosialisasikannya ke seluruh bidang tugas perusahaan. e. Menyusun rencana strategik dan rencana jangka panjang penyelenggaraan SMK3. f. Melaksanakan analisa kinerja K3 dalam rangka penyusunan perencanaan kegiatan P2K3 yang sesuai dengan kondisi dan situasi serta merumuskan kebijakan dalam rangka antisipasi terhadap resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja. g. Meneliti, mengkaji, mengembangkan dan merumuskan teknologi, bahan dan sistem kerja yang akan dipergunakan di perusahaan. h. Meneliti, mengkaji dan mengembangkan alternatif solusi terhadap persoalan K3. Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010. i. Bertanggung jawab kepada ketua umum. 5. Sekretaris P2K3 : a. Sebagai AK3 perusahaan. b. Menjadi penghubung atau contact person antara P2K3 dengan instansi pemerintah terkait. c. Melaksanakan effektifitas dan effisiensi tugas kesekretariatan. d. Mengelola administrasi dan dokumentasi P2K3. e. Menjadi penghubung antara pekerja dan perusahaan dalam penyelesaian keluhan-keluhan yang timbul akibat terjadinya perubahan tempatcaraalat kerja yang dirasa membahayakan pekerja. f. Membuat laporan kepada instansi terkait yang berkenaan dengan unsafe act dan unsafe condition di tempat kerja. g. Bertanggung jawab kepada ketua P2K3. 6. Bidang Pengendalian Dokumen : a. Memastikan bahwa seluruh copy dokumen yang harus didistribusikan sesuai daftar distribusi dokumen telah didistribusikan. b. Memastikan bahwa semua dokumen atau catatan atau data K3 yang harus disebarluaskandisosialisasikan telah disebarluaskandisosialisasikan melalui papan pengumuman yang ada. c. Menempatkan, menyimpan dan mengendalikan dokumen, catatan, dan data K3 pada ruang control document sesuai arahan sekretaris P2K3. d. Membuat dan menyampaikan undangan rapat P2K3 sesuai arahan sekretaris P2K3. Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010. e. Bertanggung jawab kepada sekretaris P2K3. 7. Anggota P2K3 : a. Bertanggung jawab kepada pengurus P2K3. b. Melaksanakan dan membantu kelancaran pelaksanaan program yang telah disusun dan ditetapkan. c. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-04Men1987 bahwa setiap perusahaan harus membentuk P2K3. d. Manajer unit menetapkanmenghunjuk kepengurusan P2K3.

e. Sesuai Permenaker No. 05MEN1996, bahwa P2K3 dibentuk kemudian