Analisis hubungan luas lahan terhadap produktivitas

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis hubungan luas lahan terhadap produktivitas

Produktivitas yang dimaksudkan disini terbagi menjadi dua yaitu produktivitas berdasarkan jenis kopi merah dan produktivitas berdasarkan jenis kopi beras. Produktivitas pertama adalah produktivitas berdasarkan kuantitas produksi dalam bentuk buah merah kopi cherry red dalam satuan kgha. Adapun produktivitas disini dengan umur tanaman sampel keseluruhan yakni mulai 2 sampai 10 tahun. Analisis dilakukan terhadap luas lahan yang mempunyai hubungan terhadap produktivitas berikut yang dianalisis dengan menggunakan Uji Korelasi Sederhana. Tabel 10. Tabel Hasil pengujian hubungan luas lahan terhadap produktivitas buah merah kopi. Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .401 a .161 .131 1097.44934 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 4080.447 412.661 9.888 .000 luas lahan -1.535.956 663.148 -.401 -2.316 .028 Analisa Data Primer Lampiran 8a Tahun 2011. Dengan persamaan Y = 4080.447 – 1.535,956 X Y = Produktivitas buah merah kopi kgha X = Luas Lahan Ha Dari Tabel 10. diketahui bahwa terdapat hubungan luas lahan terhadap produktivitas adalah negatif ini berarti variabel luas lahan memiliki hubungan yang berlawanan terhadap produktivitas buah merah kopi. Koefisien korelasi r sebesar -0.401, R 2 sebesar 0.161, nilai t h5 sebesar 2.316, dan signifikansi sebesar 0.028. Adapun R 2 diperoleh sebesar 16.1 berarti terdapat pengaruh variabel luas lahan terhadap produktivitas buah merah kopi sebesar 16.1 sedangkan sisanya 83.9 dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidakditeliti pada model persamaan ini. Diketahui t hitung = 2.316 t tabel = 1.701 pada α 5 yang artinya Ho ditolak dan H 1 diterima yakni terdapat hubungan antara variabel luas lahan terhadap variabel produktivitas. Hasil uji analisis juga menunjukkan derajat signifikansi sebesar 0.028 0.05 artinya bahwa hubungan luas lahan terhadap produktivitas adalah nyata dengan demikian hipotesis 1 diterima. Diketahui koefisien regresi sebesar 0.401 sesuai dengan nilai hubungan korelasi menurut Guilford yakni ada hubungan yang sedang antara luas lahan terhadap produktivitas. Hubungan sedang disini merupakan dengan ukuran luas lahan yang sama tetapi bisa memberikan hasil produktivitas yang berbeda baik itu produksi yang tinggi maupun rendah. Sedangkan produktivitas yang kedua adalah produktivitas berdasarkan kuantitas produksi dalam jenis kopi beras dalam satuan kgha. Adapun produktivitas disini dihitung berdasarkan umur tanaman 2 sampai 8 tahun. Analisis dilakukan terhadap luas lahan yang mempunyai hubungan terhadap produktivitas berikut yang dianalisis dengan menggunakan Uji Korelasi Sederhana. Tabel 11. Tabel Hasil pengujian hubungan luas lahan terhadap produktivitas kopi beras. Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .480 a .230 .195 513.78593 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2001.130 232.746 8.598 .000 luas lahan -1078.673 420.461 -.480 -2.565 .018 Analisa Data Primer Lampiran 8c Tahun 2011. Dengan persamaan Y = 2001.130 – 1.078,673 X Y = Produktivitas kopi beras kgha X = Luas Lahan Ha Dari Tabel 11. diketahui bahwa terdapat hubungan luas lahan terhadap produktivitas adalah negatif ini berarti variabel luas lahan memiliki hubungan yang berlawanan terhadap produktivitas kopi beras. Koefisien korelasi r sebesar -0.480, R 2 sebesar 0.23, nilai t h5 sebesar 2.316, dan signifikansi sebesar 0.028. Adapun nilai R 2 yaitu 0.23 bahwa variabel luas lahan dapat mempengaruhi produktivitas kopi beras sebesar 23 sedangkan sisanya 77 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada model persamaan ini. Diketahui t hitung = 2.134 t tabel = 1.721 pada α 5 yang artinya Ho ditolak dan H 1 diterima yakni terdapat hubungan antara variabel luas lahan terhadap variabel produktivitas. Hasil uji analisis juga menunjukkan derajat signifikansi sebesar 0.028 0.05 artinya bahwa hubungan luas lahan terhadap produktivitas adalah nyata dengan demikian hipotesis 1 diterima. Diketahui koefisien korelasi sebesar 0.401 untuk produktivitas buah merah kopi dan koefisien korelasi sebesar 0.480 untuk produktivitas kopi beras hal ini sesuai dengan nilai hubungan korelasi menurut Guilford yakni ada hubungan yang sedang antara luas lahan terhadap produktivitas. Hubungan sedang disini merupakan dengan ukuran luas lahan yang sama tetapi bisa memberikan hasil produktivitas yang berbeda baik itu produksi yang tinggi maupun rendah. Baik produktivitas berdasarkan buah merah kopi dan kopi beras memiliki hubungan yang sedang hal ini dilatar-belakangi dengan apabila luas lahan semakin luas tidak menjamin pemupukan dan pemeliharaan pada tanaman menjadi semakin efektif yang akan meningkatkan produktivitas dan ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mubyarto, 1991 bahwa usahatani dikatakan intensif jika menggunaan lebih banyak faktor produksi tenaga kerja dan modal atas sebidang tanah tertentu untuk mencapai hasil produksi yang lebih besar. Sebaliknya ekstensifikasi sebagai perluasan lahan. Kalau dalam pengerjaan tanah yang semakin intensif petani terus menerus menambah tenaga modal atas tanah yang sudah ada maka dalam pengerjaan tanah yang ekstensif penggunaan tenaga dan modal dikurangi untuk dipindahkan ke pertanian lainnya. Ekstensifikasi disini ditujukan karena adanya sistem budaya usahatani polikultur di daerah penelitian maka petani sampel menggunakan sebagian lahannya lagi untu berusahatani lain seperti usahatani cabai, tembakau, kopi Robusta, dan sawi. Dalam melakukan pembibitan dan pemeliharaan pada tanaman kopi Arabika petani sampel cenderung lebih menggunakan tenaga kerja dalam keluarga sedangkan penggunaan tenaga kerja luar hanya untuk kegiatan panen dan pasca panen saja. Hal ini tentu mempengaruhi pola usahatani mereka oleh sebab itu dengan luas lahan yang dibwah 0.5 Ha petani sampel dapat lebih memaksimalkan peningkatan produksi dengan lebih leluasa melakukan pemeliharaan tanaman kopi yang teratur dan ini tidak sama halnya dengan lahan yang semakin luas. Seiring bertambahnya luas lahan maka biaya produksi yang dikeluarkan juga semakin besar seperti biaya tetap penyusutan alat, PBB, biaya variabel seperti biaya pembelian sarana produksi bibit, pupuk, dan obat-obatan, dan tenaga kerja tentu semakin bertambah sementara kenyataan di lapangan petani sampel belum menerapkan usahatani yang intensif seperti tenaga kerja yang dibutuhkan semakin banyak, seperti yang telah dijelaskan bahwa sebagian besar petani sampel menggunakan tenaga kerja luar hanya dalam melakukan pekerjaan panen, dan pasca panen saja dan sistem pengupahan untuk tenaga kerja di daerah penelitian adalah sistem harian sehingga semakin lebar luas lahan maka semakin banyak jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Pada daerah penelitian juga memiliki topografi dengan kemiringan sekitar 60 sehingga sebagian besar petani sampel maupun tenaga kerja mengalami kesulitan dalam mengutip hasil panen buah merah sehingga apabila luas lahan semakin luas maka kesulitan ini tentu dapat mengurangi jumlah hasil panen buah merah yang diperoleh dan ini berdampak juga ke kuantitas kopi beras yang merupakan hasil dari pengolahan pasca panen buah merah. Dan pada akhirnya produktivitas luas lahan yang diperoleh juga ikut menurun. Sebagian besar petani sampel menyamaratakan penggunaan pupuk kepada tanaman yang lain sehingga ukuran standarisasi intensitas pemupukan tidak sesuai padahal menurut Anggara,2011 intensitas pemupukan seharusnya dilakukan 2 kali dalam setahun pada saat awal bulan musim hujan yaitu bulan Oktober-Januari dan pada saat akhir musim hujan yaitu bulan April-Juni dan semakin bertambah umur tanaman kopi maka semakin banyak dosis pupuk yang diberi tetapi banyak dari petani sampel melakukan intensitas pemupukan hanya satu kali saja karena keterbatasan biaya atau penggunaan modal yang tidak mencukupi sehingga membuat usahatani menjadi tidak intensif. Petani sampel juga terkesan tidak peduli dengan perawatan dan pemeliharaan yang efektif mengingat umur tanaman kopi Arabika yang memiliki masa produksi tidak lebih dari 10 tahun yang merupakan alasan sebagian besar mereka sepetani sampel tidak banyak menggunakan luas lahan lebih dari 1 Ha untuk berusahatani.

5.2 Pengaruh Umur Tanaman Terhadap Produktivitas